Jantung merupakan salah satu otot yang bekerja paling aktif dalam tubuh. Jika jantung buah hati Anda bekerja tidak seperti biasanya, baik melambat atau justru bekerja lebih cepat dari biasanya, ini bisa jadi tanda adanya kondisi aritmia pada bayi.
Secara umum, jantung akan berdetak lebih cepat pada usia awal kehidupan anak. Jantung bisa bekerja lebih cepat atau lebih lambat ketika bayi tertidur, beraktivitas atau bertumbuh. Lalu, apakah ada yang perlu dikhawatirkan jika jantung bayi berdetak tidak seperti biasanya? Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai aritmia.
Artikel Terkait: Kabar Baik! Pemberian ASI Terbukti Perkuat Jantung Bayi Prematur
Apa Itu Aritmia?
Aritmia adalah perubahan pada ritme detak jantung yang teratur dan merata. Jika anak Anda menderita aritmia, jantungnya mungkin berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat. Ini mungkin disebabkan oleh kondisi fisik seperti kelainan jantung atau sebagai respons terhadap faktor dari luar, seperti demam, infeksi, dan konsumsi obat-obatan tertentu. Bahkan, menangis dan bermain dapat secara singkat mengubah detak jantung anak.
Kebanyakan aritmia tidak berbahaya, namun dalam beberapa kasus bisa menjadi serius dan bahkan mengancam jiwa. Jika jantung bayi Anda berdetak terlalu cepat (kondisi yang dikenal sebagai takikardia), atau terlalu lambat (bradikardia), maka dapat memengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh. Aliran darah yang tidak teratur dapat merusak organ tubuh, yaitu ginjal, hati, jantung, dan otak.
Bagaimana Terjadinya Aritmia?
Untuk memompa jantung dibutuhkan tenaga dari jalur listrik yang mengalir melalui saraf di dinding jantung. Pada setiap detakan jantung, sinyal listrik dihasilkan dan bergerak dari atas jantung ke bawah.
Sinyal dimulai pada sekelompok sel di atrium kanan (ruang kanan atas jantung) yang disebut nodus sinoatrial (nodus SA). Dari sana, sinyal berjalan melalui jalur khusus untuk merangsang atrium kanan dan kiri, menyebabkan mereka berkontraksi dan mengirim darah ke ventrikel (ruang bawah jantung).
Arus berlanjut melalui sirkuitnya ke kelompok sel lain yang disebut nodus atrioventrikular (nodus AV), yang berada di antara atrium dan ventrikel. Dari sana, arus listrik bergerak ke jalur lain, di mana sinyal bercabang untuk merangsang ventrikel kanan dan kiri. Ini menyebabkan mereka berkontraksi dan mengirim darah ke paru-paru serta seluruh tubuh.
Ketika sirkuit bekerja dengan baik, jantung berdetak dengan kecepatan yang teratur dan halus. Ketika sesuatu mengganggu sirkuit, detak jantung bisa menjadi tidak teratur, dan aritmia terjadi.
Artikel Terkait: Detak Jantung Janin Bisa Deteksi Jenis Kelamin Bayi, Benarkah?
Penyebab Aritmia pada Bayi
Dalam banyak kasus, penyebab sebenarnya dari aritmia pada bayi tidak diketahui. Faktor-faktor tertentu dikaitkan dengan risiko aritmia yang lebih tinggi pada bayi baru lahir. Beberapa faktor bersifat sementara dan mudah diobati. Namun, pada kondisi lain mungkin memerlukan perawatan jangka panjang.
Faktor risiko umum yang menyebabkan terjadinya aritmia pada bayi, antara lain :
- perbedaan struktural bawaan
- dehidrasi
- ketidakseimbangan elektrolit
- peradangan
- mutasi genetik
- efek samping obat
- Infeksi
- demam
Gejala Aritmia pada Bayi
Untuk dapat mengenali gejala aritmia tergantung pada usia dan kematangan anak Anda. Anak-anak yang lebih besar dapat memberitahu Anda tentang perasaan pusing atau merasakan jantungnya berdebar-debar atau terasa tidak berdetak. Sedangkan aritmia pada bayi dan balita, mungkin bisa dilihat dari tanda-tanda berikut:
- jantung berdetak terlalu cepat atau lambat secara tidak normal
- kesulitan bernafas
- sifat lekas marah
- masalah makan
- energi rendah
- keringat yang tidak biasa
- lemah
- lelah
- palpitasi
- pucat
- ada jeda di antara detak jantung
- berkeringat
- sesak napas
- iritabilitas pada bayi atau bayi rewel
Bagaimana Cara Mendiagnosa Aritmia pada Bayi?
Saat pertama kali dokter mendengarkan detak jantung bayi Anda, di sini mungkin sudah dapat terdeteksi jika ada aritmia pada bayi. Selain itu, aritmia juga bisa dilihat sebelum persalinan yakni saat USG. Berikut beberapa cara lain dalam mendiagnosis aritmia:
Electrocardiogram (ECG atau EKG)
Tes cepat dan sederhana ini biasanya merupakan tes pertama yang direkomendasikan untuk memeriksa apakah terdapat ritme abnormal pada jantung, juga mengukur aktivitas listrik di dalam jantung. Biasanya cara ini dapat mengkonfirmasi diagnosis, namun terkadang pemeriksaan tambahan lain diperlukan.
Ekokardiogram Transesophageal
Tindakan ini dilakukan dengan cara menggunakan probe tipis yang ditempatkan melalui hidung bayi dan turun ke kerongkongan. Tujuannya untuk mendapatkan gambar ultrasound dari jantung yang berdetak.
Monitor Holter
Monitor Holter adalah perangkat yang dipakaikan pada tubuh bayi untuk memantau detak jantung selama 24 jam per hari.
Monitor Jantung Implan
Alat lainnya yang bisa digunakan untuk melihat kinerja jantung bayi adalah monitor jantung implan. Biasanya diagnosis menggunakan alat ini dilakukan pada anak-anak yang mengalami gejala sporadis.
Artikel Terkait: Kelainan Jantung Bawaan pada Bayi
Perawatan Bayi dengan Aritmia
Perawatan yang tepat untuk aritmia pada bayi tergantung pada jenis aritmia, usia bayi serta kondisi kesehatannya secara keseluruhan. Berikut beberapa jenis perawatan yang biasa dilakukan pada bayi dengan aritmia:
Pemberian Obat-obatan
Pemberian obat antiaritmia seringkali dilakukan sebagai pengobatan lini pertama untuk beberapa jenis aritmia tertentu.
Sebuah studi tahun 2022 menunjukkan bahwa obat antiaritmia seringkali merupakan pengobatan yang aman dan efektif untuk SVT pada bayi. Bahkan dalam beberapa kasus dapat menghilangkan aritmia secara permanen.
Ablasi Jantung
Prosedur ablasi jantung ini terkadang dapat menghilangkan penyebab artimia. Pada beberapa aritmia yang disebabkan kelainan struktural, seperti sindrom Wolff-Parkinson-White, ablasi jantung dapat membantu. Cara kerjanya yaitu dokter memasukkan kateter ke dalam jantung. Ujung kateter dilengkapi dengan alat yang dapat menghancurkan jaringan atipikal dengan menggunakan energi frekuensi radio atau dengan membekukannya (cryoablation).
Alat Pacu Jantung
Perawatan lainnya yang bisa dilakukan adalah dengan memasangkan anak alat pacu jantung buatan. Perangkat ini menggunakan listrik untuk menjaga jantung berdetak secara teratur. Terutama untuk kondisi blok jantung, ahli bedah mungkin perlu menanamkan alat pacu jantung untuk menjaga aktivitas listrik jantung tetap stabil. Saat anak Anda tumbuh, mereka harus mengganti alat pacu jantung tersebut.
Operasi
Dalam beberapa kasus, seorang anak mungkin memerlukan pembedahan untuk memperbaiki detak jantung yang tidak normal. Apabila ternyata anak Anda memiliki masalah jantung bawaan, dokter dapat melakukan operasi jantung terbuka untuk memperbaiki jantung atau setidaknya mengurangi beberapa risiko. Terkadang anak akan memerlukan beberapa kali operasi jantung mengikuti perubahan yang berkaitan dengan pertumbuhan jantung mereka.
Penanganan Aritmia
Apabila bayi kesayangan Anda sudah didiagnosa mengidap aritmia, ada beberapa cara yang perlu Parents lakukan di rumah. Berikut beberapa penanganan yang diperlukan:
Pantau Detak Jantung Anak
Anda mungkin diminta untuk memeriksa detak jantung anak Anda untuk membantu memantau aritmia. Untuk dapat memeriksanya, Anda dapat merasakan denyut nadi anak dengan mendengarkan detak jantung menggunakan stetoskop. Kemudian Anda memerlukan jam atau arloji dengan jarum detik untuk menghitung jumlah denyut dalam satu menit secara akurat.
Memperlambat Detak Jantung Anak
Jika anak Anda mengalami episode takikardia (denyut jantung cepat) berulang, dokter mungkin mengajari Anda cara untuk memperlambat detak jantung anak. Terkadang batuk atau tersedak bisa membantu. Cara lainnya adalah dengan mengompres anak di wajahnya menggunakan es.
Selain itu ada juga cara yang disebut dengan Manuver Valsava, yakni menutup hidung dan mulut dan berusaha untuk bernapas. Selalu ikuti rekomendasi dokter dengan tepat. Jangan takut untuk bertanya jika Anda tidak sepenuhnya memahami instruksi dokter.
Pemberian Obat Secara Teratur
Pemberian obat pada bayi dengan aritmia harus dilakukan pada waktu yang tepat. Beberapa obat antiaritmia bahkan harus diberikan secara berkala sepanjang hari. Dokter Anda juga akan membantu Anda menentukan cara memberikan obat.
Selalu berikan obat persis seperti yang direkomendasikan oleh dokter. Jangan pernah berhenti memberikan obat tanpa memeriksakan diri ke dokter terlebih dahulu.
Pelajari CPR dan Prosedur Darurat
Mempelajari prosedur darurat dapat membantu menyelamatkan nyawa anak Anda, termasuk dalam kasus sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Keterampilan CPR, termasuk pengenalan tanda-tanda kesulitan bernapas dan serangan jantung, sangat penting jika anak Anda menderita penyakit jantung atau berisiko mengalami aritmia yang mengancam jiwa.
Pahami dan Kelola Perangkat Implan Anak
Jika anak Anda memiliki implan cardioverter defibrillator (ICD) atau alat pacu jantung, dokter atau perawat akan memberi Anda informasi terperinci tentang perangkat dan cara memeriksanya.
Ada pertimbangan untuk ICD yakni dokter akan memeriksa perangkat secara berkala untuk menilai baterai dan efektivitasnya secara keseluruhan. Kehadiran ICD atau alat pacu jantung di tubuh anak Anda mungkin melarang beberapa prosedur medis, termasuk yang menggunakan medan elektromagnetik kuat.
Ketahui Apa yang Harus Dihindari
Parents, penting bagi Anda untuk mewaspadai aktivitas atau obat-obatan yang dapat menyebabkan aritmia. Dokter akan berbicara dengan Anda tentang apa yang harus dihindari.
Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?
Dalam banyak kasus, aritmia pada anak-anak tidak berbahaya. Namun, ketika aritmia terjadi sering terjadi, atau berlangsung lama, Anda harus membawa anak ke dokter. Beberapa gejala yang ditunjukkan anak mungkin memerlukan perawatan segera. Seorang anak mungkin menunjukkan tanda-tanda aritmia jika mereka mengalami gejala seperti pusing, merasa pusing, pingsan, detak jantung yang cepat, dan merasa seperti jantung berhenti berdetak.
Itulah penjelasan yang perlu Parents ketahui seputar aritmia pada bayi. Semoga bermanfaat.
***
Artikel ditinjau oleh:
dr. Ria Yoanita, Sp.A, CIMI
Dokter Spesialis Anak
Lokasi praktik:
RS Primaya Evasari
RS St. Carolus Salemba
Baca Juga:
9 Komplikasi Penyakit Jantung Bawaan dan Penyebabnya, Bisa Dialami Sejak Bayi
Wajib tahu! Ini bisa Parents lakukan untuk mengurangi risiko penyakit jantung kongenital pada anak
Waspada, bayi sesak napas saat menyusu bisa jadi tanda gangguan jantung
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.