Ketika mengalami stres, kira-kira apa yang terjadi pada tubuh Parents? Apakah bahu Anda membungkuk? Apakah mata Anda terpejam? Apakah gigi mengatup rapat? Jika mengalami kondisi yang terakhir, mungkin saja Parents mengalami apa yang disebut sebagai bruxism. Bagi sebagian orang, kondisi medis ini dapat menyebabkan masalah tertentu, mulai dari sakit kepala, nyeri rahang, hingga gigi rusak.
Artikel terkait: Fakta unik! Posisi tidur mencerminkan kepribadian seseorang, Parents termasuk yang mana nih?
Jenis Bruxism
Pada dasarnya, ada dua jenis, yakni bruxism yang dialami ketika bangun tidur atau terjaga dan bruxism ketika tidur. Bruxism ketika tidur terjadi ketika orang mengatupkan atau menggertakkan gigi saat tidur.
Kondisi ini disebabkan oleh kecemasan dan juga stres. Namun, faktor lain juga berperan penting. Salah satu faktor lainnya adalah penggunaan inhibitor reuptake serotonin selektif (SRRI), dan konsumsi antidepresan.
Pada dasarnya, kondisi ini merupakan kondisi yang agak umum. Sekitar sepertiga orang dewasa menggertakkan gigi saat terjaga, dan 1 dari 10 menggertakkan gigi saat tidur.
Bagi banyak orang, kondisi ini bukan masalah medis. Namun, bagi sebagian orang, hal itu dapat menyebabkan sakit leher, sakit rahang, sakit kepala, garis gusi yang surut dan kerusakan pada gigi yang mungkin memerlukan pencabutan gigi. Saraf di gigi bisa sangat teriritasi, bahkan, seseorang mungkin memerlukan saluran akar.
Gejala Bruxism
Ketika mengalami kondisi ini, mungkin ada beberapa gejala yang akan muncul, yakni sebagai berikut:
- Menggertakkan gigi secara keras
- Gigi yang rata, retak, terkelupas atau kendur
- Enamel gigi yang aus, memperlihatkan lapisan gigi yang lebih dalam
- Meningkatnya rasa sakit atau sensitivitas gigi
- Otot rahang yang lelah atau kencang, atau rahang terkunci yang tidak dapat membuka atau menutup sepenuhnya
- Sakit atau pegal pada rahang, leher atau wajah
- Sakit yang terasa seperti sakit telinga, padahal sebenarnya tidak ada masalah dengan telinga
- Sakit kepala tumpul dimulai di pelipis
- Kerusakan akibat mengunyah bagian dalam pipi Anda
- Gangguan tidur
Artikel terkait: Waktu tidur anak tidak teratur? Ini dampak negatifnya!
Faktor Risiko
Faktor-faktor ini meningkatkan risiko bruxism adalah sebagai berikut:
- Stres. Peningkatan kecemasan atau stres dapat menyebabkan menggertakkan gigi. Begitu juga dengan kemarahan dan frustrasi.
- Usia. Bruxism sering terjadi pada anak kecil, tetapi biasanya hilang saat dewasa.
- Tipe kepribadian. Memiliki tipe kepribadian yang agresif, kompetitif, atau hiperaktif dapat meningkatkan risiko bruxism.
- Obat-obatan dan zat lainnya. Bruxism mungkin merupakan efek samping yang tidak umum dari beberapa obat psikiatri, seperti antidepresan tertentu.
- Merokok tembakau, minum minuman berkafein atau alkohol, atau menggunakan narkoba dapat meningkatkan risiko bruxism.
- Anggota keluarga dengan bruxism. Bruxism tidur cenderung terjadi dalam keluarga. Jika Anda menderita bruxism, anggota keluarga Anda yang lain juga mungkin memiliki bruxism atau riwayatnya.
- Gangguan lainnya. Bruxism dapat dikaitkan dengan beberapa gangguan kesehatan mental dan medis, seperti penyakit Parkinson, demensia, gastroesophageal reflux disorder (GERD), epilepsi, teror malam, gangguan terkait tidur seperti sleep apnea, dan attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD)
Artikel terkait: Bayi Butuh Tidur Nyenyak; Ini Manfaat dan Tips Tidur Berkualitas
Cara Mencegah Menggertakkan Gigi
Manajemen stres dan kecemasan dapat membantu mengurangi atau mencegah bruxism pada orang yang rentan terhadapnya. National Sleep Foundation menyarankan untuk mendapatkan tidur yang baik, termasuk ruangan yang sejuk, gelap, tenang untuk tidur, tanpa televisi, komputer, atau barang-barang lain yang berhubungan dengan pekerjaan.
Mereka menyarankan untuk bersantai di jam-jam sebelum tidur dan mempertahankan rutinitas waktu tidur yang menenangkan. Untuk anak-anak, ini mungkin termasuk mandi air hangat, membaca buku, atau mendengarkan musik.
Tips lain mencegah burxism yaitu tidur miring atau tengkurap dan banyak berolahraga. Seorang dokter anak dapat membantu jika seorang anak menderita kondisi ini.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
Ingin lebih sehat? Coba praktekkan 7 posisi tidur berikut ini!
Ahli: Tidur 8 jam dapat meningkatkan risiko kematian di usia muda
Sulit Tidur Nyenyak? Panjatkan Doa dan Lakukan Sunah Rasul Berikut Ini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.