Ada banyak alasan payudara sakit selama menyusui. Di antaranya pembengkakan pada payudara dan pelekatan mulut bayi yang tidak benar. Berikut ini informasi lengkap mengenai hal itu dan cara mengatasinya.
Normalkah Payudara Sakit Selama Menyusui?
Ya. Selama beberapa hari pertama hingga minggu setelah melahirkan, Bunda mungkin akan merasakan kram yang kuat seperti menstruasi di rahim ketika ASI “mengalir” pertama kalinya.
Pelekatan bayi yang benar saat menyusu awal-awalnya juga bisa menyebabkan ketidaknyaman pada payudara ibu. Bila itu juga terjadi pada Bunda, hentikan menyusui dan ubah posisi bayi untuk mendapatkan pelekatan yang lebih baik.
Areola puting (cincin di sekitar puting) sebagian besar harus berada di mulut bayi. Ketika bayi salah menempel, itu bisa menimbulkan rasa sakit atau terasa seperti dicubit setiap kali bayi Anda mengisap. Seiring waktu, ini dapat menyebabkan puting yang nyeri, sakit, dan pecah-pecah.
Artikel terkait: Saluran Payudara Tersumbat, Bagaimana Mengatasinya?
Penyebab Payudara Sakit Selama Menyusui

1. Payudara Bengkak
Pembengkakan payudara adalah ketika payudara dalam kondisi penuh dengan ASI –payudara terasa keras, ketat, dan sakit. Biasanya terjadi saat bayi baru lahir dan belum menyusu banyak karena memang kemampuan mengisapnya belum maksimal. Itulah mengapa, bayi baru lahir harus diberi makan lebih sering.
Jika bayi Bunda tidak melakukan pelekatan dengan baik pada puting payudara, semakin sulit bagi mereka untuk mengisap ASI, dan akan lebih sulit lagi jika bayi terus membengkak atau membesar.
Konsultasikan kepada konsultan laktasi atau bidan untuk membantu meredakan atau mengatasi pembengkakan dan mencegahnya tidak terjadi lagi.
“Biasanya masalahnya dapat diselesaikan dengan cukup cepat jika Anda mendapatkan bantuan yang tepat. Jangan pernah menunda meminta bantuan lebih awal. Bertekun sendiri. Berharap keadaan akan membaik dengan sendiri hanya akan memperburuk keadaan,” kata Bridget Halnan, pimpinan pemberian makan bayi di Cambridgeshire dan Anggota Institute of Health Visiting.
Tanda-tanda awal atau isyarat bahwa bayi siap untuk menyusu adalah sebagai berikut:
- Menggerakkan mata mereka dengan cepat
- Memasukkan jari-jari mereka ke dalam mulut mereka
- Rooting (berbalik ke 1 sisi dengan mulut terbuka seolah mencari payudara)
- Gelisah
Menangis merupakan tanda terakhir ketika bayi merasa lapar di usianya yang masih sangat dini ini. Sebisa mungkin usahakan untuk memberinya makan sebelum bayi menangis agar proses menyusui jauh lebih tenang.
2. ASI Terlalu Banyak
Banyak yang ibu baru lakukan untuk meningkatkan produksi ASI, padahal kebutuhan bayi akan ASI belum terlalu banyak. Akibatnya, bayi berjuang untuk ‘menghabiskannya’ dan ibu mengalami pembengkakan payudara.
Salah satu cara untuk menekan produksi ASI adalah sering menyusui. Bila bayi hanya menyusui sedikit-sedikit justru itu yang akan membuat let down refleks tidak optimal.
3. Saluran ASI Tersumbat
Kelenjar penghasil ASI di payudara terbagi menjadi beberapa bagian, layaknya kulit jeruk. Bagian-bagian kecil (berbentuk tabung kecil) itu merupakan saluran yang membawa ASI sampai ke puting Anda.
Jika pelekatan bayi tidak benar, bisa menyebabkan salurannya tersumbat, dan Anda akan merasakan seperti ada benjolan kecil dan lunak di permukaan payudara.
“Ini perlu dihilangkan sesegera mungkin, dan bayi bisa membantu dengan rutin menyusui,” kata Bridget.
Hindari memakai pakaian atau bra ketat agar ASI bisa mengalir dengan bebas dari setiap bagian payudara. Hal lain yang dapat membantu termasuk:
- Sering menyusui pada payudara yang mengalami sumbat.
- Kompres payudara dengan air hangat untuk mendorong aliran pada sumbatan.
- Pijat lembut benjolan ke arah puting susu saat bayi Anda menyusu.
Sangat penting untuk menangani saluran yang tersumbat dengan cepat karena, jika dibiarkan, dapat menyebabkan mastitis.
4. Mastitis
Mastitis (peradangan pada payudara) terjadi ketika saluran yang tersumbat tidak kunjung sembuh. Kondisi ini bisa membuat payudara terasa sakit dan meradang, dan bisa membuat Bunda merasa tidak enak badan dengan gejala seperti flu atau demam.
Jika tanda-tanda awal kondisi ini tidak segera ditangani, bisa berubah menjadi infeksi dan Anda harus mengonsumsi antibiotik.
Berikut ini gejala mastitis, dan jika Bunda mengalami setidaknya 2 dari gejala di bawah itu pertanda Anda mengalami mastitis:
- Payudara terasa panas dan lembut
- Bercak merah pada kulit yang menyakitkan saat disentuh
- Perasaan sakit secara umum, seolah-olah Anda sedang flu
- Merasa sakit, lelah, dan ingin menangis
- Suhu tubuh tinggi (demam)
Cara mengatasinya yaitu dengan terus menyusui.
Jika Bunda merasa mengalami penyumbatan saluran atau mastitis, cobalah hal berikut:
- Periksa posisi dan pelekatan bayi.
- Lanjutkan menyusui.
- Biarkan bayi menyusu pada payudara yang tidak sakit terlebih dahulu.
- Jika payudara yang bermasalah masih terasa penuh setelah menyusui, atau bayi Anda tidak dapat menyusu karena alasan tertentu, perah ASI dengan tangan.
- Kehangatan dapat membantu aliran susu, jadi lakukan kompres atau mandi air hangat untuk membantu memulihkannya.
- Istirahat sebanyak mungkin, dan tidurlah jika bisa.
- Minum parasetamol atau ibuprofen untuk meredakan nyeri.
Jika Bunda tidak lebih baik dalam 12-24 jam atau merasa lebih buruk lagi, periksakan kondisi Anda ke dokter umum.
Menghentikan menyusui hanya akan memperburuk gejala, dan dapat menyebabkan abses payudara.
5. Abses Payudara
Jika infeksi mastitis tidak diobati, dapat menyebabkan abses payudara, yang mungkin memerlukan operasi untuk mengeringkannya. Ini juga dapat berkembang jika mastitis tidak merespons dengan pemberian makan yang sering ditambah antibiotik.
Bunda baru dapat melanjutkan menyusui setelah abses dikeringkan.
6. Jamur
Lidah atau mulut bayi bisa saja mengidap jamur yang disebut dengan oral thrush atau penyakit mulut pada bayi. Jamur tersebut dapat menyebabkan infeksi pada mulut bayi dan menularkannya ke puting.
Infeksi jamur lebih mudah menular ke puting bila puting tersebut sudah lecet. Gejalanya adalah warna pink, merah, atau putih pada puting. Selain itu, sakit bukan hanya terasa saat menyusui, tetapi dapat berlanjut hingga 1 jam setelah menyusui. Segeralah ke dokter agar dapat diatasi dengan baik.
7. Puting Susu Terbalik atau Datar
Perempuan yang memiliki puting terbalik (puting yang masuk dan bukannya menonjol) atau puting datar (yang tidak menjadi tegak seperti seharusnya saat bayi menyusu) mungkin mengalami kesulitan menyusui atau mengalami nyeri pada puting. Jika demikian halnya, bicarakan dengan dokter atau konsultan laktasi mengenai cara-cara untuk mempermudah menyusui dan mengurangi rasa sakit.
Artikel terkait: Berbagai Posisi Menyusui

8. Puting Luka
Puting payudara yang lecet sering terjadi jika posisi menyusui tidak benar. Cobalah berbagai posisi menyusui, hingga Anda mendapatkan posisi yang paling pas dan nyaman.
Air liur bayi dan ASI adalah obat alami untuk puting yang luka. Oleskan sedikit ASI pada kedua puting setelah selesai menyusui agar lukanya cepat sembuh.
Jika puting masih pecah-pecah dalam beberapa hari dan tak kunjung sembuh, ada baiknya Bunda ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut. Mungkin saja, Bunda mengalami infeksi atau iritasi kulit lainnya.
9. Disebabkan Vasospasm
Kondisi ini jarang terjadi, tetapi ada beberapa ibu yang mengalaminya. Vasospasm adalah kondisi di mana puting sangat sensitif pada udara dingin.
Puting susu terlihat putih ketika bayi selesai menyusui, kemudian bahkan berubah menjadi biru atau ungu dengan sakit seperti ditusuk dan menyengat. Jika Bunda mengalami hal ini, jagalah agar kondisi Anda selalu hangat terutama sesudah atau sebelum menyusui.
10. Gigitan Bayi
Ketika bayi sudah sedikit besar dan mulai tumbuh gigi, mereka sering menggigit puting ketika selesai menyusu. Bunda dapat mengedukasi bayi dengan berkata “Jangan gigit, ya, sayang, Mama sakit…”
Lalu, bagaimana bila bayi tiba-tiba menggigit? Tips tradisional dari para ibu yang pernah mengalaminya adalah dengan memencet hidung bayi selama 1 detik agar ia mau segera melepaskan gigitannya.
Tips melepaskan gigitan bayi dari puting lainnya adalah dengan menyisipkan kelingking Anda ke ujung mulutnya, lalu memasukkan ke antara gigi atas dan gigi bawah agar gigitannya terlepas.
Cara Mengatasi Payudara Sakit Selama Menyusui

Berikut ini cara meringankan nyeri pada payudara atau puting, melansir laman Kids Health:
1. Variasikan Posisi Menyusui
Menyusui terlebih dahulu di sisi yang tidak terlalu sakit dan memvariasikan posisi menyusui.
2. Pelekatan yang Tepat
Pastikan bayi menempel ke payudara Bunda dengan benar. Jika menyusui terlalu menyakitkan, mungkin lebih nyaman untuk menguras payudara Anda dengan memompa ASI.
3. Memakai Pelindung Puting
Jika puting Bunda sakit, tanyakan pada konsultan laktasi atau penyedia layanan kesehatan Anda apakah pelindung puting adalah ide yang bagus. Pelindung puting menutupi areola dan puting selama menyusui untuk melindungi puting yang sakit atau pecah-pecah. Ini hanya boleh digunakan bila direkomendasikan oleh tim perawatan karena kadang-kadang dapat mempengaruhi suplai susu.
4. Lepaskan Bayi dari Payudara
Putuskan isapan dengan lembut saat mengeluarkan bayi dari payudara Anda. Selipkan jari Bunda di sisi mulut bayi, di antara gusi, lalu putar jari Anda seperempat putaran untuk melakukannya.
5. Oles ASI ke Puting
Di akhir menyusui, pijat sedikit ASI ke puting Anda, lalu biarkan mengering.
6. Memijat Payudara Sebelum Menyusui
Pijat lembut area yang sakit sebelum menyusui.
7. Hangatkan Payudara Sebelum Menyusui
Gunakan penghangat pada payudara Anda (mandi air hangat, botol air, bantal pemanas, atau waslap hangat) tepat sebelum menyusui. Namun, jika Bunda memiliki infeksi jamur di payudara, jaga puting tetap kering karena ragi tumbuh subur pada kelembapan. Perbanyak istirahat dan cairan.
8. Kompres Dingin Payudara
Letakkan kompres es atau kompres dingin pada payudara yang membesar setelah menyusui.
9. Menyusui di Tempat yang Nyaman
Buat area di mana Bunda bisa memberi makan bayi Anda dengan nyaman. Duduk di kursi yang nyaman dengan sandaran tangan. Bangku kaki dan bantal dapat memberikan dukungan ekstra. Beberapa perempuan menyukai bantal menyusui sampul atau bantal punggung “suami” dengan lengan di setiap sisi untuk menyusui di tempat tidur.
10. Memeras Sedikit ASI
Untuk meringankan ketidaknyamanan pembengkakan, selain menyusui bayi, Bunda bisa mencoba memeras sedikit ASI dengan tangan.
“Anda tidak perlu memerah ASI banyak-banyak, sedikit saja untuk mengurangi tekanannya juga baik di samping agar payudara memproduksi lebih banyak lagi ASI,” kata Bridget.
Mintalah bidan atau konsultan laktasi menunjukkan caranya kepada Anda.
11. Cara Lainnya
Cara lain mengatasi sakit yang disebabkan payudara bengkak menurut National Health Service adalah:
- Mengenakan bra menyusui yang pas dan tidak membatasi pergerakan payudara.
- Kompres payudara dengan handuk yang direndam air hangat sebelum memerah ASI.
- Mengoleskan daun kubis dingin ke payudara setelah menyusui atau memerah untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak.
- Minum parasetamol atau ibuprofen dengan dosis yang disarankan untuk mengurangi rasa sakit (ini aman dikonsumsi saat Anda sedang menyusui)
Artikel terkait: Bagaimana Bila ASI di Kedua Payudara Tidak Sama Banyaknya?
Kapan Harus ke Dokter?

Jika menyusui terasa menyakitkan atau tidak nyaman bagi Bunda, meski sudah melakukan beberapa tips di atas, segera hubungi dokter atau konsultan laktasi Anda untuk meminta bantuan.
Demikianlah, Bunda, beragam penyebab payudara keras dan sakit selama menyusui, serta cara mengatasinya. Semoga bermanfaat informasi ini.
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang
Baca juga:
Puting Lecet Saat Menyusui? Inilah Penyebab dan Cara Mengatasinya
7 Cara Mengobati Puting Lecet Saat Menyusui yang Bisa Bunda Lakukan
Bintik Kecil di Sekitar Puting Ibu, Apa Fungsinya dalam Proses Menyusui?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.