Pertanyaan bagaimana napas bayi normal mungkin tengah dipikirkan Parents, terlebih jika Anda adalah orang tua baru.
Yang perlu dipahami adalah, bayi baru lahir sering memiliki pola pernapasan yang masih tidak teratur. Hal ini yang mungkin menjadi perhatian orang tua baru.
Berbicara tentang pernapasan bayi, si Kecil dapat bernapas dengan cepat, mengambil jeda yang lama di antara napas, dan terkadang membuat suara yang tidak biasa. Berikut penjelasan selengkapnya terkait napas bayi normal dan tidak.
Artikel terkait: 10 Jenis Pemeriksaan Bayi Baru Lahir yang Tidak Boleh Terlewatkan
Penyebab Bayi Baru Lahir Ritme Bernapasnya Berbeda
Pernapasan bayi baru lahir terlihat dan terdengar berbeda dari orang dewasa karena beberapa hal.
Berikut beberapa penyebabnya, sebagaimana dikutip laman kesehatan Healthline.
- Bayi baru lahir bernapas lebih banyak melalui lubang hidung daripada mulut mereka.
- Jalur pernapasan bayi jauh lebih kecil dan lebih mudah terhalang oleh sesuatu.
- Dinding dada mereka lebih lentur daripada orang dewasa karena sebagian besar terbuat dari tulang rawan.
- Pernapasan bayi belum sepenuhnya berkembang karena mereka masih harus belajar menggunakan paru-paru dan otot-otot pernapasan yang terkait.
- Si Kecil mungkin masih memiliki cairan ketuban dan mekonium di saluran udara mereka, tepat setelah lahir.
Frekuensi Napas Bayi Normal
Parents sebaiknya memperhatikan pola pernapasan khas bayi baru lahir. Dengan cara ini, Parents dapat memelajari jika ada sesuatu yang tiba-tiba berubah dari buah hati kita.
Lantas, berapa sebenarnya frekuensi napas bayi normal per menit?
Healthline menulis, biasanya, bayi baru lahir membutuhkan 30 hingga 60 kali napas per menit.
Ini bisa melambat hingga 20 kali per menit saat mereka tidur.
Pada usia 6 bulan, bayi bernapas sekitar 25 hingga 40 kali per menit. Sementara itu, orang dewasa membutuhkan sekitar 12 hingga 20 napas per menit.
Bayi yang baru lahir juga dapat mengambil napas cepat dan kemudian berhenti selama 10 detik setiap kali.
Semua ini memang sangat berbeda dari pola pernapasan orang dewasa, itulah sebabnya mengapa orang tua baru kerap kali khawatir.
Parents tidak perlu khawatir, dalam beberapa bulan, sebagian besar ketidakteraturan pernapasan bayi baru lahir teratasi dengan sendirinya.
Beberapa masalah pernapasan bayi baru lahir lebih sering terjadi dalam beberapa hari pertama.
Namun setelah 6 bulan, sebagian besar masalah pernapasan mungkin disebabkan oleh alergi atau penyakit jangka pendek seperti flu biasa.
Artikel terkait: Riset: Suara Ibu Ampuh Tingkatkan Kesehatan Bayi Prematur, Ini Faktanya
Tanda Suara Pernapasan Bayi yang Tidak Normal
Penting bagi Parents untuk terbiasa dengan suara dan pola pernapasan normal bayi Anda.
Jika ada sesuatu yang terdengar berbeda atau salah, dengarkan baik-baik, agar Parents dapat menjelaskannya kepada dokter anak terkait apa yang Anda dengar.
Gangguan pernapasan menyebabkan 15 hingga 29 persen dari semua rawat inap di rumah sakit perawatan intensif neonatus, demikian dikutip dari Healthline.
Berikut ini adalah suara-suara bayi tidak normal:
Suara Siulan
Ini mungkin ada penyumbatan di lubang hidung si Kecil yang akan hilang saat disedot.
Tanyakan kepada dokter anak cara menyedot lendir dengan lembut dan efektif.
Tangisan Serak dan Batuk Mengerong-Gerong
Kebisingan ini mungkin berasal dari penyumbatan tenggorokan. Mungkin terdapat lendir atau peradangan di kotak suara seperti croup.
Croup juga cenderung memburuk di malam hari.
Batuk yang Dalam
Permasalahan ini kemungkinan merupakan penyumbatan pada bronkus besar, tetapi dokter perlu mendengarkan dengan stetoskop untuk memastikannya.
Mengi
Mengi bisa menjadi tanda penyumbatan atau penyempitan saluran udara bagian bawah.
Penyumbatan mungkin disebabkan oleh:
- asma
- radang paru-paru
- virus sinsitium saluran pernapasan
- Napas cepat
Ini bisa berarti ada cairan di saluran udara dari infeksi, seperti pneumonia.
Napas cepat juga dapat disebabkan oleh demam atau infeksi lain dan harus segera dievaluasi.
Dengkuran
Ini biasanya karena lendir di lubang hidung. Dalam kasus yang jarang terjadi, mendengkur bisa menjadi tanda masalah kronis seperti sleep apnea atau pembesaran amandel.
Stridor
Stridor adalah suara bernada tinggi yang konstan yang menunjukkan adanya obstruksi jalan napas. Kadang-kadang dapat disebabkan oleh laringomalasia.
Grunting (Mendengus-Menggerutu)
Suara tiba-tiba bernada rendah saat menghembuskan napas biasanya menandakan masalah dengan satu atau kedua paru-paru. Ini juga bisa menjadi tanda infeksi parah.
Anda harus segera mengunjungi dokter jika bayi Anda sakit dan mendengkur saat bernapas.
Artikel terkait: Benarkah bayi pneumonia karena tidur di bawah kipas angin? Simak penjelasan dokter
Tanda-Tanda Pernapasan Bayi Tidak Normal
Terkait hal di atas, laman kesehtan WebMD menjelaskan tanda-tanda masalah pernapasan yang berpotensi mengkhawatirkan pada bayi Anda meliputi:
- Tingkat pernapasan yang terus meningkat (lebih dari 60 napas per menit atau lebih)
- Peningkatan kerja/usaha bayi untuk bernapas. Tanda-tandanya antara lain:
- Bayi mengeluarkan suara mendengkur kecil di akhir pernapasan. Ini terjadi karena si Kecil mencoba membuka saluran udara yang tersumbat.
- Lubang hidung bayi melebar saat bernapas, menunjukkan peningkatan usaha.
- Retractions. Otot-otot di dada bayi (di bawah tulang rusuk) dan leher terlihat masuk dan keluar jauh lebih dalam dari biasanya.
- Sianosis, tanda fisik berupa kebiruan pada kulit dan selaput lendir, seperti pada mulut atau bibir yang terjadi akibat rendahnya kadar oksigen dalam sel darah merah. Terkadang, tangan dan kaki bayi yang baru lahir menjadi kebiruan, tetapi bagian tubuh lainnya baik-baik saja. Ini bukan sianosis, tetapi respons umum terhadap perubahan suhu.
- Pemberian makan yang buruk. “Distress pernapasan” sering disertai dengan penurunan asupan makan yang nyata.
- Tingkat energi bayi Anda mungkin sangat menurun jika mereka memiliki masalah paru-paru yang signifikan.
- Sebagian besar infeksi paru-paru juga akan menyebabkan demam. Selalu periksa suhu bayi Anda saat Anda khawatir.
Cara Mengukur Suhu Normal Tubuh Bayi
Selalu gunakan termometer digital untuk memeriksa suhu anak Anda. Terkait hal ini Stanford Childrens turut menekankan agar Parents jangan pernah menggunakan termometer air raksa.
Termometer digital memudahkan pengukuran suhu bayi dengan hasil yang cepat.
Jenis termometer lain mungkin tidak akurat untuk bayi baru lahir. Ini termasuk termometer timpani (telinga).
Termometer ini harus ditempatkan dengan hati-hati untuk mendapatkan hasil pembacaan yang tepat.
Dengan hanya menyentuh kulit bayi memang bisa memberi tanda suhu tubuhnya hangat atau tidak.
Namun mengukur suhu bayi secara manual dengan sentuhan, tidak dapat mengukur suhu tubuh dengan pasti.
Ada 3 tempat utama untuk mengukur suhu bayi, yaitu di rektum, dahi, dan ketiak.
Stanford Childrens memberikan tata cara mengukur suhu bayi di 3 daerah ini. Berikut selengkapnya:
Cara Mengukur Suhu Normal Tubuh Bayi di Rektum
Untuk hasil terbaik pada bayi dan balita hingga usia 3 tahun, American Academy of Pediatrics menyarankan untuk mengukur suhu di rektum.
Cara ini dilakukan dengan menempatkan termometer di anus bayi. Metode ini akurat dan memberikan pembacaan cepat suhu internal bayi.
Untuk bayi dan balita, pastikan menggunakan termometer rektal dengan benar dan hati-hati.
Pengukuran ini juga berpotensi dapat menularkan kuman dari tinja. Ikuti petunjuk produk tentang penggunaan yang benar. Bila Anda ragu, sebaiknya minta bantuan petugas medis.
Namun jika Parents juga merasa tidak nyaman dengan metode pengukuran suhu ini, sebaiknya gunakan metode lain.
Jangan gunakan termometer oral secara rektal karena dapat menyebabkan cedera.
Termometer rektal memiliki bohlam pengaman yang dirancang khusus untuk mengukur suhu rektal dengan aman.
Cara Mengukur Suhu Normal Tubuh Bayi di Dahi
Metode yang lebih baru untuk mengukur suhu disebut termometri arteri temporal. Ini juga sangat akurat.
Cara ini mengukur suhu darah yang mengalir melalui arteri temporal, di dahi.
Cara ini mengurangi ketidaknyamanan daripada termometer rektal.
Pengukuran di dahi ini juga mengurangi tingkat stres untuk bayi yang baru lahir.
Cara Mengukur Suhu Normal Tubuh Bayi di Ketiak
Cara ini disebut pengukuran aksila. Ini dapat digunakan sebagai cara pertama untuk memeriksa apakah seorang anak mungkin mengalami demam.
Jika dengan cara ini menunjukkan demam pada anak. Parents sebaiknya melanjutkan pengukuran suhu di dubur atau dahi.
Kapan Harus Menghubungi Petugas Kesehatan?
Hubungi penyedia layanan kesehatan jika bayi Anda memiliki suhu dubur atau dahi bayi adalah 38°C atau lebih tinggi.
Beri tahu metode mana yang Anda gunakan untuk mengukur suhu tubuh si Kecil.
Demikian hal-hal terkait napas bayi normal beserta cara mengukur suhu badan si Kecil. Semoga membantu.
***
Baca juga:
11 Skrining Bayi Baru Lahir, Jangan Sampai Terlewat!
Jangan Bingung, Ini Jam Tidur Bayi Baru Lahir yang Normal
Tali Pusat Bayi, Pahami Cara Membersihkan dan Merawatnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.