TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Antidepresan: Jenis, Fungsi, dan Apakah Memerlukan Resep Dokter?

Bacaan 5 menit
Antidepresan: Jenis, Fungsi, dan Apakah Memerlukan Resep Dokter?

Antidepresan diperlukan untuk mengurangi gejala depresi, bukan menyembuhkan. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai antidepresan.

Apakah antidepresan dijual bebas dan bisa dikonsumsi tanpa resep dokter? Dan jika dikonsumsi terus menerus, apakah bisa menyebabkan efek samping? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

Obat Antidepresan: Jenis, Fungsi, dan Mana yang Memerlukan Resep Dokter

Antidepresan Adalah…

antidepresan

Obat antidepresan merupakan pengobatan populer yang dikonsumsi untuk depresi atau gangguan kesehatan mental lainnya. Obat ini sebenarnya tidak dapat menyembuhkan depresi, tapi sebatas mengurangi gejalanya saja.

Antidepresan tidak dapat dikonsumsi sembarangan. Anda memerlukan resep dokter untuk mendapatkannya sesuai dengan diagnosis yang dihasilkan pada saat konsultasi. Selain itu, jika tidak dikonsumsi dengan dosis yang tepat, antidepresan dapat menyebabkan efek samping secara fisik dan juga psikis, salah satunya keinginan bunuh diri.

Artikel terkait: Tanpa Obat, Ini 7 Cara Alami Cegah Depresi yang Patut Dicoba

Cara Kerja Obat Antidepresi pada Otak

Antidepresan: Jenis, Fungsi, dan Apakah Memerlukan Resep Dokter?

Pada otak terdapat senyawa kimia alami yang disebut neurotransmitter. Di dalamnya terdapat serotonin, norepinefrin, dan dopamin yang sangat berperan dalam terjadi depresi jika bergerak tidak seimbang.

Saat seseorang yang depresi mengonsumsi antidepresan, obat tersebut membantu meredakan depresi atau meningkatkan suasana hati dengan menyeimbangkan senyawa-senyawa tadi. Selain itu, ada juga yang bertugas sebagai pembawa pesan kimiawi yang membantu komunikasi antar sel otak.

Selain depresi, obat antidepresi juga bisa digunakan untuk mengobati kondisi lain seperti obsessive–compulsive disorder (OCD), gangguan kecemasan, post-traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma, insomnia parah, fobia, bulimia serta keluhan nyeri.

Artikel terkait: Mengenal Gangguan Obsesif Kompulsif atau OCD pada Anak

Pertimbangan Dokter Memberikan Antidepresan

Antidepresan: Jenis, Fungsi, dan Apakah Memerlukan Resep Dokter?

Obat antidepresan ternyata ada banyak sekali jenisnya. Dan tiap jenis obat memiliki manfaat yang berbeda menyesuaikan kondisi pasien. Dengan kata lain, Anda tidak bisa sembarangan mengonsumsi antidepresan tanpa mengetahui hasil diagnosis dari dokter mengenai keluhan Anda.

Berikut ini beberapa pertimbangan dokter saat memberikan antidepresan pada pasiennya:

  • Gejala khusus. Gejala depresi pada tiap orang bervariasi, oleh karena itu obat yang diberikan pun berbeda. Misalnya untuk yang punya masalah kesulitan tidur, antidepresan yang tepat adalah yang memberikan efek menenangkan.
  • Kemungkinan efek samping yang dapat mempersulit pengobatan, di antaranya mulut kering, penambahan berat badan, atau efek samping seksual. Dan efek samping tiap jenis antidepresan juga bisa berbeda pada tiap orang. Diskusikan kemungkinan efek samping yang mungkin Anda rasakan pada dokter.
  • Evaluasi. Jika orang terdekat Anda mengalami jenis depresi yang sama, cari tahu apakah obat yang diresepkan dokter sama seperti yang mereka konsumsi dan bekerja baik pada mereka? Biasanya hasilnya akan sama pada Anda juga.
  • Interaksi dengan obat lain. Beri tahu dokter obat apa yang saat ini sedang Anda konsumsi, karena beberapa antidepresan menyebabkan reaksi berbahaya bila diminum bersama obat lain.
  • Hamil atau menyusui. Beberapa antidepresan berisiko buruk pada kehamilan dan menyusui, salah satunya risiko bayi lahir cacat. Contohnya paroxetine (Paxil, Pexeva) yang sangat tidak dianjurkan dikonsumsi selama hamil.
  • Kondisi kesehatan lainnya. Beberapa obat depresi dapat memperburuk kondisi kesehatan mental atau fisik tertentu.
  • Biaya dan pertanggungan asuransi kesehatan. Sama seperti obat lainnya, harga obat depresi sangat bervariasi. Jika keuangan Anda terbatas dan tidak ditanggung asuransi, sebaiknya minta obat versi generik saja pada dokter.

Jenis Obat Antidepresi yang Perlu Anda Ketahui

antidepresan

Banyak jenis obat antidepresan yang disediakan untuk mengobati depresi. Dan setiap jenis (kelas) antidepresan ini memengaruhi neurotransmiter dengan cara yang sedikit berbeda. berikut ini jenisnya:

  1. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) atau penghambat reuptake serotonin selektif. Ini antidepresan yang biasa diberikan dokter di awal-awal diagnosis. Yang termasuk SSRI adalah fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil, Pexeva), sertraline (Zoloft), citalopram (Celexa) dan escitalopram (Lexapro).
  2. Serotonin and norepinephrine reuptake inhibitors (SNRI) atau penghambat reuptake serotonin dan norepinefrin. Seperti duloxetine (Cymbalta), venlafaxine (Effexor XR), desvenlafaxine (Pristiq) dan levomilnacipran (Fetzima).
  3. Atypical Antidepressants atau atipikal antidepresan. Jenis obat depresi ini tidak cocok dikonsumsi bersama antidepresan lainnya. Yakni trazodone, mirtazapine (Remeron), vortioxetine (Trintellix), vilazodone (Viibryd) dan bupropion (Wellbutrin SR, Wellbutrin XL, lainnya).
  4. Tricyclic antidepressants atau antidepresan trisiklik. Di antaranya imipramine (Tofranil), nortriptyline (Pamelor), amitriptyline, doxepin dan desipramine (Norpramin). Obat depresi ini menyebabkan lebih banyak efek samping dibanding obat lainnya, dan biasanya diberikan jika Anda sudah mencoba antidepresan lain.
  5. Monoamine oxidase inhibitors (MAOI) atau penghambat oksidase monoamine. Contohnya tranylcypromine (Parnate), phenelzine (Nardil) dan isocarboxazid (Marplan). Saat menggunakan MAOI Anda harus diet ketat karena jika obat berinteraksi dengan makanan tertentu sepert keju, acar dan jenis anggur tertentu, bisa mematikan. Selain itu interaksi dengan jenis obat lain, seperti obat pereda nyeri, dekongestan dan suplemen herbal tertentu.

Artikel terkait: Penelitian: Bidan Dapat Mengalami PTSD Setelah Menyaksikan Persalinan yang Traumatis

Hubungan Antidepresan dan Risiko Bunuh Diri

antidepresan

Pengunaan antidepresan harus diawasi secara ketat, terutama pada anak, remaja, dan dewasa berusia di bawah 25 tahun. Dampak dari mengonsumsi obat ini adalah peningkatan pikiran atau perilaku bunuh diri, terutama di minggu pertama penggunaan obat atau saat dosis obat ditingkatkan. Hal ini juga sudah dibuktikan dalam beberapa penelitian.

Waspadalah jika pasien mengucapkan keinginan untuk mati, sangat mudah tersinggung, hiperaktif, atau perubahan perilaku lainnya.

Agar Obat Antidepresi Bekerja Lebih Efektif

Antidepresan: Jenis, Fungsi, dan Apakah Memerlukan Resep Dokter?

Seperti sudah dijelaskan tadi bahwa obat depresi tidak dapat menyembuhkan depresi, melainkan hanya mengurangi gejala depresi itu. Agar Anda mendapatkan hasil terbaik dari obat depresi, ini beberapa hal yang harus dilakukan:

  • Sabar.
  • Konsumsi dosis yang tepat sesuai anjuran dokter.
  • Mengonsumsinya secara konsisten, tidak ada absen.
  • Perhatikan efek samping yang ditimbulkan setelah mengonsumsi obat.
  • Evaluasi perkembangan efek samping. Jika serius, bicarakan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
  • Cobalah psikoterapi. Pada beberapa kasus, penggabungan antidepresan dengan terapi bicara (psikoterapi) sangat efektif mengatasi depresi.
  • Hindari alkohol dan narkoba. Dua hal ini mungkin mengurangi gejala depresi sementara, tetapi dalam jangka panjang justru bisa memperburuk gejala dan membuat depresi Anda lebih sulit diobati.

Nah, itu tadi hal-hal yang harus diperhatikan mengenai antidepresan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda.

Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita PermataSari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi

Baca juga:

Ayah Juga Bisa Alami Depresi Postpartum

Insomnia saat hamil? Begini 14 cara alami mengatasinya

Anak mulai sulit makan? Hati-hati alami gangguan makan anoreksia!

Cerita mitra kami
Inilah Cara Menghitung Dosis Parasetamol Anak yang Benar
Inilah Cara Menghitung Dosis Parasetamol Anak yang Benar
Waspadai Mikroplastik dan Klorin di Air: Dampaknya pada Kulit dan Solusi Aman dari Filter Air
Waspadai Mikroplastik dan Klorin di Air: Dampaknya pada Kulit dan Solusi Aman dari Filter Air
Diabetes Bukan Sekadar Kadar Gula Tinggi, Ini Deretan Komplikasi Fatalnya
Diabetes Bukan Sekadar Kadar Gula Tinggi, Ini Deretan Komplikasi Fatalnya
Botol Susu Murah Lebih Diminati, Tapi Apakah Benar Aman?
Botol Susu Murah Lebih Diminati, Tapi Apakah Benar Aman?

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Ester Sondang

Diedit oleh:

dr.Gita Permatasari

  • Halaman Depan
  • /
  • Info Sehat
  • /
  • Antidepresan: Jenis, Fungsi, dan Apakah Memerlukan Resep Dokter?
Bagikan:
  • Mitos Payudara Gatal Sebelah Kiri, Tanda Ada yang Kangen? Cek!

    Mitos Payudara Gatal Sebelah Kiri, Tanda Ada yang Kangen? Cek!

  • Seperti Apa Ciri Demam karena Kecapean pada Anak? Cek di Sini!

    Seperti Apa Ciri Demam karena Kecapean pada Anak? Cek di Sini!

  • 8 Titik Pijat Refleksi Kaki dan Manfaatnya untuk Berbagai Masalah Kesehatan

    8 Titik Pijat Refleksi Kaki dan Manfaatnya untuk Berbagai Masalah Kesehatan

  • Mitos Payudara Gatal Sebelah Kiri, Tanda Ada yang Kangen? Cek!

    Mitos Payudara Gatal Sebelah Kiri, Tanda Ada yang Kangen? Cek!

  • Seperti Apa Ciri Demam karena Kecapean pada Anak? Cek di Sini!

    Seperti Apa Ciri Demam karena Kecapean pada Anak? Cek di Sini!

  • 8 Titik Pijat Refleksi Kaki dan Manfaatnya untuk Berbagai Masalah Kesehatan

    8 Titik Pijat Refleksi Kaki dan Manfaatnya untuk Berbagai Masalah Kesehatan

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti