Hipertiroidisme adalah penyakit yang disebabkan oleh kadar hormon tiroid yang terlalu tinggi di dalam tubuh. Gejalanya bisa meliputi jantung berdebar, tremor, gelisah, berat badan turun drastis, dan lain sebagainya.
Jika tidak segera ditangani, penyakit ini juga bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Berikut penjelasan lengkap mengenai gejala, penyebab, dan pencegahan hipertiroidisme.
Apa Itu Hipertiroidisme? Kenali Penyebabnya!
Hipertiroidisme adalah sebuah penyakit yang disebabkan karena hormon tiroid di dalam tubuh terlalu tinggi. Kelenjar tiroid sendiri terletak di leher bagian depan. Fungsinya untuk mengontrol proses metabolisme di dalam tubuh termasuk di antaranya mengatur denyut jantung, suhu tubuh, hingga mengubah makanan menjadi sumber energi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Meskipun berperan sangat penting, tetapi apabila hormon tiroid terlampau tinggi, maka dapat mengganggu proses metabolisme di dalam tubuh. Kadar hormon tiroid yang terlalu tinggi akan menyebabkan metabolisme tubuh menjadi terlalu cepat sehingga berdampak buruk pada kesehatan.
Produksi hormon tiroid menjadi terlampau tinggi karena disebabkan oleh beberapa faktor. Namun, pada umumnya, hal ini disebabkan karena efek samping obat-obatan tertentu hingga penyakit autoimun. Graves adalah salah satu penyakit yang dipicu oleh kondisi autoimun di mana sel darah putih tidak menyerang benda asing tetapi justru menyerang sel normal.
Peradangan pada kelenjar tiroid juga dapat memicu produksi hormon tiroid yang tinggi. Selain itu, benjolan pada kelenjar tiroid, munculnya timor jinak, hingga kanker tiroid juga bisa jadi salah satu faktor pemicu. Tumor di area testis atau ovarium juga dapat memicu produksi hormon tiroid yang berlebihan.
Kondisi hiper atau jumlah hormon tiroid yang berlebihan ini juga lebih berpotensi dialami oleh perempuan. Selain itu, mereka yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit graves juga lebih berisiko. Penderita penyakit kronis lainnya seperti gangguan kelenjar adrenal, anemia, hingga diabetes tipe 1 juga dapat menyebabkan terjadinya hipertiroidisme.
Artikel terkait: Gangguan tiroid anak bisa sebabkan pertumbuhannya lambat, ini gejala yang jarang disadari!
Tanda dan Gejala Hipertiroidisme
Ada beberapa tanda dan gejala yang dirasakan oleh penderita yang mengalami kondisi ini. Salah satunya adalah metabolisme tubuh bekerja jauh lebih cepat daripada seharusnya. Gejala lainnya adalah jantung yang berdebar lebih cepat, mudah berkeringat, dan terus-menerus merasa gerah.
Tidak hanya itu, berat badan penderita juga turun drastis, tekanan darah meningkat, diikuti kesulitan untuk tidur, tangan gemetar, mudah marah, merasa gelisah, penglihatan mulai kabur, dan rambut yang mudah rontok. Pada perempuan, kelebihan hormon tiroid juga dapat mengganggu siklus menstruasi.
Beberapa tanda yang dapat dilihat secara kasat mata juga muncul. Di antaranya adalah membengkaknya kelenjar tiroid (gondok), ruam pada kulit, telapak tangan merah, hingga bola mata yang makin menonjol.
Walau demikian, perlu diketahui bahwa ada beberapa kasus di mana tidak ada gejala yang muncul. Kondisi ini dikenal dengan sebutan Hipertiroid Subklinis. Pada kondisi ini, sebagian besar penderita cenderung kembali pada kondisi normal tanpa pengobatan khusus.
Artikel terkait: Rachel Amanda sembuh dari kanker tiroid, ini cerita perjuangannya
Bagaimana Cara Menangani Hipertiroidisme?
Terlepas ada atau tidak adanya gejala, jika situasi memburuk, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Hal ini akan memungkinkan penderita untuk lebih cepat mendapat penanganan medis yang sesuai.
Dokter juga dapat memutuskan apakah kondisi penderita memerlukan pengobatan khusus atau perawatan mandiri di rumah. Jika ternyata membutuhkan pengobatan khusus, pastikan untuk rutin menjalani konsultasi dan pemeriksaan.
Artikel terkait: Sering Masturbasi Membuat Lutut Kopong, Mitos atau Fakta?
Upaya Pencegahan
Selain itu, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertiroidisme. Beberapa di antaranya termasuk menghindari merokok, mengonsumsi makanan sehat, terutama yang mengandung kalsium dan vitamin D. Selain itu, sebaiknya rutin memeriksakan status kesehatan secara keseluruhan untuk mendeteksi penyakit seperti hipertiroidisme.
Setelah terdiagnosis, biasanya dokter akan memberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar hormon tiroid yang tinggi. Obat-obatan yang diberikan meliputi iodine radioaktif, tiroidektomi, atau antitiroid. Pengobatan ini juga diikuti dengan sesi pemeriksaan rutin untuk memantau perkembangan kondisi kesehatan setelah mengikuti pengobatan.
Parents, demikian informasi seputar apa itu hipertiroidisme. Ada baiknya kita mulai membiasakan diri untuk memulai gaya hidup sehat supaya terhindar dari penyakit hipertiroidisme. Jika Anda mengalami salah satu dari gejala di atas sebaiknya segera menghubungi dokter, ya!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
Ikuti Kuis Ini Untuk Mengenali Gangguan Tiroid Anda!
Kanker tiroid yang dialami Rachel Amanda bisa sembuh total, kenali gejalanya!
Jalani operasi tumor tiroid, artis Thalita Latief: "I Made it, I Survived"
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.