Kehamilan dan persalinan bisa jadi merupakan hal yang asing bagi orang tua baru. Saat menjalaninya, berbagai pertanyaan bisa terlintas di benak, salah satunya adalah rata-rata ibu hamil melahirkan pada usia kehamilan berapa minggu?
Akhir trimester ketiga kehamilan biasanya penuh dengan kegembiraan dan kecemasan untuk menyambut kedatangan sang bayi.
Hal ini juga dapat menyebakan ketidaknyamanan secara fisik dan menguras emosi.
Jika sekarang Bunda berada dalam tahap kehamilan akhir alias trimester ketiga, Bunda mungkin mengalami pembengkakan di pergelangan kaki, peningkatan tekanan di perut bagian bawah dan panggul, dan kecemasan.
Misalnya kapan waktunya melahirkan akan tiba. Apakah Bunda juga merasakan hal yang sama?
Artikel Terkait: 5 Perubahan Emosi Pasca Melahirkan
Daftar isi
Rata-Rata Ibu Hamil Melahirkan pada Usia Kehamilan Berapa Minggu?
American College of Obstetricians and Gynecologists mengategorikan persalinan dari minggu 37 hingga 42 sebagai berikut:
- Dini (early term): 37 minggu hingga 38 minggu, 6 hari
- Jangka penuh (full term): 39 minggu hingga 40 minggu 6 hari
- Terlambat (late term): 41 minggu hingga 41 minggu 6 hari
- Post term: 42 minggu dan seterusnya
Menurut National Center for Health Statistics, berikut adalah data mengenai kelahiran bayi di tahun 2017:
- 57,5 persen dari semua kelahiran yang tercatat terjadi antara 39 dan 41 minggu
- 26 persen kelahiran terjadi pada 37 hingga 38 minggu
- Sekitar 7 persen kelahiran terjadi pada minggu 34 hingga 36
- Sekitar 6,5 persen kelahiran terjadi pada minggu ke 41 atau lebih
- Serta, sekitar 3 persen kelahiran terjadi sebelum 34 minggu kehamilan
Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2012, ibu yang pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya merupakan faktor risiko untuk memiliki bayi prematur lainnya.
Begitu pula ibu dengan riwayat kelahiran postmatur sebelumnya lebih mungkin untuk melahirkan postterm pada kesempatan lainnya.
Artikel terkait: 8 Tanda-tanda Melahirkan Bayi Laki-laki Ini Mitos, Jangan Percaya!
Berapa Minggu Paling Idealnya Bayi Lahir?
Akhir trimester ketiga adalah waktu kritis yang terakhir bagi tubuh ibu untuk membuat persiapan terakhirnya untuk melahirkan.
Otak, paru-paru, hati, dan organ penting lainnya pada bayi masih berkembang di minggu-minggu terakhir kehamilan dan ia perlu mencapai berat lahir yang sehat.
Tidak ada kehamilan yang benar-benar sama.
Ada persalinan yang akan secara alami datang lebih awal, tetapi ada pula yang terlambat meski tanpa komplikasi besar.
Akan tetapi, faktanya usia kehamilan antara 39 dan 41 minggu adalah usia kehamilan dengan risiko komplikasi neonatal paling rendah.
Menurut March of Dimes, jika kehamilan Bunda sehat, sebaiknya pertahankan setidaknya selama 39 minggu.
Tunggu hingga persalinan dimulai dengan sendirinya secara alami.
Akan tetapi, jika dokter merekomendasikan penjadwalan kelahiran bayi (yaitu memutuskan kapan harus melahirkan bayi dengan induksi persalinan atau kelahiran caesar apabila ada indikasi tertentu), tanyakan apakah Bunda dapat menunggu hingga setidaknya 39 minggu.
Sehingga bayi memiliki cukup waktu untuk tumbuh dan berkembang sepenuhnya.
Artikel Terkait: 13 Posisi Melahirkan Normal yang Perlu Bunda Ketahui
Risiko Kelahiran Lebih Awal
Faktanya, sebagian besar kasus kelahiran prematur masih belum diketahui pasti penyebabnya.
Menurut studi, kondisi kesehatan ibu sangat berpengaruh pada waktu kelahiran.
Misalnya, ibu dengan riwayat diabetes, penyakit jantung, penyakit ginjal, atau tekanan darah tinggi lebih berisiko mengalami persalinan prematur.
Faktor risiko dan penyebab lainnya termasuk:
- Hamil dengan banyak bayi (kembar dua atau lebih)
- Mengalami perdarahan saat hamil
- Penyalahgunaan narkoba
- Infeksi saluran kemih
- Merokok selama hamil
- Minum alkohol selama kehamilan
- Kelahiran prematur pada kehamilan sebelumnya
- Memiliki rahim yang tidak normal
- Infeksi selaput ketuban
- Tidak makan sehat sebelum dan selama kehamilan
- Kondisi serviks yang lemah
- Riwayat gangguan makan
- Kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan
- Stres
Melahirkan sebelum tanggal hari perkiraan lahir akan menempatkan bayi pada risiko yang lebih tinggi untuk banyak masalah kesehatan.
Artikel terkait: 17 Tanda-Tanda Mau Melahirkan yang Sebaiknya Ibu Hamil Ketahui
Saat memasuki usia kehamilan 35 minggu, otak bayi hanya memiliki berat dua pertiga dari beratnya pada usia 40 minggu.
Otak bayi adalah organ utama yang terakhir yang berkembang selama kehamilan.
Bagian otak yang akan digunakan bayi untuk berpikir tumbuh dengan kecepatan yang berlipat ganda selama beberapa minggu terakhir kehamilan.
Beberapa masalah kesehatan yang mungkin dialami bayi prematur antara lain:
- Berat badan lahir rendah
- Masalah pernapasan
- Kesulitan mengatur suhu tubuh
- Masalah makan karena kesulitan mengisap dan menelan dan kesulitan menempel pada payudara
- Penyakit kuning atau jaundice yang menyebabkan kulit dan bagian putih mata bayi terlihat kuning
- Masalah penglihatan dan pendengaran
- Tinggal di rumah sakit lebih lama setelah mereka lahir atau berada di Unit Perawatan Intensif Neonatal
- Lebih sering masuk kembali ke rumah sakit dengan masalah kesehatan lainnya
- Otak yang lebih kecil dan kurang berkembang
- Keterlambatan perkembangan
Bahkan jika bayi lahir dengan baik tanpa penyulit, ia mungkin memiliki lebih banyak masalah kesehatan jangka panjang seperti:
- Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
- Risiko diabetes, tekanan darah tinggi atau penyakit jantung di masa depan
Masalah utama yang mengancam jiwa, seperti pendarahan di otak atau paru-paru, duktus arteriosus paten, dan sindrom gangguan pernapasan neonatus, kadang-kadang dapat berhasil diobati di unit perawatan intensif neonatal (NICU) setelah bayi lahir.
Akan sering kali memerlukan perawatan jangka panjang.
Artikel Terkait: Ikuti 23 Tips Persiapan Melahirkan agar Lahiran Normal Berjalan Lancar!
Mencegah Persalinan Prematur
Ada beberapa hal yang dapat Bunda lakukan sendiri untuk menurunkan risiko persalinan dini.
Sebelum merencanakan kehamilan dan selama hamil, ikuti gaya hidup sehat dan berolahraga secara teratur.
Selain itu, cobalah untuk menghilangkan sumber stres yang tidak perlu.
Jika Bunda memiliki kondisi kesehatan kronis, dapatkan perawatan dan tetap konsisten dengan perawatan tersebut.
Selama kehamilan, rutinlah memeriksakan diri untuk kontrol ke dokter kandungan.
Berikan riwayat kesehatan yang jujur dan menyeluruh kepada dokter dan ikuti saran mereka.
Setelah kehamilan mencapai 37 minggu, jadwal pemeriksaan yang tadinya sebulan sekali akan menjadi seminggu sekali.
Jika kehamilan sudah melewati 41 minggu, Parents dan dokter bisa bicara mengenai pilihan yang tersedia untuk menjadwalkan persalinan segera.
Setelah melahirkan, tunggu setidaknya 18 bulan sebelum mencoba hamil lagi.
Semakin pendek waktu antara kehamilan, semakin besar risiko untuk kelahiran prematur.
Artikel terkait: 10 Jenis Pemeriksaan Kehamilan Trimester Ketiga, Jangan Sampai Terlewat!
Risiko Kelahiran Melebihi Waktu Ideal
Kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu disebut postterm.
Penyedia layanan kesehatan tidak tahu mengapa beberapa perempuan hamil lebih lama daripada yang lain.
Sering kali hal ini terjadi karena salah menghitung HPL.
Kemungkinan mengalami peningkatan kelahiran postterm juga akan meningkat pada kehamilan pertama, memiliki bayi laki-laki, atau mengalami obesitas (Indeks Massa Tubuh lebih besar dari 30).
Perempuan dengan kehamilan postterm, terutama dengan bayi yang besar, lebih mungkin untuk mengalami:
- Persalinan yang lebih lama dan sulit
- Forceps atau kelahiran dengan bantuan vakum
- Vagina robek atau cedera
- Persalinan caesar
- Infeksi, komplikasi luka, dan pendarahan setelah lahir
Ada juga risiko untuk bayi yang belum lahir dan bayi yang baru lahir dalam kehamilan postterm, termasuk:
- Lahir mati (stillbirth) atau kematian bayi di dalam kandungan
- Masalah plasenta
- Cairan ketuban berkurang
- Bayi mungkin berhenti menambah berat badan, atau bahkan mungkin kehilangan berat badan
- Cedera lahir jika bayinya besar
- Bayi menghirup cairan yang mengandung tinja pertama (aspirasi mekonium)
- Gula darah rendah (hipoglikemia) karena bayi memiliki terlalu sedikit glukosa yang disimpan
***
Sama seperti setiap bayi mencapai tonggak perkembangannya, seperti berguling atau merangkak pada waktu yang berbeda-beda, setiap bayi siap untuk dilahirkan pada waktu yang berbeda pula.
Tanda bayi sudah siap dilahirkan adalah saat persalinan dimulai dengan sendirinya secara alami dan ibu telah mencapai kehamilan cukup bulan (39 minggu atau lebih).
Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang lahir pada minggu ke-37 dan ke-38 kehamilan, baik persalinan yang dimulai dengan alami atau diinduksi, akan menghadapi risiko beberapa masalah kesehatan yang lebih tinggi.
Dibandingkan dengan bayi yang lahir pada atau setelah 39 minggu kehamilan.
Oleh karena itu, induksi persalinan atau operasi caesar yang direncanakan tidak boleh digunakan sebelum 39 minggu kecuali ada alasan medis yang jelas.
Menjawab pertanyaan rata-rata ibu hamil melahirkan pada usia kehamilan berapa minggu, maka jawabannya adalah antara 39 dan 41 minggu untuk sebagian besar kasus.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Why at least 39 weeks id best for your baby
https://www.marchofdimes.org/pregnancy/why-at-least-39-weeks-is-best-for-your-baby.aspx
How Many Weeks Early Can You Safely Give Birth?
https://www.healthline.com/health/pregnancy/how-many-weeks-is-it-safe-to-give-birth
Recurrent Preterm Birth
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3500643/
National Vital Statistics Reports
Volume 67, Number 8 November 7, 2018, Births: Final Data for 2017
https://www.cdc.gov/nchs/data/nvsr/nvsr67/nvsr67_08-508.pdf
Why Is 40 Weeks so Important?
https://www.health.ny.gov/community/pregnancy/why_is_40_weeks_so_important.htm
Post-Term Pregnancy
https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=post-term-pregnancy-90-P02487
Baca Juga:
10 Tips Meredakan Nyeri Pasca Melahirkan, Simak Caranya, Bun!
Pentingnya Dukungan Keluarga Pasca Melahirkan Demi Kesehatan Jiwa Ibu dan Bayi