Mungkin Parents pernah atau sering mengalami stres ketika bekerja dan menganggapnya sebagai hal yang wajar. Namun, tahukah bahwa ada kondisi lain yang lebih mengkhawatirkan ketimbang stres kerja, yaitu burnout syndrome.
Artikel Terkait: 8 Karakteritistik dan Ciri Parental Burnout, Hati-Hati Parents Mengalaminya!
Perbedaan Stres Kerja dengan Burnout Syndrome
Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan burnout syndrome,tetapi sebenarnya keduanya berbeda.
Pada umumnya stres melibatkan sesuatu yang terlalu banyak, seperti terlalu banyak tekanan yang menuntut dari Anda secara fisik dan mental.
Namun, orang yang stres masih bisa membayangkan bahwa jika mereka bisa mengendalikan semuanya, mereka akan merasa lebih baik.
Sementara itu, burnout syndrome adalah keadaan di mana seseorang merasa kelelahan secara emosional, fisik, dan mental yang disebabkan oleh stres yang berlebihan dan berkepanjangan.
Ketika mengalami burnout, Parents akan merasa kosong dan lelah secara mental, tanpa motivasi, dan tidak peduli.
Sering kali orang yang mengalami burnout syndrome tidak memiliki harapan akan perubahan positif dalam situasi mereka.
Jika stres berlebihan terasa seperti tenggelam dalam tanggung jawab, sedangkan burnout syndrome adalah perasaan di mana semua menjadi hampa.
Saat stres, masih bisa menyadari bahwa Parents berada di bawah banyak tekanan.
Sebaliknya, ketika mengalami burnout syndrome, Parents tidak selalu dapat menyadarinya.
Beberapa Gejala Burnout Syndrome
- Sering merasa lelah, baik secara fisik maupun emosional. Kondisi ini juga menyebabkan kehabisan ide, bahkan mengalami gangguan sistem pencernaan.
- Tidak peduli dengan rekan kerja dan pekerjaan Anda. Hal ini disebabkan oleh perasaan frustrasi dan stres yang membuat Anda muak dengan hal yang berkaitan dengan pekerjaan.
- Performa kerja menurun akibat stres yang berlebihan, sehingga menjadi tidak produktif.
- Menurunnya imunitas dan sering sakit, terutama sakit kepala atau sakit otot.
- Nafsu makan atau kebiasaan tidur berubah.
- Menunda-nunda pekerjaan dan lari dari tanggung jawab.
- Mengisolasi diri sendiri dari orang lain (mengurung diri).
- Menggunakan makanan, obat-obatan, atau alkohol untuk mengatasinya.
Bukan Hanya Pekerja Kantoran, Ibu Rumah Tangga Juga Bisa Mengalaminya
Penyebab burnout sering berasal dari pekerjaan, sehinga siapa pun yang merasa terlalu banyak bekerja dan diremehkan berisiko mengalami burnout.
Mulai dari pekerja kantoran yang bekerja keras, hingga ibu rumah tangga yang lelah merawat anak-anak, melakukan pekerjaan rumah tangga, dan mengurus orangtua yang lanjut usia.
Faktanya, burnout syndrome tidak hanya disebabkan oleh pekerjaan.
Ada fakt0r-faktor lain berkontribusi, termasuk gaya hidup dan kepribadian. Kebiasaan di waktu senggang dan cara memandang dunia juga berperan sama besar dalam menyebabkan stres yang luar biasa.
Penyebab Burnout Syndrome terkait Pekerjaan
- Perasaan seolah Anda sedikit atau tidak memiliki kontrol atas pekerjaan Anda.
- Kurangnya pengakuan atau penghargaan untuk pekerjaan yang baik.
- Harapan pekerjaan yang tidak jelas atau terlalu banyak tuntutan.
- Melakukan pekerjaan yang monoton atau kurang menantang.
- Bekerja di lingkungan yang kacau atau tekanan tinggi.
Penyebab Burnout Syndrome terkait Gaya Hidup
- Terlalu banyak bekerja, tanpa cukup waktu untuk bersosialisasi atau bersantai.
- Kurangnya hubungan yang dekat dan dukungan.
- Mengambil terlalu banyak tanggung jawab, tanpa bantuan dari orang lain.
- Waktu tidur yang kurang (insomnia).
Kepribadian yang Dapat Memicu Munculnya Burnout Syndrome
- Kecenderungan perfeksionis; selalu merasa tidak cukup baik.
- Pandangan pesimistis tentang diri sendiri dan dunia.
- Sikap selalu ingin memegang kendali dan enggan mendelegasikan tugas atau pekerjaan kepada orang lain (bukan team worker).
- Kepribadian ingin selalu berprestasi.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Saat mengalami burnout, masalah seolah tidak dapat diatasi, semuanya tampak suram, dan sulit untuk mengumpulkan energi untuk memerhatikan, apalagi mengambil tindakan untuk membantu diri sendiri.
Namun, sebenarnya Anda memiliki kontrol terhadap stres yang jauh lebih besar daripada yang dipikirkan.
Ada beberapa langkah positif yang dapat diambil untuk mengatasi burnout syndrome dan mengembalikan keseimbangan hidup.
- Bersosialisasi dan jangan mengurung diri. Bergaul dengan rekan kerja, hubungi orang-orang terdekat dan batasi kontak dengan orang dengan getaran negatif.
- Ubah cara melihat pekerjaan. Cobalah untuk menemukan nilai dalam pekerjaan dan temukan keseimbangan dalam hidup.
- Evaluasi kembali prioritas Anda. Tetapkan batasan dan berikan ruang untuk sisi kreatif Anda. Tidur yang cukup dan sisihkan waktu untuk relaksasi.
- Perbaiki mood dan tingkatkan energi dengan mengonsumsi makanan sehat. Kurangi asupan makanan yang dapat memengaruhi suasana hati, seperti kafein, lemak trans, dan makanan dengan bahan pengawet kimia atau hormon.
- Hubungi dokter. Jika mengalami stres berkepanjangan akibat pekerjaan dan tak kunjung menemukan jalan keluar, berkonsultasi kepada ahlinya mungkin menjadi langkah yang paling baik untuk diambil.
Demikianlah informasi tentang burnout syndrome.
Semoga bermanfaat untuk Parents semua, ya.
***
Sumber: Help Guide, Hello Sehat
Baca Juga:
5 Hal Ini Perlu Diperhatikan Saat Suami Lebih Muda dari Istri
Seorang Anak Tega Habisi Nyawa Ibu Kandungnya dengan Menusuk Wajah dan Leher
Menikah Muda karena Takut Zina, Quraish Shihab: "Itu Bukan Solusi"
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.