“Kenapa, ya, bayi saya belum bisa merangkak? Padahal, anak lain yang seusianya sudah mulai melewati tahapan itu?”
Pertanyaan tersebut kerap dilontarkan oleh banyak Parents. Sebagai orangtua, merupakan hal yang wajar untuk selalu menantikan tahapan awal perkembangan bayi. Saat ada hal yang belum bisa si kecil lakukan, tetapi anak seusianya sudah melewati, rasa khawatir pun cenderung timbul.
Namun, perlu diketahui, perkembangan setiap anak juga berbeda-beda, kok, Parents. Jadi, Anda tidak perlu terlalu khawatir dan membandingkan tahapan perkembangan si kecil dengan yang lainnya.
Hal ini juga berlaku pada tahapan merangkak. Kemampuan merangkak pada bayi juga sangat bervariasi dan bergantung dari kesiapan perkembangan fisiknya.
Artikel terkait: 6 Gaya merangkak unik bayi, salah satunya merangkak mundur
Kapan Bayi Mulai Merangkak?
Studi menunjukkan bahwa sekitar 50% bayi mulai merangkak pada usia 8 bulan. Tetapi, beberapa bayi mungkin mulai merangkak sebelum 6 bulan, dan yang lain mungkin tidak merangkak sampai setelah 11 bulan.
Jangan khawatir kalau si kecil belum juga merangkak pada usia 11 bulan. Sebab, tidak semua bayi melalui tahap ini, Bunda. Ada beberapa bayi yang langsung belajar berdiri.
Setiap bayi unik dan mereka semua berkembang pada tingkat yang berbeda. Tidak semua bayi mengikuti pola duduk, merangkak, dan kemudian berjalan yang sama. Bahkan, beberapa bayi tidak pernah merangkak dan langsung berdiri, dan berjalan.
Tahapan Bayi Merangkak
Tahapan bayi merangkak beda-beda. Bisa jadi ia mulai dengan mengerahkan dada, perut, ujung jari kaki, kepala dan semua anggota tubuhnya agar dapat bergeser. Bisa juga ia memulainya dengan posisi duduk.
Tenang saja, secara alami, bayi sudah memiliki rasa tak pantang menyerah. Jadi, jangan khawatir jika Anda melihatnya terantuk anggota badannya sendiri saat mencoba bergerak.
Bisa mengangkat kepala dan dada adalah perkembangan baik sebelum bayi benar-benar menguji kekuatan tangan dan kakinya untuk menopang tubuh. Setelahnya, bayi akan mulai belajar keseimbangan tubuh dengan posisi siap merangkak hingga ia benar-benar dapat bergerak.
Berikut ini tahapan bayi merangkak sesuai dengan usianya mengutip dari Baby Center:
1. Usia 6-7 Bulan
Bayi akan belajar merangkak setelah mereka belajar tengkurap untuk memperkuat otot-otot lengan dan bahunya. Pada saat mereka berusia sekitar enam bulan, mereka akan dapat melakukan push-up kecil. Mereka akan berbaring tengkurap dan mengangkat kepala dan dada ke atas, menggunakan lengan untuk menopang.
Si kecil kemudian dapat mulai bergerak dengan merangkak, menarik diri di atas perutnya menggunakan lengan bawahnya. Lalu kemudian dapat bangun dengan posisi merangkak dan bergoyang ke belakang dan ke depan, dengan tangan lurus dan tubuh sejajar dengan lantai.
Pada saat bayi berusia sekitar tujuh bulan, ia mungkin dapat duduk dengan baik tanpa dukungan. Mereka mungkin akan mencoba untuk berpindah dari posisi duduk ke posisi merangkak dengan tangan dan lutut mereka. Otot lengan, kaki, dan punggung mereka harus cukup kuat untuk membuat mereka tetap merangkak.
2. Usia 8-10 Bulan
Si kecil akan memahami kalau mendorong dengan lutut akan membuat mereka bergerak. Pada awalnya, ia mungkin merangkak mundur sebelum mereka belajar merangkak maju, semakin jauh dari mainan yang mereka lihat. Secara bertahap, mereka akan belajar beralih dari posisi merangkak kembali ke posisi duduk.
Ketika si kecil sudah mulai merangkak maju, mereka mulai menggerakkan satu tangan dan kaki yang berlawanan bersama-sama.
Saat mereka belajar merangkak, bayi Anda juga berlatih berdiri dan menarik diri. Dari sekitar sembilan bulan, mereka mungkin telah berdiri berpegangan selama beberapa saat dan kemudian jatuh. Tidak apa-apa, ini adalah proses belajar si kecil.
3. Usia 1 Tahun
Pada usia ini, si kecil kemungkinan besar sudah merangkak dengan percaya diri. Mereka akan tertarik untuk mengatasi tantangan apapun, termasuk tangga. Mereka mungkin juga “berjalan beruang” alias berjalan seperti beruang.
Tidak Semua Anak Melewati Fase Merangkak
Jika pada rentang usia tersebut si kecil belum bisa juga merangkak, maka Parents pun tidak perlu khawatir. Faktanya, merangkak bukan termasuk dalam milestone perkembangan bayi. Maka, tidak semua anak akan selalu melewati fase ini dalam masa tumbuh kembangnya.
Hal ini juga dijelaskan oleh Dokter Spesialis Anak, Robert Soetandio, Sp.A, M. Si.Med. Kepada theAsianparent ID, ia menjelaskan bahwa tahapan perkembangan bayi yang satu ini memang bisa membantu ia dalam melatih pergerakan lengan dan kaki dalam waktu bersamaan. Namun, tidak semua bayi akan melewati fase ini.
Dokter Robert menjelaskan, “Usia 7 sampai 10 bulan, bayi mulai belajar pindah tempat dengan cara ngesot, berguling, merayap atau merangkak. Nah, untuk merangkak sendiri, ada juga bayi yang berpindah tempat menggunakan perutnya, ada juga yang menggerakan lengan dan kaki pada waktu bersamaan.
“Namun, Anda tidak perlu khawatir jika Si Kecil tidak melewati masa ini. Karena 12 persen bayi juga biasanya tidak melalui fase ini,” ungkapnya.
Manfaat Merangkak
Merangkak adalah salah satu tahapan perkembangan bayi, di mana ia akan meletakkan beban melalui tangan untuk mengembangkan kekuatan dan stabilitas di bahu mereka. Proses ini penting karena memungkinkan mereka untuk mengontrol tangan mereka untuk keterampilan lain seperti:
- Menggenggam makanan sendiri
- Memegang mainan
- Mewarnai
- Menulis
- Berpakaian sendiri
Namun selain untuk mengembangkan keterampilan di atas, ada beberapa manfaat merangkak lainnya yang sangat berguna untuk si kecil.
1. Meningkatkan Sistem Vestibular/Keseimbangan
Sebelum si kecil belajar berdiri, merangkak membantu meningkatkan sistem vestibular atau keseimbangan tubuh. Si kecil akan mulai belajar menyeimbangkan diri dengan tangan dan kakinya. Kemudian, dia akan mulai menyelaraskan gerakan yang nantinya sama dengan gerakan berjalan.
2. Meningkatkan Sistem Sensorik
Dengan merangkak, si kecil juga dapat merangsang sistem sensorik. Sistem ini berfungsi untuk mengetahui adanya bahaya atau hal yang mengancam, yang berkaitan dengan penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa nyeri, panas, dingin, dan lain-lain.
3. Meningkatkan Koordinasi Tubuh
Merangkak juga membantu si kecil meningkatkan koordinasi tubuhnya. Gerakan merangkak akan membuat otaknya merespon koordinasi tubuh yang lebih baik, yang nantinya akan dirasakan juga ketika belajar berjalan.
Saat bayi merangkak, mereka dituntut untuk mengoordinasikan kedua sisi tubuhnya untuk bergerak dengan cara yang berbeda. Merangkak mengaktifkan kedua belahan otak secara seimbang dan timbal balik.
Mata harus melihat lingkungan dan untuk melakukannya, bayi harus melihat ke garis tengah tubuh mereka. Hingga akhirnya dapat membantu mengembangkan koordinasi mata-tangan.
4. Kegiatan Mengeksplorasi Lingkungannya
Bila selama ini si kecil hanya bisa duduk, si kecil bisa mengeksplorasi lingkungannya lebih luas lagi dengan merangkak. Mereka yang mulai penasaran dengan lingkungannya akan lebih leluasa untuk mengenali dan mencoba hal baru saat merangkak.
Mata dituntut untuk melihat ke segala arah untuk melihat lingkungannya. Semua eksplorasi dan aktivitas ini mengarah pada perkembangan otak, dan dapat membantu meningkatkan kognisi.
5. Meningkatkan Kekuatan Tubuh
Salah satu persyaratan merangkak adalah bayi mampu menahan tubuhnya melawan gravitasi untuk waktu yang lama. Tentu saja proses ini membutuhkan banyak kekuatan inti. Dengan begitu, merangkak bisa menguatkan seluruh tubuh, dan membantu membangun otot-otot leher, perut, punggung, lengan, dan kaki.
6. Memberikan Banyak Rangsangan ke Otak
Merangkak memberikan banyak rangsangan taktil (sentuhan) melalui tangan dan kaki. Stimulasi semacam ini membantu meningkatkan kesadaran tubuh, atau kemampuan untuk mengenali di mana bagian-bagian tubuh berada tanpa harus melihatnya.
Ketika bayi terus tumbuh, sangat penting untuk dapat menggerakkan bagian-bagian tubuh tanpa harus melihat di mana mereka berada.
Mampu mengalami sensasi berbeda yang masuk ke otak dari lengan dan kaki juga membantu si kecil untuk mengintegrasikan informasi sensorik.
Meskipun merangkak bukan satu-satunya keterampilan yang membantu mengembangkan semua bidang ini, proses merangkak cukup unik karena memberikan banyak manfaat sekaligus.
Cara Bantu Si Kecil Merangkak
Meski bukan termasuk dalam milestone perkembangan bayi, tetapi tidak ada salahnya juga jika Parents ingin mengajarkan tahapan ini padanya.
Sebelum itu, bayi mungkin akan lebih dulu mempelajari bagaimana menggerakan otot-otot leher dan kepalanya terlebih dulu. Secara perlahan, Si kecil akan mulai belajar mengangkat kepala, berguling, hingga merayap.
Melansir dari Baby Center, otot leher dan kepala bayi biasanya menguat dengan cepat pada usia empat bulan. Anak juga sudah mulai belajar mengangkat kepala dan duduk.
Untuk merangkak sendiri, Anda bisa memberikan si kecil stimulasi berupa ‘pancingan’ seperti mainan untuk mendorong pergerakan bayi.
“Untuk menstimulasi si kecil merangkak dari satu area ke area lainnya, Anda dapat meletakkan mainan di tempat yang agak jauh dari anak agar ia bisa merangkak untuk mencapainya,” jelas dokter Robert.
Lebih lanjut, dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa stimulasi yang bisa diberikan pada Si Kecil untuk belajar merangkak:
1. Tummy Time atau Latihan Tengkurap
Saat bayi dalam keadaan bangun, biarkan ia tengkurap. Latihan tengkurap bisa dilakukan jauh sebelum bayi siap untuk merangkak.
Kemudian, bermainlah dengannya dalam posisi yang tersebut. Saat tengkurap sambil mengangkat kepala maupun kaki itulah secara otomatis bayi akan melatih otot perut yang berguna dalam tahapan merangkak nantinya.
Artikel terkait: 5 Hal yang Perlu Dilakukan Saat Mengajarkan Bayi Tummy Time
2. Cari Tempat yang Aman
Saat si kecil berusaha merangkak, ia mungkin saja terjatuh karena keseimbangannya belum optimal. Saat hal itu terjadi, pastikan ia tidak terjatuh di lantai yang keras hingga melukai anggota tubuhnya.
Bayi akan selalu melatih keseimbangan tubuhnya sampai ia benar-benar dapat berpijak dengan sempurna dengan tangan dan kakinya. Jangan lupa untuk menutup saluran listrik yang bisa dijangkau oleh bayi saat ia merangkak.
3. Pancing dengan Suara
Saat Si Kecil merangkak, ia juga mulai untuk mengeksplorasi segalanya, termasuk mulutnya. Bayi akan mencari apa saja untuk dimasukkan ke mulut dan ini adalah hal normal. Bayi akan mencoba mengenal ukuran, rasa, tekstur, lewat mulutnya. Jadi, siap-siap jika segala hal yang ada di rumah akan mengandung air liur si kecil.
Untuk mengimbangi eksplorasi mulutnya, latihlah pendengarannya dengan suara. Bisa dengan musik, panggilan, maupun tepuk tangan. Selain itu, memancing anak dengan benda berwarna mencolok juga bisa melatih matanya untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya.
Nah, saat Si Kecil sudah bisa merangkak, jangan lupa untuk memberikan ia pujian atas usahanya, ya. Meski ia belum mengerti arti dari perkataan Parents sepenuhnya, tetapi apresiasi dan kasih sayang orangtua akan sangat bermanfaat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang setiap anak.
“Jangan lupa, berikan juga ia pujian ketika berhasil mencapai mainan miliknya dengan cara merangkak. Hal ini juga sangat bermanfaat dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan dirinya,” pungkas Robert.
Artikel terkait: Bahayakah jika anak tidak bisa merangkak sebelum jalan? Ini penjelasan dokter
Parents perlu ingat, merangkak bukan termasuk milestone pertkembangan anak. Sehingga, Anda sebaiknya tidak perlu khawatir berlebihan jika si kecil belum melewati tahapan ini.
Si Kecil yang berusia 7 hingga 10 bulan memang biasanya sudah bisa merangkak. Namun, 12 persen dari mereka juga bisa saja tidak melewati fase ini.
Tips Bayi Belajar Merangkak yang Aman
Ketika si kecil mulai belajar merangkak, Parents mungkin akan kaget kalau gerakan si kecil bisa gesit dan cepat. Karena itu, perlu perhatian khusus agar si kecil merangkak dengan aman. Cobalah beberapa tips ini agar aktivitas merangkak si kecil tetap aman.
1. Pakaikan Pakaian yang Nyaman
Pakaian yang nyaman dapat membuat si kecil bergerak dengan leluasa. Sebaiknya, pakaikan si kecil pakaian yang menutupi lutut atau celana yang melar, sehingga membantunya menjaga kecepatan dan menghindari luka goresan atau apapun.
2. Amankan Barang-Barang yang Mudah Pecah dan Berat
Si kecil akan mengeksplorasi lingkungannya saat merangkak. Dia bisa mengambil atau menggenggam barang-barang apapun di sekitarnya. Karena itu, hindari barang yang mudah pecah atau sesuatu yang bisa ditarik.
3. Awasi Si Kecil di Dekat Tangga
Bantu si kecil belajar menaiki atau menuruni tangga. Meskipun bisa berbahaya, si kecil cara menaiki dan menuruni tangga dengan aman. Jika memungkinkan, tergantung pada bagaimana bentuk tangga di rumah, akan lebih aman menggunakan pagar pengaman di tangga. Namun tetap, awasi dan perhatikan si kecil saat merangkak di area ini, ya.
4. Perhatikan Furniture yang Bisa Dipanjat
Jika dia memanjat di tempat yang tidak seharusnya (misalnya, di rak buku atau meja kerja), pindahkan dia dengan lembut dan ingatkan kalau ini bukan untuk memanjat. Bimbing si kecil ke tempat yang aman. Si kecil akhirnya akan mengerti mana tempat yang berbahaya mana yang aman.
Kapan Harus Khawatir?
Parents harus ingat bahwa bayi mengembangkan keterampilannya secara berbeda. Beberapa lebih cepat, yang lainnya mungkin melewatkan milestone ini. Mereka merangkak dan kemudian berjalan, atau bisa jadi mereka langsung berdiri dan berjalan.
Namun jika si kecil belum bisa berjalan hingga usianya mencapai 18 bulan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Jika bayi lahir prematur, mungkin ia mencapai milestone ini lebih lambat dari kebanyakan bayi.
Jangan ragu untuk memeriksakan ia ke dokter spesialis anak untuk memastikan tumbuh kembangnya sesuai ya, Parents. Semoga bermanfaat!
***
Artikel telah diupdate oleh: Fadhila Afifah
Baca juga:
20 Perkembangan Bayi di Tahun Pertama Yang Harus Kita Ketahui
Perkembangan bayi di atas 12 bulan sangat pesat, video ini buktinya!
Mendukung Perkembangan Bayi Melalui Permainan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.