Mengapa BAB bayi bisa keras?
Jika ini terjadi, pasti para orang tua akan khawatir.
Konstipasi atau sembelit kerap kali membuat BAB bayi keras sehingga mereka perlu perjuangan untuk mengeluarkannya.
Pada bayi baru lahir, sembelit adalah hal yang tidak umum terjadi.
Namun, begitu bayi berusia antara 3 hingga 6 minggu, mereka bisa buang air besar sekali seminggu dan terkadang lebih sedikit.
Namun normalkah BAB bayi keras? Baca yuk, penjelasannya di bawah ini ya, Parents.
Artikel Terkait: BAB Bayi Keras? Ini 7 Cara untuk Melancarkan Buang Air Besar Bayi
Penyebab BAB Bayi Susah dan Keras
Melansir laman Mayo Clinic, banyak faktor yang dapat menyebabkan BAB bayi keras, termasuk:
Riwayat Keluarga
Anak-anak yang memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami konstipasi lebih mungkin mengalami BAB bayi keras.
Ini mungkin karena faktor genetik atau lingkungan yang sama.
Alergi Susu Sapi
Alergi terhadap susu sapi atau terlalu banyak mengonsumsi produk susu, seperti keju dan susu sapi terkadang menyebabkan sembelit.
Perubahan Pola Makan
Tidak cukup buah dan sayuran kaya serat atau cairan dalam makanan anak dapat menyebabkan sembelit.
Salah satu waktu yang paling umum bagi anak-anak untuk mengalami konstipasi adalah ketika mereka beralih dari makanan cair ke makanan padat.
Seperti halnya bayi yang mulai MPASI. Mereka mungkin akan lebih susah untuk buang air besar.
Perubahan Rutinitas
Setiap perubahan dalam rutinitas anak, seperti bepergian, cuaca panas, atau stres dapat memengaruhi fungsi usus.
Anak-anak juga lebih mungkin mengalami sembelit saat pertama kali mulai sekolah di luar rumah.
Masalah Pelatihan Toilet (toilet training)
Jika Parents memulai toilet training terlalu cepat, anak mungkin akan memberontak dan menahan buang air besar.
Jika toilet training menjadi pertarungan, anak lebih mungkin untuk mengabaikan dorongan untuk buang air besar dapat dengan cepat menjadi kebiasaan yang tidak disengaja yang sulit diubah.
Hal inilah yang menyebabkan anak sulit buang air besar.
Kondisi Medis
Jarang, sembelit pada anak-anak menunjukkan malformasi anatomi, masalah metabolisme atau sistem pencernaan, atau kondisi lain yang mendasarinya.
Obat-Obatan
Antidepresan tertentu dan berbagai obat lain dapat menyebabkan konstipasi.
Artikel Terkait: Bayi Tak Kunjung Buang Air Besar dalam Waktu Lama Tanda Sembelit, Benarkah Demikian?
Tanda-Tanda Bayi Susah BAB
Tanda-tanda yang mengindikasikan sulit buang air besar atau sembelit pada bayi, antara lain:
- tinja jarang yang tidak lunak dalam konsistensi
- konsistensi tinja seperti tanah liat
- feses yang keras atau BAB bayi keras
- lama mengejan atau menangis saat mencoba buang air besar
- garis-garis darah merah pada tinja
- kurang nafsu makan
- perut yang keras.
Tanda-tanda sembelit pada bayi bervariasi tergantung pada usia dan pola makan mereka.
Normalnya, sebelum bayi mulai makan makanan padat, bentuk fesesnya harus sangat lembut, hampir seperti konsistensi selai kacang atau bahkan lebih longgar.
Kotoran bayi yang keras sebelum makanan padat adalah indikasi paling jelas dari sembelit pada bayi.
Bayi yang diberi susu formula cenderung buang air besar lebih sering daripada bayi yang minum ASI.
Sebagian besar bayi yang diberi susu formula akan buang air besar setidaknya sekali sehari atau setiap hari.
Namun, beberapa bayi yang diberi susu formula dapat bertahan lebih lama di antara buang air besar tanpa mengalami konstipasi.
Begitu orang tua memperkenalkan makanan padat ke dalam makanan bayi, bayi lebih mungkin mengalami sembelit.
Bayi juga lebih mungkin mengalami sembelit jika orang tua atau pengasuhnya memasukkan susu sapi (selain susu formula) ke dalam makanan mereka.
Artikel terkait: Penyebab BAB Bayi Berlendir dan Cara Mengatasinya
Cara Mengatasi BAB Bayi Keras
Sembelit pada bayi memang menyakitkan bagi sang buah hati.
Untuk itu, Parents perlu membantu mereka mengatasi BAB yang keras.
Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
1. Latihan
Seperti halnya orang dewasa, olahraga dan gerakan cenderung merangsang usus bayi.
Namun, karena bayi mungkin belum berjalan atau bahkan merangkak, orang tua atau pengasuh mungkin ingin membantu mereka berolahraga untuk meredakan sembelit.
Menggerakkan kaki bayi dapat membantu meringankan sembelit.
Orang tua atau pengasuh dapat dengan lembut menggerakkan kaki bayi saat mereka berbaring telentang untuk meniru gerakan mengendarai sepeda.
Melakukan hal ini dapat membantu fungsi usus dan meredakan sembelit.
Rebahkan bayi di atas kasur. Kemudian, tekuk kaki kanan dan dorong ke arah perut, sementara kaki kiri tetap lurus.
Lakukan sebaliknya pada kaki sebelahnya.
Gerakan mengayuh sepeda ini dipercaya dapat membantu menggerakkan usus untuk membuang gas atau mengeluarkan feses yang tertahan di dalam perut.
2. Mandi Air Hangat
Memandikan bayi dengan air hangat dapat mengendurkan otot perutnya dan membantunya berhenti mengejan.
Ini juga dapat meringankan beberapa ketidaknyamanan yang berhubungan dengan buang air besar.
3. Perubahan Pola Makan
Perubahan pola makan tertentu dapat membantu sembelit, tetapi ini akan bervariasi tergantung pada usia dan pola makan bayi.
Saat menyusui bayi, seorang ibu dapat menghilangkan makanan tertentu, seperti susu atau turunannya, dari menu makannya.
Mungkin diperlukan beberapa percobaan dan kesalahan untuk mengidentifikasi perubahan pola makan yang membantu, dan sangat mungkin bahwa perubahan pola makan tidak akan berpengaruh pada sembelit bayi.
Untuk bayi yang diberi susu formula, orang tua atau pengasuh mungkin ingin mencoba jenis susu formula yang berbeda.
Sebaiknya, jangan beralih ke formula yang lembut atau bebas susu tanpa berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu.
Jika satu cara tidak membuat perubahan, terus mencoba formula yang berbeda tidak akan membantu.
Jika bayi makan makanan padat, orang tua atau pengasuh harus mulai memperkenalkan makanan yang merupakan sumber serat yang baik.
Banyak buah dan sayuran yang dapat membantu merangsang usus karena kandungan seratnya lebih tinggi.
Pilihan makanan yang baik untuk bayi dengan sembelit, meliputi:
- apel tanpa kulit
- brokoli
- biji-bijian, seperti oatmeal atau roti gandum atau pasta
- persik
- buah pir
- Plum
- jeruk.
Jika Anda telah melakukan perubahan pola makan dan bayi masih berjuang dengan BAB yang keras setelah beberapa hari, tanyakan kepada penyedia layanan kesehatan apakah supositoria gliserin bayi dapat membantu.
Supositoria gliserin hanya dimaksudkan untuk penggunaan sesekali. Jangan gunakan minyak mineral, pencahar stimulan, atau enema untuk mengobati sembelit pada bayi.
Artikel Terkait: 18 Inspirasi Menu MPASI dan Snack untuk Bayi 6 Bulan
4. Hidrasi
Bayi kecil biasanya tidak membutuhkan cairan tambahan karena mereka mendapatkan hidrasi dari ASI atau susu formula.
Namun, bayi yang mengalami konstipasi mungkin mendapat manfaat dari sedikit cairan ekstra.
Dokter anak terkadang merekomendasikan untuk menambahkan sedikit air atau jus buah ke dalam makanan bayi saat mereka berusia di atas 6 bulan dan mengalami konstipasi.
5. Pijat
Ada beberapa cara memijat perut bayi untuk meredakan sembelit. Ini termasuk:
- Menggunakan ujung jari untuk membuat gerakan melingkar pada perut dengan pola searah jarum jam.
- Memegang lutut dan kaki bayi bersama-sama dan dengan lembut mendorong kaki ke arah perut.
- Mengusap punggung dari tulang rusuk ke bawah melewati pusar dengan ujung jari.
6. Jus Buah
Setelah bayi mencapai usia lebih dari 6 bulan, mereka dapat mengonsumsi sedikit jus buah, seperti jus atau pure apel 100 persen.
Jus ini dapat membantu mengobati sembelit.
Para ahli dapat merekomendasikan memulai dengan sekitar 60-120 ml jus buah. Hal ini dikarenakan gula dalam jus sulit dicerna.
Akibatnya, lebih banyak cairan masuk ke usus, yang membantu melunakkan dan memecah tinja.
Namun, orang tua atau pengasuh sebaiknya tidak memberikan jus buah kepada bayi untuk pertama kalinya tanpa berkonsultasi dengan dokter anak.
7. Mengukur Suhu Rektal
Saat bayi mengalami konstipasi, mengukur suhu dubur bayi dengan termometer yang bersih dan dilumasi dapat membantu mereka buang air besar.
Penting untuk tidak menggunakan metode ini terlalu sering, karena dapat memperburuk sembelit.
Bayi mungkin mulai tidak ingin buang air besar tanpa bantuan, atau mereka mungkin mulai mengasosiasikan buang air besar dengan ketidaknyamanan, membuat mereka rewel atau menangis lebih banyak selama proses tersebut.
Siapa pun yang merasa seolah-olah mereka sering perlu menggunakan metode ini untuk membantu bayi buang air besar harus berbicara dengan dokter bayi.
Jika BAB bayi keras setelah melakukan beberapa metode di atas, cobalah untuk berkonsultasi pada dokter.
Semoga informasi tersebut membantu, ya, Parents!
***
Baca Juga:
Warna feses bayi kuning pucat, normal atau berbahaya?
Bayi Sembelit? Coba Atasi dengan 6 Tips Ini, Bunda!
Bolehkah Memberikan Microlax untuk Mengatasi Bayi Sembelit?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.