Anak anda berperilaku baik sehari-harinya, mengerjakan PR tepat waktu, membantu membersihkan rumah, dan bahkan membantu anda memasak. Lalu, apakah mungkin anak yang anda kenal sangat baik itu mencuri?
Jawabannya mungkin saja. Mungkin anak anda memang berperilaku baik di rumah, tetapi ketika Ia keluar rumah dan bergaul bersama teman-temannya, kita tidak tahu apa yang Ia lakukan dan bicarakan. Anak di setiap umur, mulai dari SD hingga remaja bisa saja tergoda untuk mencuri.
Alasannya bermacam-macam, misalnya Ia menginginkan barang itu namun tidak bisa membelinya. Atau Ia juga bisa meniru perilaku temannya yang kurang baik. Apapun alasan si anak mencuri, orang tua wajib mencari tahu akar perilaku tersebut dan menghentikannya.
Bayangkan, jika anak terus dibiarkan mencuri bagaimana dengan masa depannya? Tentunya Ia akan lebih terbiasa dan tidak merasa bersalah.
Jika orang tua mendapati anaknya mencuri, orang tua harus bertindak tegas. Misal, ketika orang tua mendapati anak mencuri mainan di toko mainan, orang tua dapat membawa anaknya kembali ke toko mainan, mengembalikan mainan yang dicuri lalu membuat anaknya untuk minta maaf.
Selain itu, orang tua juga perlu memberikan edukasi kepada anaknya, bahwa mencuri adalah tindakan yang sangat jahat. Mereka harus paham, bahwa mencuri merupakan tindak kriminal dan dapat dihukum berupa penampungan anak nakal, dan bahkan penjara.
Jika anak anda telah mencuri berkali-kali, carilah bantuan dari profesional. Tindakan buruk berulang kali dapat menjadi masalah yang lebih besar dan terus menumpuk.
Ajaklah anak anda bicara secara serius, tanya alasan dibalik perilaku mencurinya, dan beri hukuman agar Ia jera. Jangan lupa untuk selalu memantau perilaku anak, karena kita tidak tahu apa yang terjadi saat anak jauh dari kita.
Ingatlah, membiarkannya terus berperilaku buruk akan berdampak buruk pula untuk masa depannya.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.