Takut Berhubungan Intim saat Janin Sudah Masuk Panggul? Cari Tahu Posisi Bercinta yang Aman

Tidak perlu khawatir, simak beberapa posisi seks aman saat memasuki trimester tiga!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Berhubungan saat janin sudah masuk panggul, apakah aman untuk kandungan?

Ini penjelasannya, Parents.

Artikel terkait: Berhubungan Seks saat Hamil 9 Bulan, Yes or No? Cek Faktanya Dulu

Amankah Berhubungan Saat Janin Sudah Masuk Panggul?

Jika kehamilan Bunda berjalan lancar dan tidak ada kondisi medis tertentu, berhubungan seks dan orgasme saat trimester ketiga aman.

Selama dokter Anda tidak secara khusus melarang untuk berhubungan intim, tidak apa-apa untuk melakukannya kapan saja selama kehamilan, termasuk di trimester akhir.

Meskipun begitu, tidak selalu menjamin Bunda mau melakukannya saat perut Bunda semakin membesar, payudara yang sensitif dan bengkak.

Semua ini bisa membuat Bunda tidak berselera untuk melakukan hubungan intim dengan suami.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, beberapa ibu hamil juga mengkhawatirkan janinnya bila berhubungan seks di trimester ketiga.

Tapi tenang dulu, Bun. Bayi terlindungi dengan baik, ia dilindungi oleh cairan ketuban dan diblokir oleh leher rahim Anda. 

Lalu, bagaimana rasanya berhubungan seks pada waktu tersebut?

Selama kehamilan, volume darah Anda meningkat sekitar 40 persen.

Pembesaran pembuluh darah ini menyebabkan hipersensitivitas di payudara dan daerah panggul, termasuk zona sensitif seksual Anda. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Beberapa ibu hamil mengalami orgasme terbaik mereka.

Yang lain merasakan sakit karena pembuluh darah yang melebar di leher rahim menjadi teriritasi.

Rasa sakitnya mungkin disertai dengan pendarahan, tetapi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. 

Artikel terkait: Catat! Inilah Posisi Berhubungan Agar Bayi Cepat Lahir

Apakah Berhubungan Intim Bisa Memicu Kontraksi Persalinan?

Mungkin iya, dan mungkin tidak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Secara teori, air mani mengandung prostaglandin atau senyawa lipid yang menghasilkan efek seperti hormon.

Para ilmuwan mengatakan bahwa dari semua zat yang mengandung prostaglandin yang diproduksi oleh tubuh, air mani mengandung bentuk yang paling pekat. 

Selama hubungan seksual, ketika ejakulasi memasuki vagina, prostaglandin ini disimpan di dekat serviks dan dapat membantu mematangkan (melembutkan) untuk mempersiapkan pelebaran dan bahkan dapat menyebabkan rahim berkontraksi.

Di luar itu, kontraksi rahim yang dihasilkan oleh orgasme ibu hamil juga dapat menyebabkan persalinan.

Sekali lagi, Anda mungkin merasakan perut di bagian bawah yang kencang setelah berhubungan seks.

Ini mungkin hanya Braxton-Hicks, tetapi jika kontraksinya terasa sangat kuat dan ritme yang cukup, ini mungkin kontraksi persalinan.

Selain prostaglandin pada air mani, oksitosin adalah hormon yang dilepaskan saat orgasme.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ini juga disebut “hormon cinta” karena berperan dalam hubungan romantis, seks, reproduksi, dan bahkan ikatan antara orang tua dan bayi.

Oksitosin adalah bentuk alami dari Pitocin atau hormon sintetis yang mungkin Anda terima melalui infus jika menjalani induksi di rumah sakit.

Perlu diingat, jika Bunda berhubungan seks dekat tanggal Hari Perkiraan Lahir (HPL), ini bisa memicu kontraksi dan beberapa hal berikut ini:

  • Merangsang rahim ketika Anda orgasme.
  • Memicu pelepasan oksitosin, yang dapat membantu mengatur kontraksi.
  • Melebarkan serviks dan membukanya karena adanya prostaglandin dalam sperma, hormon yang dapat memicu persalinan, melunakkan dan mematangkan serviks.

Namun, bisa saja seks tidak menyebabkan kontraksi persalinan apa pun.

Artikel terkait: 12 Posisi Berhubungan Intim untuk Penetrasi Lebih Dalam, Bikin Tambah Puas

Tips Berhubungan Seks Saat Hamil Tua

Perlu diingat bahwa kondisi tubuh dan janin lah yang menentukan kontraksi persalinan. Pertimbangan hal berikut ini sebelum melakukan seks:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Pastikan Posisi Seks Aman dan Nyaman

Sebagian besar posisi yang Anda nikmati sebelum hamil masih aman selama kehamilan.

Jika sesuatu berhenti terasa nyaman, coba posisi lain yang terasa nyaman.

2. Gunakan Kondom

Lakukan hubungan seks yang aman, seperti menggunakan kondom.

Meski sedang hamil, Anda tetap harus berhati-hati untuk menghindari infeksi menular seksual (IMS), yang bisa ditularkan dari seks vaginal, anal, atau oral.

3. Jangan Meniup Vagina Bila Melakukan Seks Oral

Jangan biarkan pasangan Anda meniup ke dalam vagina Anda selama seks oral.

Melakukannya dapat menyebabkan apa yang disebut emboli udara.

Kondisi ini mengakibatkan gelembung udara menyumbat pembuluh darah, dan itu berbahaya bagi Anda dan bayi.

4. Berhati-hatilah dengan Seks Anal 

Karena anus memiliki banyak bakteri, penetrasi vagina apa pun setelah seks anal dapat menyebarkan bakteri ke dalam vagina.

Sementara sumbat lendir ada untuk melindungi rahim dari bakteri, Anda mungkin masih mengalami infeksi yang dapat menyebar ke bayi yang sedang berkembang.

5. Jangan Berhubungan Seks Jika Air Ketuban Anda Pecah 

Hubungan seksual dapat memasukkan bakteri ke dalam saluran vagina.

Ketika selaput ketuban pecah, ini berarti bakteri/infeksi dapat lebih mudah mencapai bayi.

Hubungi dokter Anda atau segera ke unit gawat darurat jika Anda mengalami sesuatu seperti semburan cairan, nyeri atau kram parah, atau pendarahan hebat setelah berhubungan seks.

Bahkan jika seks atau orgasme tidak membuat kontraksi persalinan, Anda mungkin akan mengalami kontraksi Braxton-Hicks atau kontraksi “palsu”.

Ini terasa seperti pengerasan rahim dan biasanya tidak datang dalam pola yang dapat diprediksi.

Kontraksi persalinan yang sebenarnya adalah teratur, berlangsung antara 30 hingga 70 detik, dan terus berlangsung lebih lama dan lebih kuat, entah itu Anda sedang beristirahat atau mengubah posisi.

Artikel terkait: Perubahan Gairah Seks Bumil di Tiap Trimester, Ketahui Cara Menyiasatinya!

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Berhubungan Intim Tidak Aman

Ada beberapa faktor di mana berhubungan mungkin tidak aman dan berbahaya selama kehamilan, yaitu bila Anda memiliki kondisi di bawah ini:

1. Pendarahan atau Flek

Pendarahan atau flek selama kehamilan adalah tanda bahaya — apakah itu terkait dengan aktivitas seksual atau tidak.

Jika Anda melihat ada pendarahan atau bercak, beritahu dokter Anda segera. 

Jika mengalami pendarahan atau bercak, dokter mungkin akan melakikan tes untuk mencari tahu apa yang menyebabkan pendarahan dan memberikan perawatan yang tepat.

Terkadang pendarahan selama kehamilan dianggap sebagai pendarahan aktif. Biasanya darah akan lebih merah daripada coklat. 

2. Kehamilan Berisiko Mengalami Persalinan Prematur

Jika kehamilan Anda berisiko mengalami persalinan prematur, Anda sangat tidak disarankan melakukan segala bentuk aktivitas seksual.

Salah satu kehamilan yang berisiko mengalami persalinan prematur adalah ibu hamil anak kembar, memiliki masalah pada leher rahim, atau merokok selama kehamilan.

3. Kondisi Plasenta yang Berbahaya

Jika Anda memiliki masalah plasenta seperti plasenta previa, dokter akan meminta Anda untuk membatasi aktivitas seksual selama kehamilan.

Mengalami orgasme dapat merangsang kontraksi rahim, yang dapat menyebabkan pendarahan jika serviks mulai terbuka sedikit.

Anda juga disarankan untuk menghindari memasukkan apapun ke dalam vagina, melakukan aktivitas berat (selain berhubungan seks, misalnya mengangkat beban berat), atau berdiri untuk waktu yang lama.

Kegiatan ini dapat menyebabkan perdarahan dan terkait dengan peningkatan kemungkinan kelahiran prematur.

Selain itu, beberapa tanda bahwa berhubungan intim tidak aman dilakukan saat trimester ketiga adalah:

  • memiliki riwayat masalah serviks
  • mengalami sakit perut yang parah atau kram
  • mengalami pendarahan vagina, atau pendarahan telah berhenti, tetapi penyebabnya tidak jelas
  • saat ketuban pecah, karena dapat menyebabkan bakteri penyebab infeksi masuk ke jalan lahir

Artikel terkait: Amankah Melakukan Oral Seks saat Hamil? Ini Penjelasan Pakar!

Gejala Mengkhawatirkan yang Terjadi Setelah Berhubungan Intim

Hubungi dokter, bidan, atau rumah sakit Anda segera jika memiliki gejala berikut ini setelah berhubungan saat janin sudah masuk panggul:

  • kram perut parah atau kontraksi yang semakin kuat dan teratur
  • berdarah
  • sakit perut yang tajam
  • pusing, mual atau muntah
  • demam atau kedinginan
  • keputihan yang terlihat atau berbau berbeda

Artikel terkait: Normalkah Keluar Bercak Darah setelah Berhubungan Intim saat Hamil?

Posisi Berhubungan Intim saat Trimester Ketiga

Ada beberapa posisi berhubungan seksual yang disarankan ketika janin sudah memasuki panggul.

Berikut posisi yang baik, seperti dilansir dari Very Well.

1. Woman on Top

Banyak pasangan lebih memilih posisi ini selama trimester ketiga.

Saat perut Anda semakin besar, Anda mungkin merasa lebih baik berada di atas karena posisi ini memungkinkan Anda untuk mengontrol kedalaman dan kecepatan penetrasi.

Posisi ini juga memungkinkan stimulasi klitoris manual untuk membantu Anda mencapai orgasme.

2. Doggy Style

Posisi doggy style  dapat digunakan pada trimester apa pun, tetapi sangat baik untuk berhubungan saat janin sudah masuk panggul.

Sebab, pada trimester ketiga, perut Anda cukup besar untuk menghalangi posisi menghadap ke depan.

Dalam posisi ini, Anda bisa bertumpu pada tangan dan lutut atau berlutut. 

Apabila tidak nyaman, Anda dan pasangan bisa melakukan teknik spooning atau teknik menyendok, yakni teknik ketika berbaring berdampingan.

Jika masih kurang nyaman, Anda dapat menggunakan posisi masuk dari belakang sembari berdiri. 

Penetrasi lebih dangkal di posisi entri belakang, yang mungkin lebih nyaman bagi Anda.

Jika pasangan Anda merasa gugup tentang hubungan seksual saat kehamilan Anda berkembang, posisi seperti entri belakang dapat meredakan ketakutan mereka.

Artikel terkait: Saat Bunda Bercinta Ketika Hamil, Ini 7 Hal yang Terjadi pada Janin

3. Seks sambil Berdiri

Anda dapat berpikir tentang berhubungan seks sambil berdiri sebagai penyesuaian terhadap posisi apa pun yang Anda gunakan.

Seks sambil berdiri saat hamil, terutama saat menggunakan entri belakang, menghilangkan tekanan dari punggung Anda dan menghindari perut Anda.

Anda dapat menggunakan posisi ini kapan saja selama kehamilan Anda selama itu nyaman.

Anda juga bisa melakukan seks berdiri sambil bersandar.

Coba gunakan dinding, tempat tidur, meja, atau apa pun yang ada di dekat Anda untuk menguatkan diri.

Banyak wanita menyukai posisi seks berdiri selama kehamilan karena memungkinkan penetrasi yang dangkal dan cenderung memperlambat seks.

4. Seks sambil Duduk

Anda juga dapat mencoba menggunakan kursi untuk berhubungan saat janin sudah masuk panggul.

Hal ini dilakukan untuk membantu Anda merasa lebih nyaman. Mintalah pasangan Anda duduk di kursi yang kokoh dan tidak berlengan (Anda juga dapat menggunakan meja atau permukaan kokoh lainnya untuk beristirahat).

Dari sana, Anda dapat mengangkangnya dan duduk di atas pangkuan pasangan Anda.

***

 

Baca juga:

Ingin Menunda Kehamilan Tapi Aktivitas Seks Tetap Lancar? Lakukan 7 Langkah ini!

Terungkap! Ternyata Ini 10 Alasan Mengapa Pria Suka Istri Hamil

Kapan Gejala Kehamilan Muncul Setelah Berhubungan?