Merangkak merupakan salah satu milestone yang perlu dipelajari oleh bayi. Namun, ada beberapa bayi yang langsung belajar berjalan tanpa merangkak terlebih dahulu. Lalu, sebenarnya bolehkah bayi tidak merangkak?
Mungkin beberapa orang tua merasa bangga jika bayi kecil mereka sudah bisa berjalan lebih dahulu dibanding teman seusianya. Namun, jika bayi berjalan tanpa belajar merangkak terlebih dahulu, ketahuilah bahwa bisa jadi ia melewatkan salah satu perkembangan penting dalam awal kehidupannya.
Mengutip dari Breaking Muscle, merangkak termasuk dalam gerakan kontra-lateral atau gerakan anggota tubuh berlawanan yang terkoordinasi. Gerakan ini adalah dasar dari pola berjalan.
Secara umum, merangkak mengajarkan bahu dan pinggul bagaimana bekerja bersama secara terkoordinasi. Secara refleks, ketika merangkak, otot-otot di seluruh lengan, kaki, dan dada bekerja melalui saraf sensorik atau mechano-receptors yang terdapat di tangan dan kaki.
Saraf sensorik ini bertindak seperti tombol. Jika tombol tersebut ditekan, otot-otot di seluruh tubuh akan langsung berkontraksi untuk menguatkannya. Nah, apa yang terjadi jika bayi melewatkan fase yang penting ini?
Jika gerakan lain dan koordinasi tubuhnya baik, perlu diingat bahwa merangkak tidak ada dalam chart for milestones dokter. Adakalanya bayi terlambat merangkak, misalkan memasuki usia 1 tahun, atau tidak melalui fase merangkak dan langsung berdiri dan merambat.
Hal ini terkadang bisa merupakan hal yang normal dan tidak memengaruhi perkembangannya di kemudian hari. Namun demikian, gerakan merangkak memiliki banyak keuntungan bagi bayi.
Artikel Terkait: 5 Tanda Bayi Akan Merangkak dan Cara Menstimulasinya
Keuntungan Bayi Merangkak
Beragam keuntungan bayi merangkak yang patut orang tua tahu. (Sumber: Shutterstock)
1. Baik untuk Postur Tubuh
Ketika anak merangkak, ia berlatih untuk menjaga kepalanya tetap tegak sehingga memperkuat otot leher dan punggungnya sehingga postur tubuhnya tetap terjaga dengan baik.
2. Berpengaruh terhadap Kemampuan Motorik Anak
Otot-otot lengan dan kaki yang penting untuk mengontrol lengan dan jari untuk kegiatan yang akan ia jalani ketika sudah lebih besar nanti diperkuat melalui merangkak. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan motorik halus anak seperti menggunting, menggambar, menulis, dan lain sebagainya.
3. Berpengaruh pada Kemampuan Kognitif
Gerakan silang yang dilakukan saat merangkak akan memberikan rotasi kecil di tulang belakang untuk jalan tegak yang mulus dan alami. Penelitian menunjukkan bahwa gerakan silang akan mendorong kolaborasi antara dua bagian otak dan juga koordinasi mata dan tangan anak. Ini bermanfaat ketika nanti anak belajar menulis dan membaca.
Merangkak juga mendorong pertumbuhan dan koneksi antar sel otak. Semakin banyak anak merangkak, maka semakin banyak koneksi yang mereka bangun pada otaknya.
Profesor pendidikan dari University of Indianapollis, O’Dell dan Cook menemukan bahwa dalam banyak kasus anak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan gangguan belajar ternyata tidak merangkak cukup lama saat masa bayi, dan ada juga yang tidak mengalami fase merangkak.
Hal ini sebagian besar disebabkan adanya symmetric tonic neck reflex (STNR) yang menyebabkan kesulitan duduk tegak, tonus otot yang lemah, koordinasi mata dan tangan yang lemah dan lainnya. Jika bayi mengalami tanda ini atau terlambat pada fase perkembangan lain di usianya, segeralah konsultasikan ke dokter.
4. Berpengaruh terhadap Kemampuan Memori
Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan memori seseorang berkaitan dengan perkembangan otak yang dimulai melalui penguasaan gerakan terkoordinasi tertentu seperti merangkak.
Anak-anak yang merangkak dilaporkan memiliki ingatan yang jauh lebih baik daripada anak-anak yang tidak merangkak dan mampu mentransfer keterampilan mereka dari ingatan mereka ke situasi yang baru.
5. Berpengaruh pada Kemampuan Penglihatan
Merangkak mengembangkan penglihatan binocular karena melatih mata bayi untuk melihat ke kejauhan dan mengembalikan penglihatan ke tangan mereka.
Pemrosesan visual secara umum akan dikembangkan melalui merangkak saat tangan menjadi panduan bagi mereka untuk memutuskan secara visual ke mana harus pergi. Seorang bayi akan menggunakan pemrosesan visual untuk menentukan ke mana ia ingin pergi.
Kemampuan ini akan sangat dibutuhkan di masa depan ketika anak berada di sekolah dan harus menulis sambil menyalin dari papan tulis ke buku mereka di meja.
Artikel Terkait: Umur Berapa Bayi Bisa Merangkak? Berikut Jawaban Para Ahli
Penyebab Bayi Tidak Merangkak
Faktor penyebab bayi tidak merangkak. (Sumber: Shutterstock)
1. Jarang Melakukan Tummy Time
Tummy time atau berbaring tengkurap baik untuk bayi karena dapat membantu mengembangkan otot leher dan memulai refleks merangkak. Nah, jika bayi Bunda terlihat tidak mau merangkak, bisa jadi ia kurang atau jarang melakukan tummy time.
2. Bayi Tidak Merangkak karena Terlalu Gemuk
Kegemukan atau obesitas pada bayi dapat membuatnya sulit untuk bergerak bebas sehingga akhirnya malas untuk merangkak. Dukung bayi untuk bergerak dan merangkak karena berat badan yang optimal dapat dicapai dengan banyak bergerak.
3. Belum Siap Merangkak
Setiap bayi memiliki kemampuannya masing-masing. Bisa saja bayi yang tidak mau merangkak artinya masih belum siap untuk merangkak.
4. Kurangnya Dukungan dan Motivasi
Tidak cukup motivasi untuk mendorong bayi merangkak bisa menyebabkan bayi terlambat merangkak atau malah tidak merangkak sama sekali.
Koordinasi motorik dan refleks sangat penting untuk pertumbuhan bayi. Hindari langsung mengangkat atau menggendong bayi jika mereka terlihat tidak suka belajar merangkak.
5. Pakaian Tidak Nyaman untuk Merangkak
Agar bisa belajar merangkak dengan baik, bayi perlu berada dalam kondisi yang nyaman dan kondusif. Salah satu faktor yang mungkin berpengaruh adalah pakaian. Pakaian yang ketat dan tidak nyaman dapat mencegah bayi untuk merangkak.
6. Kaki Melengkung atau Bengkok
Kelainan fisiologis seperti kaki melengkung, bengkok, atau kaki rata sangat umum terjadi pada bayi dan biasanya menjadi alasan dari keterlambatan merangkak.
7. Keterlambatan Perkembangan Bayi
Jika bayi mengalami keterlambatan perkembangan, tentu hal tersebut akan berpengaruh terhadap gerakan dan kemajuan bayi. Apabila bayi memiliki masalah kognitif, terlihat kaku, sulit menelan, dan tampak tidak fleksibel, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Artikel Terkait: Kenapa Bayi Saya Merangkak Mundur? Ini Penjelasannya
Cara Melatih Bayi Merangkak
Cara-cara ini bisa Parents coba untu melatih bayi merangkak. (Sumber: Shutterstock)
1. Belajar dari Tengkurap
Hal pertama yang harus dikuasai anak sebelum merangkak adalah posisi tengkurap. Posisikan bayi tengkurap, ajak bicara dan bermain agar ia nyaman.
Kemudian gulunglah handuk dan taruh di bawah lengan anak hingga ia merasa tangannya tergantung dari atas handuk. Pastikan handuk menopang bagian atas tubuh bayi bukan perut. Meninggikan posisinya menggunakan handuk dapat mengangkat tubuh bagian atasnya dan dapat melihat sekeliling dengan baik.
2. Beri Tekanan pada Siku Anak
Pastikan siku anak dapat menyentuh karpet atau permukaan di mana ia dibaringkan. Kemudian tempatkan siku anak dekat dengan tubuh dan berilah sedikit tekanan pada sikunya.
3. Beri Contoh
Parents perlu memberikan contoh untuk bayi mau merangkak. Merangkaklah di dekat bayi sambil bermain atau bernyanyi. Ketika bayi melihat Parents merangkak, ia juga akan tergerak untuk melakukan hal yang sama.
4. Rutin Latihan Setiap Hari
Agar latihan efektif, lakukanlah secara rutin setiap hari sekitar 10 atau 15 menit. Meski sebentar, konsisten melakukannya dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan latihan intensif untuk waktu yang lama.
Hentikan latihan jika bayi sudah mulai rewel dan tampak tidak nyaman atau kelelahan.
5. Diperlukan Kesabaran untuk Bayi yang Tidak Mau Merangkak
Memang diperlukan kesabaran ekstra untuk melatih bayi merangkak. Tidak perlu terburu-buru karena masing-masing bayi memiliki kemampuan yang berbeda. Hindari pula memarahi anak jika ia masih belum paham.
***
Setiap anak berbeda, ada yang sudah bisa merangkak ketika berusia 5-6 bulan, dan ada pula yang baru tertarik merangkak saat berusia 1 tahun. Pujian, latihan, dan lingkungan yang aman adalah hal terpenting yang dapat membantu proses belajar merangkak.
Lantaran manfaatnya yang luar biasa untuk tumbuh kembang anak, tetaplah bersemangat untuk melatih bayi merangkak. Bagaimana dengan bayi Parents, apakah sudah tertarik belajar merangkak atau belum?
Artikel direview oleh:
dr. Vinny Yoanna, Sp.A
RSAB Harapan Kita
Baca Juga:
Bayi sedang belajar merangkak? Ini 5 cara untuk mendukungnya
6 Gaya merangkak unik bayi, salah satunya merangkak mundur
Kapan Bayi Mulai Merangkak? Ini Tahapan dan Cara Membantunya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.