DariBerpisah dengan buah hati adalah mimpi buruk bagi setiap ibu di dunia. Tak terbayangkan bila seorang ibu harus merelakan kepergian sang buah hati bahkan sebelum ia dilahirkan. Terlebih harus mengalami bayi lahir mati atau stillbirth. Kisah bayi lahir mati ini mungkin akan membuat hati siapa pun ikut berduka.
Adalah Belgie, seorang perempuan muda yang pernah mengalami mimpi buruk tersebut. Seharusnya, tahun 2012 menjadi tahun yang membahagiakan untuknya, tetapi siapa sangka kalau saat itu ia harus kehilangan calon anak pertamanya.
Kisah Bayi Lahir Mati, Sempat Merasa Tendangan Terakhir Janin
Sama seperti orangtua pada umumnya, Belgie dan sang suami selalu memastikan kehamilan pertamanya sehat. Apalagi ia sudah tidak sabar menanti buah cintanya terlahir ke dunia. Namun, sampai usia kehamilan 36 minggu, hal di luar dugaan justru dialaminya.
“Aku rajin kontrol karena ini adalah anak pertamaku dengan suami. Kondisi bayiku selalu baik dan sehat. Terus saat kehamilan 36 minggu, kan, sudah mau melahirkan, sudah gede banget. Aku waktu itu lagi nonton bareng keluargaku di rumah.
Tiba-tiba ada tendangan kenceng banget sampe adikku yang duduk di sebelahku ngerasa juga, ‘nendang ya ci, kencang banget.’ Aku nggak tahu dan nggak nyangka itu tendangan terakhir bayiku. Saat itu ternyata bayiku sudah nggak ada,” cerita Belgie.
Belgie yang saat itu berusia 21 tahun menyadari ada sesuatu yang janggal. Sebab, sang janin tidak bergerak hingga keesokan paginya. Belgie langsung memeriksakan diri ke bidan terdekat untuk memastikan kondisi janinnya.
Kala itu, sang bidan menyarankan untuk USG janin ke rumah sakit besar, karena detak jantung janin tidak ditemukan.
“Ya sudah aku ke dokter dan di USG, di sana aku tahu kalau janinku sudah tidak ada. Aku ingat banget waktu itu dalam perjalanan ke rumah sakit, aku berdoa supaya ada keajaiban, mungkin bayiku lagi tidur, ‘dede ayo bangun dek’ aku bilang gitu,” ungkap Belgie.
Tidak Merasakan Tanda-tanda Stillbirth
Jelas, Belgie dihinggapi perasaan sedih dan tanda tanya besar mengapa hal ini terjadi. Apalagi dia tidak merasakan tanda-tanda yang mencurigakan.
Setiap kali melakukan pemeriksaan USG, dokter selalu mengatakan kalau janin yang dikandung Belgie sehat dan tidak mengalami komplikasi apa pun. Bisa dibilang, kehamilan pertamanya sangat mudah dan menyenangkan.
“Tidak ada gejala sama sekali, aku benar-benar nggak merasakan sakit atau keluhan. Kata dokter, memang janinku aktif, mungkin itu sebabnya tali pusatnya terlilit. Namun, selama ini saat di USG nggak kelihatan kelilit tali pusat. Ternyata tali pusat itu terlilitnya seperti kabel telpon,” imbuh Belgie bercerita.
Tanpa menunggu lama, dokter menyarankan Belgie untuk diinduksi dan melahirkan dengan persalinan normal.
“Saat itu langsung dibawa ke kamar bersalin untuk induksi, dan aku nunggu sampai malam masih belum keluar juga. Sore sebelumnya sempat air ketuban aku pecah, tapi belum ada tanda-tanda mulas mau melahirkan,” ucap Belgie.
Sambil menunggu kontraksi persalinan muncul, keluarga Belgie yang menemani sangat khawatir dengan kondisinya dan janin yang telah meninggal dunia di dalam perut. Oleh karena itu, keluarga Belgie meminta untuk segera melakukan persalinan caesar.
“Papa, Mama, dan saudara-saudara sudah datang semua. Saat itu semuanya nangis, sedih, karena ini anak pertama perempuan aku, cucu pertama mereka. Mereka khawatir dan minta aku untuk caesar aja. Yasudah, malam harinya aku melakukan caesar,” ungkap Belgie.
Stillbirth Bisa Dialami Tanpa Gejala
Kenangan menyedihkan itu kini telah berlalu. Ya, untuk Belgie dan sang suami, tahun 2012 menjadi tahun penuh ujian karena mereka harus merelakan kepergian buah hatinya sebelum sempat memeluknya.
Dua tahun setelah kehilangan anak pertamanya, Belgie dikaruniai anak laki-laki bernama Whizzle, dan delapan tahun berlalu, Belgie kini sudah memiliki 4 orang anak.
Belgie dan keluarga. Sumber: Instagram
Meski sudah memiliki empat orang anak, Belgie mengaku di setiap kehamilannya ia selalu merasa takut kondisi stillbirth yang pernah dialaminya kembali terulang, dan bisa saja tidak ada tanda-tandanya.
“Jadi setiap aku hamil ini, aku selalu merasa takut. ‘Kok nggak gerak, ya’, jadi aku suka ajak bayiku ngobrol, terus setiap pagi atau malam selalu merhatiin gerakannya. Pelajaran dari kejadian dahulu, aku selalu make sure keadaan bayiku dari gerakannya,” lanjut Belgie.
Belgie juga bercerita kalau ia masih merasa takut setiap kali merasakan tendangan kencang dari janinnya. Takut kalau kejadian bayi lahir mati akan dialaminya lagi.
“Ada tendangan kencang aja aku udah mulai khawatir. Kadang aku sampai punya keyakinan kalau bayiku nggak akan lahir hidup, saking aku khawatir dan takut stillbirth itu terulang lagi,” kata Belgie.
Dari Kisah Bayi Lahir Mati (Stillbirth) yang Dialaminya, Ini Pesan Belgie untuk Para Ibu Hamil
Belgie berharap tidak ada lagi ibu hamil yang mengalami kondisi sama seperti dirinya. Ia berpesan kepada ibu hamil lainnya untuk selalu memerhatikan gerakan janin setiap hari, setiap saat, dan aware dengan perkembangan janin.
“Jadi aku cuma bisa berpesan ke ibu-ibu hamil lainnya untuk perhatiin gerakan janinnya. Jangan lupa juga wajib minum vitamin, karena ibu hamil perlu asupan kalsium. Jangan hanya mentingin diri sendiri, tapi utamakan juga kondisi bayinya,” pesan Belgie.
“Terus berpikir positif sama Tuhan. Waktu itu aku berpikir kalau mungkin memang belum rezeki aku memiliki anak di usia 21 tahun. Jangan tenggelam dalam kesedihan, karena pasti kita bisa diberi kesempatan lagi untuk memiliki anak,” sambungnya.
Belgie juga berpesan agar setiap calon ibu menyiapkan mentalnya dengan baik, karena baby blues bisa saja dialami setelah melahirkan.
“Aku berusaha selalu kasih informasi ke ibu-ibu lain di grup-grup aware sama kondisi bayi lahir mati atau stillbirth. Setiap calon ibu harus tahu kalau menghitung gerakan janin itu penting untuk mencegahnya,” tutup Belgie.
Itulah kisah bayi lahir mati atau stillbirth yang dialami Belgie. Semoga ada pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini.
Untuk info lebih lanjut tentang pencegahan stillbirth/bayi lahir mati, Parents bisa membaca artikel-artikel dan menyaksikan video-videonya di Project Sidekicks.
Dan bagi Bunda yang sedang hamil bisa mencoba fitur Kick Counter di aplikasi theAsianparent untuk mendeteksi jumlah tendangan bayi yang normal atau tidak. Sudah download theAsianparent belum, Bun?
***
Baca Juga:
5 Cara Mendukung Orangtua yang Berduka Akibat Mengalami Stillbirth
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.