Apakah Parents membaca label makanan kemasan sebelum mengonsumsinya? Dalam makanan kemasan, Parents akan menemukan adanya Bahan Tambahan Pangan (BTP) di dalam daftar komposisi makanan tersebut.
Sebenarnya apa itu BTP dan amankah untuk dikonsumsi? Berikut adalah penjelasannya dari pakar ahli gizi yang menarik untuk disimak.
Mengenal Bahan Tambahan Pangan
Perlu Parents ketahui bahwa bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk memengaruhi sifat atau bentuk pangan.
Dalam acara diskusi bersama media yang digelar oleh PT Heinz ABC Indonesia (ABC) bertajuk ‘Ngobrol Baik bareng ABC’, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah MS, Ahli Gizi sekaligus Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia menjelaskan, “BTP adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk memengaruhi sifat atau bentuk pangan, sebagai contoh bertujuan untuk mengawetkan pangan, memberikan warna, mencegah tengik, dan meningkatkan rasa (kualitas pangan).”
Sumber: Freepik
Artikel Terkait: Jangan Sampai Salah, Begini 3 Cara Memilih Makanan Sehat untuk Keluarga
Mengacu kepada peraturan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) RI No. 11 Tahun 2019 mengenai Bahan Tambahan Pangan, yang termasuk ke dalam kategori BTP adalah sebagai berikut:
- Antibuih (antifoaming agent)
- Antikempal (anticaking agent)
- Antioksidan (antioxidant)
- Bahan Pengkarbonasi (carbonating agent)
- Garam Pengemulsi (emulsifying salt)
- Gas untuk Kemasan (packaging gas)
- Humektan (humectant)
- Pelapis (glazing agent)
- Pemanis (sweetener), termasuk Pemanis Alami dan Pemanis Buatan
- Pembawa (carrier)
- Pembentuk Gel (gelling agent)
- Pembuih (foaming agent)
- Pengatur Keasaman (acidity regulator)
- Pengawet (preservative)
- Pengembang (raising agent)
- Pengemulsi (emulsifier)
- Pengental (thickener)
- Pengeras (firming agent)
- Penguat Rasa (flavour enchancer)
- Peningkat Volume (bulking agent)
- Penstabil (stabilizer)
- Perentensi Warna (colour retention agent)
- Perlakuan Tepung (flour treatment agent)
- Pewarna (colour), termasuk pewarna alami dan pewarna sintesis
- Propelan (propellant)
- Sekuestran (sequestrant)
- Perisa (flavouring)
Jika Parents sering memperhatikan label yang ada pada kemasan makanan, mungkin pernah melihat makanan dengan kandungan bahan-bahan yang disebutkan di atas.
Amankah Bahan Tambahan Pangan (BTP) Dikonsumsi?
Sumber: Freepik
Lantaran kemungkinan merasa asing dengan nama bahan tambahan pangan seperti di atas, di antara masyarakat pun timbul keraguan apakah BTP aman untuk dikonsumsi? Seperti contohnya produk yang mengandung pengawet, apakah akan menimbulkan dampak negatif untuk kesehatan jangka panjang jika dikonsumsi?
Parents tidak perlu khawatir karena faktanya penggunaan BTP dalam makanan kemasan sudah diatur sedemikian rupa agar aman untuk dikonsumsi.
“Penggunaan BTP yang tepat sesuai takaran batas aman akan memberikan manfaat teknologi terhadap kualitas pangan sebagaimana diatur oleh Peraturan BPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan,” ungkap Prof. Hardinsyah.
Begitu pula dengan produk-produk dari PT Heinz ABC Indonesia, tentunya sudah memastikan produk mereka aman untuk dikonsumsi setelah melalui pengawasan ketat dari Lembaga yang berwenang sebelum beredar.
“PT Heinz ABC Indonesia selalu berkomitmen untuk memastikan semua bahan bahan baku serta bahan tambahan pangan yang digunakan pada semua produk kami sesuai dengan regulasi yang berlaku yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang,” papar Indra Ishak, Head of R&D, Kraft Heinz Indonesia-Papua Nugini.
Artikel Terkait: Jangan Asal Pilih, Logo Ini Bantu Parents Tentukan Makanan yang Lebih Sehat!
Pentingnya Membaca Label Kemasan Makanan
Sumber: Freepik
Prof. Hardinsyah juga menekankan kepada masyarakat agar lebih awas dengan membaca label pada kemasan makanan. Pada pangan berlabel, produsen diwajibkan untuk mencantumkan senyawa alergen dalam komposisi atau daftar bahan, atau informasi khusus pada label.
Seperti yang kita ketahui, ada segelintir orang yang mengalami alergi atau hipersensitivitas terhadap bahan atau senyawa tertentu. Alergen, yaitu pemicu alergi atau reaksi imunitas sangat umum ditemukan dalam produk pangan olahan dan pangan segar.
Menurut penelitian, 10 juta orang dewasa menderita lebih dari satu jenis alergi. Kemudian, penderita alergi terbanyak adalah anak di rentang usia 6-10 tahun hingga mencapai 34,4% dari total seluruh penderita alergi.
Artikel Terkait: Cara Membaca Label Kemasan Susu Formula yang Perlu Dikuasai Orangtua
Sumber alergen pangan dapat berasal dari kacang, susu, telur, ikan, kerang, gandum, hingga bahan tambahan pangan atau bahan terbuat dari pangan tersebut. Oleh karena itu, pada pangan berlabel produsen diwajibkan untuk mencantumkan senyawa alergen pada komposisi/daftar bahan atau informasi khusus pada label.
Prof. Hardisnyah membagikan cara mudah bagi masyarakat untuk lebih mengenali produk-produk pangan olahan yang hendak dikonsumsi dengan cara cek KLIK, yaitu 4 hal berikut ini;
- K (kemasan) – Pastikan kemasan produk dalam kondisi baik.
- L (label) – Baca informasi produk yang tertera pada label.
- I (izin edar) – Pastikan memiliki izin edar dari BPOM RI.
- K (kedaluwarsa) – Pastikan belum melewati tanggal Kedaluwarsa.
***
Nah, sebelum mengonsumsi makanan kemasan ada baiknya Parents selalu mengecek labelnya untuk menghindari kemungkinan alergi dari alergen yang terkandung dalam makanan tersebut. Semoga informasi mengenai bahan tambahan pangan dan label makanan ini dapat bermanfaat, ya!
Baca Juga:
Suka yang Manis-manis? Waspadai Bahaya Konsumsi Gula Berlebih
3 Langkah Penting Untuk Mencegah Alergi pada Anak
Parents, inilah cara aman memilih Makanan Kemasan untuk anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.