Lyme disease atau penyakit Lyme merupakan salah satu penyakit yang berbahaya bagi ibu hamil. Apakah Parents pernah mendengar tentang penyakit ini sebelumnya?
Penyakit ini sungguh berbahaya karena berisiko fatal pada ibu yang tengah mengandung, dapat menular dari ibu kepada janinnya. Oleh karena itu, mari simak informasinya di sini.
Apakah yang Dimaksud dengan Lyme Disease?
Lyme disease atau penyakit Lyme merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi. Bakteri ini disebarkan oleh kutu dari spesies Ixodes scapularis dan Ixodes pacificus yang terinfeksi oleh bakteri tersebut.
Penyakit Lyme dapat menginfeksi manusia apabila digigit oleh kutu yang terinfeksi oleh bakteri Borrelia burgdorferi. Penyakit Lyme dapat menginfeksi manusia apabila kutu pembawa bakteri tersebut menempel pada kulit manusia selama 36-48 jam.
Kutu yang disingkirkan dalam waktu kurang dari itu, dilaporkan tidak dapat menyebabkan penyakit Lyme meskipun kutu tersebut terinfeksi oleh bakteri penyebab penyakit.
Siapa yang Berisiko Tinggi Tertular Penyakit Lyme?
Lyme disease tidak dapat ditularkan antarmanusia. Penyebaran penyakit ini melalui gigitan kutu. Namun, infeksi penyakit Lyme pada tahap lanjut dapat ditularkan dari ibu kepada janinnya.
Lantaran penyakit ini sebagian besar ditularkan oleh kutu, orang-orang yang banyak melakukan aktivitas di luar ruangan sangat berisiko tinggi untuk tertular penyakit ini. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terserang Lyme disease yaitu:
- Sering beraktivitas di luar ruangan, terutama alam terbuka seperti hutan dan kebun
- Sering mengenakan pakaian terbuka yang membuat kutu mudah menggigit kulit
- Tidak segera menyingkirkan kutu yang menggigit kulit
Akibat penyakit ini berisiko tertular dari ibu hamil ke janin, sebaiknya ibu yang sedang hamil membatasi aktivitas untuk mengurangi risiko tertular Lyme disease.
Gejala Lyme Disease
Secara umum gejala dari penyakit Lyme ini ditandai dengan ruam kemerahan pada bagian kulit atau dalam istilah medis disebut erythema migrans. Meskipun gejala yang dialami oleh setiap orang dapat berbeda-beda, umumnya ruam memiliki ciri sebagai berikut:
- Ruam berwarna kemerahan atau keunguan seperti memar
- Ukurannya bertambah besar tiap hari, beberapa kasus hingga mencapai 30 cm
- Terasa hangat bila disentuh
- Jarang menimbulkan rasa nyeri atau gatal
- Muncul pada bagian yang digigit oleh kutu, tetapi seiring waktu dapat menyebar ke bagian kulit lain
- Berbentuk lingkaran dengan bagian tengah lebih menonjol
Infeksi Lyme disease pada manusia sendiri dibagi ke dalam 3 stadia
1. Stadium 1
Terjadi pada 1-2 minggu sejak penderita digigit oleh kutu. Pada tahap ini bakteri belum menyebar ke seluruh bagian tubuh. Gejala yang menyertai meliputi:
- Demam
- Menggigil
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Mudah lelah
- Pembengkakan kelenjar getah bening
Secara umum gejala pada tahap ini mirip dengan influenza. Namun, Parents perlu memerhatikan lagi, apakah ada aktivitas yang dilakukan dalam 1-2 minggu sebelumnya yang terekspos dengan lingkungan yang memungkinkan terserang kutu.
2. Stadium 2
Terjadi pada beberapa minggu hingga beberapa bulan sejak digigit kutu. Pada tahap ini bakteri mulai menyebar ke seluruh tubuh penderita. Tanda ruam juga sering kali muncul pada tahap ini. Gejala lain yang menyertai meliputi:
- Leher terasa kaku
- Aritmia atau gangguan irama jantung
- Gangguan pada sistem saraf seperti wajah terkulai, gangguan ingatan, tungkai mati rasa, radang otak, atau radang tulang belakang
3. Stadium 3
Terjadi pada beberapa bulan hingga tahun jika sejak stadium 1 dan 2 tidak mendapatkan perawatan. Pada tahap ini bakteri sudah menyebar ke seluruh tubuh. Gejala yang menyertai meliputi:
- Artritis atau radang sendi
- Mati rasa pada anggota tubuh atau kerusakan syaraf yang lebih berat
- Ensefalopati atau kelainan otak yang dapat mengakibatkan hilang ingatan jangka pendek, sulit berkonsentrasi, sulit berkomunikasi, dan gangguan tidur
Pada beberapa kasus Lyme disease dilaporkan dapat mengakibatkan keguguran pada ibu hamil. Ibu hamil yang terinfeksi penyakit ini pada stadium 3 juga berisiko tinggi untuk menularkan penyakit tersebut ke janinnya.
Mencegah Terinfeksi Penyakit Lyme
Berbagai pakar kesehatan setuju bahwa mencegah penyakit ini lebih baik daripada memberikan treatment apabila sudah terinfeksi. Apalagi hampir 50% pengidap penyakit ini mengalami kerusakan syaraf jangka panjang. Ibu yang sedang hamil dapat melakukan tips berikut untuk mencegah terinfeksi Lyme Disease.
- Membatasi aktivitas di ruang terbuka habitat kutu seperti hutan atau perkebunan.
- Mengenakan baju yang tertutup untuk mempersulit kutu menempel di kulit.
- Mengoleskan krim antiserangga yang aman untuk ibu hamil.
- Memeriksa bagian tubuh dan pakaian setelah beraktivitas di lingkungan terbuka untuk memastikan tidak ada kutu.
- Mandi air hangat dan mencuci baju pada air hangat setelah beraktivitas di lingkungan terbuka.
- Apabila menemukan kutu yang menempel di kulit, ambil kutu menggunakan pinset kemudian baru dibunuh. Oleskan antiseptik pada bagian yang digigit kutu.
Untuk memastikan Bunda benar-benar bersih dari Lyme disease, ibu hamil dapat memeriksakan diri ke dokter.
Sumber: WebMD, Americanpregnancy, Halodoc, Alodokter
Baca Juga:
Mengenal Toksoplasmosis atau Toksoplasma pada Ibu Hamil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.