Pada kebanyakan anak-anak, batuk merupakan salah satu gejala umum yang sementara dari infeksi virus atau bakteri saluran pernapasan atas. Biasanya batuk akan hilang dalam waktu 1-2 minggu kemudian. Namun pada beberapa anak, batuk dapat bertahan selama 4 minggu atau lebih hingga menyebabkan ketidaknyamanan pada anak dan kekhawatiran pada orang tua. Batuk seperti ini dikategorikan sebagai batuk kronis pada anak. Berikut ini penyebab dan cara mengatasinya!
Apa Itu Batuk Kronis pada Anak?
Batuk kronis adalah salah satu dari lima alasan paling umum mengapa anak-anak dibawa ke dokter oleh orang tuanya. Di Amerika Serikat sendiri, penyakit ini dialami 5-10 persen anak setiap tahunnya.
Batuk akut karena pilek atau virus pernapasan biasanya hilang dalam waktu satu bulan. Namun, ketika batuk menjadi teratur dan berlangsung lebih lama, bisa jadi ada sesuatu yang serius di balik penyebabnya.
Batuk adalah reaksi alami dan normal tubuh terhadap iritasi di saluran napas (hidung dan saluran hidung, faring, laring, trakea, dan paru-paru). Ketika saraf di saluran napas merasakan iritasi, seperti berlendir atau ada partikel asing, saraf mengirim pesan ke otak untuk membersihkan saluran pernapasan.
Terdengar mudah, memang, tetapi bagaimana jika batuk tidak berhenti setelah jalan napas dibersihkan?
Batuk harian yang berlangsung lebih dari empat minggu dianggap kronis dan harus diperiksakan ke dokter.
Kabar baiknya, masalah ini biasanya bisa diatasi oleh dokter anak melalui obat-obatan dan saran perawatan lainnya. Namun jika batuk berlanjut, dokter anak mungkin akan merujuk anak Anda ke spesialis.
Artikel terkait: Berbagai Penyebab Batuk pada Anak dan Cara Mengatasinya
Penyebab Batuk Kronis pada Anak
Ada banyak penyebab dari batuk kronis pada anak-anak. Di antaranya adalah:
1. Bakteri Bronchitis
Ini adalah jenis bakteri yang diam berlama-lama di saluran bronkial (yang memasok oksigen ke paru-paru) dan menyebabkan infeksi. Bakteri yang dimaksud bisa respiratory syncytial virus (RSV), Haemophilus influenza atau juga Streptococcus pneumonia. Keberadaan bakteri-bakteri ini meningkatkan produksi lendir yang kemudian dapat menyebabkan batuk berdahak terus-menerus selama lebih dari empat minggu tanpa gejala lain.
2. Bordetella Pertussis
Selama beberapa tahun terakhir, melansir laman LYU Langone Health, dokter di Rumah Sakit Anak Hassenfeld di NYU Langone telah mendiagnosis lebih banyak orang dengan pertussis (batuk rejan), yaitu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis yang menyebabkan batuk hebat yang tidak terkendali. Meskipun sebagian besar anak divaksinasi pertusis, imunisasi tidak sepenuhnya mencegah infeksi.
3. Asma
Batuk adalah gejala umum asma, terutama setelah infeksi saluran pernapasan atas atau paparan pemicu atau iritan.
4. Asma Varian Batuk
Ada juga anak yang memiliki jenis asma yang dapat menyebabkan batuk kering dan kronis, yang dikenal sebagai asma varian batuk. Batuk yang mereka alami biasanya merupakan satu-satunya gejala pada anak dengan asma jenis ini.
5. Penyebab lain
Penyebab lain dari batuk kronis pada anak-anak, meliputi:
- Postnasal drip dan sinusitis, yang terkadang terjadi pada anak dengan alergi
- Paparan asap rokok
- Tuberkulosis, infeksi paru-paru bakteri
- Penyakit paru-paru serius, seperti cystic fibrosis
- Kelainan saluran napas dan saluran pencernaan bawaan, yang memengaruhi struktur paru-paru atau saluran udara dan dapat menyebabkan masalah pernapasan.
- Aspirasi benda asing: Biasanya hanya terlihat pada anak kecil
- Refluks laringofaringeal atau refluks diam
Selain anak-anak, batuk kronis juga bisa melanda orang dewasa. Penyebab umumnya adalah penyakit refluks gastroesofageal. Anak-anak juga bisa mengalami refluks gastroesofageal, tetapi hal ini tidak sampai menyebabkan batuk kronis pada anak-anak.
Ciri-Ciri atau Gejala Batuk Kronis pada Anak
Batuk sesekali merupakan respons biologis normal untuk mencegah infeksi dengan membersihkan sekresi atau zat asing dari paru-paru.
Untuk membedakan batuk biasa dengan batuk kronis pada anak, kenali gejala dan tandanya berikut ini:
- Hidung tersumbat atau hidung beringus (Rhinorrhea)
- Post Nasal Drip (PND)
- Mengi
- Sesak napas (SOB)
- Batuk berdahak
- Tenggorokan sakit
- Suara serak
- Komplikasi batuk kronis
Batuk kronis sangat mengganggu dan bisa berdampak buruk pada tubuh anak-anak. Batuk terus-menerus dapat menyebabkan gangguan tidur atau ketidakmampuan untuk tidur, sakit kepala, pusing dan dalam kasus yang parah, muntah, pusing atau patah tulang rusuk. Ketika batuk berlanjut selama 4 minggu atau lebih, penting bagi anak Anda untuk menemui dokter untuk mendiagnosis penyebab yang mendasarinya.
Artikel terkait: Nebulizer, Cara Terbaik Ringankan Batuk Pilek Serta Gangguan Pernapasan pada Anak
Cara Mengatasi Batuk Kronis pada Anak
Menentukan penyebabnya dapat berdampak pada jenis pengobatan dan efektivitas pengobatan. Obat biasanya merupakan cara paling efektif untuk mengobati batuk kronis, tetapi sejumlah hal yang dapat Anda lakukan di rumah juga akan membantu.
1. Cegah Dehidrasi
Beri bayi Anda banyak minum ASI atau susu formula (sufor) atau air atau jus pada anak yang lebih besar.
2. Ringankan Gejalanya
Caranya dengan tetes hidung saline (hidung meler), suction bulb (mengeluarkan lendir dari hidung bayi), dan humidifier untuk melembapkan udara dalam kamarnya.
3. Mudahkan Pernapasannya
Lakukan dengan cara menggunakan cool-mist humidifier atau meletakkan air panas di dalam kamarnya agar anak bisa menghirup uapnya.
4. Buat Anak Nyaman
Misalnya dengan membiarkannya banyak istirahat, menjauhkannya dari sumber iritan, seperti asap rokok.
5. Obat-obatan
Beberapa obat umum yang dapat digunakan untuk mengobati dan mengendalikan batuk kronis, di antaranya:
- Antihistamin untuk mengobati alergi
- Dekongestan untuk mengobati postnasal drip
- Antibiotik untuk mengobati infeksi
- Penghambat asam untuk mengobati refluks
- Obat asma
Obat tidak dapat menyembuhkan pilek atau flu, tetapi madu atau obat batuk dapat membantu meredakan sakit tenggorokan yang disebabkan oleh batuk. Saat memberikan obat batuk kepada bayi atau anak yang lebih besar, perhatikan hal-hal berikut ini agar tidak semakin membahayakan kesehatannya:
- Tidak memberikan obat pil kepada anak berusia di bawah 4 tahun karena berisiko tersedak.
- Obat batuk juga tidak diperuntukan untuk anak berusia di bawah 4 tahun, kecuali resep dokter.
- Jangan memberikan obat batuk berbasis madu kepada anak-anak usia 1 tahun atau lebih muda.
- Jangan pernah memberikan aspirin kepada anak-anak di bawah usia 18 tahun karena berisiko sindrom Reye (penyakit otak).
Kapan Harus Mengunjungi Dokter?
Perhatikan kondisi anak, dan segera bawa ke dokter jika anak Anda mengalami hal ini:
- Berusia kurang dari tiga bulan atau lahir prematur
- Anak berjuang untuk bernapas dengan nyaman
- Anak tidak dapat bernapas selama episode batuk
- Batuk sangat keras sehingga terjadi muntah berulang
- Ketika batuk berlangsung lebih dari dua minggu
Artikel terkait: Meski menyehatkan, 5 makanan ini justru memicu batuk pada anak
Pemeriksaan dan Diagnosis Dokter
Ketika pengobatan untuk penyebab paling umum dari batuk kronis gagal untuk memperbaiki gejala, kemudian dilakukan lebih lanjut. Dr. Schochet, Dr. Lie, melansir laman Pedilung.com, menggunakan riwayat medis terperinci dan analisis gejala untuk menentukan tes mana yang harus dilakukan. Beberapa hal yang akan dievaluasi antara lain:
- Durasi batuk
- Intensitas batuk
- Karakter dan suara batuk
- Peristiwa yang mengarah pada batuk
- Hal-hal yang memperburuk atau memperbaiki batuk
- Riwayat kesehatan sebelum batuk
- Faktor dan pengaruh lingkungan
Sebelum memberikan diagnosisnya kembali, dokter spesialis paru-paru biasanya akan memulai dengan pemeriksaan fisik yang komprehensif untuk menilai gejala pada anak. Setelah itu ada tes tambahan untuk memeriksa infeksi bakteri dan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lainnya.
Jika memang diperlukan, dokter spesialis paru akan membuat rujukan ke spesialis lain. Seperti ahli gastroenterologi atau spesialis penyakit menular, yang dapat mengonfirmasi dan mengobati penyebab batuk kronis yang kurang umum pada anak-anak.
1. Pemeriksaan Pernapasan
Selama pemeriksaan ini, dokter meninjau riwayat kesehatan anak Anda dengan Anda dan bertanya tentang gejala pernapasan atau penyakit sebelumnya. Dokter akan mengamati gerakan pernapasan selama bernapas dan mendengarkan dengan stetoskop untuk suara pernapasan yang tidak biasa, seperti mengi atau berderak. Mereka mungkin juga merasakan atau mengetuk dada buah hati Parents untuk melihat apakah beberapa area paru-paru bekerja lebih baik daripada yang lain.
2. Kultur Dahak
Dokter mengambil sampel lendir anak untuk mencari adanya infeksi bakteri. Jika bakteri ditemukan dalam sampel dahak, ahli patologi kami mengidentifikasi jenis yang tepat, sehingga mereka dapat memilih pengobatan antibiotik yang paling efektif.
3. Tes Fungsi Paru-Paru
Tes fungsi paru-paru memainkan peran utama dalam mengidentifikasi penyebab batuk kronis pada anak –bisa dilakukan mulai pada anak berusia 5 tahun. Tergantung pada kemungkinan penyebab batuk, dokter mungkin melakukan satu atau lebih tes berikut:
- Spirometri untuk mengukur seberapa banyak dan seberapa cepat anak dapat mengeluarkan udara dari paru-paru dengan bernapas ke dalam corong khusus. Tes ini dapat digunakan untuk mencari tanda-tanda asma.
- Tes bronkodilator. Dalam tes tantangan bronkodilator, anak diminta menghirup spirometer sebelum dan sesudah diberi obat, seperti albuterol, untuk membuka saluran udara. Hasil tes ini dapat digunakan untuk mengonfirmasi diagnosis asma.
- Oscillometri impuls, digunakan untuk mendiagnosis asma pada anak yang lebih muda yang mengalami kesulitan memaksa udara masuk ke spirometer. Dalam tes ini, anak bernapas secara normal ke dalam tabung yang mengukur resistensi terhadap tekanan di saluran udara.
- Tantangan olahraga dengan menggunakan spirometri untuk mengukur fungsi paru-paru sebelum dan sesudah mengendarai sepeda stasioner, dapat digunakan untuk mencari tanda-tanda asma akibat olahraga, yang dapat memicu batuk kronis.
- Bronchoscopi. Tes ini dapat digunakan bila penyebab batuk kronis tidak dapat ditentukan dengan pemeriksaan fisik dan biakan dahak, atau jika batuk tetap ada setelah pengobatan. Bronkoskopi dilakukan di rumah sakit saat anak dibius. Dalam prosedur ini, ahli paru memasukkan bronkoskop—tabung fleksibel dengan kamera di ujungnya—melalui hidung atau mulut anak Anda dan ke saluran udara. Bronkoskopi memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam saluran udara anak Anda dan mengidentifikasi penyumbatan atau kerusakan jaringan, seperti jaringan parut.
4. Rontgen Dada
Sinar-X memberikan gambaran paru-paru dan dapat digunakan untuk menyingkirkan penyebab batuk kronis yang tidak biasa, termasuk kelainan paru-paru yang muncul saat lahir.
Setelah dokter memberikan diagnosis yang tepat, langkah selanjutnya adalah memilih perawatan yang tepat untuk anak Anda.
Demikian penjelasan tentang kondisi batuk kronis pada anak. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Parents.
Baca juga:
Jangan sampai Salah, Ini Cara Meredakan Batuk dan Flu pada Anak yang Efektif
7 Jenis dan Penyebab Anak Batuk, dari Ringan hingga Serius!
9 Jenis Penyakit yang Sering Dialami oleh Anak Usia Dini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.