Bagaimana cara mengatasi kehilangan akibat stillbirth agar kesehatan mental ibu tidak terganggu dan kesehatan reproduksi tetap terjaga?
Kehilangan janin dalam kandungan setelah melewati periode kehamilan awal ataupun lahir mati, baik yang sudah diprediksi ataupun secara tiba-tiba tentu dapat membuat ibu merasakan emosi yang campur aduk antara sedih, marah, dan kecewa.
Emosi itu datang bergantian hingga dapat membuat ibu depresi bahkan trauma.
Beberapa upaya perlu dilakukan agar rasa kehilangan akibat stillbirth keseimbangan kesehatan reproduksi yang tentunya dipengaruhi hormon saat kehamilan selanjutnya diharapkan akan membantu proses pemulihan persalinan dan menjaga agar lebih sehat.
Artikel Terkait: Ini 3 Cara Mencegah Bayi Meninggal dalam Kandungan Atau Stillbirth Menurut Dokter
Tips Mengatasi Rasa Kehilangan Akibat Stillbirth
1. Ungkapkan Kesedihan Anda
Sedih adalah salah satu emosi dasar manusia, bersedih merupakan respon yang alamiah.
Kehilangan bayi adalah kondisi yang sangat sulit diterima orang tua. Bagaimana tidak? Masa kehamilan adalah masa yang penuh harapan dan eknangan.
Bunda terikat dengan bayi dalam kandungan selama berbulan-bulan, bahkan tanpa melihatnya secara langsung kecuali melalui layar pemeriksaan USG dan mendengarkan detak jantungnya.
Sembari menunggu kelahirannya, Bunda pun bertanya-tanya seperti apa rupa si kecil nantinya, bagaimana suaranya, dan membayangkan aktivitas yang dihabiskan bersama?
Lalu tiba-tiba Bunda harus menghadapi kenyataan harus berpisah dengan si kecil bahkan sebelum sempat mendengar tangisnya.
Tentu ini menjadi sebuah pukulan berat bagi Bunda dan pasangan.
Ungkapkan kesedihan Bunda, momen bersedih akan melapangkan hati sejenak. Terkadang sebagian orang mungkin tidak mau bersedih di hadapan orang-orang agar tampak kuat menghadapi ataupun khawatir membuat tidak nyaman.
Jadi, jangan mencoba menyesuaikan diri dengan perasaan orang lain saat berhubungan dengan perasaan kehilangan.
2. Hindari Menyalahkan Diri Sendiri
Kondisi stillbirth dapat dialami oleh siapa saja, dimana saja. Dalam kondisi berduka dan bersedih, memang sulit untuk tidak merasa bersalah atau mencari kesalahan.
Bunda yang kehilangan bisa saja mulai memikirkan hal-hal yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan, seperti seandainya saja saya ke rumah sakit lebih awal, atau kalau saja saya lebih berhati-hati, dan lain sebagainya.
Pahami, stillbirth bukanlah tentang salah siapa pun. Apapun yang Bunda mungkin lakukan tidak dapat mengembalikan yang telah hilang. Mendapatkan jawaban mungkin merupakan cara terbaik untuk menghilangkan rasa bersalah itu, jadi bicarakan dengan dokter untuk menemukan penyebab stillbirth yang Bunda alami.
Iya, penjelasan dokter tidak akan mengembalikan bayi yang telah hilang, tetapi dapat membantu Bunda menyiapkan masa depan, termasuk juga kehamilan selanjutnya. Penjelasan rasional diharapkan membuat pikiran sedikit lebih tenang tanpa perlu menyalahkan diri.
3. Mampukan Diri untuk Terlibat dalam Proses Setelah Lahir
Tentu bukan hal yang mudah, tetapi juga bukan hal yang yang tidak dapat dilakukan. Diskusikan dengan dokter yang menangani persalinan jika memungkinkan beraktivitas biasa ataupun dengan batasan medis.
Meskipun si kecil tidak lagi bersama Bunda, memberinya nama sebagai wujud rasa cinta dan kenangan tentu hal yang lazim, Bunda bisa memberinya nama yang lebih spesifik yang mewakili kehilangan, seperti nama yang telah dipertimbangkan sebelumnya atau memilih nama baru yang memiliki makna seperti Malaikat, Surga, atau lainnya.
Pilihlah satu nama yang menurut Bunda nyaman untuk diucapkan dan ditulis di batu nisan.
Bilamana memungkinkan atas saran dokter yang merawat, Bunda dapat menghadiri proses pemakaman. Demikian juga sebaliknya bila tidak memungkinkan, Bunda tak perlu merasa terbebani untuk setiap detail prosesi pemakaman, ambil dokumentasi agar kelak dapat dilihat oleh Bunda.
Semangat kekerabatan dan kekeluargaan merupakan kebiasaan yang baik, termasuk dalam hal kedukaan. Urusan-urusan kedukaan lazim dibantu oleh kerabat dan kelaurga sesuai kebiasaan dan tata cara yang berlaku.
4. Pastikan Diri Pulang dalam Kondisi Sehat
Perasaan sedih seringkali membuat aktivitas harian seperti makan dan tidur, termasuk istirahat menjadi sulit.
Oleh karena itu, penting untuk tetap merawat diri sendiri karena tubuh ANda sedang rentan saat ini.
Bunda harus memulihkan diri dari semua perubahan hormonal dan fisik selama kehamilan sekaligus berduka cita.
Makanlah makanan bergizi, minum air dan beristirahat yang cukup. Dengan demikian, Bunda dapat fokus pada kesehatan fisik dan emosional.
Jika Bunda dengan kondisi atau penyakit penyerta yang berhubungan dengan penyebab stillbirth, catat dan lakukan setiap saran dokter yang disampaikan selama perawatan.
Obat-obatan yang perlu dikonsumsi dilanjutkan sesuai saran dokter.
Fokus pada anjuran-anjuran pola hidup sehat, bukan pada berbagai pantangan yang tidak dianjurkan.
Memaksakan diri agar terlihat sehat dan menyangkal kondisi penyakit tidak akan membantu Bunda untuk segera pulih seperti sediakala, justru dapat membahayakan kesehatan.
5. Ekspresikan Diri untuk Mengatasi Rasa Kehilangan Akibat Stillbirth
Pulang dari rumah sakit dengan membawa hati yang patah memang tidak mudah. Bunda mungkin merasa seperti kehilangan koneksi terakhir dengan si kecil dan merasa khawatir saat melihat semua perlengkapan bayi yang telah disiapkan di rumah.
Di situasi ini, ikuti insting. Jika Bunda ingin teman atau anggota keluarga terpercaya masuk ke rumah sebelum Anda sampai di sana untuk mengambil semua barang bayi, beritahu mereka. Namun, jika Bunda tidak ingin itu terjadi, bicaralah.
Terkadang anggota keluarga mencoba membantu dengan memindahkan barang-barang bayi tanpa sepengetahuan Bunda. Mereka mungkin berniat baik, tetapi jika itu bukan yang Bunda inginkan, pastikan untuk memberitahukannya.
Berduka bisa sangat membebani dan melelahkan. Pada awalnya, mungkin sulit untuk mengungkapkan perasaan Bunda, bahkan Anda sendiri tidak tahu persis apa yang dirasakan.
Jika curhat pada orang lain bisa membuat Bunda merasa nyaman, lakukanlah. Namun, jika Bunda merasa lebih nyaman dengan menyendiri, pertimbangkan untuk membuat jurnal, membuat scrapbook, membuat taman peringatan, atau melakukan aktivitas kreatif lainnya yang bermakna.
Bukan hanya Bunda yang berduka atas peristiwa stillbirth, Ayah juga. Laki-laki dan perempuan cenderung menunjukkan kesedihan mereka dengan cara yang sangat berbeda, sehingga sulit bagi mereka untuk mengetahui cara mendukung satu sama lain.
Bersabar, mendengarkan, dan menghormati rasa sedih satu sama lain adalah kunci untuk menemukan jalan Anda melalui peristiwa kehilangan ini bersama-sama.
6. Atasi Rasa Kehilangan Akibat Stillbirth dengan Mencari Tahu
Setelah melewati masa pemulihan kesehatan tentu juga diharapkan berangsur pula kondisi emosional, termasuk rasa sedih tidak berlarut-larut. Mulai menata kembali kehidupan yang dijalani, terutama Bunda yang masih mengharapkan buah hati yang sehat pada kehamilan selanjutnya,
Apa yang terjadi dengan bayi saya? Mengapa? Apakah ada yang saya lakukan untuk membuat ini terjadi? Akankah itu terjadi lagi? Bunda mungkin tidak akan pernah tahu persis jawabannya.
Informasi terkait stillbirth mudah diakses dan diperoleh dari berbagai sumber, terutama melalui dunia maya. Bunda mungkin terbantu dengan informasi yang diperoleh, tetapi sangat mungkin juga menambah kebingungan apalagi disinformasi. Tidak sedikit informasi lebih berdasarkan kondisi yang dialami Bunda.
Camkan bahwa tidak ada kasus stillbirth yang sama persis, akan tetapi dokter mungkin dapat membantu dengan pendekatan kasus perkasus termasuk kondisi Bunda. Salah satu pendekatan dengan menggali faktor risiko dengan memberi banyak pertanyaan tentang riwayat kesehatan probadi dan keluarga.
Sebelum Anda pulang dari rumah sakit, dokter mungkin menyarankan beberapa pengujian tambahan untuk menentukan apakah kesehatan Bunda berdampak pada kehamilan.
Prosedur itu mungkin terdengar kurang menyenangkan di tengah rasa duka. Namun, mengetahui apa yang terjadi dapat membantu Bunda berdamai dengan kenyataan.
7. Berdoa dan berikhtiar
Doa memang bukanlah segalanya, akan tetapi segala sesuatu akan lebih baik didahului dan diakhiri dengan berdoa.
Berdoa tidak hanya sebatas hubungan ataupun komunikasi dengan Sang Empunya Kehidupan, namun mampu memberikan ketenangan hati dan relaksasi bagi tubuh.
Teknik meditas secara empiris dapat membantu proses penerimaan dan berefek terhadap kedukaan yang dialami, selain itu juga bermanfaat memperbaiki keseimbangan hormon dan meredakan stress.
Nah, bilamana Bunda sudah mulai dapat menerima dan berdamai terhadap stillbirth yang dialami serta siap menata kembali hidup dan beraktivitas seperti sediakala, sekarang saatnya Bunda kembali berikhtiar.
Semoga tips di atas dapat membantu Bunda mengatasi kehilangan akibat stillbirth. Jika Bunda merasa kesedihan itu menjadi lebih serius, seperti depresi klinis atau kecemasan, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.
***
Baca Juga:
Gejala Abortus Inkomplit Alias Keguguran dengan Jaringan Janin Tersisa di Rahim
Mengenal Metode ERPOC, Kuret yang Dilakukan Annisa Pohan Akibat Janin Tidak Berkembang
Sebabkan Bayi Lahir Mati atau Stillbirth, Ini 5 Infeksi Kehamilan yang Perlu Diwaspadai
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.