Umumnya, saat masih menyusui ibu tidak mengalami menstruasi atau haid. Ini biasanya berlangsung selama 6 bulan pertama atau selama pemberian ASI eksklusif. Hanya saja, dalam beberapa kasus, menstruasi terjadi ketika fase menyusui. Lantas, seperti apa tanda tanda menstruasi pada ibu menyusui?
Menstruasi, hamil, dan menyusui adalah siklus yang saling berhubungan. Ketiganya sangat dipengaruhi oleh aktivitas hormon di dalam tubuh.
Saat hamil, hormon dalam tubuh mencegah terjadinya menstruasi. Selanjutnya ketika masuk fase menyusui, menstruasi mungkin juga tidak terjadi selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan lebih lama.
Mengapa bisa demikian? Faktanya, hamil dan menyusui akan mencegah pelepasan hormon yang dibutuhkan untuk ovulasi (pembuahan). Sebaliknya, di saat yang sama tubuh menghasilkan lebih banyak hormon prolaktin untuk mendukung produksi ASI.
Tahukah Bunda, hormon prolaktin dapat menghambat proses ovulasi. Itulah sebabnya, kebanyakan ibu menyusui tidak mengalami periode menstruasi.
Lantaran alasan itu pula, menyusui kerap disebut sebagai KB alami. Cara kontrasepsi dengan memanfaatkan fase menyusui dikenal dengan metode amenore laktasi.
Penyebab Menstruasi Saat Menyusui
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan ibu yang sedang menyusui tetap mengalami haid. Berikut ini beberapa faktor penyebab menstruasi pada ibu menyusui.
1. Menyusui, tetapi Tidak secara Eksklusif
Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif, kecil kemungkinannya terjadi menstruasi. Ini karena ibu bisa langsung menyusui si kecil kapan saja mereka mau sehingga tubuh terus memproduksi hormon prolaktin. Hal sebaliknya terjadi pada ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif.
2. Bayi Tidur Lebih Lama di Malam Hari
Pada malam hari, tubuh memproduksi lebih banyak hormon prolaktin yang merangsang kelenjar susu. Oleh karena itu, ibu biasanya disarankan untuk menyusui si kecil di malam hari.
Akan tetapi, ketika durasi tidur bayi saat malam lebih lama, itu artinya frekuensi bayi menyusu juga berkurang. Hal ini bisa memengaruhi produksi ASI juga tingkat hormon di dalam tubuh ibu.
3. Bayi Sudah Diberi Makanan Padat
Pemberian makanan padat atau MPASI yang direkomendasikan adalah saat bayi berusia 6 bulan. Jika bayi diberi makanan padat lebih dini, tentunya di sisi lain si kecil akan semakin jarang menyusu.
Ketika bayi makin jarang menyusu, tubuh secara alami akan menurunkan kadar hormon prolaktin. Sehingga, ibu kemungkinan akan kembali mengalami menstruasi.
4. Penggunaan Dot pada Bayi
Penggunaan botol susu atau dot juga dinilai sebagai faktor penyebab ibu menyusui bisa mengalami menstruasi. Dot bayi bisa menyebabkan si kecil mengalami bingung puting. Akibatnya, bayi akan menolak menyusu langsung dari payudara.
Artikel terkait: Kapan Waktu yang Normal untuk Menstruasi Kembali Setelah Melahirkan?
Tanda-Tanda Menstruasi pada Ibu Menyusui
Inilah beberapa tanda menstruasi pada ibu menyusui yang perlu Bunda ketahui.
1. Adanya Bercak atau Flek
Ketika Bunda mulai mengurangi frekuensi menyusui, siklus menstruasi akan mulai kembali ke rutinitas biasanya. Bunda mungkin melihat beberapa bercak (perdarahan ringan) atau flek pada awalnya.
2. Nyeri pada Puting
Tanda menstruasi saat menyusui selanjutnya adalah nyeri pada payudara. Kondisi ini disebabkan oleh kadar hormon estrogen dan progesteron yang cenderung tinggi selama siklus menstruasi.
Wajar jika puting terasa perih saat sedang haid. Jadi, selama beberapa hari sebelum menstruasi dimulai, mungkin Bunda akan merasa tidak nyaman ketika menyusui.
3. Menstruasi Tidak Teratur
Ketika masih menyusui, siklus menstruasi Bunda mungkin tidak teratur. Durasi menstruasi Bunda juga bisa jadi mengalami perubahan. Melewatkan satu periode menstruasi bukanlah hal yang aneh, atau bahkan beberapa bulan sebelum menstruasi berikutnya.
4. Suplai ASI Berkurang
Kadar estrogen yang lebih tinggi saat menstruasi juga dapat mengganggu produksi ASI. Selain itu, studi menunjukkan bahwa kadar kalsium dalam darah turun setelah ovulasi. Akibatnya, terjadi penurunan suplai ASI ketika menstruasi.
5. Perubahan Suasana Hati
Mood swing adalah gejala menstruasi yang sangat alamiah. Perubahan suasana hati ini dipengaruhi oleh naik turunnya kadar hormon di dalam tubuh. Gejala yang paling umum terasa adalah perasaan lebih sensitif, sedih, atau lekas marah.
Menstruasi Saat Menyusui Apa Memengaruhi Kualitas ASI?
Sebagian ibu khawatir tidak bisa menyusui ketika haid. Namun nyatanya, Bunda tetap bisa menyusui si kecil karena produksi ASI tidak serta-merta berhenti.
Memang, haid memengaruhi suplai ASI, hal ini disebabkan oleh penurunan konsentrasi prolaktin. Penurunan suplai ASI biasanya terjadi jelang menstruasi.
Bunda mungkin memperhatikan si kecil sedikit rewel bersamaan dengan datangnya menstruasi. Kerewelan bayi kemungkinan disebabkan oleh suplai ASI yang berkurang saat menjelang haid atau beberapa hari pertama haid.
Akan tetapi, penurunan suplai ASI yang berhubungan dengan menstruasi biasanya hanya bersifat sementara. Begitu haid dimulai, suplai ASI akan mulai meningkat lagi seiring keseimbangan hormon.
Lantas, bagaimana dengan kualitas ASI, apakah juga terpengaruh?
Penelitian menunjukkan bahwa komposisi ASI berubah di sekitar ovulasi (pertengahan siklus haid). Tingkat natrium dan klorida dalam ASI naik sementara laktosa (gula susu) dan kalium turun. Jadi, ASI menjadi lebih asin dan kurang manis selama haid.
Meski demikian, ASI masih menjadi makanan terbaik untuk si kecil. Bayi pun masih tetap bisa menyusu seperti biasa.
Kapan Normalnya Menstruasi Setelah Melahirkan?
Jika Bunda menyusui secara eksklusif, menstruasi tidak akan kembali selama beberapa bulan atau bahkan hingga 2 tahun jika Bunda terus menyusui. Namun jika Bunda memutuskan memberi susu formula, menstruasi dapat kembali segera setelah beberapa minggu pascapersalinan.
Bunda bisa mengalami menstruasi kembali paling cepat enam minggu setelah melahirkan. Apabila Bunda tidak menyusui bayi, Bunda biasanya bisa haid kembali dalam waktu tiga bulan.
Apakah Menyusui Bisa Mencegah Kehamilan?
Ketika Bunda sudah kembali haid, bahkan meski sedang menyusui, itu artinya Bunda sudah subur dan bisa hamil lagi. Amenore laktasi atau menyusui sebagai metode kontrasepsi alami hanya akan efektif jika syaratnya terpenuhi, yaitu:
- Bayi berusia kurang dari 6 bulan
- Siklus menstruasi belum kembali
- Bayi menyusui secara eksklusif tanpa menggunakan dot
- Ibu menyusui bayi secara rutin, siang dan malam hari
Nah, ketika kondisi ini terpenuhi, kemungkinan hamil kurang dari 2 persen. Itu artinya, amenore laktasi bisa menjadi kontrasepsi yang dapat diandalkan seperti halnya kondom atau UID.
Artikel terkait: Pakai KB IUD tapi telat menstruasi apakah tanda ‘kebobolan’? Ini penjelasan dokter
Tips Menyusui Saat Menstruasi
Menyusui pada beberapa hari pertama haid mungkin terasa tidak nyaman. Berikut ini beberapa tips untuk meminimalkan ketidaknyamanan tersebut:
- Cobalah untuk menyusui sesering mungkin untuk membantu menjaga suplai ASI.
- Jika menyusui langsung terasa terlalu menyakitkan, cobalah memompa ASI. Ini memungkinkan si kecil memiliki persediaan susu yang cukup selama nyeri di payudara belum hilang.
- Jika Bunda merasakan nyeri yang sangat mengganggu, konsultasikan dengan dokter tentang penggunaan obat pereda nyeri yang dijual bebas.
Cara Meningkatkan Suplai ASI Saat Menstruasi
Meningkatkan suplai ASI selama periode menstruasi dapat Bunda lakukan dengan menerapkan beberapa tips berikut ini.
- Konsumsi makanan bergizi seimbang, tingkatkan asupan makanan kaya zat besi seperti daging merah, sayuran hijau, dan kacang-kacangan.
- Penuhi kebutuhan cairan, minum air putih setidaknya 8-10 gelas setiap hari.
- Minum teh herbal menyusui atau galactagogue lainnya untuk membantu meningkatkan produksi ASI.
- Cobalah kombinasi suplemen kalsium dan magnesium sebelum dan selama menstruasi. Bicarakan dengan dokter atau konsultan laktasi untuk memperoleh rekomendasi yang sesuai.
Jika suplai ASI turun terlalu rendah, itu bisa berbahaya bagi bayi. Jadi, Bunda harus memperhatikan dengan saksama tanda-tanda bayi mendapatkan cukup ASI.
Artikel terkait: Waspada, ini tanda sakit menstruasi yang tidak normal!
Kapan Harus ke Dokter?
Haid tidak teratur memang merupakan salah satu tanda menstruasi pada ibu menyusui. Namun demikian, pertimbangkan untuk menemui dokter jika Bunda mengalami perdarahan yang lebih berat, siklus haid yang panjang, terutama apabila disertai rasa nyeri yang hebat.
Haid tidak teratur bisa jadi merupakan gejala dari beberapa kondisi, seperti:
- Fibroid rahim (sel non-kanker di rahim)
- Penurunan berat badan yang ekstrem
- Kista ovarium atau sindrom ovarium polikistik (PCOS)
- Penyakit radang panggul
Itulah penjelasan lengkap seputar tanda tanda menstruasi pada ibu menyusui. Semoga bermanfaat!
Baca juga:
Berbahayakah hubungan intim saat menstruasi? begini penjelasannya!
6 Kondisi Darah Menstruasi yang Menentukan Kesehatan Wanita
5 Tips Bicarakan Menstruasi kepada Anak, Jangan Anggap Tabu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.