Parents, pernah dengar istilah intermittent fasting? Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, istilah tersebut memiliki arti diet puasa.
Nah, selaras dengan arti harfiahnya, diet puasa sendiri merupakan metode berpuasa yang memiliki tujuan untuk diet atau mengatur pola makan.
Meski begitu, ini berbeda dari puasa yang biasanya dilakukan oleh umat Muslim seperti saat Ramadan. Jika puasa Ramadan tidak diperbolehkan makan dan minum hingga magrib tiba, intermitten fasting masih bisa mengonsumsi minuman di antara waktu puasa.
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai pola diet ini, yuk langsung saja simak ulasannya sebagai berikut.
Manfaat Intermittent Fasting dan Aturannya yang Perlu Diperhatikan
Kebanyakan diet umumnya menggunakan metode pengurangan atau pembatasan makanan tertentu. Misalnya, diet karbohidrat berarti kita harus mengurangi jenis makanan tersebut selama program. Hal ini berbeda dengan diet puasa, karena metode ini lebih mengarah kepada pengaturan kebiasaan dan pola makan Anda.
Jadi, alih-alih membatasi atau mengurangi makanan yang dikonsumsi, metode intermittent fasting lebih mengarah pada manajemen waktu. Kapan sekiranya Anda harus makan, dan kapan saatnya puasa.
Biasanya, program diet ini menganjurkan seseorang untuk puasa makan berselang selama 16 jam, tetapi waktunya bisa ditentukan sendiri.
Sudah banyak orang yang menggunakan metode ini untuk mendapatkan berat badan ideal dan menjaga kesehatan. Selain dinilai efektif menurunkan berat badan, diet puasa juga cenderung tidak memiliki aturan yang terlalu ketat dibandingkan dengan jenis diet lainnya.
Tak hanya itu, banyak juga penelitian yang menunjukkan bahwa diet puasa memiliki beragam manfaat bagi kesehatan tubuh seperti:
- Mengendalikan tekanan darah dan kolesterol, karena pembakaran lemak dinilai lebih efektif saat berpuasa
- Mengurangi asupan kalori harian, serta membuat hormon insulin lebih sensitif terhadap makanan
- Meningkatkan pelepasan hormon pembakar lemak norepinefrin (noradrenalin) yang kemudian berfungsi meningkatkan laju metabolisme tubuh sebesar 3,6 – 14 persen
- Mencegah kerusakan organ
- Bagus untuk kesehatan otak
- Meningkatkan kebugaran tubuh agar tetap optimal secara keseluruhan.
Memang, puasa diet memiliki aturan lebih longgar dari jenis diet umumnya, tidak ada jenis makanan yang tak boleh dikonsumsi. Namun perlu dicatat, ketika Anda mengonsumsi makanan secara berlebihan selama periode berbuka saat melakukan diet puasa, maka manfaat dari jenis diet ini pun tidak akan didapatkan. Artinya, kita tetap memerhatikan porsi makan ideal juga saat menerapkan metode ini.
Bagaimana Cara Melakukan Intermittent Fasting?
Mengutip laman Healthline, ada 3 metode diet puasa yang populer diterapkan, di antaranya adalah:
- Metode 16/8: Membatasi waktu makan harian dari 16 jam menjadi 8 jam. Misalnya, Anda bisa makan dari jam 1 siang hingga 9 malam, kemudian sisanya berpuasa hingga 16 jam berikutnya.
- Metode Eat-Stop-Eat: Tidak mengonsumsi makanan selama 24 jam dalam beberapa hari per minggunya. Terlihat berat, tetapi jika Anda baru memual diet puasa, maka tidak perlu langsung menerapkan metode ini. Anda bisa memulainya secara bertahap.
- Metode 5:2 diet: Mengurangi konsumsi makanan hingga 25% dari jumlah normal, sekitar 500 – 600 kalori per harinya atau setara dengan satu porsi makan. Namun, pola makan ini tidak dilakukan berurutan, melainkan dilakukan dalam dua hari per minggu secara berselang.
Dengan mengurangi asupan kalori, ketiga metode tersebut dapat membantu menurunkan berat badan. Asal, Anda tidak mengonsumsi makanan selama berlebihan dan tidak sehat selam periode berbuka.
Di antara ketiga metode tersebut, metode 16/8 dinilai paling sederhana dan mudah diterapkan. Bagi Anda yang baru pertama melakukan diet puasa, maka metode 16/8 ini yang paling dianjurkan.
Tips Agar Diet Puasa Berhasil
Diet puasa atau intermittent fasting juga sebenarnya bisa dilakukan dengan berbagai cara sesuai kemampuan Anda, kok. Yang penting Anda perlu membiasakan puasa terlebih dulu dan melakukannya dengan konsisten.
Agar diet puasa berhasil dilakukan, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
- Pastikan tubuh terhidrasi. Selama diet puasa, perbanyak minum air putih
- Lakukan puasa di malam hari. Anda akan melewatinya secara lebih mudah selama periode tidur
- Jangan hanya berpuasa, lakukan metode diet ini juga beriringan dengan melakukan olahraga secara teratur
- Hindari mengonsumsi makanan secara berlebihan atau bahkan sekaligus banyak selama periode berbuka. Ini akan membuat metode diet menjadi tidak efektif dan Anda malah bisa lebih kelaparan lagi di waktu puasa berikutnya.
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melakukan Intermittent Fasting
Parents, kalau belum terbiasa puasa, metode ini mungkin akan membuat Anda lebih mudah kelaparan, stres, dan lemas. Anda juga mungkin akan mengalami efek samping seperti pusing atau pun mual selama menjalani program diet ini, terlebih jika waktu berbuka kecukupan nutrisi Anda tidak terpenuhi.
Namun, jangan khawatir, efek samping ini umumnya bersifat sementara dan biasanya terjadi di awal-awal. Kalau sudah terbiasa dan beradaptasi, gejala tersebut akan menghilang dengan sendirinya.
Meski terbilang aman, tetapi perlu dicatat bahwa tidak semua orang bisa atau dianjurkan melakukan diet puasa. Jenis diet ini tidak cocok bagi mereka yang yang memiliki kondisi medis tertentu seperti:
- Punya masalah gula darah
- Memiliki diabetes atau riwayat penyakit diabetes
- Sedang menjalani masa pengobatan
- Memiliki indeks masa tubuh di bawah normal
- Adanya riwayat gangguan makan
- Sedang melakukan program hamil
- Perempuan yang mengalami perdarahan berlebih saat menstruasi
- Anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui
Puasa diet merupakan satu dari banyak metode diet untuk mendapat pola makan teratur dan meningkatkan kesehatan tubuh. Karena tubuh setiap orang unik, kemungkinan tidak semua orang cocok dengan metode yang satu ini. Efek yang didapatkan dari diet puasa juga pastinya akan berbeda pada setiap orang.
Agar bisa mendapat berat badan ideal, mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup tetaplah menjadi kunci utamanya.
Parents bisa melakukan intermittent fasting demi menjaga kesehatan. Namun sebelum melakukannya, tidak ada salahnya juga berkonsultasi dulu ke dokter atau ahli nutrisi. Terlebih jika memang Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.
***
Baca juga:
Mengenal Kondisi Hypophrenia, Kerap Menangis Tanpa Sebab
9 Cara Mencegah dan Mengatasi Perut Kembung, Ampuh dan Mudah Dipraktikkan
id.theasianparent.com/cara-mengatasi-overthinking
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.