Mobilitas masyarakat yang tinggi di era modern seperti sekarang kerap membuat banyak orang lupa akan satu hal yaitu makanan sehat. Padahal, mengetahui cara memilih makanan sehat bagi keluarga sangat dibutuhkan agar kesehatan selalu terjaga.
Ada berbagai macam cara yang sebaiknya dilakukan dalam memilih nutrisi terbaik untuk keluarga. Hal ini terungkap saat saya mengikuti Webinar bertajuk “Protecting Your Family with Natural Nutrients from Clean Label Products” bersama Re.juve beberapa waktu lalu.
Fakta Konsumsi Makanan Sehat di Indonesia
Dalam webinar virtual yang diadakan selama 2 jam, dipaparkan bahwa orang dewasa dan anak-anak memiliki kebutuhan porsi makanan yang berbeda. Orang dewasa misalnya direkomendasikan untuk mengonsumsi makanan yang mencakup 1/3 makanan pokok, 1/6 lauk pauk, 1/3 sayuran, dan 1/6 buah-buahan. Sementara itu, anak balita sebaiknya mengonsumsi 35% makanan pokok, 35% lauk pauk, dan 30% buah serta sayuran.
“Nutrisi seimbang bisa dicapai salah satunya dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayuran. Untuk hal ini, orangtua bisa menyajikan makanan dengan bahan makanan yang bervariasi setiap harinya sehingga komponen zat gizi yang dibutuhkan dapat terpenuhi,” demikian penguraian dr. Sylvia Irawati, M.Gizi, dokter gizi medik yang hadir sebagai narasumber.
Faktanya, pekerjaan rumah Indonesia nampaknya masih panjang untuk mencapainya. Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia 2018 menunjukkan hanya 4,6% masyarakat Indonesia yang sudah cukup mengonsumsi buah dan sayuran. Data juga menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia 6-35 bulan lebih banyak mengonsumsi makanan ringan buatan pabrik dengan persentase mencapai 81,6 persen.
3 Cara Memilih Makanan Sehat untuk Keluarga
Efektivitas waktu menjadi alasan mengapa banyak orang lebih memilih makanan ringan dalam kesehariannya. Padahal, tidak seluruhnya makanan ringan yang kita konsumsi menyehatkan dan memenuhi zat gizi yang dibutuhkan tubuh.
“Harus memilih makanan dengan baik yang akan kita konsumsi setiap harinya, tentunya yang memenuhi standar pangan. Hal ini mencakup minuman, pilihlah minuman yang sungguhan dan murni, tidak diencerkan dan tanpa pemanis buatan,” lanjut dr. Sylvia.
Menariknya, dr. Sylvia mengungkapkan bahwa memilih produk makanan yang sehat tidak cukup hanya dengan melihat kemasan. Ia memaparkan beberapa cara yang sebaiknya dilakukan ketika berbelanja.
1. Informasi Nilai Gizi Tidak Cukup
Saat membeli makanan atau minuman tertentu, kesadaran masyarakat Indonesia memang sudah tinggi. Melihat tabel Angka Kecukupan Gizi biasanya menjadi langkah awal untuk mengetahui kandungan apa saja yang terdapat dalam produk tersebut. Sayangnya, hal ini tidaklah cukup.
“Yang paling penting memang memerhatikan kualitas produk. Coba lihat komposisinya, produk tersebut terbuat dari apa: natural atau artificial? Semisal produk jus, apakah si jus ini terbuat dari 100% bahan alami pure dari buah dan sayuran. Pastikan dia tidak menggunakan tambahan gula dan pengawet,” ujar Richard Anthony, CEO dan Presiden Direktur Re.juve dalam kesempatan yang sama.
2. Perhatikan Proses Pembuatannya
Lebih lanjut, Richard juga menganjurkan agar konsumen lebih jeli melihat seperti apa proses pembuatannya. Bukan dengan berkunjung ke pabrik, Anda dapat mengecek di website perusahaan seperti apa produk tersebut dibuat hingga sampai ke tangan kita.
“Website resmi biasanya mengurai seperti apa produk dibuat. Apakah sederhana atau membutuhkan proses lanjutan? Dari sini, konsumen bisa menilai apakah produk tersebut sehat atau tidak,” sambungnya.
3. Memilih Produk Clean Label
Terakhir, pilihlah produk dengan konsep clean label. Produk clean label adalah produk yang dalam pembuatannya menggunakan bahan alami, melalui proses seminimal mungkin, serta jujur dan transparan perihal bahan baku dan proses produksi.
Dengan menggunakan bahan alami terdapat sejumlah keuntungan yang bisa diperoleh antara lain kaya nutrisi, kaya antioksidan, bebas zat aditif berbahaya, dan secara keseluruhan berdampak positif bagi kesehatan tubuh dan kulit.
Kendati bukan barang baru, konsep satu ini memang belum terlalu populer di Indonesia, namun sudah banyak diadopsi komunitas global. Faktanya, sebanyak 70% orang dewasa Amerika Serikat setuju bahwa produk clean label mengandung nutrisi yang lebih baik. Kemudian, 48% orang dewasa di Vietnam bahkan telah menjadikan clean label product sebagai faktor utama dalam memilih makanan sehat.
Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah diatur perihal makanan sehat yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999. Dalam UU ini dijelaskan pentingnya sebuah produk mengutamakan informasi yang jujur, tepat, dan akurat mengenai produk yang harus diketahui konsumen.
Salah satu contohnya, produk yang berkualitas kandungannya sesuai dengan apa yang tercantum pada kemasan. Apa yang tertulis di setiap label kemasannya, itulah yang didapatkan oleh konsumen. Dengan kata lain, tidak ada satupun bahan yang ditutupi atau disembunyikan. Lantas, apakah jus dapat dikonsumsi oleh semua kalangan?
“Tidak dianjurkan untuk anak dibawah usia 1 tahun. Untuk anak usia 1-3 tahun maksimal 120 ml, usia 4-6 tahun 120-180 ml, lalu jika anak sudah berusia 7 tahun lebih bisa mengonsumsi 240 ml,” tutup dr. Sylvia.
Itulah beberapa informasi tentang cara memilih makanan sehat untuk keluarga. Apakah sudah diterapkan di keluarga Anda, Parents?
Baca juga:
Perbedaan Anak Kurus Sehat dengan Kekurangan Gizi, Si Kecil Masuk yang Mana?
8 Cara Mengurangi Konsumsi Gula Tambahan, Coba Agar Tubuh Lebih Sehat!
10 Manfaat Yakult untuk Kesehatan Keluarga, Parents Wajib Tahu!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.