Mengeluh merupakan manifestasi ketidakpuasan atau ketidaknyamanan yang dialami seseorang. Biasanya, mengeluh berkaitan dengan rasa kurang bersyukur. Lalu, bagaimana jika anak sering mengeluh? Apa yang harus dilakukan Parents sebagai orangtua? Simak ulasan menurut seorang psikolog klinis yang menangani anak dan remaja.
Mengapa Anak Sering Mengeluh tentang Kehidupannya? Apa yang Harus Parents Lakukan?
Menurut seorang Psiolog klinis yang menangani anak dan remaja, Nugraheni Ariati, M.Psi, Psikolog atau yang biasa disapa Nuni, mengatakan bahwa “keluhan yang sering anak lakukan biasanya berkaitan dengan pemaknaan seseorang terhadap suatu peristiwa. Sedangkan, pemaknaan ini kaitannya dengan cara pandang. Dimana, usia praremaja biasanya kan dari sisi kognitifnya sudah mulai menggunakan logika untuk memahami dan menyelesaikan masalah”, ujarnya.
“Keluhan itu biasanya sebagai pemaknaan dari anak tersebut yang sudah mulai logis mengkritisi suatu kondisi. Mengeluh itu sendiri kan sebuah ekspresi. Terkadang ditanggapi berbeda oleh lingkungan. Namun, itu adalah proses ekspresi dari seorang anak.” Jelas Nuni lagi.
Apa yang Harus Parents Lakukan Ketika Anak Mengeluh?
Saat menghadapi keluhan anak, lalu apa yang harus Anda lakukan sebagai orangtua? Nuni mengatakan bahwa Parents, tentunya hanya perlu mendampingi dalam proses pengembangan aspek logika dan cara-cara mengekspresikan apa yang ada dipikiran anak. Agar tepat cara penyelesaian yang dipilih.
Ada beberapa cara juga yang bisa Parents lakukan dalam menghadapi keluhan anak, antara lain ;
1. Mengubah Topik Pembicaraan
Memang mendengar keluhan biasanya membuat Parents tidak nyaman. Apalagi jika keluhan tersebut dilakukan berulang-ulang. Tentunya saja pembicaraan Anda dengan anak akan menjadi canggung. Nah, ketika itu Parents hadapi, gantilah topik pembicaraan misal saja ; “Kamu katanya sedang suka dengan ekstrakuliker baru di sekolah, boleh dong cerita sama Bunda, gimana aja kegiatannya?”
Saat Parents, mengalihkan pembicaraan, hal itu akan mengalihan keluhannya. Namun, cari topik yang netral ya. Misal, anak Anda sedang kesal dengan gurunya dan pelajaran di sekolah. Cari topik tentang kegiatan yang menyenangkannya ketika berada di sekolah.
2. Tetapkan Batasan
Jika anak Parents mengeluhkan tentang curhatan temannya karena ia selalu menjadi tempat curhat. Mintalah kepadanya untuk menetapkan batasan. Beritahu juga, jika memang ia tidak nyaman dengan curhatan temannya, katakan secara jujur. Dengan begitu, temannya akan paham.
3. Menjadi Teman Komunikasi Untuknya
Parents, memahami dan mendampingi anak masa praremaja itu memang tidak mudah. Sebab, tahap perkembangan kognitif dan emosionalnya memang sedang berkembang. Untuk itu, Parents perlu menjadi teman komunikasinya. Cobalah minta ia menuliskan sejumlah kegiatan yang ingin dilakukannya ketika ia mulai mengeluh. Tentu Parents pun perlu bersabar dan jangan pernah bersikap menghakimi.
Dampak Negatif Sering Mengeluh
1. Mengeluh itu Menular
Memang mengeluh adalah bentuk ekspresi dari sebuah emosi. Namun jika hanya mengeluh sepanjang waktu, itu akan memengaruhi pribadi anak. Sebab ia akan hanya fokus pada hal yang negatif. Sehingga akan sulit untuk berpikir positif.
Ada pepatah mengatakan “diri Anda adalah dengan siapa Anda bertemu”. Nah, sebagai Parents yang menjadi teman setia untuk anak setiap harinya, upayakan menjadi teman bicara dan ajak komunikasi tentang segala kegiatannya. Dengan begitu, keluhannya akan tersalurkan dengan positif.
2. Terganggunya Kesehatan Tubuh
Mengeluh merupakan salah satu kebiasaan buruk. Bahkan, seorang pengeluh biasanya akan mengkambing hitamkan atau menyalahkan orang lain. Sebab, ia tak bisa menemukan solusi dari masalah yang sedang dialami. Kebanyakan mengeluh pun akan memiliki dampak buruk bagi kesehatan secara fisik.
Hal ini diperkuat oleh sebuah studi di Department Biologi dan Psikologi Klinis di Universitas Friedrich Schiller Jerman yang mengungkap bahwa, “Jika Anda berada bersama dengan orang-orang yang sering mengeluh dan berperilaku negarif, akan menyebabkan otak Anda juga memiliki reaksi emosional yang sama. Maka, Anda pun akan berada dalam kondisi stres”. Apabila tingkat stres dan emosi negatif ini meningkat, itulah yang akan membawa dampak buruk bagi kesehatan.
3. Mengeluh dapat Menurunkan Sistem Imunitas Tubuh
Jika imunitas tubuh Anda menurun, tentunya membuka peluang pada berbagai virus dan kuman singgah ke tubuh. Sebab, mengeluh terus-menerus dapat membuat nafsu makan berkurang, insomnia dan malas melakukan pekerjaan apapun.
4. Sering Mengeluh Membuat Dikucilkan
Jika terus menerus mengeluhkan keadaan kepada teman ataupun saudara, biasanya mereka yang menjadi tempat keluh kesah Anda akan merasa tidak nyaman dan bisa meninggalkan dan menjauhkan Anda. Apalagi jika Anda mendapat julukan “tukang ngeluh”.
5. Mengeluh Memperpendek Usia
Berdasarkan survey yang telah dilakukan bahwa orang yang jarang mengeluh memiliki masa hidup 9-10 tahun lebih lama dibanding dengan mereka yang sering mengeluh. Sedangkan, orang yang suka mengeluh biasanya berusia tiga kali lebih pendek dari orang yang menikmati hidup.
6. Mengeluh Memperburuk Keadaan
Saat mengeluh, seseorang akan lupa untuk bertindak. Biasanya mereka hanya akan fokus pada keluhannya saja tanpa mencari solusi atas masalahnya. Namun, dengan terus menerus mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah, justru yang ada menambah stres dan frustasi.
Dengan mengeluh, menimbulkan sikap sinis dan pesimis akan semua masalah yang sedang dihadapi. Bahkan, akan menimbulkan stres berkepanjangan hingga depresi.
7. Mengeluh, Membuat Masalah Baru
Zaman sekarang, dimana kemajuan teknologi bisa memudahkan seseorang menyampaikan isi hatinya. Setiap orang dengan bebas menuliskan setiap keluh kesahnya di media sosial. Padahal, jika ia mengeluhkan sesuatu tanpa memikirkan dampaknya akan membuat masalah baru.
8. Membuat Diri Sendiri Tampak Buruk
Awalnya mungkin seseorang akan empati atas keluhanmu. Namun jika kamu terus menerus mengeluh apalagi diumbar di media sosial, itu akan semakin memperlihatkan keburukanmu. Orang akan beranggapan bahwa kamu “tukang ngeluh” dan kurang bersyukur. Hal ini justru akan membuat mereka meremehkanmu dan bahkan menjauh darimu.
9. Mengeluh dapat Menurunkan Kecerdasan dan Meningkatkan Risiko Alzheimer
Saat Anda mengeluh, hippocampus akan menyusut. Dimana hippocampus merupakan area otak yang penting untuk pemecahan masalah dan kecerdasan. Jika hippocampus mengalami kerusakan, maka akan sangat berdampak buruk dengan adanya risiko penyakit Alzheimer.
Ketika otak menerima keluhan, maka akan menangkapnya sebagai bahaya. Dengan begitu, tubuh kita melepaskan hormon stres, yakni kortisol menuju sistem tubuh yang penting bagi kelangsungan hidup mereka.
Parents, itulah alasan dan apa yang akan terjadi jika anak sering mengeluh. Meskipun mengeluh merupakan bentuk sebuah emosi, namun tetap harus diperhatikan ya, Parents. Sebagai orangtua, memang memiliki tanggung jawab yang besar untuk bisa mendampingi setiap tumbuh kembang anak agar kelak ia bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dengan baik.
Baca juga :
10 Manfaat Ubi Jalar bagi Kesehatan, Salah Satunya Baik untuk Kesuburan Perempuan
Apa itu 9 Asam Amino Esensial dan Mengapa Sangat Penting untuk Pertumbuhan Anak?
8 Manfaat Kayu Secang untuk Kesehatan, Atasi Diare Hingga Kejang
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.