Walaupun jarang dan dengan persentase yang kecil, kejadian hamil dengan IUD mungkin saja terjadi.
Sebagian perempuan memilih IUD atau lebih dikenal dengan nama KB spiral karena memiliki potensi tingkat keberhasilan menunda kehamilan sampai 99,7%.
Dengan kemungkinan hamil yang begitu kecil, adakah alasan yang bisa menjelaskan mengapa perempuan yang menggunakan IUD masih bisa hamil?
Amankah jika seorang ibu mengalami kehamilan dengan kondisi memakai IUD di dalam tubuhnya? Di bawah ini penjelasannya, Parents.
Artikel terkait: Pil Kontrasepsi Darurat, Bisakah Cegah Kehamilan Setelah Sperma Terlanjur Masuk?
Faktor Penyebab Kegagalan Fungsi IUD untuk Menunda Kehamilan
Ada beberapa faktor penyebab yang bisa menerangkan alasan perempuan masih bisa hamil walaupun sudah menggunakan alat kontrasepsi IUD. Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Perangkat IUD Lepas
Dilansir dari Healthline, ada sekitar 2-10% kejadian di mana perangkat kontrasepsi ini tidak bisa berfungsi karena terlepas dari tempatnya di dalam rahim, ke dalam serviks.
Alasan terlepasnya pun bermacam-macam, salah satunya adalah kontraksi rahim sehingga IUD terjatuh. Pergeseran IUD sebenarnya bisa Bunda rasakan dengan memeriksa tali IUD.
Pemeriksaan posisi IUD juga bisa dilakukan dengan USG rahim ataupun transvaginal saat kontrol lanjutan dengan dokter kandungan.
Artikel Terkait: IUD bisa bergeser, ini penyebab dan cara menghadapinya!
2. IUD Tidak Dipasang dengan Benar
Keakuratan pemasangan IUD memang tergantung dari keahlian tenaga medis yang bersangkutan.
Parents bisa melakukan survei terlebih dahulu terhadap beberapa dokter kandungan atau bidan sebelum memutuskan untuk memasang alat kontrasepsi IUD.
3. IUD Belum Berfungsi dengan Benar
Untuk IUD jenis hormonal, seperti Mirena dan Skyla, biasanya membutuhkan waktu seminggu untuk bisa bekerja secara efektif.
Kehamilan mungkin saja terjadi jika dalam jeda waktu seminggu ini ada hubungan seksual.
4. Masa Periode IUD Sudah Berakhir
IUD memiliki masa periode tertentu. Jenis IUD tembaga biasanya memiliki masa waktu sekitar 10 tahun, sedangkan IUD jenis hormonal biasanya memiliki masa periode 5-7 tahun.
Artikel terkait: Mengenal Metode Tubektomi atau KB Steril pada Perempuan
Risiko Hamil dengan IUD Masih Terpasang
Memakai IUD saat sedang hamil bisa membahayakan kesehatan ibu dan janinnya. Berikut ini beberapa risiko yang bisa dialami ibu hamil yang masih menggunakan IUD.
1. Kelahiran Prematur
Ibu hamil yang masih memakai IUD memiliki risiko tinggi untuk mengalami kelahiran prematur.
Bahkan, saat IUD sudah dilepas masih ada kemungkinan untuk mengalami kelahiran prematur, tetapi dengan persentase yang lebih rendah.
2. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini adalah pecahnya kantung ketuban saat persalinan belum dimulai. Hal ini tentu berbahaya bagi ibu hamil.
Jika ibu mengalami ketuban pecah dini, bayi di dalam kandungan terpaksa dilahirkan sebelum waktunya.
3. Infeksi Cairan Ketuban
Infeksi cairan ketuban ditandai dengan plasenta yang terpisah dari dinding rahim. Salah satu infeksi cairan ketuban adalah chorioamnionitis.
Infeksi ini biasanya disebabkan bakteri dan sifatnya berbahaya karena bisa mengancam keselamatan ibu dan bayi di dalam kandungannya.
4. Keguguran
Hamil dengan menggunakan IUD berbahaya karena bisa menyebabkan keguguran. Dengan melepaskan IUD, risiko keguguran tetap ada, tapi dengan persentase yang lebih kecil.
5. Kehamilan Ektopik
Dilansir dari Healthline, karena IUD mencegah kehamilan di dalam rahim, Bunda lebih mungkin mengalami kehamilan ektopik daripada kehamilan biasa.
Kehamilan ektopik adalah kondisi kehamilan di mana sel telur yang dibuahi berada di luar kandungan atau rahim, seperti menempel seperti tuba falopi, serviks, indung telur, atau rongga perut.
Kehamilan ektopik terjadi sekitar 0,1% dari pengguna IUD. Sebagian besar kasus hamil ektopik berakhir dengan keguguran.
Oleh karena itu, sebaiknya Bunda melakukan konsultasi dengan dokter jika mengalami kehamilan saat memakai IUD.
6. Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah kondisi di mana plasenta terlepas dari rahim sebelum persalinan terjadi.
Risiko solusio plasenta dapat menyebabkan komplikasi dan mengancam keselamatan ibu hamil beserta bayinya.
Untuk ibu hamil, solusio plasenta dapat membuat syok karena kehilangan darah sehingga membutuhkan transfusi.
Sedangkan untuk bayinya, solusio plasenta dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan lahir prematur.
7. Berat Badan Bayi Kurang
Menurut Medical News Today, bayi yang lahir dari ibu yang masih menggunakan IUD biasanya memiliki berat badan di bawah standar dan tidak akan melebihi 2300 gram.
Artikel Terkait: Lihat Video Cara Pemasangan KB IUD ini Sebelum Memutuskan Menggunakannya
Apa yang Harus Dilakukan saat Merasa Hamil tapi Masih Menggunakan IUD?
Ketika Bunda menggunakan IUD, tetapi merasakan tanda-tanda kehamilan seperti nyeri pada payudara, tidak menstruasi, mual, dan cepat lelah, sebaiknya segera melakukan beberapa tindakan seperti di bawah ini.
1. Memeriksa Kehamilan
Sebelum pergi ke dokter kandungan, Bunda bisa memeriksa kehamilan di rumah menggunakan test pack.
Jika hasilnya positif, segera jadwalkan kunjungan ke dokter kandungan, apalagi jika Bunda memakai alat kontrasepsi IUD.
2. Melepaskan IUD
Melepaskan IUD tidak bisa dilakukan secara sembarangan, diperlukan bantuan pihak medis yang sudah mengetahui prosedurnya dengan benar.
IUD bisa mengancam keselamatan ibu hamil dan bayi di dalam kandungannya. Oleh karena itu, sebaiknya melakukan prosedur pelepasan IUD sesegera mungkin setelah mengetahui adanya kehamilan.
***
Meskipun jarang terjadi, tetapi potensi kejadian hamil dengan IUD patut untuk diwaspadai.
Dengan mengetahui risiko kehamilan dengan IUD, Bunda tetap bisa melakukan keputusan yang terbaik, meski dalam situasi yang buruk.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca Juga:
Mau Pakai KB Spiral atau IUD? 5 Hal ini Perlu Anda Ketahui Lebih Dulu
Suami protes seks tak enak karena KB IUD? Cek faktanya di sini!
Setelah Pasang IUD, Kapan Boleh Berhubungan Seksual?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.