Ada banyak perubahan yang bisa terjadi saat memasuki kondisi kehamilan, khususnya sejak trimester pertama hingga kelahiran nantinya. Salah satu hal yang mungkin dialami adalah jantung berdebar saat hamil.
Meski setiap hari jantung manusia terus berdebar dan berdetak, namun tak sedikit hal tersebut membuat khawatir. Terlebih bagi ibu hamil yang sedang mengandung janin yang sedang berkembang.
Lalu, apa sebenarnya jantung berdebar saat hamil? Apakah hal tersebut normal atau tidak membahayakan kondisi kesehatan ibu dan janin? Simak selengkapnya di sini!
Apakah Jantung Berdebar saat Hamil Normal?
Jantung berdebar saat kehamilan disebut juga palpitasi Jantung. Kondisi ini terjadi karena adanya perubahan kardiovaskular di tubuh selama kehamilan.
Sekitar 50% peningkatan volume darah terjadi saat kehamilan yang menyebabkan jantung berdebar. Kondisi ini bisa terjadi dari awal hingga akhir kehamilan.
Jantung memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan ketika Anda sedang hamil. Bunda harus meningkatkan suplai darah untuk memberi bayi darah yang dibutuhkan untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang.
Pada saat Bunda berada di trimester ketiga, sekitar 20 persen darah Anda akan menuju rahim. Karena tubuh memiliki darah ekstra, jantung harus memompa lebih cepat untuk mengalirkan darah ini. Detak jantung Bunda mungkin meningkat 10 hingga 20 detak ekstra per menit.
Pada trimester kedua, pembuluh darah di tubuh mulai melebar atau membesar. Hal ini menyebabkan tekanan darah sedikit menurun.
Ketika jantung harus bekerja lebih keras, beberapa kelainan dapat terjadi. Ini termasuk irama jantung yang tidak biasa seperti jantung berdebar-debar.
Palpitasi jantung mungkin terasa seolah-olah jantung seperti jantung melewatkan ketukan, berdegup kencang, atau bahkan seakan lompat dari dada. Studi menunjukkan bahwa palpitasi jantung sering terjadi pada kehamilan. Beberapa ibu akan mengalami palpitasi jantung untuk pertama kalinya selama kehamilan. Yang lain mendapatkannya sebelum mereka hamil, dan terus merasakannya selama kehamilan.
Meski biasanya tidak berbahaya, namun, dalam beberapa kasus, mereka dapat menunjukkan masalah di jantung atau di tempat lain di tubuh. Namun umumnya bila terjadi di awal kehamilan, tidak banyak menimbulkan dampak negatif, Bun. Sebelum Bunda merasa panik, ada beberapa penyebab kondisi ini yang sebaiknya diketahui.
Artikel terkait : Jantung lebih sering berdebar saat hamil, normalkah? Ini penjelasannya!
Penyebab Jantung Berdebar saat Hamil yang Perlu Bunda Ketahui
Palpitasi jantung dapat menyebabkan berbagai gejala. Ibu hamil mungkin mengalami satu atau kombinasi dari berikut ini:
- pusing atau sakit kepala ringan
- perasaan tidak nyaman
- perasaan bahwa jantung berdebar-debar
- detak jantung yang cepat
- berkeringat
- perasaan berdebar atau jatuh di dada
- sensasi jantung berdebar kencang.
Sementara, berbagai faktor dapat menyebabkan jantung berdebar-debar selama kehamilan kebanyakan tidak serius. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, penyebab yang mendasari palpitasi memerlukan perawatan medis.
Berikut ini adalah 5 faktor penyebab yang membuat Bunda mengalami jantung berdebar ketika hamil:
1. Perubahan Hormon Kehamilan
Saat hamil, hormon progesteron dalam tubuh ibu mengalami meningkat. Rupanya peningkatan tersebut juga memiliki efek samping pada peningkatan detak jantung ibu hamil, sehingga inilah yang membuat jantung terasa berdebar ketika awal kehamilan. Selain itu, peningkatan berat badan juga berpengaruh terhadap kondisi jantung ibu hamil.
2. Faktor Emosi yang Berubah
Efek fluktuasi hormon yang terjadi tentu bisa memengaruhi juga. Stres dan kecemasan selama kehamilan menimbulkan peningkatan detak jantung yang berakhir pada jantung berdebar.
3. Asupan Kafein
Kandungan kafein dalam makanan maupun minuman rupanya bisa memengaruhi detak jantung. Misalnya saja kopi, teh atau cokelat yang dikonsumsi saat kehamilan.
Ketiga jenis makanan dan minuman tersebut rupanya bisa membuat ibu hamil mengalami peningkatan denyut jantung. Untuk itu, selama hamil disarankan Bunda untuk mengurangi minuman berkafein.
Artikel terkait : Memicu persalinan prematur, inilah penyebab komplikasi jantung pada ibu hamil!
4. Perubahan Volume Darah
Volume darah dalam tubuh saat hamil meningkat dibandingkan kondisi normal. Jantung ibu hamil harus memompa 40% hingga 50% lebih banyak darah. Keadaan ini tentunya membuat tubuh bekerja lebih ekstra.
5. Peningkatan Kecepatan Detak Jantung
Jantung ibu hamil berdetak hingga 25% lebih cepat. Hal ini dipengaruhi akibat pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan.
6. Kondisi Medis
Ada beberapa kondisi medis yang berkaitan langsung dengan jantung berdebar ini. Biasanya ini dikaitkan dengan tiroid, anemia, gula darah rendah, hipertensi paru, irama jantung abnormal (aritmia), maupun kondisi medis lainnya.
7. Dehidrasi
Olahraga berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi. Hal ini dapat merujuk pada menurunnya kondisi kesehatan jantung, seperti jantung berdebar saat hamil.
8. Stres atau Kecemasan Ekstrem
Perlu diperhatikan agar ibu hamil harus menjaga kondisi mentalnya. Detak jantung Bumil dapat meningkat sebagai respons terhadap situasi stres tertentu. Bunda mungkin juga mengalami palpitasi karena gangguan kecemasan, seperti kekhawatiran yang berlebihan atau terus-menerus.
9. Efek Samping Penggunaan Obat-Obatan
Obat-obatan tertentu, termasuk obat flu dan obat herbal dapat mempengaruhi kondisi jantung. Menurut pedoman American Heart Association dan American College of Cardiology, baik obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan dekongestan dapat meningkatkan tekanan darah karena cara kerjanya pada tubuh.
10. Gangguan Kehamilan
Dalam beberapa dekade terakhir, para peneliti telah menyadari bahwa preeklamsia juga secara signifikan meningkatkan risiko gagal jantung, serangan jantung, dan stroke pada ibu yang pernah mengalaminya tetapi sembuh, serta bagaimana dan mengapa risiko ini terjadi masih belum jelas. Namun, preeklamsia dan gangguan hipertensi kehamilan lainnya dinilai dapat membahayakan kondisi jantung ibu hamil.
Kapan Bunda Harus Merasa Khawatir Akibat Kondisi Jantung Berdebar saat Hamil?
Pada banyak kasus, kondisi jantung berdebar bukanlah masalah serius. Akan tetapi, ada beberapa gejala yang patut Bunda waspadai karena dapat berkaitan dengan penyakit tertentu.
Waspadai bila Bunda juga mengalami beberapa kondisi seperti :
- Pusing parah
- Mengalami sesak napas atau kesulitan bernapas
- Keringat berlebih
- Sesak di dada atau rahang
- Sering pingsan
- Mengalami jantung berdebar lebih sering
- Batuk berdarah.
Cara Mengatasi Jantung Berdebar saat Hamil yang dapat Bunda Lakukan
Cara mengatasi kondisi jantung berdebar saat hamil muda
Palpitasi jantung tidak selalu memerlukan pengobatan. Ketika gejalanya ringan dan tidak disebabkan oleh kondisi yang mendasarinya, dokter biasanya tidak akan merekomendasikan pengobatan, dan seorang ibu dapat mengharapkan palpitasi berakhir dengan kehamilan.
Bila Bunda mengalami kondisi ini, ada beberapa saran yang bisa dilakukan, di antaranya :
- Istirahat cukup
- Hindari penyebab dan stres maupun makanan yang memicunya
- Banyak mengonsumsi air putih
- Tidak berlebihan dalam aktivitas fisik
- Mandi dengan shower air dingin
- Lakukan relaksasi seperti menggunakan aromaterapi.
Akan tetapi, jika gejalanya parah, dokter mungkin meresepkan obat untuk mengatur detak jantung. Dokter akan mendiskusikan risiko bagi ibu dan janin sebelum meresepkan obat.
Risikonya lebih tinggi selama trimester pertama, dan dokter tidak mungkin meresepkan obat pada saat itu.
Jika seorang ibu menderita aritmia, dokter dapat menggunakan arus listrik berjangka waktu untuk mengembalikan jantung ke ritme normalnya. Kasus yang lebih parah ini jarang terjadi, tetapi perawatan lain, seperti kardioversi juga aman selama kehamilan.
Kapan Harus Memeriksakan Kondisi Ini pada Dokter?
Sebagian besar waktu, palpitasi jantung tidak menyebabkan komplikasi selama kehamilan. Komplikasi penyakit jantung memengaruhi 1% hingga 5% kehamilan. Jika Bunda memiliki masalah jantung, kehamilan kemungkinan akan diklasifikasikan berisiko tinggi dan penyedia layanan kesehatan akan bekerja sama dengan ahli jantung untuk memantau kesehatan jantung Anda selama kehamilan.
Jika Anda memiliki kondisi jantung yang parah, tekanan ekstra yang diberikan kehamilan pada jantung dapat menyebabkan irama jantung yang tidak normal, edema paru (cairan di paru-paru), atau stroke.
Ibu hamil akan mengunjungi dokter beberapa kali selama kehamilan. Frekuensi kunjungan pun akan meningkat ketika hari perkiraan lahir (HPL) semakin dekat, atau jika dokter mencurigai adanya komplikasi serius.
Apabila kondisi jantung Bunda berdebar lebih sering terjadi di antara waktu kunjungan ke dokter, bahkan menjadi lebih intens, atau bertahan dalam periode yang semakin lama, maka ibu hamil disarankan untuk segera mengunjungi dokter.
Cari pertolongan medis darurat jika salah satu dari gejala berikut ini terjadi dengan kondisi jantung yang berdebar kencang:
- Mengalami batuk berdarah
- Denyut nadi tidak teratur
- Merasa sangat sulit bernapas
- Sesak napas
- Sakit di dada
- Detak jantung yang cepat
Itulah informasi terkait kondisi jantung berdebar saat hamil yang patut Bunda ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Bunda, dan jangan sungkan untuk periksa langsung ke dokter jika terjadi sesuatu yang tidak normal pada tubuh Bunda.
***
Artikel telah diupdate oleh: Nikita Ferdiaz
Baca Juga :
Aturan konsumsi kayu manis untuk ibu hamil, waspada dampaknya jika terlalu banyak
12 Hal Ini Bisa Memicu Jantung Berdebar, Kapan Harus Waspada?
Sering Sesak Napas Saat Hamil? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.