Batuk adalah salah satu gejala penyakit anak yang paling umum, meskipun biasanya bukan pertanda kondisi serius. Begitu pula dengan batuk yang terjadi pada anak, biasanya merupakan tanda bahwa tubuh anak sedang mencoba untuk menghilangkan iritasi. Namun, jika bayi batuk berkepanjangan, Bunda patut khawatir karena bisa menjadi masalah serius. Karenanya, Bunda perlu pahami tentang batuk pada bayi, mulai dari penyebabnya hingga cara mengatasi batuk pada bayi.
Apakah Batuk pada Bayi Berbahaya?
Perlu diketahui, batuk adalah cara tubuh untuk menjaga saluran udara tetap bersih, membersihkan tenggorokan dari dahak, postnasal drip (lendir hidung yang menetes ke bagian belakang tenggorokan), atau potongan makanan yang tersangkut.
Batuk sering terjadi pada anak kecil, dan biasanya tidak berbahaya. Sedangkan, batuk pada bayi baru lahir lebih jarang terjadi. Jika bayi berusia di bawah 4 bulan mengalami batuk berkepanjangan, maka bisa menjadi pertanda sesuatu yang serius.
Batuk pada bayi dapat dikategorikan berbahaya jika mengalami beberapa gejala ini:
- Lebih dari 4 bulan.
- Bernafas lebih cepat dari biasanya atau kesusahan untuk bernafas.
- Nafas berbunyi.
- Batuk mengeluarkan lendir berwarna kuning, hijau, atau berlumuran darah.
- Menolak minum apa pun saat makan.
- Demam dan tidak bertingkah seperti biasanya.
- Memiliki penyakit kronis, seperti penyakit jantung atau paru-paru.
- Batuk sangat keras hingga muntah.
- Terus-menerus setelah tersedak sesuatu.
- Batuk yang tidak membaik sekitar dua minggu
Penyebab Batuk pada Bayi
1. Infeksi
Pilek, flu, dan croup semua dapat menyebabkan batuk yang lama pada anak-anak. Pilek cenderung menyebabkan batuk berdahak ringan sampai sedang. Batuk kering terkadang bisa menyebabkan batuk parah dan croup batuk yang paling sering terjadi di malam hari dengan pernapasan yang bising. Croup terjadi karena infeksi virus, dan biasanya tidak diobati dengan antibiotik tetapi dapat dikelola dengan obat lain.
2. Refluks Asam
Gejala umum yang terjadi pada anak-anak adalah batuk, sering muntah atau meludah, rasa tidak enak di mulut, dan rasa terbakar di dada. Perawatan untuk refluks tergantung pada usia anak, kesehatan, dan masalah lainnya. Misalnya kurangi makanan seperti cokelat, peppermint, gorengan, pedas, makanan berlemak, minuman berkafein dan berkarbonasi. Makan minimal 2 jam sebelum tidur, dan makan makanan porsi yang lebih kecil.
3. Asma
Asma sulit untuk didiagnosa karena gejalanya bervariasi dari anak ke anak. Tapi, batuk berbunyi yang mungkin memburuk di malam hari, adalah salah satu tanda khasnya. Sedangkan, anak lainnya mungkin batuknya muncul ketika ada peningkatan aktivitas fisik atau saat bermain.
Perawatan untuk asma tergantung pada apa yang menyebabkannya dan termasuk menghindari faktor lain yang bisa memicu asma seperti polusi, asap, atau parfum.
4. Alergi atau Sinusitis
Alergi dapat menyebabkan batuk yang berkepanjangan serta tenggorokan gatal, pilek, mata berair, sakit tenggorokan, atau ruam. Konsultasikan dengan dokter anak tentang tes alergi untuk mengetahui alergen mana yang menyebabkan masalah, dan mintalah saran tentang cara menghindari alergen itu.
Alergen dapat mencakup makanan, serbuk sari, bulu hewan peliharaan, dan debu. Dokter mungkin juga akan merekomendasikan obat alergi atau suntikan alergi.
5. Pneumonia
Pilek, flu, atau penyakit lain dapat berkembang menjadi pneumonia, atau bisa jadi bayi Bunda tertular dari anak atau orang dewasa lain yang terkena jenis penyakit tertentu.
Batuk yang parah bisa sampai mengeluarkan lendir, terasa menyakitkan, bahkan bayi sampai mengalami demam, kelelahan, dan muntah atau diare. Pengobatan yang dibutuhkan untuk penyebab ini adalah antibiotik, cairan ekstra, dan istirahat.
6. Penyebab Lain
Seorang anak mungkin juga batuk karena kebiasaan setelah sakit batuk, setelah menghirup benda asing seperti makanan atau mainan kecil, atau setelah berada di sekitar iritasi seperti polusi dari rokok atau asap.
Artikel terkait: Mencegah Batuk Rejan atau Batuk 100 Hari Pada Bayi
Gejala Batuk pada Bayi
Berikut adalah beberapa gejala batuk pada bayi yang harus diwaspadai.
1. Bayi Batuk dengan Hidung Tersumbat
Biasanya bayi akan mengalami bersin, mata berair, nafsu makan menurun, dan demam rendah.
2. Bayi Batuk dengan Pilek dan Sesak Napas
Bayi yang batuk dengan pilek dan sesak nafas kemungkinan penyebabnya adalah Respiratory syncytial virus (RSV). RSV paling sering terjadi pada bayi dan balita, meskipun anak-anak yang lebih dewasa bisa mengalaminya.
Biasanya, RSV hanya menyebabkan gejala seperti pilek biasa. Tetapi, dapat menyebabkan penyakit pernapasan yang lebih serius, seperti bronkiolitis (radang saluran pernapasan kecil) dan pneumonia (radang paru-paru), terutama pada bayi berusia kurang dari satu tahun.
Gejala lain (jika RSV dapat menyebabkan bronkiolitis atau pneumonia):
- Batuk yang semakin parah
- Batuk dengan suara siulan
- Napas cepat
- Kelelahan ekstrim
- Demam
- Bibir dan kuku kebiruan atau abu-abu (karena penurunan oksigen dalam aliran darah)
3. Bayi Batuk dengan Demam dan Kesulitan Bernapas
Kemungkinan penyebab dari gejala ini adalah pneumonia atau bronkitis. Banyak kasus pneumonia atau infeksi di paru-paru dimulai dari sini. Bronkitis terjadi ketika bronkus (tabung yang membawa udara ke paru-paru) terinfeksi, seringkali setelah pilek atau flu. Ini dapat menyebabkan batuk yang mengganggu selama beberapa minggu.
Gejala yang terjadi di antaranya:
- Pegal-pegal.
- Panas dingin.
4. Batuk “Barky”
Batuk “Barky” pada anak biasanya disebabkan oleh croup, yaitu infeksi pita suara (laring), tenggorokan (trakea), dan saluran bronkial (bronkus) yang mengakibatkan pembengkakan. Biasanya, batuk melalui pita suara yang bengkak menghasilkan suara yang mirip dengan anjing laut yang menggonggong.
Gejala yang terjadi, di antaranya:
- Batuk semakin parah di malam hari.
- Stridor (suara siulan bernada tinggi) saat anak menarik napas.
Jenis-Jenis Batuk pada Bayi
Secara umum ada dua jenis batuk yang membantu menjaga saluran udara anak tetap bersih dan terkadang penyebab kedua jenis batuk ini bisa sama:
1. Batuk Basah
Batuk basah, juga disebut batuk produktif, biasanya akan mengeluarkan lendir atau dahak, yang merupakan campuran lendir, kotoran, dan sel-sel dari paru-paru.
2. Batuk Kering
Batuk kering atau tidak produktif, batuk yang tidak mengeluarkan lendir.
3. Batuk “Barky”
Batuk “Barky” biasanya disebabkan oleh pembengkakan di saluran napas bagian atas. Sebagian besar, batuk “barky” berasal dari croup, pembengkakan laring (kotak suara) dan trakea (tenggorokan). Anak-anak yang lebih kecil memiliki saluran udara yang lebih kecil, jika bengkak dapat membuat sulit bernapas. Anak-anak di bawah 3 tahun paling berisiko terkena croup karena saluran udara mereka sangat sempit.
Batuk yang berasal dari croup bisa muncul tiba-tiba, dan seringkali di tengah malam. Sebagian besar anak-anak dengan croup juga akan mengalami stridor, yaitu pernapasan yang bising dan keras yang terjadi saat anak menarik napas.
4. Batuk Rejan
Batuk rejan disebut juga pertusis, ditandai dengan batuk berdahak, diikuti dengan tarikan napas yang mengeluarkan suara “rejan”. Gejala lain mungkin termasuk pilek, bersin, dan demam rendah. Batuk rejan menular tetapi mudah dicegah dengan vaksin. Batuk rejan diobati dengan antibiotik.
5. Batuk dengan Suara Siulan
Jika bayi Bunda mengeluarkan suara siulan saat menghembuskan nafas, hal ini bisa berarti saluran udara bagian bawah di paru-paru membengkak. Hal ini dapat terjadi dengan asma atau dengan infeksi virus bronkiolitis. Suara siulan juga bisa terjadi jika saluran napas bagian bawah tersumbat oleh benda asing. Seorang anak yang mulai batuk setelah menghirup sesuatu seperti makanan atau mainan kecil harus menemui dokter.
6. Batuk Malam Hari
Banyak batuk memburuk di malam hari. Saat anak pilek, lendir dari hidung dan sinus dapat mengalir ke tenggorokan dan memicu batuk saat tidur. Asma juga dapat memicu batuk pada malam hari karena saluran udara cenderung lebih sensitif di malam hari.
7. Batuk Siang Hari
Udara atau aktivitas yang dingin dapat memperburuk batuk di siang hari. Cobalah untuk memastikan bahwa tidak ada apa pun di rumah Bunda seperti pengharum ruangan, hewan peliharaan, atau asap rokok yang membuat anak Bunda batuk.
8. Batuk dengan Demam
Seorang anak yang mengalami batuk, demam ringan, dan pilek mungkin mengalami flu biasa. Tetapi batuk yang bersamaan demam dengan suhu 39°C atau lebih tinggi terkadang dapat disebabkan oleh pneumonia, terutama jika anak lemah dan bernapas dengan cepat. Dalam hal ini, segera hubungi dokter.
9. Batuk dengan Muntah
Anak-anak sering batuk sehingga memicu refleks membuat mereka muntah. Seorang anak yang menderita batuk pilek atau asma juga dapat muntah jika banyak lendir mengalir ke perut dan menyebabkan mual. Biasanya, hal ini tidak perlu diwaspadai kecuali muntahnya tidak berhenti.
10. Batuk Persisten
Batuk yang disebabkan oleh pilek karena virus dapat berlangsung berminggu-minggu, terutama jika seorang anak mengalami pilek secara berurutan. Asma, alergi, atau infeksi kronis pada sinus atau saluran udara juga dapat menyebabkan batuk yang berkepanjangan atau batuk kronis pada anak. Jika anak Bunda masih batuk setelah 3 minggu, hubungi dokter.
Artikel terkait: Cara Tepat Memilih Obat Batuk Anak Sesuai dengan Gejalanya
Cara Mengatasi Batuk pada Bayi
Bunda batuk pada bayi bisa diatasi terlebih dulu sebelum penanganan ke dokter. Berikut beberapa cara mengatasi batuk pada bayi yang bisa bunda lakukan:
1. Berikan Banyak Cairan
Menjaga bayi tetap terhidrasi adalah kunci untuk menjaga lendir mereka mengalir dan mudah batuk. Jika bayi Bunda mengalami dehidrasi, ingus dan sekresi lainnya mungkin akan mengering dan sulit dibersihkan dengan batuk. Hal ini bisa diatasi dengan menyusui ASI atau memberikan susu formula secara teratur dan sesering yang dibutuhkan anak Bunda.
2. Gunakan Tetes Garam (Saline Drops)
Cara lain mengatasi batuk pada bayi dan untuk melembapkan hidung adalah dengan menggunakan tetes garam yang dijual bebas di hidung bayi Bunda. Gunakan dua hingga tiga tetes garam per lubang hidung beberapa kali sepanjang hari. Bayi mungkin tidak menyukai sensasi tetesan yang masuk ke hidungnya, atau mereka mungkin bersin, tapi hal itu tidak apa-apa.
Perlu diingat, baca petunjuk pemakaian saline drops dengan tepat sebelum menggunakannya pada si kecil.
3. Minyak Esensial
Beberapa jenis minyak esensial, seperti minyak eucalyptus, dipercaya bisa mengatasi batuk ketika dioleskan pada kulit. Bunda bisa mengoleskannya pada kaki, dada, punggung, atau telapak tangan bayi. Namun, konsultasikan pada dokter terlebih dahulu tentang keamanannya.
4. Nyalakan Pelembap Udara
Melembapkan udara untuk dihirup si kecil adalah cara lain untuk menjaga agar udara yang dihirup si kecil dapat melegakan hidungnya. Tentu saja, Bunda dapat membeli pelembap udara untuk menambah kelembapan kamar bayi. Namun, beberapa dokter mengatakan perangkat ini mungkin tidak memberikan kelembapan yang cukup dan sulit dibersihkan.
Salah satu alternatif yang mungkin bisa dilakukan adalah menciptakan kamar mandi seperti ruang uap. Bunda dapat mengalirkan air panas di kamar mandi, menutup pintu kamar mandi, dan membiarkan kelembapan meningkat sekitar 10-15 menit saja.
Bunda juga dapat mempertimbangkan untuk menepuk dada dan punggung bayi untuk membantu melonggarkan lendir yang sulit keluar. Terapkan tekanan kuat yang sedikit lebih keras daripada saat Bunda menyendawakannya.
5. Gunakan Bantal Tambahan
Jika bayi sering batuk di malam hari. Beberapa ahli menyarankan untuk menopang balita dengan bantal tambahan untuk membantu mengangkat kepala dan meningkatkan pernafasan. Jika Bunda khawatir tentang batuk dan pernapasannya, pertimbangkan untuk tidur di kamar yang sama dengan si kecil sehingga Bunda dapat memerhatikan si kecil saat tertidur.
6. Mengatasi Iritasi
Cobalah membersihkan rumah Bunda dari iritasi yang mungkin memicu asma atau alergi. Termasuk hal-hal seperti asap rokok, debu, jamur, dan lainnya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) juga mengatakan bahwa bayi harus dihindari berada di luar ruangan pada saat kualitas udara sedang buruk. Hal-hal yang dapat membantu menjaga udara dalam ruangan Bunda bebas iritasi, antara lain tidak merokok di sekitar bayi atau di dalam ruangan, menyedot debu karpet menggunakan penyedot debu dengan filter udara partikulat efisiensi tinggi (HEPA). menggunakan pembersih udara ruangan yang memiliki filter HEPA, menjaga tingkat kelembaban rumah Bunda antara 40 dan 50 persen, menjauhkan hewan peliharaan dari area tidur, dan menggunakan penutup kasur dan sarung bantal anti alergi.
Kapan Bayi Harus ke Dokter?
Bila melihat si kecil memiliki gejala atau tanda berikut, jangan tunggu lama untuk membawanya ke rumah sakit.
- Berusia kurang dari 1 tahun dan masih kesulitan bernapas setelah Bunda membersihkan hidungnya
- Berusia lebih muda dari 4 bulan dengan suhu rektal di atas 38°C. (Sebaiknya jangan berikan obat demam pada bayi sebelum berkonsultasi dengan dokter).
- Memiliki infeksi paru-paru atau riwayat penyakit saluran pernapasan reaktif.
- Mengeluarkan suara siulan bernada tinggi saat bernafas.
- Tidak bisa mengambil napas dalam-dalam karena nyeri dada atau batuk berdarah.
- Demam lebih dari 38°C dan berlangsung lebih dari 72 jam
- Mengalami muntah.
- Tubuh menjadi merah atau ungu saat batuk.
- Ngiler atau kesulitan menelan.
- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah atau belum diimunisasi lengkap.
Bayi yang mengalami batuk memang bisa diatasi sendiri tanpa penanganan dokter. Tapi, jika batuk berkepanjangan dan menunjukkan gejala yang semakin buruk, penting bagi Bunda untuk membawa bayi ke dokter untuk segera mendapatkan perawatan.
Pengalaman Ibu Mengatasi Si Kecil Batuk
Batuk pada anak memang cukup sering dialami, mengingat perubahan cuaca dari panas ke hujan tidak lagi bisa diprediksi. Di Komunitas TheAsianParent, Bunda Jesika Amanda pernah mengungkapkan kekhawatirannya saat si kecil tertular batuk.
“Bun obat untuk bayi 3 bulan yg batuk2 apa ya, bsk baru mau periksa, siapa tau ada yg udh berpengalaman gitu, kasian ngeliat anak bayi batuk2 ketularan ponakan :(,” tulis Bunda Jesika.
Cerita Bunda Jesika ini cukup mendapat banyak tanggapan dari Bunda-bunda lain. Banyak dari mereka menyarankan untuk tidak memberikan obat apapun mengingat anaknya masih bayi.
“Kalau bayi di bawah 1 tahun udah batuk-batuk langsung bawa ke DSA aja bun.. Takut ada yang bermasalah apalagi itu ketularan,” saran dari Bunda Nabil Alris.
“Periksa ke DSA bun.. Sama dikasih transpulmin dadanya..,” sahut Bunda Farida S.
Tidak hanya Bunda Farida saja yang menyarankan untuk menggunakan Transpulmin, beberapa Bunda lain juga menyarankan hal serupa.
Pertanyaan Populer yang Sering Ditanyakan Terkait Cara Mengatasi Batuk pada Bayi
Batuk pada bayi memang hal yang cukup sering dialami. Bila kondisi ini dialami oleh bayi di bawah usia 1 tahun, Bunda mungkin akan bingung dan khawatir untuk memberikan obat apa yang tepat.
Dari sini, banyak orangtua yang mencari tahu bagaimana cara mengatasi batuk pada bayi yang alami, sebelum si kecil benar-benar harus mengonsumsi obat dari dokter. Inilah beberapa pertanyaan paling sering ditanyakan terkait mengatasi batuk pada bayi. Simak, ya!
Anak batuk dipijat dimana?
Salah satu cara meredakan batuk pada bayi adalah dengan pijat batuk di titik-titik tertentu. Namun, pijat ini tentu tidak bisa dilakukan sembarangan, alias Bunda harus tetap berhati-hati sebelum melakukannya.
Titik yang dianggap bisa meredakan batuk ialah terletak di bawah jakun anak. Bunda bisa letakkan jari telunjuk pada 3-4 cm di bawah jakun dan pijat lembut dengan memberi sedikit tekanan. Kemudian tahan di titik ini selama 5 menit, dan lakukan secara teratur sebanyak tiga kali sehari untuk melancarkan pernapasannya.
Jangan memaksa si kecil bila mereka terlihat tidak nyaman ya, Bun.
Berapa lama bayi akan sembuh dari batuk?
Tentu saja batuk pada bayi akan mereda bila penyebabnya juga hilang. Bila batuk disebabkan oleh paparan virus, umumnya akan bertahan hingga 3 minggu. Bila lebih dari waktu tersebut, ada kemungkinan si kecil mengalami alergi, asma, atau infeksi bakteri yang lebih serius. Karena itu, sebaiknya periksakan pada dokter.
Apakah bawang merah bisa mengobati batuk pada bayi?
Banyak yang menganggap bawang bisa mengobati batuk pada bayi. Namun belum ada bukti ilmiah yang membenarkan atau mengonfirmasi manfaat bawang merah untuk meredakan batuk. Meskipun begitu, memberikannya pada bayi juga dianggap tidak berbahaya.
Bila Bunda ingin mencobanya, sebaiknya perhatikan kondisi si kecil terlebih dahulu. Bila si kecil memiliki kulit yang sensitif atau punya alergi tertentu, sebaiknya hindari mengoleskan bawang merah pada tubuhnya.
Apakah boleh memandikan bayi yang sedang batuk pilek?
Memandikan bayi saat sedang batuk pilek dibolehkan alias tidak ada larangan untuk melakukannya. Sebaiknya mandikan si kecil dengan air hangat, dengan suhu ruangan yang normal. Mandi air hangat juga dapat membantu membuat tubuh si kecil lebih rileks dan menambah imunitasnya.
Daun apa yang bisa menyembuhkan batuk pada bayi?
Daun saga dipercaya dapat menyembuhkan batuk pada bayi. Ini karena daun saga mengandung ekspektoran yang bisa mengeluarkan dahak dan melegakan tenggorokan. Namun, ingat bahwa bayi di bawah 1 tahun sebaiknya tidak mengonsumsi apapun selain ASI dan MPASI. Jadi, tidak semua bayi aman mengonsumsi seduhan daun saga untuk menyembuhkan batuk. Sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter agar pengobatan si kecil tetap aman.
Semoga informasi tentang jenis batuk dan cara mengatasi batuk pada bayi ini bermanfaat ya, Bunda!
***
Artikel telah diupdate oleh: Fadhila Afifah
Baca juga
Batuk pada Bayi: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi
Ulasan Dokter Tentang Obat Batuk Untuk Bayi
5 Obat Batuk Berdahak Anak Alami, Tanpa Obat Kimia Tak Perlu ke Dokter
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.