Adegan proses resusitasi bayi baru lahir belakangan banyak dibicarakan, lantaran kematian bayi Kinan di film Layangan Putus. Dalam film ini diceritakan, Kinan diharuskan menjalani operasi karena bayi dalam kandungannya mengalami masalah.
Sedihnya, bayi kinan dinyatakan meninggal dan tidak bisa terselamatkan. Perselingkuhan Aris dengan Lydia juga membuat kondisi mental Kinan semakin terpuruk.
Kinan menyebut, bayinya meninggal karena kesalahan Aris yang selingkuh. Namun, adegan persalinan Kinan tersebut ternyata dianggap ‘janggal’ dan kurang tepat bagi sebagian penonton. Adegan tersebut memperlihatkan adanya kesalahan dalam proses resusitasi bayi kinan, yang dilakukan tenaga medis dalam web series ini.
Bagaimana sebenarnya resusitasi bayi baru lahir ini? Berikut penjelasan berdasarkan keterangan dokter.
Apa Itu Resusitasi Bayi Baru Lahir?
Sumber: ilustrasi
Sebagaimana dikutip laman kesehatan Medicinenet, resusitasi bayi baru lahir atau resusitasi neonatus digunakan untuk menghidupkan kembali bayi baru lahir yang tidak bernapas atau memiliki masalah serius lainnya.
Resusitasi neonatus adalah serangkaian tindakan darurat yang dilakukan oleh dokter untuk mendukung bayi baru lahir yang tidak bernapas, terengah-engah atau memiliki detak jantung yang lemah saat lahir. Keterampilan ini memungkinkan dokter untuk menyelamatkan nyawa bayi yang baru lahir.
Artikel Terkait: 8 Tips Merawat Kesehatan Mental Pasca Menghadapi Keguguran dan Stillbirth
Kapan Resusitasi Neonatus Dibutuhkan?
Sumber: ilustrasi
Terkait kondisi yang mengharuskan diberlakukannya resusitasi bayi baru lahir ini, Dokter Spesialis Anak yang aktif melayani pasien di RSIA Bina Medika Bintaro dan RSCM dr. Distyayu Soekardja, Sp.A turut menjelaskan kepada theAsianParent.
Dokter Distiayu mengatakan, 10% bayi baru lahir butuh stimulasi untuk bernapas saat lahir. Sekitar 5% perlu alat bantu napas, dan 1% perlu pertolongan hingga pijat jantung.
“Untuk itu perlu pendampingan tim Kesehatan yang terampil setiap ada persalinan untuk melakukan resusitasi bila dibutuhkan,” kata dokter Distyayu kepada theAsianParent.
Ia lanjut menjelaskan, pada kehamilan berisiko tinggi seperti adanya masalah kesehatan pada ibu dan janin bisa memprediksi kondisi yang mungkin terjadi saat lahir, apakah akan ada gangguan napas atau tidak.
“Sehingga tim yang berpengalaman dan mahir melakukan resusitasi paru jantung otak harus hadir,” tegasnya.
Berikut kemungkinan bayi membutuhkan resusitasi tinggi, sebagaimana dikutip Medicinenet.
- Bayi kembar
- Bayi prematur atau bayi kecil
- Ibu dengan infeksi atau perdarahan selama kehamilan
- Persalinan lama
- Secara global, sekitar seperempat dari semua kematian bayi baru lahir disebabkan oleh kekurangan oksigen (asfiksia) saat lahir, yang dapat dicegah dengan resusitasi yang efektif dan cepat.
Artikel Terkait: Jangan Salahkan Diri Sendiri, Ini 9 Tips Mengatasi Rasa Kehilangan Akibat Stillbirth!
Cara Melakukan Resusitasi Bayi Baru Lahir
Dokter Distyayu menekankan cara melakukan resusitasi itu merupakan kompetensi tenaga kesehatan yang harus dimiliki melalui program pelatihan yang tersertifikasi.
“Jadi ada modulnya. Untuk dokter saat perkuliahan juga diajarkan. Bidan perawat juga diajarkan saat perkuliahan mereka, tapi tidak sedetil dokter. Makanya setelah lulus, mereka tetap harus ikut pelatihan resusitasi khusus bayi baru lahir,” tegasnya
Dokter Distyayu menerangkan, resusitasi bayi baru lahir pada bayi dengan gangguan napas membutuhkan pemberian alat bantu napas hingga pemasangan selang paru.
“Makanya harus terlatih. Begitu pula untuk pijat jantung, pemasangan infus dari tali pusat harus dilakukan oleh orang yang terlatih. Resusitasi ini dilakukan oleh setidaknya 3 orang dan masing-masing personel sudah mengetahuin tugasnya saat resusitasi apa sehingga resusitasi bisa dengan cepat dan tepat dilakukan dalam hitungan menit,” jelas dokter Distyayu.
Artikel Terkait : Waspadai infeksi menular seksual saat hamil bisa membahayakan janin, catat gejalanya!
Bagaimana Langkah-Langkah Resusitasi Neonatus?
60 detik pertama setelah melahirkan adalah yang paling kritis. Dokter akan segera menilai dan memulai resusitasi untuk bayi dengan kondisi berikut:
- Pernapasan tidak normal atau tangisan yang buruk
- Bayi floppy
- Bibir dan lidah berwarna biru atau pucat
- Denyut jantung rendah (kurang dari 100 denyut/menit)
Dokter akan mengikuti langkah-langkah di bawah ini dan mereka akan memiliki waktu sekitar 30 detik untuk mencapai respons dari satu langkah sebelum memutuskan tindakan yang lain.
Menjaga Bayi Tetap Hangat
- Segera setelah lahir, bayi akan dibungkus dengan handuk kering yang hangat dan digosok dengan lembut, yang dapat merangsang beberapa bayi untuk bernapas.
- Punggung dan telapak kaki bayi dapat digosok dengan lembut selama lima detik untuk merangsang pernapasan.
- Bayi dikeringkan dengan handuk atau selimut hangat untuk menghindari penurunan panas tubuh, yang dapat menyebabkan komplikasi termasuk kematian, terutama pada bayi prematur kecil.
Membersihkan Jalan Napas
- Dokter akan membersihkan jalan napas dengan menghisap sekret mulut dengan spuit bulb secara cepat dalam waktu lima detik.
- Dokter akan mengeluarkan mekonium yang kental (jika ada) menggunakan selang port yang lebar.
Menjepit dan Memotong Tali Pusat
Jika bayi bernapas cukup, maka dokter akan:
- Pertahankan bayi pada ketinggian yang sama dengan plasenta atau di bawah plasenta sampai tali pusat dijepit untuk meningkatkan transfusi darah.
- Jepit tali pusat kira-kira satu sampai tiga menit setelah lahir untuk meminimalkan anemia (sel darah merah yang rendah dalam darah).
- Kembalikan bayi ke ibu untuk kontak kulit ke kulit agar bayi tetap hangat.
Membuka Jalan Napas untuk Bernapas
Jika bayi masih tidak bernapas, untuk membuka jalan napas bayi akan diperlakukan:
- Bayi akan dibaringkan di permukaan yang rata di punggung mereka.
- Kepala mereka akan ditempatkan dalam posisi netral (sejajar dengan permukaan).
- Handuk lipat setebal dua hingga tiga sentimeter akan diletakkan di bawah bahu mereka.
Menjaga Pernapasan Bayi
Jika bayi masih tidak bernapas dengan detak jantung yang rendah (kurang dari 100 kali/menit), maka dokter akan:
- Pasangkan masker pada mulut dan hidung bayi, hubungkan dengan Ambu bag.
- Berikan lima napas inflasi dengan meremas kantong secara perlahan.
- Berikan napas panjang dua hingga tiga detik dengan menghitung dengan keras untuk memungkinkan ritme yang akurat.
Periksa Gerakan Dada Bayi
- Nilai kembali inflasi dan dengarkan denyut jantung (normalnya lebih besar dari 100 denyut/menit) dan periksa apakah bayi bernafas.
- Ulangi manuver ini jika bayi masih tidak merespon atau menggunakan dorongan rahang sendiri atau dengan bantuan penolong lain untuk membuka jalan napas.
- Kembalikan bayi ke ibu untuk menyusui dan kontak kulit ke kulit jika bayi mulai bernapas.
- Pantau bayi lebih lanjut selama enam jam.
Bayi yang memiliki detak jantung lebih tinggi dari 100 denyut/menit, namun tetap membiru di sekitar bibir, harus tetap menerima oksigen yang dibantu dengan tabung oksigen atau masker di bawah bimbingan ahli.
Kompresi Dada
Jarang terjadi, namun beberapa bayi mungkin memerlukan kompresi dada jika detak jantung tidak ada atau rendah (kurang dari 60 detak/menit) dan tidak merespons saat diresusitasi dengan kantong Ambu. Kemudian dokter akan melakukan:
- Pegang dada bayi dengan dua tangan sambil meletakkan ibu jari di bawah puting.
- Tekan dada bayi dengan ibu jarinya dengan cepat. Metode lain pada bayi yang lebih kecil adalah menggunakan telunjuk dan jari tengah untuk menekan lembut tulang dada.
- Pastikan ada waktu bagi dada untuk mundur.
- Berikan tiga kompresi dada untuk satu napas dengan bantuan petugas.
- Lanjutkan kompresi dada sampai detak jantung bayi menjadi normal.
- Periksa respons dengan mendengarkan detak jantung bayi setiap 30 detik hingga satu menit dan lihat gerakan dada di setiap tarikan napas, setelah setiap intervensi.
Kapan Seorang Dokter Harus Menghentikan Resusitasi?
Dalam sebagian besar kasus, langkah-langkah di atas sudah cukup untuk menyelamatkan bayi. Bahkan setelah ini jika tidak ada perbaikan, bayi mungkin memerlukan intubasi trakea jika diberikan endotrakeal (ET).
Demikian terkait prosedur resusitasi bayi baru lahir yang bisa kita pelajari. Semoga informasi ini bisa bermanfaat ya Parents.
***
Referensi:
www.medicinenet.com/what_are_the_steps_in_neonatal_resuscitation/article.htm
Baca juga:
Pesan Ibu yang Alami Stillbirth, "Tak Perlu Buru-buru, Siapkan Diri Sebelum Program Hamil"
Sifilis Kongenital: Dampak, Gejala, Penanganan dan Pencegahan
Kehilangan Anak Pertama Akibat Stillbirth, Seorang Ibu: "Nggak Nyangka Itu Tendangan Terakhir Bayiku"
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.