Ametta, seorang ibu dengan dua anak yang kini sudah memasuki usia berusia 53 tahun tengah merasakan banyak perubahan kesehata. Ia sendiri menduga bahwa dirinya akan mengalami fase menopause.
Ia telah mengalami menstruasi yang tidak teratur selama beberapa bulan terakhir. Sekarang, bahkan mengalami hot flash dan sulit tidur. Ia mengaku hot flashes yang dirasakannya menyebabkan tubuh dan wajahnya terasa panas dengan dengan cepat. Kondisi ini jelas membuatnya tidak nyaman. Bahkan, sampai membuat dirinya sulit tidur.
Tak hanya itu, Ametta juga mengaku merasakan perubahan suasana hati yang begitu cepat. Rasanya jadi mudah tersinggung karena lelah akibat tidak bisa merasakan tidur yang berkualitas. Ia pun memutuskan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Memastikan apakah dirinya baik-baik saja.
Merasakan Transisi Menopause
Setelah pemeriksaan dilakukan, dokter menjelaskan bahwa Ametta sedang mengalami transisi menopause. Sebuah fase yang normal dialami dari kondisi penuaan bagi wanita.
Dalam hal ini dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Pondok Indah – Puri Indah menejelkan bahwa menopause bukanlah penyakit atau kelainan.
Pada sebagaian perempuan memang tidak memiliki masalah dengan gejala menopause dan bahkan mungkin merasa lega ketika mereka tidak perlu lagi khawatir tentang nyeri haid atau hamil. Namun, bagi perempuan lainnya, transisi menopause bisa membuatnya begitu resah.
Sebab merasakan hot flashes, sulit tidur, nyeri saat berhubungan seks, mudah merasa murung, mudah marah, depresi, atau kombinasi dari gejala-gejala ini. Tidak mengherankan jika beberapa perempuan ajan memutuskan untuk melakukan dokter untuk mengetahu apakah ada perubahan gaya hidup atau obat-obatan yang diperlukan.
Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.OG terkait dengan menopause.
Umumnya, pada usia berapa perempuan alami menopause?
Sebenarnya ini memang akan berbeda-beda, namun memang ada rentang usia perempuan yang mengalami menopause, biasanya di antara usia 48 hingga 52 tahun.
Umumnya, apa saja tanda-tanda menopause?
Ada beberapa tanda yang memang perlu diketahui perempuan. Antara lain:
- Menstruasi berhenti 12 bulan berturut-turut
- Hot flushes atau sensasi panas di wajah dan tubuh
- Berkeringat, termasuk pada malam hari
- Jantung kerap berdebar-debar
- Peningkatan tekanan darah
- Mood swing: sedih, tegang, irritability
- Gangguan kualitas hidup: anxiety atau cemas, malu, dan kelelahan
- Defisit kognitif: sulit konsentrasi dan masalah memori verbal
- Gangguan tidur: insomnia dan sleep apnea
- Gangguan masalah sosial: menarik diri dan masalah dengan keluarga
- Kesulitan dalam pekerjaan: berkurangnya produktivitas
- Gangguan seksual: menurunnya hasrat seksual dan vagina kering
- Gangguan berkemih: sulit menahan buang air kecil
Selain itu, masih ada beberapa keluhan lainnya, seperti
- Nyeri otot
- Tulang lebih rapuh
- Bentuk payudara berubah
- Peningkatan berat badan
- Kulit tampak kering dan kusam
- Peningkatan kadar kolesterol
Bagaimana dengan tahapan menopause?
Ada beberapa tahapan menopause, berikut ini:
1. Premenopaus
Permulaan dari transisi klimaterik yang dimulai dua hingga lima tahun sebelum menopause
2. Perimenopause
masa ketika kondisi tubuh menyesuaikan diri dengan masa menopause yang berkisar antara 2-8 tahun ditambah dengan satu tahun setelah periode terakhir menstruasi
3. Menopause
Pada saat ovarium berhenti mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron
4. Pascamenopause
Kondisi ini biasanya akan berlangsung kira-kira 10-15 tahun dari menopause
Apa yang terjadi pada tubuh perempuan saat mengalami menopause?
Menopause merupakan masa berhentinya haid yang permanen akibat hilangnya aktivitas folikuler ovarium. Seorang perempuan dapat dikatakan memasuki tahap menopause jika sudah 12 bulan berturut-turut tidak mengalami haid tanpa adanya pemicu seperti penyakit tertentu, pengobatan tertentu, kehamilan, atau masa menyusui.
Menjelang memasuki fase ini, banyak perempuan yang mengeluh vagina kering, mengapa?
Vagina kering saat menopause karena terjadi atrofi vagina, yang disebabkan oleh penipisan dan menyusutnya jaringan, serta penurunan produksi lendir. Semua hal ini dapat terjadi karena produksi hormon estrogen semakin menurun.
Bagaimana dengan hot flush, apakah benar jadi salah satu indikasi perimenopause?
Hot flushes terjadi saat Anda merasakan panas di tubuh bagian atas secara tiba-tiba. Hal ini dapat terjadi pada bagian wajah, leher, dan dada, serta dapat menyebar ke daerah punggung dan lengan. Keluhan ini terjadi karena adanya penurunan kadar hormon estrogen yang memengaruhi pusat pengaturan suhu tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih sensitif terhadap perubahan suhu.
Bagaimana dengan pengobatannya, apakah perlu terapi hormon estrogen, seperti apa manfaat yang dapat diberikan? Apakah justru ada risiko setelah melakukan terapi hormon ini?
Sebenarnya, menopause merupakan kondisi alami yang akan dialami perepuan. Saat memasuk tahapan ini juga tidak memerlukan perawatan lebih lanjut. Namun, apabila gejalanya sangat mengganggu, dokter akan menyarankan beberapa pilihan pengobatan yang dapat membantu meredakan gejala tersebut.
Sementara terapi estrogen merupakan salah satu bentuk menopausal hormonal therapy (MHT) jika seorang wanita masih memiliki rahim, sebaiknya ditambahkan hormon progesteron, untuk mencegah terjadi kanker endometrium (dinding rahim).
Perlu dilakukan skrining atau evaluasi lengkap sebelum dilakukan terapi hormonal, seperti pap smear, mamografi, risiko kanker dalam keluarga, pemeriksaan laboratorium darah untuk memastikan tidak ada gangguan pembekuan darah, risiko kanker payudara dan indung telur (ovarium).
Apakah benar, perempuan yang alami menopause cenderung mudah sakit? Ada beberapa penyakit yang lebih berisiko dialami?
Hormon estrogen melindungi sejumlah sistem dalam tubuh, seperti otak, kulit, vagina, tulang, dan jantung. Risiko penyakit yang mungkin timbul pada menopause:
- Diabetes melitus
- Gangguan hati
- Gangguan jantung dan pembuluh darah
- Gangguan berkemih dan berhubungan seksual
- Osteoporosis
- Nyeri sendi
- Radang gusi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.