Bunda mungkin sudah tak asing lagi mendengar penyakit chikungunya, penyakit ini juga dikenal sebagai flu tulang. Seperti halnya Demam Berdarah Dangue dan Malaria, penyakit ini bisa cukup menular melalui perantara vektor atau lewat gigitan nyamuk.
Di mana penyakit chikungunya disebabkan oleh virus jenis Chikungunya yang menyebar lewat gigitan nyamuk.
Nyamuk perantaranya biasanya Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang telah terinfeksi. Oleh karena itu jangan heran jika seseorang dapat terinfeksi Chikungunya dan DBD dalam waktu yang bersamaan.
Biasanya, infeksi yang disebabkan karena virus chikungunya ini seringkali menyebabkan nyeri otot. Penyakit ini pun bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang golongan usia dan jenis kelamin.
Artinya, ibu hamil pun berisiko mengalaminya, sehingga penting bagi ibu hamil untuk peka terhadap berbagai gejala yang ditunjukkan.
Penyakit Chikungunya pada ibu hamil
Seperti malaria, penyakit Chikungunya bisa terjadi pada musim apa pun. Biasanya nyamuk penyebab penyakit ini bisa lebih aktif pada pagi dan sore hari, namun pada umumnya hanya menggigit pada siang hari.
Sama dengan penyakit lainnya virus chikungunya juga akan menginfeksi tubuh melalui beberapa fase, yakni fase akut dan fase kronis. Dan fase ini juga akan dialami oleh ibu hamil terinfeksi, ataupun seseorang dengan kondisi normal.
Chikungunya akut terjadi mulai dari kejadian infeksi, diikuti oleh fase virus (selama virus hadir dalam tubuh, berlangsung sekitar seminggu), diikuti oleh fase pemulihan saat virus tidak dapat ditemukan dalam tes darah, dan tubuh mulai untuk pemulihan.
Pada kategori ini, tanda dan gejala penyakit hanya bertahan sebentar, kesehatan orang tersebut akan pulih sepenuhnya.
Sementara itu, chikungunya kronis bisa terjadi lebih lama dan parah. Fase kelanjutan dari tanda-tanda dan gejala infeksi terjadi selama lebih dari sebulan setelah virus dibersihkan dari tubuh.
Faktanya, ada kasus pasien yang terus menunjukkan gejala seperti nyeri otot, nyeri sendi, selama tiga tahun setelah dinyatakan terinfeksi. Namun, penyebab pasti untuk gejala yang berkepanjangan ini belum ditentukan.
Walau jarang terjadi, kasus ini merupakan masalah khusus bagi ibu hamil karena bisa saja virus tertular pada bayi. Proses menyusui juga diketahui tidak menularkan virus penyakit ini.
Meskipun begitu, pada dasarnya penyakit chikungunya relatif tidak berbahaya hingga mengancam nyawa.
Gejala penyakit Chikungunya ibu hamil
Berbagai gejala yang wajib diwaspadai antara lain :
1. Nyeri sendi dan otot
Rasa nyeri pada persendian dan otot merupakan ciri khas dari penyakit chikungunya. Pergelangan kaki, sendi siku dan pergelangan tangan, akan terasa sangat sakit, terutama di pagi hari.
Rasa sakitnya ini bisa bertahan selama seminggu atau lebih dari sebulan. Terkadang terjadi juga pembengkakan di sekitar persendian.
Artikel terkait : Malaria, Si Malaikat Maut yang Mengubah Hidup Saya
2. Demam
Waspadai bila Bunda mengalami nyeri otot disertai juga dengan demam. Nyatanya, kondisi ini juga menjadi salah satu ciri khas chikungunya yang lain dan perlu diwaspadai.
Umumnya, demam yang dirasakan akan terjadi berulang, dengan suhu tinggi bisa mencapai 40 derajat celcius.
3. Sakit kepala
Gejala lain yang harus diwaspadai ialah sakit kepala yang sangat terasa. Infeksi virus ini memang biasanya disertai dengan sakit kepala yang sangat sulit untuk ditahan.
4. Nyeri di daerah punggung bawah
Selain nyeri otot, nyeri juga akan bisa dirasakan di bagian tubuh lainnya seperti di punggung bawah.
5. Menggigil
Ibu hamil yang terinfeksi bisa mengalami kedinginan yang sangat intens, walau kondisi udara tidak terlalu dingin. Kondisi ini mirip seperti demam dan gejala pada malaria.
6. Mual dan muntah
Berbagai gejala fisik di atas juga biasanya akan diikuti oleh mual dan muntah. Kondisi ini bisa terjadi secara berulang dalam beberapa waktu.
Artikel terkait : 7 Tips Sarapan Untuk Mengatasi Mual Saat Hamil
7. Ruam
Tanda khas lain yang mungkin terjadi ialah ruam pada kulit di beberapa bagian mana pun. Biasanya juga kondisi ini akan diikuti dengan nyeri sendi dan pembengkakkan.
8. Kelelahan
Seluruh gejala di atas biasanya juga akan diikuti lemah dan lelah yang terus menerus dirasakan. Hal ini karena infeksi dari virus cenderung menyerap banyak energi dari tubuh.
Penanganan Chikungunya secara alami
Berikut ini adalah beberapa pengobatan rumahan tahap awal untuk menyembuhkan Chikungunya :
- Lakukan kompres dingin untuk mengurangi nyeri sendi dan pembengkakan
- Konsumsi jahe untuk meningkatkan kekebalan, meredakan rasa sakit dan demam
- Konsumsi bawang putih untuk membantu meningkatkan sirkulasi dan pengurangan nyeri sendi karena sifat anti-inflamasinya
- Rendam bagian tubuh yang nyeri dengan garam Epsom untuk menghilangkan rasa sakit
- Minum susu dicampur kunyit untuk membantu meningkatkan imunitas tubuh dan penyembuhan yang lebih cepat
Pencegahan Chikungunya
Sejauh ini belum ada vaksin untuk mencegah penyakit Chikungunya, khususnya untuk ibu hamil. Pencegahan bisa dilakukan seperti upaya pencegahan demam berdarah maupun malaria :
- Mengubur barang-barang bekas, jangan sampai ada tempat penampungan air bersih yang bisa jadi tempat nyamuk berkembang biak
- Minimalisasi pakaian yang menggantung
- Fogging secara rutin
- Kenakan pakaian katun yang longgar dan tertutup untuk menutupi lengan dan kaki
- Tidur dan bersantai di tempat dengan sirkulasi udara yang baik, atau memiliki AC
Semoga bermanfaat, ya, Parents!
Sumber : Parenting Firstcry, Babycenter
Baca Juga :
Waspada penyakit DBD saat hamil, bisa mengakibatkan kematian janin