Duh! Si kecil harus melakukan sunat ulang atau sunat dua kali?Keputusan hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan, baik bagi orangtua ataupun si kecil. Benar bukan?
Setidaknya hal ini diakui oleh Rahmi, kepada theAsianparent ID ia mengatakan kalau sangat khawatir setelah melihat hasil sunat anaknya. “Kulup penis anak saya masih ada, jadi tidak seperti sunat. Bagaimana ini? Saya was-was kalau sunat ulang, anak saya malah trauma. Atau yang lebih buruk lagi justru berpengaruh pada kondisi kesehatan penis anak saya di kemudian hari,” tukasnya.
Perlu diketahui bahwa Proses sunat atau sirkumsisi merupakan prosedur membuang kulit prepusium penis atau lebih dikenal dengan kulup, yang menjadi tempat penumpukan ‘kotoran’. Namun, setelah sunat beberapa orang mengeluh bahwa kulup penis bertumbuh kembali, sehingga harus dilakukan sunat ulang.
Benarkah kulup dapat tumbuh kembali setelah sunat? Berikut penjelasan dokter!
Apa yang mengharuskan seseorang melakukan sunat ulang?
Terdapat beberapa kasus yang mengharuskan pasien sunat dewasa melakukan sunat sunat ulang atau melakukan revisi penis. Bahkan tidak sedikit anak-anak yang juga mengalami ini.
Hal tersebut tentunya akan menjadi pertanyaan, mengapa harus melakukan sunat ulang padahal sebelumnya sudah melakukan sunat?
Dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, ditemui dalam acara Konferensi Media Revolusi Sunat Tanpa Jarum Suntik di Jakarta Timur menjelaskan tentang hal ini.
“Kulup sebenarnya tidak bisa tumbuh lagi. Namun, ada beberapa faktor yang membuat penis tetap tertutup setelah sunat. Pertama, kulit kulup kurang banyak diambil saat prosedur sunat, bisa saja karena anak tidak kooperatif. Yang kedua, yaitu penis terkubur yang terjadi pada anak gemuk. Karena pada anak gemuk sulit sekali mengukur berapa banyak kulup yang harus dibuang,” jelasnya.
Untuk mengatasi kulup yang menutupi penis pasca khitan, prosedur sunat ulang perlu dilakukan.
“Pada pasien sunat anak-anak, akan dilakukan sunat kembali jika terjadi kesalahan dalam penanganan selama proses sunat, yang membuat ujung penis masih tertutup kulup. Tentunya untuk melakukan tindakan sunat ulang tidaklah mudah karena dapat menyebabkan trauma pada anak,” jelasnya.
Tujuan pembuangan kulup penis dalam prosedur sunat
Sebenarnya, tujuan dari sunat adalah untuk membuang mukosa sebanyak mungkin. Hal ini dilakukan untuk mencegah risiko terkena berbagai penyakit, seperti gonore, herpes, kanker serviks, infeksi saluran kemih, penularan infeksi Human lImmunodeficiency Virus (HIV), dan Human Papilloma Virus (HPV).
Sunat yang baik adalah ketika, mukosa dibuang sependek mungkin, sementara kulit lapisan luarnya boleh tetap panjang. Mukosa merupakan lapisan paling dalam dari kulup yang melindungi glans penis.
Terdapat beberapa kasus sunat yang tindakannya bukan dengan tenaga medis, sehingga prosedurnya pun dilakukan secara kurang tepat, sehingga masih menyisakan mukosa. Alhasil, kulup pun berisiko untuk kembali menutupi kepala penis.
Dalam sebuah penelitian juga disebutkan bahwa, prosedur khitan yang menghilangkan sebagian mukosa dan preputium dapat mengurangi jumlah reseptor, yang berperan dalam kejadian (Prematur Ejaculation PE).
PE atau ejakulasi dini adalah kejadian di mana pria mengalami orgasme dan mengeluarkan air mani setelah melakukan aktivitas seksual atau mengalami stimulasi penis dalam waktu singkat (minimal). Hal tersebut dapat disebut juga klimaks cepat, atau klimaks dini.
Semoga informasi ini bisa membantu Anda lebih memahami tentang prosedur sunat yang baik, sehingga bisa berkonsultasi dengan dokter agar tidak terjadi kesalahan dalam prosedur khitan hingga membuat Anda harus melakukan sunat ulang.
Baca juga:
Sunat pada Bayi, Apakah Si Kecil Merasakan Sakit saat Menjalaninya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.