Sejumlah perempuan kerap mengeluhkan rambut rontok saat hamil. Apakah Bunda salah satunya?
Lantas, apa yang menyebabkan rambut rontok saat hamil? Berikut ini penjelasannya beserta beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah dan mengatasinya.
Artikel Terkait: 10 Obat Rambut Rontok yang Ampuh untuk Atasi Masalah Kerontokan!
Daftar isi
Apakah Rambut Rontok Saat Hamil Umum Terjadi?
Baik laki-laki maupun perempuan rata-rata kehilangan sekitar 50 hingga 100 helai rambut setiap hari.
Namun khusus untuk ibu hamil, selama kehamilan peningkatan kadar estrogen bisa memperparah kondisi rambut ibu.
Beberapa dari mereka ada yang mengalami rambut kusam, perlambatan pertumbuhan, hingga kerontokan dari yang ringan hingga parah.
Siklus pertumbuhan rambut ibu memang bisa menjadi lebih lambat, tipis, dan lebih rontok di bulan-bulan tertentu saat kehamilan.
Hal ini dikatakan normal karena terkait dengan kadar hormon estrogen tinggi saat hamil, yang mudah menyebabkan rambut patah dan rapuh. Ada juga yang dikarenakan stres pada tubuh atau kondisi medis yang menyertai kehamilan.
“Bagaimana jika sampai mengalami kebotakan?”
Tidak, kok, Bunda. Rambut rontok saat hamil tidak akan menyebabkan kebotakan pada kepala Anda. Sebab, nanti kondisi rambut Bunda akan kembali seperti semula lagi.
Artikel Terkait: 11 Rekomendasi Shampo untuk Rambut Rontok Terbaik
Penyebab Rambut Rontok Saat Hamil
Berikut ini penjelasannya dan beberapa penyebab rambut rontok saat hamil lainnya yang perlu Bunda ketahui berikut cara mengatasinya.
1. Pergeseran Hormon
Beberapa ibu hamil ada yang mengalami penipisan dan kerontokan rambut yang disebabkan stres atau syok, kondisi ini disebut telogen effluvium.
Umumnya, hal ini terjadi di trimester pertama karena ketidakseimbangan hormon yang disebabkan drastisnya perubahan hormon untuk mendukung pertumbuhan bayi.
Stres membuat rambut rontok sekitar 30 persen atau lebih, di mana dalam fase ini rambut yang tadinya dalam siklus ‘hidup’ berubah menjadi beristirahat (telogen). Sekitar 30 persen itu bisa berjumlah lebih dari 300 helai rambut setiap harinya.
Kerontokan rambut yang disebabkan perubahan hormonal ini kemungkinan tidak langsung terjadi.
Ada waktu sekitar dua hingga empat bulan untuk Bunda benar-benar tersadar kalau rambut Anda semakin menipis.
Kondisi ini juga tidak berlangsung lebih dari enam bulan, juga tidak mengakibatkan kerontokan rambut permanen.
2. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan selama kehamilan juga bisa menjadi penyebab dari telogen effluvium. Hal ini juga dipicu oleh ketidakseimbangan hormon atau vitamin esensial yang berkelanjutan.
Artikel terkait: 23 Cara Atasi Rambut Rontok, Bisa Gunakan Bahan Alami yang Ada di Rumah
3. Masalah Tiroid
Gangguan tiroid, seperti hipertiroidisme (terlalu banyak hormon tiroid) atau hipotiroidisme (terlalu sedikit hormon tiroid), mungkin sulit dikenali selama kehamilan. Namun, salah satu tandanya adalah kerontokan rambut.
Dari kedua kondisi kesehatan tersebut, hipotiroidisme lebih sering terjadi dan memengaruhi sekitar 2 atau 3 dari 100 perempuan hamil.
Selain kerontokan rambut, gejala lain yang menyertainya bisa kram otot, sembelit, dan kelelahan.
Sekitar 1 dari 20 perempuan memiliki kemungkinan mengalami masalah tiroid (tiroiditis pascapersalinan) setelah bayinya lahir. Dalam semua kasus, masalah tiroid ini bisa didiagnosis melalui tes darah.
4. Kekurangan Zat Besi
Kekurangan zat besi terjadi ketika ibu hamil tidak memiliki cukup sel darah merah untuk dialirkan melalui oksigen ke berbagai jaringan di dalam tubuhnya.
Hal ini dapat menyebabkan kerontokan rambut bersama dan terkadang disertai dengan gejala lain, seperti kelelahan, detak jantung tidak teratur, sesak napas saat beraktivitas, dan sakit kepala.
Perempuan hamil berada pada risiko tinggi terkena anemia defisiensi besi.
Terutama jika jarak kehamilan sebelumnya dengan yang saat ini berdekatan, hamil kembar, atau mengalami morning sickness yang parah.
Masalah anemia defisiensi besi ini juga dapat didiagnosis melalui tes darah.
Meski kerontokan rambut dengan kondisi ini tidak permanen, ketebalan rambut Bunda mungkin akan sulit kembali ke ketebalan normalnya hingga kadar hormon kembali ke kisaran normal.
5. Trauma
Kerontokan rambut mungkin tidak ada hubungannya dengan kehamilan atau kondisi genetik sama sekali.
Jika Bunda baru saja menata rambut dengan gaya rambut yang ketat, menjalani perawatan kecantikan tertentu, atau memperlakukan rambut dengan cara yang tidak benar, Anda mungkin mengalami apa yang disebut traction alopecia.
Peradangan pada folikel rambut juga dapat menyebabkan penipisan dan kerontokan rambut. Umumnya karena folikel mungkin mengalami bekas luka yang menyebabkan kerontokan rambut permanen.
6. Penyebab Lainnya
Penting untuk dicatat bahwa kerontokan rambut telogen effluvium biasanya merupakan penipisan yang ‘seragam’.
Dengan kata lain, kondisinya sama seperti yang dialami ibu hamil lainnya.
Bila Bunda mengalami kerontakan parah atau kebotakan, mungkin ada masalah lain yang berperan.
Misalnya, kondisi genetik dan autoimun yang menyebabkan kerontokan rambut, baik saat Anda sedang hamil atau tidak.
- Androgenic Alopecia atau female pattern hair loss (FPHL) atau pola kebotakan pada perempuan.
Umumnya terjadi akibat miniaturisasi folikel rambut yang disebabkan gangguan siklus folikel rambut (fase pertumbuhan folikel rambut yang lebih pendek di antara waktu kerontokan dan pertumbuhan rambut baru).
- Alopecia areata bisa menyebabkan kerontokan rambut pada kulit kepala dan bagian tubuh lainnya.
Kerontokan dan pertumbuhan kembali rambut pada kondisi ini tidak dapat diprediksi atau bersifat siklus.
Tidak ada obat untuk jenis kerontokan rambut seperti ini, tetapi dengan perawatan tertentu dapat membantu menghentikan kerontokan dan menumbuhkan kembali rambut.
7. Kurang Vitamin
Fakta lain yang menyebabkan rambut rontok saat hamil juga bisa dikarenakan sebagai kurangnya mineral atau vitamin.
Tak mengherankan jika dokter kandungan selalu mengingatkan bahwa penting bagi ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan mineral dengan mengonsumsi air putih yang cukup serta memenuhi kebutuhan vitamin.
Artikel terkait: Rambut Rontok Akibat Stres, Bagaimana Langkah Tepat Mengatasinya?
Rambut Rontok Setelah Melahirkan
Selain rambut rontok saat hamil, ada juga beberapa perempuan yang mengalami kerontokan rambut beberapa bulan setelah melahirkan, puncaknya sekitar 4 bulan pascapersalinan.
Kalau yang ini penyebabnya bukan karena kenaikan hormon, tetapi penurunan hormon estrogen, serta perubahan pada fungsi kelenjar tiroid. Biasanya rambut akan kembali seperti semula tanpa perawatan khusus.
Cara Mengatasi Rambut Rontok Saat Hamil
Melansir laman Healthline, rambut rontok selama dan setelah kehamilan mungkin tidak memerlukan perawatan khusus.
Biasanya akan sembuh dengan sendirinya seiring waktu.
Beberapa dokter mungkin akan meresepkan minoxidil (Rogaine) jika pertumbuhan rambut tidak kembali ke tingkat sebelumnya.
Namun, obat ini sebenarnya tidak aman untuk digunakan selama kehamilan.
Dalam kondisi-kondisi tertentu seperti hipotiroidisme atau anemia defisiensi besi, dokter akan meresepkan obat atau suplemen vitamin yang membantu mengembalikan kadar tiroid dan zat besi Anda menjadi normal sehingga siklus pertumbuhan kembali seperti semula seiring waktu.
Untuk perawatan rambut yang disebabkan androgenic alopecia juga tidak dianjurkan selama kehamilan.
Alih-alih meresepkan obat, dokter mungkin akan menyarankan untuk mencoba low-level laser treatment (LLLT) atau perawatan laser tingkat rendah dengan menggunakan gelombang cahaya merah untuk merangsang pertumbuhan rambut.
Artikel Terkait: 10 Conditioner untuk Rambut Rontok Terbaik, Jadikan Rambut Lebih Kuat
Hal lainnya yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi kerontokan di antaranya:
1. Pilih Sampo dan Kondisioner yang Tepat
Pilih sampo dan kondisioner dengan kandungan yang lembut dan tidak iritatif. Jika memungkinkan, pilih sampo dan kondisioner yang mengandung silika dan biotin.
2. Hindari Menyisir Saat Rambut Basah
Jangan menyisir rambut dalam keadaan basah, karena rambur basah sangat rapuh.
3. Pilih Sisir yang Tepat
Pilih sisir bergigi lebar, jangan yang terlalu rapat. Jika perlu saat rambut basah, hanya sisir dengan jari tangan saja.
4. Kurangi Mengikat Rambut
Hindari mengikat rambut ke belakang menjadi cepol atau ekor kuda sebenarnya berisiko menyebabkan rambut menjadi lebih mudah patah.
Tak menghernkan jika banyak ibu hamil yang akhirnya memutuskan untuk memangkas rambutnya lebih pendek.
Potongan rambut tertentu seperti bob pendek akan sangat membantu Bunda terlihat fresh dan juga tidak perlu mengikatnya setiap waktu.
5. Kurangi Penggunaan Alat Pengering dan Pelurus Rambut
Hindari mengeringkan rambut dengan panas maksimal atau melakukan perawatan meluruskan rambut, ini hanya akan memperburuk rambut rontok saat hamil.
6. Konsumsi Sayur dan Buah
Perbanyak mengonsumsi sayur dan buah yang kaya antioksidan dan flavonoid, serta makanan yang mengandung protein, zat besi, dan nutrisi penting lainnya.
Sebuah penelitian menyebutkan langkah ini dipercaya dapat memperkuat pertumbuhan dan melindungi folikel rambut.
Nutrisi yang baik selama kehamilan tidak hanya berguna bagi perkembangan janin yang sehat, tapi juga mendukung kesehatan ibu.
7. Konsultasi ke Dokter
Jika kondisi rontok makin parah, tidak ada salahnya untuk segera konsultasikan pada dokter kandungan.
Tanyakan kepada dokter Anda apakah ada dari obat atau suplemen yang diresepkannya berpotensi menyebabkan kerontokan rambut.
Artikel terkait: Rambut Rontok Saat Menyusui, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
8. Hati-hati Penggunaan Obat Setelah Melahirkan
Beberapa obat ada yang masuk ketegori ‘aman’ untuk dikonsumsi ibu menyusui dan ada juga yang tidak. Obat Rogaine, misalnya, tidak dianggap aman untuk ibu menyusui.
Rambut rontok saat hamil, meskipun tidak terlalu umum, sangatlah normal, terutama bila berkaitan dengan perubahan hormon atau kondisi kesehatan tertentu.
Bunda bisa melakukan perawatan dengan menyesuaikan kondisi kehamilan yang kemudian dilanjutkan setelah melahirkan.
Akan tetapi, umumnya kerontokan selama kehamilan ini tidak memerlukan perawatan khusus.
Sebab, setelah empat bulan pascapersalinan, besar kemungkinan pertumbuhan rambut Anda akan normal dalam waktu 6-9 bulan kemudian.
Jika kerontokan rambut berlanjut atau Bunda melihat gejala lain setelah itu, segera periksakan ke dokter untuk mengetahui adanya kemungkinan penyebab lain pada kerontokan rambut. Misalnya, alopecia areata atau androgenic alopecia.
Artikel Terkait: 11 Skincare untuk Ibu Hamil dan Menyusui Pilihan, Aman dan Berkualitas
Itulah penjelasan seputar rambut rontok yang rentan terjadi saat hamil. Semoga membantu bagi Anda yang sedang mengalaminya, Bun!
***
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang
Why Hair Loss Can Occur During or After Pregnancy and What You Can Do
www.healthline.com/health/hair-loss-in-pregnancy#causes
Baca juga:
11 Produk Perawatan Rambut Rontok Ibu Menyusui Pilihan di 2024, Aman!
Catat, 6 Makanan Ini Bisa Atasi Kebotakan, Bantu Kurangi Rambut Rontok