10 Jenis Keputihan Normal dan Tidak Normal Serta Artinya bagi Kesehatan

Ada yang normal, ada juga keputihan yang harus diwaspadai. Yuk kenali beragam jenisnya!

Keputihan merupakan masalah umum perempuan. Meski sesuatu yang normal dan wajar, tetapi juga bisa mengindikasikan suatu tanda bahaya pada kondisi kesehatan Anda. Karena itu, Anda perlu mengetahui jenis keputihan.

Ada jenis keputihan normal, dan ada pula jenis keputihan yang perlu perhatian khusus. Pasalnya, ini menandakan kondisi gangguan kesehatan tertentu pada tubuh Bunda.

Seperti apa jenis keputihan yang patut Anda waspadai? Cek di bawah ini.

Seperti Apa Keputihan yang Normal?

Keputihan merupakan campuran cairan vagina dan lendir serviks. Saat mengalami kondisi ini, ini merupakan salah satu fungsi tubuh yang normal dan menjaga vagina agar tetap sehat.

Setiap wanita pun memiliki kondisi keputihan yang berbeda. Namun, ada beberapa jenis keputihan yang dianggap abnormal dan bisa mengindikasikan adanya infeksi.

Biasanya, keputihan normal akan berwarna jernih atau keputihan, dan tidak akan berbau tidak sedap. Teksturnya bisa bervariasi, bisa berair dan tipis, atau berserat. Tergantung pada waktu Anda memeriksakannya.

Volume keputihan juga bervariasi. Misalnya, Anda mungkin mengalami sedikit keputihan pada beberapa hari. Atau keputihan bisa keluar lebih banyak pada beberapa hari lainnya, dan bisa juga Anda tidak mengalaminya sama sekali.

Pada dasarnya, keputihan ‘normal’ juga bisa sangat bervariasi sehingga penting untuk mengetahui mana jenis keputihan yang normal atau tidak.

Untuk mengetahuinya, Anda perlu memperhatikan warna, konsistensi, dan aroma pada cairan keputihan tersebut.

Jaga kebersihan dan kesehatan area Miss V dengan sabun pembersih yang aman dari Milk Recipe Gentle Feminine Wash. Cek produknya di sini, yuk!

Jenis Keputihan yang Perlu Anda Ketahui

Jenis keputihan yang normal bisa berwarna dari putih ke kuning, bertekstur tebal hingga berlendir. Itu semua tergantung pada kondisi kesehatan dan waktu Anda memeriksanya.

Perlu diketahui, serviks biasanya menciptakan empat jenis lendir di vagina, berdasarkan waktu ovulasi Berikut jenis-jenis keputihan yang perlu Anda ketahui:

1. Keputihan Bertekstur Kering

Dok. foto: theAsianparent Singapura (YouTube screengrab).

Seperti namanya, jenis keputihan ini kering, dan berwarna pucat. Anda mungkin merasakan bagian vulva menjadi sangat kering.

Kondisi ini sebagian besar terjadi selama masa tidak subur dalam sebulan, atau tujuh hari sebelum dan sesudah siklus menstruasi Anda.

Faktanya, peluang kehamilan Anda cenderung menurun pada masa ini, bahkan jika Anda melakukan hubungan seks tanpa kondom.

Tujuan dari keluarnya keputihan ini adalah untuk menghalangi sperma memasuki rahim Anda.

2. Keputihan Normal Bertekstur Creamy

Dok. foto: theAsianparent Singapura (YouTube screengrab).

Ketika kadar estrogen mulai naik di dalam tubuh, leher rahim akan menghasilkan lebih banyak cairan. Pada kondisi ini, vulva Anda mungkin terasa lengket dan basah.

Anda mungkin mengalami keputihan yang lengket dan basah pada labia Anda selama berhari-hari, antara ovulasi dan masa tidak subur. Misalnya, jika memiliki siklus 28 hari, Anda akan mengalami jenis keputihan normal ini antara hari ke 7 dan 11.

Biasanya, jenis cairan ini lebih tipis dan mampu menyaring sperma berkualitas rendah atau abnormal sebelum memasuki rahim.

3. Keputihan Bertekstur Putih Telur

Dok. foto: theAsianparent Singapura (YouTube screengrab).

Saat mendekati masa ovulasi, Anda akan mengalami cairan keputihan yang bertekstur licin, yang sering disebut keputihan putih telur.

Anda mungkin akan merasakan ‘sensasi basah’ tepat di vulva Anda dengan keluarnya cairan seperti putih telur. Beberapa di antaranya mungkin bertekstur kasar.

Kondisi ini merupakan tanda ovulasi yang baik.

Jika siklus menstruasi Anda adalah 28 hari, Anda mungkin mengalami jenis keputihan ini antara hari ke-12 dan ke-16.

Jadi jika Anda berencana untuk hamil dan mengalami jenis keputihan ini, artinya saat yang tepat untuk mulai mencobanya. Karena, jenis keputihan ini menciptakan jalur mudah bagi sperma berkualitas baik untuk memasuki rahim.

4. Keputihan Seperti Pelumas

Dok. foto: theAsianparent Singapura (YouTube screengrab).

Beberapa hari sebelum ovulasi dimulai, cairan keputihan akan sangat licin. Lendir serviks menjadi seperti pelumas.

Fakta menariknya, hari terakhir Anda melihat jenis keputihan normal ini sebenarnya adalah hari paling subur dalam sebulan, karena itu merupakan hari terakhir sebelum sel telur dilepaskan. Jenis keputihan ini juga kaya akan kalium.

5. Keputihan Berwarna Putih yang Normal dan Berbahaya

Dok. foto: theAsianparent Singapura (File photo).

Ini biasanya keputihan yang normal. Anda mungkin mengalami sedikit keputihan pada awal atau akhir siklus menstruasi bulanan.

Namun, jika Anda mengalami keputihan berlendir tebal yang memiliki tekstur keju cottage dan disertai dengan rasa gatal, kemungkinan Anda sedang tertular infeksi jamur. Anda juga dapat mencurigai adanya infeksi jika keputihan disertai dengan bau busuk, nyeri panggul, dan gatal parah.

Keputihan berwarna putih lain yang harus diwaspadai adalah jika teksturnya menggumpal, menandakan pertumbuhan jamur di vagina dalam jumlah yang berlebihan. Gejalanya keluarnya cairan yang tebal, putih, dan bergumpal seperti susu basi.

6. Keputihan Jernih dan Berair

Dok. foto: theAsianparent Singapura (YouTube screengrab).

Keputihan yang bertekstur jernih dan encer ini bisa datang kapan saja di setiap bulan. Jenis keputihan ini yang paling normal.

Biasanya, Anda akan mengalaminya setelah menjalani sesi olahraga yang berat.

7. Keputihan Kecokelatan atau Disertai Darah

Dok. foto: theAsianparent Singapura (YouTube screengrab).

Tepat setelah menstruasi berakhir, Anda mungkin melihat keluarnya cairan berwarna coklat pekat.

Jangan khawatir, keputihan jenis ini juga bisa dikatakan normal. Kondisi ini hanya cara tubuh Anda untuk membersihkan rahim pasca menstruasi.

Selain itu, jika Anda melakukan hubungan seks tanpa kondom dan melihat keputihan dengan bercak cokelat atau berdarah, itu juga bisa menunjukkan kehamilan.

Flek yang lebih  berat juga bisa menunjukkan keguguran. Jika flek abnormal terjadi, Anda harus segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan  tepat.

Tetapi pada wanita pascamenopause, keputihan ini bisa merupakan tanda kanker serviks. Pap smear yang rutin atau pemeriksaan panggul dapat menjadi tindakan antisipasi.

8. Keputihan Berwarna Kuning

Dok. foto: theAsianparent Singapura (YouTube screengrab).

Warna kuning bisa berpotensi menyebabkan infeksi. Biasanya cairan jenis ini bertekstur tebal dan jika berbau busuk, itu adalah indikasi yang jelas dari infeksi vagina.

Kondisi ini juga berpotensi mengindikasikan trikomoniasis, yang merupakan infeksi menular seksual, seperti klamidia dan gonore.

Perlu diketahui bahwa sebagian besar wanita yang menderita klamidia atau gonore tidak menunjukkan gejala apa pun, dan keluarnya cairan kuning merupakan indikasinya.

Jadi, waspadai jenis keputihan ini karena berpotensi tidak normal.

9. Keputihan Berwarna Hijau

Dok. foto: theAsianparent Singapura (YouTube screengrab).

Jenis keputihan seperti ini tentu tidak normal dan biasanya merupakan tanda infeksi internal yang serius. Jika disertai bau busuk, itu juga bisa menunjukkan trikomoniasis.

Jika Anda mengalami jenis keputihan ini, Anda harus mengunjungi dokter kandungan segera.

10. Keputihan dengan Busa

Bunda alami keputihan disertai busa? Waspada karena keputihan seperti ini menandakan infeksi, seperti trichomoniasis.

Trichomoniasis biasanya disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis dan merupakan penyakit menular seksual (PMS) yang artinya dapat ditularkan melalui kontak seksual.

Artikel terkait: Keputihan saat hamil, mana yang normal atau berbahaya?

Jenis Keputihan yang Tidak Normal

Ketika keputihan memiliki ketidakseimbangan bakteri dan mengeluarkan bau busuk atau warna, kondisi itu akan menjadi abnormal.

Dilansir dari WebMD, berikut beberapa hal yang bisa membuat keputihan menjadi tidak normal:

  • Penggunaan antibiotik atau steroid
  • Bakterial vaginosis, atau infeksi bakteri yang umum terjadi pada wanita hamil.
  • Jika wanita memiliki banyak pasangan seksual.
  • Pil KB.
  • Kanker serviks.
  • Klamidia atau gonore, yang termasuk infeksi menular seksual.
  • Douche vagina.
  • Menggunakan sabun atau losion beraroma, atau bahkan mandi busa biasa yang terpapar pada vagina.
  • Infeksi panggul.
  • Penyakit radang panggul (PID).
  • Trikomoniasis, yaitu infeksi parasit yang disebabkan oleh hubungan seks tanpa kondom.
  • Atrofi vagina, yaitu pengeringan dan penipisan dinding vagina selama fase menopause.
  • Vaginitis, yang merupakah iritasi di dalam dan, atau di sekitar vagina.
  • Infeksi ragi.
  • Diabetes.
  • Kehamilan.

Menjaga Kebersihan Vagina

  • Mencucinya menggunakan air hangat.
  • Gunakan celana berbahan 100 persen katun, dan hindari memakai celana dalam yang sangat ketat.
  • Rajin mengganti celana dalam.
  • Jangan gunakan sabun beraroma, douche, atau sabun kewanitaan.
  • Saat menyeka vagina, pastikan untuk menyeka dari depan ke belakang untuk mencegah infeksi memasuki vagina.

Bunda, demikian penjelasan mengenai jenis keputihan yang ternyata bisa menandakan kesehatan kita. Periksakan ke dokter jika ada gejala yang mencurigakan ya.

Dilansir dari artikel Deepshikha Punj di theAsianparent Singapura

Baca juga:

5 Makanan untuk Kesehatan Vagina yang Harus Bunda Coba

[Video] Ini ciri-ciri keputihan normal dan tidak normal menurut dokter

Keputihan Saat Hamil, Manakah yang Normal dan Berbahaya?

Penulis

Aulia Trisna