Beberapa wanita mengaku mengalami haid tapi hamil, apakah mungkin hal ini terjadi?
Terlepas dari mungkin-tidaknya, faktanya fenomena hamil tapi haid ini memang terjadi pada sebagian kecil wanita.
Berikut penjelasan selengkapnya dari sisi medis.
Artikel terkait: 5 Tanda-Tanda Menstruasi pada Ibu Menyusui & Waktu Haid Normal, Catat Bun!
Haid tapi Hamil Apakah Mungkin?
Dilansir dari WebMD, sekitar 20% wanita mengalami perdarahan selama 12 minggu pertama kehamilan.
Perdarahan inilah yang seringkali disalah artikan dengan haid atau menstruasi.
Sebab perdarahan ini cukup bervariasi, bisa hanya berupa bercak tetapi bisa juga deras seperti haid atau menstruasi.
Perlu diketahui bahwa proses haid terjadi ketika lapisan dinding rahim (endometrium) yang menebal luruh karena sel telur tidak dibuahi oleh sperma.
Bila sel telur dibuahi oleh sperma, maka terjadi pembuahan dan kehamilan.
Oleh karena itu haid dan kehamilan adalah dua hal yang berbeda dan tidak mungkin terjadi dalam waktu yang bersamaan.
Artikel terkait: Cara Mengetahui Hamil 3 Hari Setelah Pembuahan, Mungkinkah?
Penyebab Haid tapi Hamil
Perdarahan pada vagina selama kehamilan dapat disebabkan oleh banyak faktor.
Beberapa faktor merupakan suatu hal yang umum sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Namun beberapa faktor lainnya bisa menandakan sesuatu yang serius.
Jadi, fenomena hamil tapi haid ini sama sekali berbeda dengan menstruasi ya Parents.
Untuk itu, kenali beberapa penyebab perdarahan saat hamil berikut ini.
Perdarahan di Trimester Pertama
Ada sejumlah jenis pendarahan yang terjadi pada trimester pertama kehamilan.
Pendarahan inilah yang sering dirasakan sebagian wanita sebagai fenomena hamil tapi haid.
1. Pendarahan Implantasi
Perdarahan implantasi adalah penyebab umum perdarahaan saat hamil.
Menurut Dr Marjorie Greenfield, profesor kebidanan dan kandungan di Case School of Medicine dan University Hospitals of Cleveland mengatakan bahwa perdarahan terjadi ketika embrio menempel di dinding uterus.
Hal ini umumnya terjadi dalam 5-12 hari setelah pembuahan dan seringkali dikira haid atau menstruasi.
Biasanya perdarahan ini terjadi sangat ringan dan berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari.
Anda tidak perlu khawatir pada fenomena hamil tapi haid yang satu ini, karena perdarahan implantasi sangat umum terjadi sehingga tidak menandakan adanya masalah kehamilan.
2. Keguguran
Namun, berbeda halnya dengan fenomena hamil tapi hail yang berikutnya, yakni keguguran.
Keguguran merupakan salah satu masalah terbesar dari perdarahan yang terjadi di trimester pertama.
Hal ini paling sering terjadi selama 12 minggu pertama kehamilan.
Namun perdarahan di trimester pertama tidak selalu berarti tanda keguguran.
Bahkan, jika dilihat dari detak jantung pada USG, lebih dari 90% wanita yang mengalami perdarahan vagina di trimester pertama tidak akan keguguran.
Anda baru perlu waspada bila perdarahan vagina yang terjadi di trimester pertama diikuti dengan tanda keguguran yang lain seperti kram yang kuat di perut bagian bawah.
Segera ke dokter kandungan untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Artikel terkait: 13 Tanda Keguguran yang Harus Bumil Waspadai dan Cara Mencegahnya
3. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik terjadi ketika embrio yang dibuahi ditanamkan di luar rahim.
Biasanya embrio ini ditanamkan di tuba falopi.
Kondisi ini bisa sangat serius karena bila embrio terus tumbuh maka tuba falopi pecah.
Akibatnya kondisi ini bisa mengancam jiwa wanita yang hamil.
Meskipun kehamilan ektopik berpotensi berbahaya, tetapi kondisi ini hanya terjadi pada sekitar 2% kehamilan.
Selain perdarahan vagina, gejala lain dari kehamilan ektopik adalah kram atau rasa sakit yang kuat di perut bagian bawah dan sakit kepala ringan.
4. Kehamilan Molar
Kehamilan molar atau hamil anggur adalah kondisi yang sangat langka.
Di mana adanya kelainan pada proses perkembangan sel telur yang telah dibuahi sehingga gagal tumbuh menjadi seorang bayi.
Dalam kasus yang jarang terjadi, jaringan bersifat kanker dan dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Gejala-gejala lain dari kehamilan molar adalah mual dan muntah yang parah dan pembesaran rahim yang cepat. Segera waspadai bila perdarahan vagina diikuti dengan beberapa gejala tersebut.
5. Penyebab Tambahan Perdarahan Vagina di Trimester Pertama
- Perubahan serviks. Selama kehamilan, darah ekstra mengalir ke serviks. Hubungan seksual yang menyebabkan kontak dengan serviks juga dapat memicu perdarahan. Jangan khawatir karena jenis perdarahan ini tidak membahayakan.
- Infeksi. Setiap infeksi serviks, vagina, atau infeksi menular seksual (seperti klamidia, gonore, atau herpes) dapat menyebabkan perdarahan pada trimester pertama.
Artikel terkait: Vagina berdarah usai melakukan seks, apa sajakah penyebabnya?
Perdarahan di Trimester Kedua dan Ketiga
Perdarahan yang tidak normal pada akhir kehamilan mungkin lebih serius karena dapat menandakan masalah dengan wanita hamil atau janinnya.
Hubungi dokter kandungan sesegera mungkin bila Anda mengalami pendarahan di trimester kedua atau ketiga.
Kemungkinan penyebab hamil tapi haid atau perdarahan pada akhir kehamilan yaitu:
1. Placenta Previa
Kondisi ini terjadi ketika plasenta terletak rendah di dalam rahim dan sebagian atau seluruhnya menutupi pembukaan jalan lahir.
Placenta previa sangat jarang terjadi pada akhir trimester ketiga, hanya terjadi pada satu dari 200 kehamilan.
Namun perlu diwaspadai karena kondisi ini bisa cukup serius dan tidak menimbulkan rasa sakit.
2. Solusio Plasenta
Pada sekitar 1% kehamilan, plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum atau selama persalinan dan genangan darah antara plasenta dan uterus.
Solusio plasenta bisa sangat berbahaya bagi wanita hamil dan janin.
Tanda dan gejala lain dari solusio plasenta adalah nyeri perut, gumpalan dari vagina, rahim lunak, dan nyeri punggung.
3. Ruptur Uteri
Dalam kasus yang jarang terjadi, bekas luka dari operasi caesar sebelumnya dapat robek selama kehamilan.
Pecahnya uterus dapat mengancam jiwa dan membutuhkan operasi caesar darurat.
Gejala lain dari ruptur uteri adalah nyeri dan nyeri tekan di perut.
4. Vasa Previa
Vasa previa adalah komplikasi kehamilan yang sangat langka.
Di mana pembuluh darah janin yang berkembang di tali pusar atau plasenta melintasi lubang ke jalan lahir.
Vasa previa bisa sangat berbahaya bagi janin karena pembuluh darah bisa sobek, menyebabkan janin mengalami pendarahan hebat dan kehilangan oksigen.
Tanda-tanda lain dari vasa previa termasuk detak jantung janin yang abnormal dan perdarahan yang berlebihan.
5. Persalinan Prematur
Pendarahan vagina di akhir kehamilan mungkin hanya pertanda bahwa tubuh Anda siap untuk melahirkan.
Beberapa hari atau minggu sebelum persalinan dimulai, sumbat lendir yang menutupi pembukaan rahim akan keluar dari vagina.
Jika perdarahan dan gejala persalinan dimulai sebelum minggu ke-37 kehamilan, segera hubungi dokter Anda hal itu mungkin merupakan tanda persalinan prematur.
Selain perdarahan vagina, gejala persalinan prematur lainnya ialah kontraksi, keputihan, tekanan perut, dan sakit di punggung bagian bawah.
6. Penyebab Tambahan Perdarahan Vagina di Trimester Kedua dan Ketiga
- Cedera pada serviks atau vagina
- Polip
- Kanker
***
Jadi untuk menjawab haid tapi hamil apakah mungkin? Haid dan kehamilan adalah dua hal yang berbeda. Meskipun perdarahan saat kehamilan umum terjadi, tetapi beberapa faktor penyebabnya dapat menandakan sesuatu yang serius. Oleh karena itu, sebaiknya segera konsultasi pada dokter bila Anda merasa “hamil tapi haid” alias mengalami perdarahan selama kehamilan.
Referensi: Alo Dokter, WebMD
Baca juga
Keluar Darah saat Hamil Muda, Ini 5 Penyebab dan Penanganannya
Ingin tahu informasi tentang kehamilan dan kesehatan lainnya? Jangan lupa unduh aplikasi theAsianparent, ya Bun!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.