Memar dapat dialami siapa pun, termasuk anak-anak. Namun, memar tanpa sebab pada anak seringkali menyebabkan orang tua khawatir.
Secara umum, memar yang dalam istilah medis disebut sebagai ekimosis, terjadi ketika pembuluh darah kapiler yang berukuran kecil di bawah kulit mengalami kerusakan.
Kerusakan ini tampak sebagai bercak biru keunguan pada kulit, yang kemudian dikenal sebagai memar.
Penyebab Memar Tanpa Sebab pada Anak
Pada sebagian besar kasus, memar paling sering disebabkan oleh trauma atau cedera fisik. Pada anak, ini sering terjadi akibat benturan.
Faktanya, kejadian memar pada anak meningkat ketika si Kecil mulai belajar merangkak, berdiri, berjalan, dan bergerak lebih bebas.
Meski demikian, memar pada anak juga dapat terjadi tanpa sebab yang jelas. Beberapa kemungkinan penyebabnya adalah:
- Trauma atau cedera yang tidak disadari
Ketika anak mulai lebih aktif bergerak, orang tua bisa saja tidak menyadari adanya cedera-cedera kecil yang dialami anak.
Misalnya, terbentur kursi atau meja, terkena bagian tertentu dari mainan, tersandung saat sedang belajar berjalan, atau terbentur bahkan terjatuh saat sedang tertidur.
Sebagian anak dapat mengalami gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia, trombositopenia (kekurangan trombosit), atau penyakit von Willebrand.
- Kekurangan zat gizi tertentu
Anak dengan gizi kurang atau gizi buruk akan mengalami kekurangan zat gizi penting seperti vitamin K dan C, yang berdampak pada proses pembekuan darah dan gangguan fungsi dinding pembuluh darah.
Akibatnya, anak akan mudah mengalami perdarahan, yang tampak sebagai memar.
- Penyakit sistemik tertentu
Memar tanpa sebab dapat menjadi tanda dari penyakit tertentu seperti leukemia.
Pada kondisi ini, memar biasanya diikuti oleh gejala lain seperti mimisan atau gusi berdarah.
Artikel Terkait: 11 Pertolongan Pertama Saat Anak Terluka yang Harus Dikuasai Orang Tua
Gejala Klinis Memar Tanpa Sebab pada Anak
Memar yang baru terjadi akan tampak kemerahan atau keunguan. Bila disebabkan oleh trauma fisik, dapat disertai bengkak, hangat dan nyeri pada perabaan.
Pada anak yang sudah bisa bicara, mungkin akan mengeluhkan rasa nyeri atau tidak nyaman pada area memar.
Dalam beberapa hari, memar akan berubah menjadi kebiruan dan berlanjut menjadi kehijauan atau kekuningan dalam 5-10 hari.
Dalam dua minggu, memar akan berangsur-angsur menjadi cokelat terang dan kemudian menghilang.
Seiring dengan proses tersebut, gejala lain seperti bengkak dan nyeri pun akan berkurang.
Pada anak, kondisi memar tanpa sebab, khususnya yang terjadi berulang, perlu dievaluasi lebih lanjut agar diketahui penyebab yang mendasarinya.
Selain melalui wawancara medis yang mendalam dan pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan waktu perdarahan, dan pemeriksaan radiologi (rontgen, CT scan atau MRI) bila diperlukan.
Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan
Pada umumnya, memar akan berangsur-angsur menghilang dengan sendirinya dalam waktu tiga minggu.
Untuk mempercepat penyembuhan serta mengurangi keluhan akibat memar, Anda dapat melakukan beberapa pertolongan pertama berikut pada anak:
- Kompres dingin dalam 24-48 jam pertama setelah terjadinya memar. Ini akan membantu mengurangi perdarahan, bengkak dan nyeri yang dirasakan.
- Saat anak sedang istirahat, naikkan area yang memar lebih tinggi dari dada (jantung) untuk mengurangi keluhan.
- Bila anak tampak kesakitan, berikan antinyeri seperti paracetamol.
Kapan Perlu ke Dokter?
Segeralah berkonsultasi dengan dokter bila anak menunjukkan atau mengalami beberapa gejala berikut:
- Memar terjadi pada bayi yang belum merangkak, berdiri, atau berjalan dan timbul tiba-tiba.
- Kondisi Memar yang terjadi terdapat di sekitar telinga, leher, kaki, bokong, dada, punggung, perut, dan area kemaluan.
- Memar tanpa sebab yang berukuran besar dan berjumlah cukup banyak.
- Apabila memar terjadi berkelompok di area tertentu. Misalnya, berbentuk seperti ikat pinggang atau berupa bekas gigitan.
- Memar yang berhubungan dengan gangguan nutrisi. Misalnya, pada anak dengan gizi kurang.
Meski kadang membuat panik, memar tanpa sebab pada anak tidak selalu berbahaya, kok, Parents.
Kenali tanda-tanda bahayanya dan segera lakukan pertolongan pertama. Bila Anda ragu akan kondisi anak atau memar terjadi tanpa sebab yang jelas dan kerap berulang, segeralah periksakan si Kecil ke dokter.
Semoga bermanfaat!
***
Baca juga:
10 Mitos dan Fakta Autisme pada Anak, Parents Wajib Tahu!
Konsumsi Soda Sering Dipercaya Bisa Melancarkan Haid, Mitos atau Fakta? Ini Penjelasannya!
Bisa Dialami Siapa Saja, Ini Penyebab dan Cara Mengobati Peradangan!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.