X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Bukan Tindakan Medis, Ini 6 Fakta Soal Sunat Anak Perempuan!

Bacaan 5 menit

Jika sunat anak laki-laki wajib hukumnya, bagaimana dengan sunat anak perempuan? Jika berbicara mengenai budaya atau agama, ada pihak yang mengatakan bahwa sunat bayi perempuan wajib dilakukan. Namun, jika dilihat dari kacamata medis, sunat untuk perempuan lebih banyak risiko dan bahayanya.

Sunat untuk perempuan umumnya dilakukan pada saat bayi baru lahir. Tindakan ini memotong sedikit penutup klitoris bayi perempuan. Namun faktanya, tak semua bayi perempuan dilahirkan dengan penutup klitoris yang disebut prepusium.

Berbeda dengan khitan pada anak laki-laki, luka dari sunat perempuan sangat kecil dan tidak diperlukan jahitan apa pun. Prosesnya pun berlangsung sebentar saja dan rasa sakitnya tidak akan bertahan lama.

Artikel Terkait: Pemerintah akan Akhiri Praktik Sunat Perempuan di Indonesia

6 Fakta Mengenai Praktik Sunat Anak Perempuan

Jadi apakah sunat anak perempuan diperbolehkan? Sebelum memutuskan untuk menyunat bayi perempuan Parents, ada baiknya untuk mengetahui beberapa fakta mengenai praktik sunat pada anak perempuan berikut ini.

1. Sunat Perempuan Banyak Dilakukan di Negara Mayoritas Muslim

Bukan Tindakan Medis, Ini 6 Fakta Soal Sunat Anak Perempuan!

Berdasarkan data dari UNICEF, setidaknya ada 13 juta perempuan di Indonesia yang berusia kurang dari 11 tahun yang pernah menjalankan praktik sunat perempuan. Sedangkan di seluruh dunia, menurut data dari WHO, ada 200 juta anak di 30 negara yang mengalami sunat perempuan.

Praktik sunat atau khitan pada bayi perempuan ini kerap dilakukan di negara yang penduduknya mayoritas muslim seperti Indonesia, Palestina, Yordania, dan Suriah. Tak hanya itu, sunat perempuan juga menjadi bagian dari budaya negara seperti Afrika dan Mesir.

Banyak ulama yang berpendapat bahwa sunat perempuan adalah hal yang diwajibkan, tetapi tak sedikit pula yang menentangnya. Contohnya Mufti Besar dari Al Azhar, Oman Ahmed Al Khalilil mengatakan bahwa sunat perempuan meski tidak wajib tetapi termasuk pelanggaran terhadap hak-hak perempuan.

2. Sunat Perempuan Bukan Tindakan Medis

Bukan Tindakan Medis, Ini 6 Fakta Soal Sunat Anak Perempuan!

Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran, Kementerian Kesehatan Indonesia sendiri sudah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.6 Tahun 2014.

Permenkes tersebut menyatakan bahwa sunat perempuan hingga saat ini tidak termasuk tindakan medis atau kedokteran karena pelaksanaannya tidak berdasarkan indikasi medis.

Hingga saat ini pun masih belum terbukti apakah sunat perempuan memiliki manfaat bagi kesehatan.

Artikel Terkait: Berbagai Hal Tentang Sunat Perempuan

3. Akan Menyebabkan Gangguan Hubungan Seksual di Masa Mendatang

sunat anak perempuan

Pemotongan seluruh atau sebagian klitoris pada organ intim perempuan bisa menyebabkan gangguan pada hubungan seksual di masa mendatang. Perempuan yang disunat dapat mengalami masalah seperti berikut ini.

  • Sulit untuk dilakukan penetrasi penis
  • Penurunan gairah atau hasrat seksual
  • Berkurangnya produksi lubrikasi yang menyebabkan nyeri saat berhubungan seksual
  • Berkurang atau tidak adanya orgasme (anorgasmia)

Menurut beberapa kepercayaan dan budaya, sunat perempuan dilakukan agar si perempuan tidak memiliki nafsu seks yang besar dan tidak akan mencari kepuasan lain selain dengan suaminya sendiri kelak.

Padahal, gangguan pada hubungan seksual yang disebabkan sunat perempuan ini juga dapat berpengaruh terhadap hubungan seorang perempuan dengan suaminya sendiri.

4. Risiko Kista, Infeksi, dan Gangguan Kesehatan Reproduksi Lainnya

Bukan Tindakan Medis, Ini 6 Fakta Soal Sunat Anak Perempuan!

Sunat perempuan berisiko menyebabkan terbentuknya kista dan abses, serta terjadinya infeksi jika prosedur tidak dilakukan secara steril.

Selain itu, terdapat risiko gangguan kesehatan lainnya seperti gangguan saat berkemih, serta gangguan dalam persalinan seperti robekan pada jalan lahir yang terjadi karena sunat perempuan yang menjahit labia agar lubang vagina lebih kecil (infibulasi).

Sunat perempuan dapat menghilangkan dan merusak jaringan yang ada pada alat kelamin sehingga berisiko mengganggu fungsi alami dari tubuh anak perempuan itu sendiri.

5. Dianggap Membahayakan Nyawa

sunat anak perempuan

Mengutip dari laman resmi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), sunat perempuan termasuk dalam kategori FMG (Female Genital Cutting/Mutilation) atau mutilasi genital perempuan. Menurut klasifikasi dari World Health Organization (WHO), tindakan FMG terdiri dari beberapa tipe yakni sebagai berikut.

  • Melukai, menusuk, atau menggores klitoris atau prepusium
  • Membuang sebagian atau seluruh klitoris
  • Membuang seluruh klitoris dan sebagian atau seluruh labia minor
  • Memotong seluruh klitoris dan labia minor dan mayor serta menyisakan saluran kemih saja

Prosedur di atas yang dilakukan tanpa indikasi medis dinilai berbahaya dan dapat membahayakan nyawa. Pasalnya, terdapat banyak pembuluh darah di daerah organ intim perempuan sehingga berisiko terjadinya pendarahan hebat jika dilakukan sunat perempuan

Artikel Terkait: Sunat pada Bayi Perempuan, Haruskah Dilakukan? Ini Penjelasan Dokter

6. Tidak Direkomendasikan

Bukan Tindakan Medis, Ini 6 Fakta Soal Sunat Anak Perempuan!

WHO dan Persatuan Dokter Obstetri dan Ginekologi Dunia menyatakan bahwa FMG atau sunat perempuan tidak direkomendasikan karena dikategorikan sebagai praktik medis yang tidak diperlukan dengan risiko komplikasi serius dan mengancam nyawa.

Praktik ini pun sudah dilarang di beberapa negara. Contohnya, Persatuan Dokter Anak Amerika (American Academy of Pediatrics – AAP) melarang seluruh anggotanya untuk melakukan sunat perempuan.

Hanya saja, jika ada indikasi medis atau keadaan tertentu misalnya terdapat selaput pada klitoris, maka pemotongan atau pembukaan selaput tersebut diperbolehkan.

Cerita mitra kami
5 Perlengkapan Ibu Setelah Melahirkan di 2022, Bunda Sudah Punya yang Mana?
5 Perlengkapan Ibu Setelah Melahirkan di 2022, Bunda Sudah Punya yang Mana?
10 Barang Wajib Beli untuk Bumil dan Busui
10 Barang Wajib Beli untuk Bumil dan Busui
Anak Malas Sahur? Ini 5 Menu Praktis dan Sehat Agar Si Kecil Semangat Makan
Anak Malas Sahur? Ini 5 Menu Praktis dan Sehat Agar Si Kecil Semangat Makan
5 Makanan sumber zat besi selain daging merah untuk ibu hamil
5 Makanan sumber zat besi selain daging merah untuk ibu hamil

Setelah mengetahui fakta mengenai sunat anak perempuan di atas, bagaimana pandangan Parents terhadap praktik tersebut? Jika masih tetap ingin melakukan sunat pada bayi perempuan, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada tenaga medis yang memang kompeten di bidangnya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat.

Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi

Baca Juga:

Si Kecil Harus Sunat Ulang? Mengapa Hal Ini Bisa Terjadi?

Kapan Sebaiknya Sunat atau Khitan Pada Anak Laki-laki Dilakukan?

Dokter: Sunat sebaiknya dilakukan sebelum anak berusia 40 hari

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Annisa Pertiwi

Diedit oleh:

dr.Gita Permatasari

  • Halaman Depan
  • /
  • Cek Fakta
  • /
  • Bukan Tindakan Medis, Ini 6 Fakta Soal Sunat Anak Perempuan!
Bagikan:
  • Sunat pada bayi perempuan, haruskah dilakukan? Ini penjelasan dokter

    Sunat pada bayi perempuan, haruskah dilakukan? Ini penjelasan dokter

  • Sunat Bayi: Manfaat, Risiko dan Cara Perawatannya

    Sunat Bayi: Manfaat, Risiko dan Cara Perawatannya

  • Momen Nikita Willy Gendong Anak, Posisi Duduk Jadi Sorotan

    Momen Nikita Willy Gendong Anak, Posisi Duduk Jadi Sorotan

  • Cara Bonding Ala Nikita Willy dengan Sang Anak, Sederhana tapi Bermakna

    Cara Bonding Ala Nikita Willy dengan Sang Anak, Sederhana tapi Bermakna

  • Sunat pada bayi perempuan, haruskah dilakukan? Ini penjelasan dokter

    Sunat pada bayi perempuan, haruskah dilakukan? Ini penjelasan dokter

  • Sunat Bayi: Manfaat, Risiko dan Cara Perawatannya

    Sunat Bayi: Manfaat, Risiko dan Cara Perawatannya

  • Momen Nikita Willy Gendong Anak, Posisi Duduk Jadi Sorotan

    Momen Nikita Willy Gendong Anak, Posisi Duduk Jadi Sorotan

  • Cara Bonding Ala Nikita Willy dengan Sang Anak, Sederhana tapi Bermakna

    Cara Bonding Ala Nikita Willy dengan Sang Anak, Sederhana tapi Bermakna

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.