Sinus merupakan ruang udara kecil di tulang sekitar hidung. Infeksi pada organ satu ini seringkali terjadi, tak terkecuali infeksi sinus pada bayi.
Peradangan yang terjadi bisa menjadi kondisi normal hingga akut, sehingga setiap orangtua sebaiknya mewaspadainya. Infeksi sinus umumnya terlihat setelah pilek, radang alergi atau infeksi saluran pernapasan atas.
Namun, peneliti Laboratorium Penelitian Penyakit Alergi Mayo Clinic, Dr. David Sherris mengatakan bahwa penyebab sinusitis kronis sejauh ini belum diketahui, khususnya pada bayi.
Lalu, apa saja gejala yang harus diwaspadai, penyebab, serta pencegahan yang bisa dilakukan?
Gejala infeksi sinus pada bayi
Menurut American Academy of Pediatrics, gejala pilek seperti hidung meler dan batuk yang bertahan lebih dari sepuluh hari tanpa membaik, bisa menunjukkan infeksi sinus. Selain itu, inilah berbagai gejala infeksi sinus pada bayi yang harus diwaspadai:
- Hidung tersumbat atau pilek yang berlangsung selama lebih dari 10-14 hari.
- Keluar lendir berwarna hijau-kuning dari hidung selama lebih dari empat hari.
- Mengalami batuk parah di siang hari, jadi lebih buruk di malam hari.
- Bengkak di sekitar hidung dan mata.
- Memiliki lingkaran hitam di sekitar mata.
- Jadi lekas marah
- Sakit tenggorokan, muntah, mual, dan bau mulut.
- Demam ringan selama setidaknya empat hari berturut-turut (suhu tubuh di atas 38 celsius dan di bawah 39,4 celsius).
Bila sudah parah, rupanya kondisi ini bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya, yakni ke sistem saraf pusat atau mata. Waspadai gejala-gejalanya, seperti:
- Meningkatnya iritabilitas
- Sering mengalami muntah
- Pembengkakan atau kemerahan di sekitar mata
- Sensitivitas terhadap cahaya
Penyebab infeksi sinus pada bayi
Sinusitis pada bayi dan anak memang tak bisa didiagnosis dengan mudah karena mungkin juga disebabkan oleh alergi atau sekadar flu biasa. Sinusitis akut terjadi ketika satu atau lebih dari sinus tersumbat, sehingga mencegah keluarnya drainase.
Ketika hal itu terjadi, lendir menjadi terperangkap. Sinus pun menjadi meradang, dan bakteri dapat tumbuh, sehingga mengakibatkan infeksi.
Sebagian besar kasus pada bayi dan anak justru disebabkan oleh jamur. Namun, penyebab lainnya ialah bisa karena virus maupun bakteri. Kemungkinan kondisi lain yang dapat memblokir sinus adalah:
- Kelainan pada struktur hidung
- Langit-langit mulut sumbing
- Menyelam dan berenang
- Adenoid yang membesar
- Penyakit refluks gastroesofagus (GERD)
- Infeksi gigi
- Trauma di hidung
- Perokok pasif
- Benda asing tersangkut di hidung
Komplikasi infeksi sinus pada bayi
Walau komplikasi sinusitis akut jarang terjadi, namun sebaiknya Parents mengetahui risiko dan kemungkinan yang bisa saja terjadi, seperti:
1. Sinusitis kronis
Kondisi sinusitis kronis ini merupakan infeksi yang bertahan lama, berlangsung lebih lama dari 12 minggu.
2. Meningitis
Infeksi ini bisa menyebabkan penyakit berbahaya lainnya, seperti radang selaput dan cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang Anda.
3. Infeksi lainnya
Komplikasi bisa juga menyebar pada infeksi lain, seperti ke tulang (osteomielitis) atau kulit (selulitis).
4. Kehilangan indra penciuman sebagian atau seluruhnya
Obstruksi hidung dan radang saraf penciuman dapat menyebabkan hilangnya penciuman sementara atau permanen.
5. Masalah penglihatan
Jika infeksi menyebar ke rongga mata, hal ini dapat menyebabkan berkurangnya penglihatan atau bahkan kebutaan yang permanen.
Mengurangi risiko infeksi sinus pada bayi
Jangan khawatir Parents, kondisi ini sebetulnya bisa dicegah. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kondisi ini pada bayi Anda, antara lain:
- Minimalkan paparannya terhadap polutan, seperti asap tembakau.
- Jaga suasana di kamar bayi Anda tetap lembab.
- Kurangi waktu menitipkan bayi.
- Hindarkan bayi dari kontak langsung dengan penderita flu atau sinus lain.
- Jaga rumah Anda bersih dan bersih dari debu dan asap.
- Gunakan pelembab ruangan untuk menjaga kelembaban ruangan 45 persen hingga 50 persen.
- Biarkan udara segar masuk ke dalam rumah.
- Obati alergi bila bayi mengalaminya.
Yuk Parents, kenali berbagai gejalanya! Jangan ragu untuk membawa ke dokter bila si kecil mengalaminya. Selain itu, lakukan upaya pencegahannya sedini mungkin.
Baca Juga:
Pneumonia pada Bayi: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Cara Mencegah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.