Berbohong menjadi satu hal yang kerap luput dari perhatian orangtua. Bagaimana tidak, mana mungkin wajah mungil anak yang masih polos akan membohongi orangtua yang disayanginya? Namun fakta menyebutkan, ada kalanya anak mulai berbohong dalam fase kehidupannya.
Parents tentu ingin anak tumbuh menjadi sosok yang berkarakter positif hingga dewasa. Namn, tak dipungkiri seiring berjalannya waktu anak mulai berbohong karena berbagai alasan.
Kapan anak mulai berbohong?
Faktanya, penelitian mengungkapkan bahwa beberapa balita mulai berbohong sebelum usianya menginjak dua setengah tahun. Menjelang usia empat tahun, lebih dari 80% anak kadang-kadang berbohong.
Namun, hal ini bervariasi dan bukan merupakan cerminan karakter moral anak. Anak berbohong sebagai konsekuensi alami dari perkembangan kognitif di masa pertumbuhannya. Semakin dini anak belajar ‘membaca’ situasi dan pikiran orang lain, saat itulah mereka belajar menutupi kebenaran.
Anak mulai berbohong pada usia 3 tahun dan kemampuan tersebut akan meningkat seiring bertambah usia. Memasuki usia 6 tahun, anak lebih pandai menunjukkan ekspresi wajah dan nada suara untuk melancarkan upayanya berbohong.
Artikel terkait: 11 Makna mimpi menggendong bayi, pertanda baik atau buruk? Cek di sini!
Ketika anak bertambah besar, anak dapat berbohong lebih mulus tanpa ketahuan. Hal ini disebabkan berbohong adalah keahlian yang rumit. Anak memiliki lebih banyak pilihan kata dan memahami bagaimana cara berpikir, yang membuatnya piawai berbohong.
Menginjak usia remaja, anak akan berbohong demi kebaikan untuk menghindari menyakiti perasaan orang lain. Ia bahkan akan berani berbohong soal urusan sekolah, pekerjaan rumah, guru hingga teman sekolah. Untuk itu, usia 5-10 tahun merupakan rentang waktu krusial untuk membatasi mana kebohongan dan kejujuran.
Penyebab anak mulai berbohong

Terdapat beragam penyebab mengapa anak berbohong:
- Menutupi sesuatu agar tidak mendapat masalah
- Menguji bagaimana respon orangtua
- Imajinasi anak kecil yang sedang bertumbuh mendorongnya untuk mengarang cerita
- Ingin mendapatkan perhatian orangtua
- Cara untuk meraih sesuatu yang diinginkan
- Menghindari konflik
- Tidak ingin menyakiti orang lain
Tanda saat anak mulai berbohong

Berikut ini beberapa sinyal si kecil mencoba berbohong, antara lain:
Cenderung menghindari kontak mata menjadi tanda pertama dari seseorang yang berbohong. Alih-alih menatap mata Anda, anak akan membuang muka untuk menyembunyikan kebenaran. Namun seiring anak bertambah dewasa dan sudah lebih cerdas, mereka akan menahan pandangan lebih lama tanpa memalingkan muka saat mengatakan hal yang tidak benar.
Tanda lain adalah mengulang kata sebagai respon pertanyaan. Hal ini disebabkan anak membutuhkan waktu untuk menyusun kebohongan. Contoh, Parents bertanya apa kegiatan anak di sekolah sepanjang hari dan responnya akan berbelit-belit dan mengulang kata yang sama.
Selain itu, jeda yang panjang, adanya keraguan dalam berbicara, dan intonasi bicara bisa menjadi sinyal tambahan bahwa anak tidak menceritakan yang sebenarnya.
Entah itu bagian wajah yang ia pikirkan paling awal, telinga, hidung, atau memegangi kepala akan dilakukan anak sebagai tanda ia tak jujur. Menjilati atau menggigit sebagian bibir menjadi sinyal lainnya.
Artikel terkait: Penuhi permintaan terakhir istri, Ayah ini donorkan organ tubuh bayinya yang meninggal
Kejujuran akan terlihat dari konsistensi cerita. Misalnya, cerita awal mendadak berubah karena anak menyembunyikan sesuatu. Bahkan, tak jarang anak bereaksi defensif saat Parents menanyakan sesuatu.
Si kecil mendadak menggunakan gestur tubuh saat berbicara? Berdiri dengan tangan di belakang dan digoyangkan? Ini bisa menjadi indikasi anak sedang tidak jujur pada Anda. Anak meremas tangannya atau menggeliat saat berbicara juga petunjuk lain ia merasa tidak nyaman karena tidak mengatakan yang sebenarnya.
Cara mengatasinya
Memarahi anak mulai berbohong, apakah efektif?
Jangan terlanjur kesal lalu memberondong anak dengan amarah saat mengetahui ia berbohong ya, Parents. Berikut step yang bisa dilakukan untuk menyikapinya.
Anak kerap enggan mendengarkan, namun ketahuilah mereka adalah peniru yang ulung. Mereka tak segan untuk mencontoh apa yang dilakukan orang dewasa, terutama orangtuanya. Bayangkan jika orangtua sudah terbiasa berbohong, lama-lama anak akan menganggap itu adalah hal biasa dan lumrah dilakukan. Berbohong demi kebaikan juga sebaiknya dihindari karena bagaimanapun berbohong tetap merupakan perilaku yang buruk.
-
Pahami alasan anak berbohong
Begitu mengetahui anak berbohong, merupakan hal yang bijak jika Parents menelisik apa alasan yang ada di baliknya. Umumnya, alasan anak berbohong karena khawatir kesalahannya diketahui dan memancing masalah baru. Ada juga yang memilih berbohong karena ingin ceritanya lebih seru dan hebat. Mengetahui alasan anak berbohong akan membantu Parents memutuskan solusi yang tepat untuk menanganinya.
-
Jelaskan perbedaan kebenaran dan kebohongan
Dunia anak yang penuh imajinasi membuatnya belum bisa membedakan mana khayalan dan kenyataan. Parents perlu menjelaskan perbedaan mengenai kebohongan dan kejujuran. Bantu anak untuk mengendalikan imajinasinya disertai penjelasan bahwa berbohong adalah sikap yang buruk, sekalipun untuk menghindar dari hukuman.
Tak ada salahnya menegaskan peringatan kala mendapati anak berbohong. Daripada langsung memarahi, mintalah mereka menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Gunakan intonasi suara yang tenang agar anak terdorong untuk berkata jujur.
-
Diskusikan dampak buruk berbohong
Ketika anak berbohong, beri tahu anak apa konsekuensi dari berbohong. Misalnya, orang yang berbohong akan sulit mendapat kepercayaan dari orang lain walaupun suatu hari ia mengatakan yang sesungguhnya.
-
Hindari memanggil anak pembohong
Hal tak kalah penting yang harus diingat orangtua adalah jangan sesekali melabeli anak sebagai pembohong. Hati anak ibarat semen basah yang dengan mudahya akan membekas hingga dewasa. Ia akan memandang dirinya sebagai pembohong dan berperilaku sesuai gelar yang disandangnya.
Peluk hangat anak dan pujilah ketika ia berani mengatakan yang sebenarnya. Jika orang dewasa saja sulit mengakui kesalahan, adalah hal yang luar biasa untuk seorang anak mengatakan hal yang sebenarnya. Katakan, “Ayah dan Bunda bangga kakak berani berkata jujur walaupun itu sulit. Terima kasih, ya”. Penghargaan ini akan membuat anak tak ragu untuk mengedepankan kejujuran dalam seluruh aspek kehidupannya.
Referensi: Popsugar, Raising Children Australia, Parenting Science
Baca juga :
Perkembangan Anak Usia 6 Tahun 1 Bulan, Si Kecil Sudah Bisa Apa Saja?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.