TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Bukan Hanya Gigitan - Biaya Tersembunyi Demam Berdarah untuk Keluarga di Indonesia

Bacaan 8 menit
Bukan Hanya Gigitan - Biaya Tersembunyi Demam Berdarah untuk Keluarga di Indonesia

Demam berdarah sering dianggap sebagai demam tinggi pada anak yang menyebabkan anak tidak masuk sekolah beberapa hari, namun dampak demam berdarah jauh lebih besar dari pada itu.

Sebagai orang tua, kita melakukan segala hal untuk menjaga anak-anak kita tetap aman, mulai dari mengawasi screentime hingga memastikan mereka sehat. Namun ada satu ancaman diam-diam yang dapat mengganggu segalanya dalam beberapa hari selanjutnya: Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Demam berdarah sering dianggap sebagai demam tinggi pada anak yang menyebabkan anak tidak masuk sekolah beberapa hari, namun dampak demam berdarah jauh lebih besar dari pada itu.

Penyakit ini menimbulkan beban yang luar biasa bagi keluarga, baik secara emosional, finansial, maupun psikologis.

Daftar isi

  • Apa Itu Demam Berdarah (DBD)?
  • DBD: Kekhawatiran yang Terus Meningkat di Indonesia
  • Dampak Lebih Luas dari DBD terhadap Keluarga
  • Bersatu Melawan DBD: Mendukung Pendekatan Terpadu WHO untuk Pengendalian DBD
  • Apa yang Telah Hilang dalam Kehidupan Modern
  • Pendidikan Inovatif: Kekuatan Bercerita
  • Bagaimana Keluarga Dapat Bertindak Sekarang

Apa Itu Demam Berdarah (DBD)?

Penyakit dengue, atau biasa dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan demam berdarah dengue (DBD), adalah infeksi virus yang menyebar dari nyamuk ke manusia. Penyakit ini lebih umum di daerah beriklim tropis dan subtropis.

Virus dengue ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk betina yang terinfeksi, terutama nyamuk Aedes aegypti. Spesies lain dalam genus Aedes juga dapat berperan sebagai vektor, tetapi kontribusi mereka biasanya bersifat sekunder terhadapAedes aegypti.1

Pada sebagian orang yang mengalaminya, gejala DBD sering kali tidak tampak atau hanya berupa gejala ringan. Namun, bagi yang mengalaminya, gejala paling umum adalah demam tinggi, sakit kepala, nyeri badan, mual dan ruam. Mayoritas pasien DBD akan membaik dalam 1-2 minggu, sementara yang mengalami gejala lebih parah akan memerlukan perawatan opname di rumah sakit.2

Jika terjangkit, gejala-gejala ini akan muncul 4-10 hari setelah infeksi dan berlangsung selama 2-7 hari. Berikut beberapa gejala DBD yang patut Anda perhatikan:3

  • demam tinggi (40°C)
  • sakit kepala parah
  • nyeri di belakang mata
  • nyeri otot dan sendi
  • mual
  • muntah
  • pembengkakan kelenjar
  • ruam.

DBD: Kekhawatiran yang Terus Meningkat di Indonesia

DBD telah menjadi salah satu ancaman kesehatan yang paling serius saat ini. Penyakit ini sekarang diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai salah satu dari 10 ancaman kesehatan global teratas dan merupakan penyakit yang ditularkan melalui vektor yang paling banyak ditemukan di seluruh dunia. Perubahan iklim dan urbanisasi memicu penyebaran demam berdarah di Asia Tenggara, menempatkan 1,3 miliar orang dalam risiko di wilayah ini.4

Di Indonesia, dengue merupakan masalah kesehatan serius karena prevalensinya cukup tinggi dan sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).5 

Secara kumulatif, per Juni 2025 dilaporkan terdapat 79.843 sebaran kasus dengan 359 kematian.6

demam berdarah (DBD)

Dampak Lebih Luas dari DBD terhadap Keluarga

Di luar gejala fisik, DBD menciptakan efek riak:7

  • Orang tua tidak bisa masuk kerja, terkadang hingga kehilangan penghasilan
  • Anak-anak tidak masuk sekolah, sering kali pada masa-masa penting akademik
  • Keluarga mengeluarkan biaya pengobatan, bahkan dengan asuransi kesehatan
  • Sistem perawatan kesehatan menjadi kelebihan beban selama wabah

Melansir laman Detik, Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof Ali Ghufron Mukti mengungkapkan bahwa BPJS Kesehatan pada tahun 2023 mengeluarkan biaya tambahan lebih dari Rp 40 triliun untuk biaya rumah sakit.8

“Untuk pembiayaan penyakit DBD ini di BPJS Kesehatan itu sekitar 626 miliar di tahun 2021, terus di tahun 2022 itu meningkat sampai Rp 1,3 triliun jadi naiknya tajam sekali,” Prof Ali Ghufron Mukti, Direktur Utama BPJS Kesehatan.9

demam berdarah (DBD) Indonesia

Bersatu Melawan DBD: Mendukung Pendekatan Terpadu WHO untuk Pengendalian DBD

Untuk memerangi ancaman global DBD yang terus meningkat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan pendekatan komprehensif yang berfokus pada pengurangan penularan, rawat inap, dan kematian. Strategi utama termasuk menghilangkan tempat berkembang biak nyamuk, deteksi dini dan pengobatan, pendidikan publik, keterlibatan masyarakat, dan vaksinasi yang ditargetkan di daerah berisiko tinggi. Inti dari upaya ini adalah tujuan WHO untuk mencapai nol kematian akibat DBD pada tahun 2030.10

Apa yang Telah Hilang dalam Kehidupan Modern

Seperti yang disebutkan di atas, keterlibatan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk mencegah DBD. Namun sayangnya, di era yang serba modern seperti saat ini, nilai-nilai tradisional semakin berkurang, dan individualisme semakin meningkat.11 Hal ini direfleksikan  secara menarik di komik The Woke Salaryman yang berjudul “What we lost when we moved out from the kampungs”, pada Juni 2025. 

The Woke Salaryman merupakan sebuah webcomic dan merek dari Singapura yang memproduksi konten yang mudah dicerna dan diakses tentang keuangan pribadi dan literasi keuangan lewat komik dan esai, untuk membantu para profesional muda menghadapi sistem kapitalisme dan membuat keputusan keuangan yang lebih baik. Webcomic ini mengadopsi pendekatan yang relevan dan sederhana untuk menjelaskan topik-topik yang rumit, sehingga mudah dimengerti.

Komik The Woke Salaryman “What we lost when we moved out from the kampungs” memberikan gambaran perubahan sosial dari kehidupan kampung tradisional ke kehidupan perkotaan modern. Di mana, meski kehidupan kota menawarkan kemudahan dan privasi, namun hal itu mengikis rasa saling ketergantungan antartetangga, meningkatan rasa kesepian, dan melemahkan tanggung jawab bersama—dibuktikan dengan terabaikannya ruang bersama, lambatnya respons kolektif terhadap bahaya seperti demam berdarah, dan pergeseran ke arah interaksi daring daripada interaksi tatap muka.

Di masa lalu, kehidupan desa bergantung pada dukungan bersama. Jika ada atap rumah tetangga yang bocor atau ada pohon yang membahayakan, masyarakat akan bekerja sama untuk mengatasi masalah tersebut.

Saat ini, banyak dari kita yang bahkan tidak mengetahui nama-nama orang yang tinggal di sebelah rumah kita. Keterputusan sosial ini memengaruhi cara kita menghadapi tantangan bersama-seperti DBD. Seperti yang dikatakan oleh komik tersebut:

“Kehidupan kota modern hanya memberikan ilusi kemandirian. Kenyataannya adalah bahwa kita lebih saling terhubung daripada sebelumnya.”

Di kota-kota yang menghadapi peningkatan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, mencegah wabah adalah tanggung jawab bersama. Ketika seseorang membuang sampah sembarangan, mengotori koridor, atau membiarkan ember berisi air tidak tertutup, mereka mungkin menganggapnya sebagai “ruang pribadi” – tetapi efeknya dapat menyebabkan wabah DBD di seluruh gedung.

Pendidikan Inovatif: Kekuatan Bercerita

Memanfaatkan kekuatan unik dari bercerita, komik ini menyederhanakan ilmu pengetahuan dan tanggung jawab sosial tentang DBD menjadi ide yang mudah dipahami dan dapat ditindaklanjuti.

Beberapa hal menarik yang disorot dalam komik ini antara lain:

  • DBD menimbulkan dampak, tidak hanya emosional tetapi fisik juga 
  • Pentingnya melakukan tindakan kecil dan konsisten (seperti memeriksa genangan air)
  • Bagaimana kehidupan modern telah mengikis kepedulian terhadap sesama, dan bagaimana kita dapat memulihkannya

Komik ini akan tersedia dalam berbagai bahasa dan dibagikan ke seluruh wilayah melalui saluran milik IFRC APAC, dengan potensi untuk diadopsi di sekolah-sekolah untuk mendorong pencegahan DBD sejak usia dini.

Bagaimana Keluarga Dapat Bertindak Sekarang

Anda sudah mengajarkan anak-anak Anda untuk mengatakan “tolong” dan “terima kasih”, menyeberang jalan dengan aman, dan makan sayuran. Mari tambahkan tindakan pencegahan DBD ke dalam daftar tersebut.

Bukan Hanya Gigitan - Biaya Tersembunyi Demam Berdarah untuk Keluarga di Indonesia

Untuk mencegah DBD, pemerintah menggalakkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), yakni biasa disebut dengan 3M Plus, yaitu:12

  1. Menguras tempat penampungan air
  2. Menutup tempat-tempat penampungan air
  3. Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

Selain 3M di atas yang dimaksud pada poin Plus, antara lain:13

  • Menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk
  • Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air
  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
  • Menggunakan obat anti nyamuk
  • Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah
  • Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama
  • Meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup
  • Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras
  • Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.

Selain 3M Plus, saat ini pemerintah juga sudah menerapkan metode pencegahan vektor terkini melalui nyamuk ber-wolbachia di beberapa kota di Indonesia.14

Selain itu, pencegahan inovatif lainnya adalah melalui vaksinasi yang dapat melindungi anak-anak hingga orang dewasa dari bahaya penyakit dengue yang dapat menyebabkan keparahan. Pencegahan dengue inovatif ini telah direkomendasikan penggunaannya oleh asosiasi kedokteran di Indonesia, seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dan Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI), berturut-turut bagi anak-anak dan orang dewasa.15

Karena semua orang berisiko terinfeksi DBD, terlepas dari di mana seseorang tinggal, usia, dan gaya hidup, ayo bersama-sama memerangi DBD dengan 3M Plus, serta mempertimbangkan metode pencegahan yang inovatif, mulai dari diri kita sendiri dan keluarga.

C-ANPROM/ID/CORP/0022 | September 2025

 [1] https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue diakses pada 21 Agustus 2025.

[2] https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue diakses pada 21 Agustus 2025.

[3] https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue diakses pada 21 Agustus 2025.

[4]  https://www.who.int/southeastasia/health-topics/dengue-and-severe-dengue diakses pada 21 Agustus 2025.

[5] https://kemkes.go.id/id/waspada-penyakit-di-musim-hujan diakses pada 21 Agustus 2025.

[6] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Update Data Dengue Minggu ke-25, Juni 2025, hlm. 2.

[7] https://sg.theasianparent.com/the-hidden-cost-of-dengue diakses pada 22 Agustus 2025.

[8] https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7146090/beban-biaya-bpjs-kesehatan-untuk-dbd-naik-tajam-tembus-rp-1-triliun diakses pada 22 Agustus 2025.

[9] https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7146090/beban-biaya-bpjs-kesehatan-untuk-dbd-naik-tajam-tembus-rp-1-triliun diakses pada 22 Agustus 2025.

[10] https://www.who.int/news/item/03-10-2024-who-launches-global-strategic-plan-to-fight-rising-dengue-and-other-aedes-borne-arboviral-diseases diakses pada 22 Agustus 2025.

[11] Angkasawati, “The Impact of Modernization on Social and Cultural Values: A Basic Social and Cultural Sciences Review”, International Journal of Education, Vocational and Social Science, Volume 03 Issue 04, 2024, hlm. 63.

[12] https://ayosehat.kemkes.go.id/upaya-pencegahan-dbd-dengan-3m-plus diakses pada 4 September 2025.

[13] https://ayosehat.kemkes.go.id/upaya-pencegahan-dbd-dengan-3m-plus diakses pada 4 September 2025.

[14] https://ayosehat.kemkes.go.id/mengingat-pentingnya-pencegahan-dengue-dengan-3m-plus-melalui-asean-dengue-day diakses pada 22 Agustus 2025.

[15] https://ayosehat.kemkes.go.id/mengingat-pentingnya-pencegahan-dengue-dengan-3m-plus-melalui-asean-dengue-day diakses pada 22 Agustus 2025.

Baca Juga:

Jangan keliru bedakan gejala tipes dan DBD, begini kata dokter anak!

Kenali Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) Agar Anak-anak Terhindar Darinya

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

theAsianParent Indonesia

  • Halaman Depan
  • /
  • Penyakit
  • /
  • Bukan Hanya Gigitan - Biaya Tersembunyi Demam Berdarah untuk Keluarga di Indonesia
Bagikan:
  • Ketahui Ciri-Ciri ISK pada Bayi, Jangan Sampai Penanganannya Terlambat!

    Ketahui Ciri-Ciri ISK pada Bayi, Jangan Sampai Penanganannya Terlambat!

  • Bisa Sebabkan Stunting, Waspada Tuberkulosis pada Anak dengan Kenali Cirinya

    Bisa Sebabkan Stunting, Waspada Tuberkulosis pada Anak dengan Kenali Cirinya

  • Penyebab Kematian Nomor 1 di Indonesia, Kenali Gejala Penyakit Stroke!

    Penyebab Kematian Nomor 1 di Indonesia, Kenali Gejala Penyakit Stroke!

  • Ketahui Ciri-Ciri ISK pada Bayi, Jangan Sampai Penanganannya Terlambat!

    Ketahui Ciri-Ciri ISK pada Bayi, Jangan Sampai Penanganannya Terlambat!

  • Bisa Sebabkan Stunting, Waspada Tuberkulosis pada Anak dengan Kenali Cirinya

    Bisa Sebabkan Stunting, Waspada Tuberkulosis pada Anak dengan Kenali Cirinya

  • Penyebab Kematian Nomor 1 di Indonesia, Kenali Gejala Penyakit Stroke!

    Penyebab Kematian Nomor 1 di Indonesia, Kenali Gejala Penyakit Stroke!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti