Perjalanan menyusui si Kecil memang tak selalu mudah. Ada kalanya Bunda mengalami kendala saat menyusui, seperti mengalami pembengkakan payudara.
Apa Bunda pernah atau sedang mengalami keluhan ini? Jangan khawatir dulu, ya, Bun.
Sebaiknya cari tahu apa penyebab dan solusi mengatasi pembengkakan payudara di sini!
Apa Itu Pembengkakan Payudara?
Pembengkakan payudara adalah kondisi di mana payudara menjadi penuh, keras, bengkak, dan nyeri ketika terlalu banyak ASI menumpuk di saluran susu. Payudara bisa menjadi sangat besar, kencang, kental, dan lembut.
Dalam beberapa kondisi, pembengkakan bahkan bisa sampai ke ketiak, dan pembuluh darah di permukaan payudara menjadi lebih terlihat atau bahkan menonjol. Beberapa ibu menyusui bisa merasakan demam saat mengalami kondisi ini.
Kondisi ini sering terjadi saat ASI pertama diproduksi setelah Bunda melahirkan si kecil. Tubuh secara otomatis akan memproduksi ASI, sehingga sirkulasi darah ke payudara pun meningkat pada awal-awal setelah persalinan.
Menurut Bridget Halnan, Pemimpin Infant Feeding di Cambridgeshire and Fellow of the Institute of Health Visiting, pada hari-hari awal, pembengkakan bisa disebabkan oleh ASI yang menumpuk dan bayi yang baru lahir tidak menyusu sebanyak yang mereka butuhkan.
Bayi baru lahir perlu diberi makan sedikit-sedikit dan sering, dan butuh beberapa hari agar persediaan ASI Bunda sesuai dengan kebutuhan si kecil.
Jika si kecil tidak melekat dengan baik ke payudara, mungkin akan sulit untuk mengisap ASI saat payudara membesar.
Pembengkakan payudara juga bisa terjadi di waktu lain. Misalnya saat bayi sulit menyusui karena tumbuh gigi, atau pada kondisi lainnya.
Artikel terkait: Mengenal Kolostrum Sapi dan Manfaatnya untuk Perawatan Kulit Bayi
Penyebab Pembengkakan Payudara
Mengutip dari Healthline, pembengkakan payudara terjadi akibat peningkatan aliran darah di payudara beberapa hari setelah melahirkan.
Aliran darah yang meningkat ini bertujuan untuk membantu menghasilkan banyak ASI.
Akan tetapi, bila bayi belum menyusui dengan benar, pembengkakan payudara bisa terasa tidak nyaman dan menyakitkan.
Sementara itu, ada juga beberapa penyebab lainnya, yaitu:
1. Perubahan Jadwal Menyusui
Baik menyusui secara langsung, memompanya, atau kombinasi keduanya, perubahan jadwal akan sangat berdampak besar pada suplai ASI Bunda.
Saat ASI tidak dikeluarkan di waktu seharusnya, ia akan terisi penuh dan akan dengan cepat membengkak.
Perubahan jadwal bisa terjadi ketika:
- Jadwal tidur bayi berubah, atau saat bayi tidur di waktu menyusuinya.
- Bunda kembali bekerja, di mana waktu dan kondisi untuk menyusui atau memerah ASI akan berubah.
- Saat bayi mogok minum susu karena kondisi tertentu seperti saat tumbuh gigi atau saat bayi terserang flu.
2. Produksi ASI Melimpah atau Hiperlaktasi
Setiap ibu pasti akan bahagia bila produksi ASI melimpah, terlebih keunggulan ASI memang tak perlu diragukan lagi.
Jumlah ASI yang dihasilkan pun tergantung seberapa sering Bunda menyusui. Semakin sering dan banyak ASI dikeluarkan, semakin banyak pula produksi ASI yang dihasilkan.
Akan tetapi, proses menyusui ini tak selalu lancar. Bila Bunda mengalami kendala seperti yang disebutkan di atas, produksi ASI yang melimpah bisa jadi tidak bisa dikonsumsi si kecil.
Produksi susu yang terlalu banyak dan terlalu cepat ini juga bisa menyebabkan pembengkakan payudara.
Beberapa kemungkinan penyebab hiperlaktasi atau produksi susu berlebih adalah:
- Genetika: Bunda memiliki kecenderungan biologis untuk menghasilkan ASI lebih banyak.
- Cara menyusui: Produksi ASI yang berlebih sering kali karena kedua payudara tidak sampai dikosongkan, atau Bunda cenderung menyusui lebih sering di salah satu payudara saja.
- Sering memerah ASI: Hiperlaktasi juga dapat terjadi bila Bunda memompa ASI secara berlebihan, yang mendorong produksi ASI lebih banyak.
- Tingkat hormon: Bunda mungkin memiliki kelebihan hormon prolaktin, atau hormon yang merangsang produksi susu.
- Bayi mogok minum ASI: Pasokan ASI berlebih juga bisa terjadi saat bayi menolak menyusui.
- Percepatan pertumbuhan atau growth spurt: Si kecil mungkin tiba-tiba menyusui lebih sering dan banyak. Masa ini juga disebut dengan growth spurt, sehingga produksi ASI otomatis akan bertambah.
- Obat-obatan atau booster ASI: Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan produksi ASI. Atau saat Bunda mengonsumsi booster ASI.
3. Saat Bayi Mulai MPASI atau Menyapih
Pembengkakan payudara juga bisa terjadi saat si kecil mulai mendapatkan MPASI. Artinya, proses menyusui si kecil akan diselingi dengan pemberian makanan.
Jadwal menyusui si kecil pun mungkin akan perlahan-lahan berubah setelah si kecil punya jadwal makan.
Bila produksi ASI Bunda masih melimpah pada masa ini, Bunda mungkin akan mengalami pembengkakan payudara.
Begitu juga ketika Bunda mulai memberi si kecil susu formula atau beralih ke susu formula.
Jika memberi susu formula di antara waktu menyusui langsung, mereka mungkin tidak minum ASI sebanyak biasanya, sampai akhirnya mengakibatkan kelebihan produksi ASI sementara.
Selain itu, proses menyapih yang terlalu cepat juga dapat menyebabkan pembengkakan payudara. Itulah sebabnya proses menyapih harus dilakukan secara bertahap.
Dimulai dari mengurangi durasi dan frekuensi menyusui si kecil perlahan-lahan.
Penyebab Lain Pembengkakan Payudara
Selain penyebab di atas, pembengkakan payudara adalah hasil dari peningkatan aliran darah di payudara Anda pada hari-hari setelah melahirkan bayi.
Aliran darah yang meningkat membantu payudara menghasilkan banyak ASI, tetapi juga dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Produksi susu mungkin tidak terjadi sampai tiga sampai lima hari pasca persalinan. Sedangkan pembengkakan dapat terjadi untuk pertama kalinya dalam satu atau dua minggu pertama setelah melahirkan. Itu juga dapat terulang kembali kapan saja jika Anda terus menyusui.
Kondisi atau peristiwa tertentu dapat membuat Bunda lebih mungkin mengalami pembengkakan yang umumnya terkait dengan pembengkakan payudara. Penyebab ini meliputi:
-
mastitis atau infeksi pada payudara
-
melewatkan jam menyusui
-
melewatkan sesi pemompaan ASI
-
produksi ASI yang berlebihan
-
melengkapi dengan formula antara sesi menyusui, yang dapat mengurangi sesi menyusui selanjutnya
-
menyapih terlalu cepat
-
bayi tidak mau menyusu karena sedang sakit
-
kesulitan dengan posisi menyusui atau kelekatan dan isapan bayi
-
tidak memerah ASI saat produksi ASI penuh karena Anda tidak berencana untuk menyusui
Gejala Pembengkakan Payudara
Gejala payudara bengkak mungkin akan berbeda-beda untuk setiap orang. Namun, umumnya akan terasa seperti:
- Keras atau kencang
- Lembut dan hangat saat disentuh
- Berat dan terasa penuh
- Bengkak
- ASI bertekstur kental
- Demam
Pembengkakan ini mungkin hanya terjadi di salah satu payudara, atau bisa terjadi di keduanya. Bila tidak segera ditangani, pembengkakan bisa meluas ke sekitar ketiak dan sekitar payudara.
Pembuluh darah yang mengalir di bawah kulit payudara mungkin menjadi lebih terlihat. Ini adalah hasil dari peningkatan aliran darah, serta kekencangan kulit di atas pembuluh darah.
Beberapa orang bisa mengalami demam ringan dan kelelahan pada hari-hari pertama pembengkakan dimulai. Ini kadang-kadang disebut “demam susu.” Dianjurkan tetap menyusui meskipun terasa sakit.
Dan bila demam tak kunjung turun, disarankan untuk menghubungi dokter. Sebab, beberapa infeksi di payudara juga dapat menyebabkan demam, dan infeksi ini perlu diobati sebelum menjadi masalah yang lebih besar.
Mastitis, misalnya, adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada jaringan payudara. Ini paling sering disebabkan oleh ASI yang terjebak di payudara.
Mastitis yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi seperti kumpulan nanah di saluran susu yang tersumbat.
Artikel terkait: 5 Dampak jika ibu dan bayi melewatkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Perbedaan Pembengkakan Payudara Sebelah Kiri dan Sebelah Kanan
Perbedaan pembengkakan payudara kiri dan kanan sebenarnya adalah hal yang normal, dan hampir dialami semua perempuan.
Kondisi ini biasanya disebut asimetri payudara, dan terjadi ketika satu payudara memiliki ukuran, volume, posisi, atau bentuk yang berbeda dari yang lain.
Asimetri payudara sangat umum dan mempengaruhi lebih dari separuh wanita. Ada beberapa penyebab mengapa payudara bisa berubah ukuran atau volumenya, antara lain trauma, pubertas, dan perubahan hormonal.
Jaringan payudara dapat berubah saat Anda berovulasi, dan seringkali terasa lebih penuh dan sensitif.
Biasanya payudara terlihat lebih besar karena sebenarnya tumbuh dari retensi air dan aliran darah. Namun, selama siklus menstruasi, ukurannya akan kembali normal.
Penyebab lain dari payudara asimetris adalah kondisi yang disebut juvenile hypertrophy of the breast.
Meskipun jarang, hal ini dapat menyebabkan satu payudara tumbuh lebih besar secara signifikan dibandingkan payudara lainnya. Ini dapat diobati dengan pembedahan, tetapi dapat berisiko pada masalah psikologis dan rasa tidak aman.
Cara Mengatasi Pembengkakan Payudara
Apa pun penyebabnya, ASI yang penuh dan menekan payudara bisa menyakitkan dan membuat menyusui jadi lebih sulit.
Syukurnya, kondisi ini bisa diatasi dengan beberapa cara, sebelum benar-benar membutuhkan bantuan dokter.
Berikut ini yang bisa Bunda lakukan bila mengalami pembengkakan payudara.
1. Sering Menyusui
Menyusui secara langsung atau memompa ASI dapat membantu mengatasi pembengkakan payudara. Tawari si kecil menyusu lebih sering, idealnya satu hingga dua jam sepanjang siang dan malam.
Biarkan si kecil menyusui selama yang mereka inginkan, tetapi usahakan setidaknya lakukan selama 30 menit setiap menyusui. Bila si kecil mengantuk, Bunda bisa bangunkan untuk menyusu.
Bunda juga bisa menyelingi menyusui langsung dengan memompa atau memerah susu dengan tangan, untuk mencegah pembengkakan.
2. Mandi atau Kompres dengan Air Hangat
Mandi atau kompres payudara dengan air hangat bisa membuat tubuh Bunda lebih rileks. Lakukan ini tepat sebelum menyusui atau memompa ASI.
Suhu hangat dapat membantu refleks let-down dan membuat ASI mengalir lebih lancar.
3. Pijat Laktasi atau dengan Teknik Ekspresi Tangan
Pijat laktasi atau teknik ekspresi tangan bisa dilakukan sebelum Bunda menyusui atau memompa ASI.
Ini akan membantu meringankan tekanan, membuat payudara lebih lembut, mengurangi kecepatan aliran ASI, dan memudahkan bayi untuk menyusu.
Pijat payudara saat si kecil menyusu untuk lebih membantu meredakan sesak dan mengeluarkan lebih banyak ASI.
4. Gunakan Posisi Menyusui yang Berbeda
Biarkan bayi menyusui di kedua payudara Bunda untuk membantu mengosongkan payudara sepenuhnya. Kemudian, mulailah menyusui pada payudara lainnya di waktu menyusui selanjutnya.
Jika Bunda memompa, pastikan memompa setiap payudara sehingga kedua sisinya benar-benar kosong dan satu payudara tidak terlalu terstimulasi.
Namun, Bunda dapat melakukan di satu payudara dan kemudian istirahat, lalu lakukan lagi di payudara berikutnya satu jam atau beberapa jam kemudian.
5. Kompres dengan Kubis/Kol
Kompres dengan daun kubis atau kol juga dapat membantu payudara Bunda lebih rileks dan meredakan nyeri.
Namun, jangan lakukan ini bila memang payudara tidak mengalami pembengkakan. Penggunaan yang berlebihan dapat mengakibatkan berkurangnya produksi ASI.
Cara Mengatasi Pembengkakan Payudara Selain Akibat Menyusui
Selain cara di atas, bagi mereka yang sedang menyusui, perawatan untuk pembengkakan payudara meliputi:
- menggunakan kompres hangat, atau mandi air hangat untuk mendorong keluarnya ASI
- makan lebih teratur, atau setidaknya setiap satu sampai tiga jam sekali
- menyusui selama bayi lapar
- memijat payudara saat menyusui
- menerapkan kompres dingin atau kompres es untuk menghilangkan rasa sakit dan bengkak
- posisi menyusui bergantian untuk mengalirkan ASI dari semua area payudara
- payudara bergantian saat menyusui sehingga bayi Anda mengosongkan persediaan Anda
- mengekspresikan tangan atau menggunakan pompa saat Anda tidak bisa menyusui
- minum obat pereda nyeri yang disetujui dokter
Bagi mereka yang tidak menyusui, pembengkakan yang menyakitkan biasanya berlangsung sekitar satu hari.
Setelah periode tersebut, payudara mungkin masih terasa penuh dan berat, namun rasa tidak nyaman dan nyeri akan mereda.
Anda dapat menunggu periode ini, atau Anda dapat menggunakan salah satu perawatan berikut:
- menggunakan kompres dingin atau kompres es untuk meredakan pembengkakan dan peradangan
- minum obat pereda nyeri yang disetujui oleh dokter Anda
- memakai bra suportif yang mencegah payudara Anda bergerak secara signifikan
Cara Mencegah Pembengkakan Payudara
Bunda tidak dapat mencegah pembengkakan payudara di hari-hari pertama setelah melahirkan. Sampai tubuh tahu cara mengatur produksi ASI, Anda mungkin akan memproduksi ASI secara berlebihan.
Namun, Bunda dapat mencegah pembengkakan payudara selanjutnya dengan tips dan teknik berikut:
1. Menyusui atau Pompa Secara Teratur
Tubuh Anda memproduksi ASI secara teratur, terlepas dari jadwal menyusui. Susui si kecil setidaknya setiap satu sampai tiga jam sekali. Lalu pompa ASI jika bayi Anda tidak lapar atau bila Anda sedang pergi.
2. Gunakan Kompres Es untuk Menghindari Bengkak
Selain mendinginkan dan menenangkan jaringan payudara yang meradang, kompres es dan kompres dingin dapat membantu mengurangi suplai ASI.
Itu karena suhu dingin mematikan sinyal “let down” di payudara Anda yang memberitahu tubuh untuk menghasilkan lebih banyak ASI.
3. Memerah ASI dengan Tangan
Jika Anda perlu mengurangi tekanan, Anda dapat memerah ASI dengan tangan atau memompa sedikit.
Namun, jangan memompa atau memijat payudara terlalu sering dan terlalu kuat.
Karena tubuh Anda mungkin akan mencoba menghasilkan lebih banyak ASI untuk menggantikan ASI yang sudah diperah.
4. Menyapih Perlahan
Jika Bunda terlalu cepat menyapih si kecil, biasanya akan berakhir dengan terlalu banyak produksi ASI. Cobalah untuk perlahan-lahan menyapih sehingga tubuh dapat menyesuaikan diri dengan penurunan kebutuhan ASI.
Sedangkan jika Bunda tidak menyusui, Bunda bisa menunggu produksi ASI keluar. Dalam hitungan hari, tubuh akan mengerti bahwa ia tidak perlu memproduksi ASI dan persediaannya akan habis dengan sendirinya. Akhirnya ini akan menghentikan pembengkakan dengan sendirinya.
Ingat, jangan tergoda untuk memerah atau memompa ASI. Anda akan memberi sinyal pada tubuh bahwa ia perlu memproduksi ASI lagi, dan Anda dapat memperpanjang rasa tidak nyaman itu.
Cara lainnya untuk mencegah pembengkakan payudara adalah:
- Lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk menyusui dalam 48 jam pertama akan mengurangi pembengkakan.
- Biarkan bayi menyusu pada payudara pertama hingga lunak atau kosong sebelum beralih ke payudara lainnya.
- Tentukan payudara mana yang Anda disusui terlebih dahulu.
- Menyusui lebih sering setiap 1-2 jam, untuk menghindari pembengkakan payudara yang parah.
- Mengosongkan payudara secara teratur adalah pencegahan terbaik. Aliran yang buruk dan tekanan yang tidak teratasi di dalam payudara dapat merusak sel penghasil ASI dan mengurangi kemampuan Anda menghasilkan ASI untuk si kecil.
Kapan Harus Berkonsultasi ke Dokter?
Jika pembengkakan lebih parah, payudara mungkin menjadi sangat bengkak dan nyeri. Pembengkakan yang parah dapat mempersulit bayi untuk menempel ke payudara dengan benar. Akibatnya, bayi mungkin tidak mendapatkan cukup ASI.
Puting Bunda mungkin menjadi sakit dan pecah-pecah.
Pembengkakan yang parah dapat menyebabkan saluran susu tersumbat dan infeksi payudara, yang disebut mastitis.
Mastitis perlu diobati dengan antibiotik. Bila mengalami kondisi ini, sebaiknya Bunda perlu menghubungi dokter agar dapat ditangani dengan tepat dan sesegera mungkin.
Pertanyaan Populer yang Sering Ditanyakan Terkait Pembengkakan Payudara
Kondisi pembengkakan payudara memang bisa membuat Bunda panik dan khawatir. Terlebih gejalanya akan membuat Bunda tidak nyaman.
Karena itu, Bunda perlu mengetahui secara garis besar tentang pembengkakan payudara. Salah satunya sebagai cara untuk mewaspadai kondisi ini.
Berikut ini beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan terkait pembengkakan payudara. Simak, yuk!
Payudara terasa bengkak tanda apa?
Banyak hal yang bisa menjadi penyebab payudara terasa bengkak, tergantung kondisi yang mendasarinya.
Misalnya seperti tanda PMS atau menstruasi, tanda pubertas pada anak perempuan, tanda hamil, atau tanda adanya masalah saat proses menyusui.
Penyakit apa saja yg bisa membuat payudara bengkak?
Mengutip dari Healthgrades, pembengkakan payudara bisa disebabkan oleh kondisi medis yang serius, seperti:
- Tumor jinak
- Nekrosis lemak, atau kerusakan pada jaringan lemak payudara
- Mastitis
- Perubahan fibrokistik
- Tumor
- Kanker payudara
- Abses
- Duct ectasia, atau pelebaran jaringan susu
Apa penyebab payudara terasa keras dan sakit?
Pembengkakan payudara yang disertai rasa sakit dan keras bisa disebabkan oleh beberapa kondisi berikut ini:
- Perubahan hormon menjelang menstruasi
- Infeksi
- Tumor payudara
Sebagai pertolongan pertama saat payudara terasa bengkak dan sakit, Anda bisa mencoba kompres dengan air hangat. Kemudian segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab pasti dan cara mengatasinya.
Berapa lama payudara bengkak bisa sembuh?
Kondisi payudara bengkak bisa terjadi selama 5-10 hari. Bila selama waktu ini kondisinya tidak membaik, pun setelah melakukan beberapa cara meredakannya, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Apakah payudara bengkak bisa sembuh sendiri?
Bila penyebabnya adalah mastitis, umumnya bisa ditangani sendiri dan bisa sembuh secara cepat. Anda bisa melakukan istirahat yang cukup, banyak minum air putih, dan konsumsi obat penghilang nyeri.
Namun bila penyebabnya lebih serius, mungkin akan membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama.
***
Artikel telah diupdate oleh: Fadhila Afifah
Baca juga:
Rasa ASI Payudara Kanan dan Kiri Berbeda, Mitos atau Fakta?
Payudara kecil hasilkan sedikit ASI, benarkah? Ini faktanya!
3 Jenis ASI yang Bunda produksi selama menyusui, apa saja ya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.