12 Penyebab Bayi Doyan Makan tapi Kurus Beserta Cara Mengatasinya

Bayi doyan makan tapi tetap kurus bisa jadi karena ia tidak mendapatkan kalori yang dibutuhkannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Peningkatan berat badan adalah salah satu tanda bayi bertumbuh dengan baik. Oleh karena itu, banyak orang tua yang mungkin khawatir jika bayi doyan makan tapi kurus. Apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi anak susah gemuk?

Semua anak memiliki kecepatan pertumbuhannya masing-masing, tetapi kenaikan berat badan anak cenderung mengikuti pola yang cukup konsisten.

Nutrisi yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Jika Parents menyusui dan berat badan anak bertambah secara perlahan atau tidak konsisten, bisa saja itu merupakan tanda bayi tidak cukup ASI.

Setiap bayi memang berbeda, beberapa anak biasanya tumbuh lebih lambat daripada yang lain. Selama bayi menyusu dengan baik dan pemeriksaan kesehatannya tepat sesuai kurva, kenaikan berat badan yang lambat atau badan yang kurus mungkin tidak menjadi masalah.

Berikut adalah beberapa penyebab bayi terlihat kurus meski ia tampak doyan makan.

Artikel Terkait: Anak Kurus, Benarkah Kurang Gizi? Mungkin Ini Penyebabnya!

Penyebab Bayi Doyan Makan tapi Kurus

Sumber: Freepik

1. Faktor Genetik

Faktor genetik akan berpengaruh terhadap bentuk tubuh bayi. Jika kedua orang tua bayi kurus, bukan tidak mungkin bayi juga akan tumbuh menjadi anak yang kurus. Oleh karena itu, dokter juga mungkin akan memeriksa riwayat berat badan keluarga jika Parents berkonsultasi mengenai berat badan anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Lahir Prematur

Bayi yang lahir sebelum 37 minggu pada dasarnya membutuhkan lebih banyak kalori daripada bayi yang lahir cukup bulan. Namun, karena otak mereka belum sepenuhnya berkembang, bayi prematur bisa kekurangan beberapa fungsi neurologis yang diperlukan untuk makan dengan baik.

3. Menyusu Hanya Sebentar

Sesi menyusu yang hanya berlangsung singkat atau sebentar bisa menyebabkan bayi tidak mendapatkan cukup kalori.

Hal ini terjadi karena ASI terdiri dari dua bagian, yaitu foremilk yang diminum di awal menyusui dan hindmilk yang muncul belakangan. Jika bayi hanya menyusu dalam waktu singkat, ada kemungkinan ia tidak akan mendapatkan hindmilk yang kalorinya lebih banyak daripada foremilk.

4. Kesulitan Menyusu

Pelekatan yang baik adalah kunci dari sukses menyusui. Untuk menyusui dengan baik sebisa mungkin bagian bawah areola harus berada di dalam mulut bayi dengan tepat. Pelekatan yang kurang baik dapat membuat bayi tidak mendapatkan nutrisi dan kalori yang mencukupi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada beberapa faktor yang memengaruhi kesulitan menyusui seperti tongue tie atau cleft lip atau bibir sumbing. Konsultasikan dengan dokter atau konsultan laktasi seputar masalah yang dihadapi selama menyusui.

5. Refleks Mengisap yang Lemah

Bayi yang memiliki refleks mengisap yang lemah tidak dapat memperoleh cukup ASI dari payudara atau lewat botol susu. Akibatnya bayi pun kekurangan kalori yang menyebabkan pertambahan berat badannya terhambat.

6. Salah Menyiapkan Susu Formula

Apabila bayi minum susu formula, selalu buat susu formula berdasarkan petunjuk penggunaannya. Menyiapkan susu formula dengan takaran yang salah dapat menyebabkan kegagalan penambahan berat badan.

Sebagai contoh, jika Parents terlalu banyak memberikan air pada susu formula, kandungan kalori per onsnya akan berkurang sehingga bayi pun kekurangan kalori yang dibutuhkan untuk berkembang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber: Freepik

Artikel Terkait: Perbedaan Anak Kurus Sehat dengan Kekurangan Gizi, Si Kecil Masuk yang Mana?

7. Mulai MPASI

Terkadang, bayi mengalami jeda dalam penambahan berat badan saat memulai makanan padat. Ingatlah bahwa setelah memulai makanan padat, sebagian besar kalori masih berasal dari ASI atau susu formula selama tahun pertama.

Pastikan bayi mendapat cukup ASI atau susu formula meski ia sudah mulai masa MPASI.

8. Alergi dan Intoleransi Makanan

Produk gluten dan susu dapat menjadi tantangan bagi bayi yang sensitif terhadap makanan untuk dicerna dan dapat mengiritasi usus mereka, yang menyebabkan diare. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan berat badan.

Jika Bunda menyusui, pertimbangkan untuk melacak pola makan Anda untuk mengevaluasi apakah perubahan pola makan dapat menghentikan diare? Jika bayi diberi susu formula, coba ganti merek susu formula.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

9. Refluks

Gastroesophageal reflux (GERD) dapat menyebabkan bayi sering memuntahkan isi perutnya. Waktu dan jumlah gumoh yang terlalu sering dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk menyerap kalori yang cukup saat menyusui.

10. Penyakit Celiac

Tanda-tanda pertama penyakit celiac bisa muncul segera setelah memulai makanan padat seperti sereal. Alergi terhadap gluten dan sakit perut serta diare yang menyertainya membuat bayi sulit untuk menyerap nutrisi yang cukup.

11. Kesulitan Bernapas

Bayi dengan kesulitan untuk bernapas membutuhkan lebih banyak kalori yang mereka butuhkan pada umumnya untuk berusaha bernapas. Hal ini juga berpengaruh terhadap kemampuan tubuh meningkatkan pertumbuhan jaringan.

12. Penyakit Jantung

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan beberapa penyakit jantung mengeluarkan energi 40% lebih banyak dibanding anak yang sehat. Kondisi tersebut ditambah pula dengan hilangnya nafsu makan yang menyebabkan mereka harus berusaha keras untuk menambah berat badan.

Tips Mengatasi Anak Susah Gemuk

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber: Freepik

1. Memantau Kurva Pertumbuhan

Bayi Anda diukur dengan grafik standar pertumbuhan, jadi jika ada tanda-tanda penurunan berat badan, Anda dapat mengambil tindakan lebih awal. Perlu diingat pula bahwa berat badan anak laki-laki dan perempuan bertambah pada tingkat yang berbeda, begitu pula bayi yang diberi ASI dan susu formula.

Bayi yang diberi ASI sehat biasanya menambah berat badan lebih lambat daripada bayi yang diberi susu formula pada tahun pertama kehidupannya.

2. Memantau Asupan Kalori Bayi

Untuk bayi yang disusui, pastikan bayi mendapatkan hindmilk. Ini memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi daripada foremilk, jadi pastikan agar bayi menghabiskan ASI di payudara yang terlebih dahulu sebelum berpindah ke yang lainnya.

Perhatikan pula apakah tenggorokan mereka naik dan turun saat menelan dan bagaimana mereka mengisap dan menelan.

Untuk bayi yang diberi susu formula, bicarakan dengan dokter Anda mengenai jumlah kalori dan porsi susu formula yang dibutuhkan bayi.

3. Perhatikan Popoknya

Jika bayi Anda memiliki 6 atau lebih popok basah dalam 24 jam, maka ia tergolong sehat dan normal. Bayi juga beberapa kali buang air besar dengan tinja berwarna mustard sehari selama bulan pertama. Setelah bulan pertama, ia mungkin lebih jarang buang air besar atau bahkan melewatkan satu atau dua hari di antaranya.

4. Meningkatkan Produksi ASI

Cukup terus berada dekat bayi Anda, menyusui setiap satu atau dua jam, dan istirahat. Tubuh indah Anda akan meningkatkan produksi ASI dengan sendirinya. Penelitian menunjukkan bahwa fenugreek, adas, dan kurma juga dapat membantu meningkatkan produksi susu.

5. Berikan ASI Sesuai Permintaan

Beberapa bayi yang diberi makan dengan jadwal yang ketat daripada sesuai permintaan (kapan pun mereka menunjukkan bahwa mereka lapar) bisa mendapatkan nutrisi lebih sedikit daripada yang mereka butuhkan. Sebagian besar ahli percaya bahwa yang terbaik adalah membiarkan bayi Anda menyusu atau menyusu dari botol selama yang dia inginkan saat dia mau.

Artikel Terkait: Tips dan Cara Menaikkan Berat Badan Anak yang Terlalu Kurus

6. Buat Bayi Tetap Terbangun Saat Menyusu

Jika bayi Anda cenderung mengantuk saat menyusu, Bunda bisa mencoba menggelitik kakinya dengan lembut, menanggalkan pakaiannya, mengganti popoknya sebelum atau di tengah-tengah menyusui, mengajaknya bermain atau mengobrol, dan mendudukkannya tegak untuk bersendawa ketika beralih dari satu payudara ke payudara lainnya.

7. Hindari Penggunaan Empeng

Jika Bunda diberikan empeng, mereka tidak akan mendapatkan ASI sebanyak mungkin. Empeng juga bisa membuat bayi lelah, jadi mereka mungkin tidak akan menyusu dengan baik saat mereka sampai ke payudara.

8. Berikan Makanan Berkalori Tinggi

Untuk bayi yang telah memulai makanan padat, Parents bisa mencoba untuk meningkatkan berat badan dengan menawarkan lebih banyak variasi makanan, memilih makanan berkalori tinggi, lebih padat nutrisi, dan menjadikan waktu makan sebagai pengalaman yang menyenangkan dan menggugah selera.

9. Beri Multivitamin

Cobalah berkonsultasi pada dokter apakah suplemen seperti multivitamin dibutuhkan oleh bayi yang doyan makan tetapi masih tetap kurus. Pastikan kebutuhan mikronutrien bayi juga terpenuhi di samping makronutriennya.

10. Mengobati Kondisi Medis Tertentu

Masalah kesehatan yang melibatkan sistem pencernaan dapat mencegah anak bertambah berat badan. Infeksi juga dapat membuat tubuh menggunakan banyak kalori untuk melawan infeksi.

Ada pula gangguan metabolisme yang juga membuat tubuh sulit untuk memecah, memproses, atau mengambil energi dari makanan. Untuk mendapatkan pengobatan yang tepat, segeralah berkunjung ke dokter spesialis anak.

***
Jadi meski bayi doyan makan tapi kurus, pastikan pertumbuhannya sesuai dengan grafik. Namun, jika ternyata berat badannya tidak sesuai standar, segeralah berkonsultasi pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai. Semoga informasi ini dapat bermanfaat!

Baca Juga:

Anak kurus dan susah makan, Bun? Ini 11 cara yang bisa Anda terapkan!

Berat badan anak tidak kunjung naik? 3 Faktor ini bisa jadi penyebabnya!

Berat Badan Anak Susah Naik, Waspadai Terjadinya Gagal Tumbuh pada Anak