Cerita rakyat adalah kisah-kisah yang berasal dari mitos atau kepercayaan masyarakat setempat.
Berbeda dengan jenis sastra lainnya, cerita rakyat tersebar dari mulut ke mulut hingga lintas generasi.
Salah satu keunikan cerita rakyat adalah versinya yang bisa saja berbeda tergantung wilayahnya.
Apa Saja Jenis Cerita Rakyat?

Dalam buku berjudul Master Bahasa Indonesia (2015) karya Ainia Prihantini, ada aneka jenis cerita rakyat bergantung kisah yang ada di dalamnya.
- Legenda. Sesuai namanya, legenda berkaitan erat dengan sejarah seorang tokoh atau lokasi tertentu. Contohnya kisah Malin Kundang yang masih diyakini hingga hari ini. Ada juga Legenda Tangkuban Perahu yang lokasinya menjadi destinasi wisata favorit di Jawa Barat
- Sage. Sage adalah cerita rakyat yang memiliki sifat legendaris dan berfokus pada kepahlawanan tokoh atau keluarga terkenal.
- Mite atau Mitos, mengisahkan kejadian yang melibatkan dewa-dewi, roh halus, atau kekuatan gaib. Cerita mite menggambarkan interaksi antara manusia dan dunia supranatural. Contohnya kisah tentang Nyi Roro Kidul yang hingga detik ini masih dipercaya menjadi penguasa Pantai Selatan Jawa
- Fabel. Tak hanya tentang manusia, ada juga fabel yang menjadikan hewan sebagai tokoh utama. Walau begitu, fabel tetap mengedepankan pesan moral yang berharga bagi kehidupan manusia.
- Parabel. Ada juga cerita rakyat yang mengombinasikan hubungan manusia dan hewan, yaitu parabel. Cerita satu ini mendorong manusia agar bisa mengambil contoh baik dari makhluk hidup lainnya.
Cerita Rakyat dari Berbagai Daerah di Indonesia
1. Legenda Danau Toba
Image: Maritim.go.id
Alkisah pada suatu hari seorang petani bernama Toba pergi memancing.
Salah satu ikan tangkapannya bisa berbicara layaknya manusia. Si ikan berkata agar Toba tidak memakannya.
Maka Toba pun segera melepaskan ikan tersebut ke sungai.
Setelah itu, si ikan berubah menjadi wanita cantik. Ternyata ia adalah seorang putri yang dikutuk menjadi seekor ikan.
Dia sangat berterima kasih kepada Toba dan berkenan dijadikan istrinya.
Tapi dengan syarat, Toba tidak boleh menceritakan kepada siapapun asal usulnya jika tidak ingin mengalami malapetaka.
Toba pun setuju. Keduanya menikah dan dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberinama Samosir.
Yang aneh, Samosir memiliki sifat yang tidak biasa, di mana ia sangat rakus dan tidak pernah merasa kenyang.
Toba Melanggar Janji pada istrinya
Suatu hari, istri Toba meminta Samosir mengantar makanan untuk Toba yang sedang bekerja di sawah.
Dalam perjalanan, Samosir merasa lapar dan akhirnya malah memakan bekal untuk sang ayah.
Karena kekenyangan, Samosir pun tidur di sebuah gubuk. Toba yang menunggu dengan kelaparan dan haus pun akhirnya memutuskan pulang.
Di tengah perjalanan, Toba melihat anaknya tertidur dan bekal untuknya sudah habis dimakan Toba. Ia kesal dan memarahi Samosir dengan mengatakan bahwa Samosir adalah anak ikan.
Setelah Toba mengatakan hal tersebut, tiba-tiba dari kaki Toba muncul mata air yang mengalir begitu deras.
Air yang keluar tidak bisa berhenti dengan cara apa pun. Semakin lama dan deras, mata air itu menenggelamkan Toba, bahkan seisi desa tempat ia bermukim.
Istri Toba kembali ke wujudnya semula yakni seekor ikan, ia menceburkan diri ke genangan air yang segera berubah menjadi danau besar.
Sementara itu, anak mereka, Samosir berlari ke atas bukit yang dikelilingi air.
Bukit tersebut kini dikenal dengan nama Pulau Samosir, satu-satunya dataran di tengah danau Toba.
Itulah kisah legenda Danau Toba. Mengajarkan kita untuk tidak pernah melanggar janji seperti yang dilakukan Toba, juga jangan rakus seperti Samosir.
Story telling dengan si kecil makin seru dengan buku bergambar yang mengeluarkan suara, Melody Sound & Story Sound Board Books. Jangan lupa cek produk menariknya di sini.
2. Cerita Rakyat Malin Kundang dari Sumatera Barat
Image: Penuliscilik.com
Sebuah keluarga hidup sangat miskin. Mereka memiliki seorang anak bernama Malin Kundang.
Saking miskinnya sang ayah merantau ke negeri seberang dan tak kunjung pulang.
Ketika beranjak dewasa Malin juga berkeinginan merantau dengan tujuan menjadi kaya. Benar saja, ia berhasil menjadi kaya dan menikahi wanita kaya.
Setelah beberapa waktu menikah, Malin mengajak istrinya berlayar. Kapal mereka sampai ke kampung halaman Malin.
Sang ibu yang melihat kapal tersebut yakin bahwa anaknya ada di dalam kapal tersebut.
Ternyata dugaannya benar, ketika Malin turun dari kapal, wanita tua itu menyambut anaknya dengan hangat.
Namun, Malin malah berpura-pura tidak mengenali ibunya. Kepada awak kapal dan istrinya, Malin mengatakan perempuan itu pengemis.
Mendengar perkataan anaknya, ibu Malin sangat marah dan memanjatkan doa serta mengutuknya menjadi batu.
Di hari yang sama, angin juga bertiup kencang dan badai menghancurkan kapal milik Malin.
Artikel terkait: Dongeng “Malin Kundang”, Cerita Rakyat yang Penuh Pesan Moral untuk Anak
3. Cerita Rakyat Alue Naga, Riau
Image: Santpol.org
Sultan Meurah mendengar rakyatnya mengeluh karena banyak hewan ternak mereka hilang di Bukit Lamyong.
Juga, belakangan gempa kerap terjadi tanpa ada tanda-tanda.
Sultan Meurah kemudian memerintahkan sahabatnya, Renggali, putra Raja Linge, untuk menyelidiki bukit itu.
Renggali pun melaksanakan tugas tersebut. Setelah menelusuri seluruh bukit, ia merasakan ada yang aneh pada bukit tersebut.
Dia lalu menaiki bagian tertinggi dari bukit, dan tiba-tiba merasakan kemunculan air hangat di permukaan tanah yang ia injak. Ia kaget lalu turun sambil berguling.
Tiba-tiba datang suara permintaan maaf entah dari mana. Renggali mencari asal suara, dan menemukan itu berasal dari bukit yang ia pijak yang ternyata adalah seekor naga.
Si Naga Hijau memperkenalkan diri dan mengatakan bahwa ia adalah sahabat dari ayahnya. Selama ini Raja Linge hilang, dan ia terakhir kali diketahui bersama dengan Si Naga Hijau.
Ketika Renggali bertanya di mana ayahnya, naga meminta Renggali untuk memanggilkan Sultan Alam.
Renggali Kembali ke Istana
Renggali kembali ke istana dan menceritakan kejadian tersebut kepada Sultan Meurah. Sultan Merah pun setuju menemui naga di bukit.
Sesampainya di sana si naga menceritakan kejadian yang sebenarnya, bahwa ia membunuh Raja Linge dan jasad sang raja ada di bawah tubuhnya.
Saat itu naga tidak bisa menggerakkan tubuhnya karena ada pedang Raja Linge yang terhunus di tubuhnya.
Renggali tidak mau menghukum Naga Hijau. Ia lalu menarik pedang yang terhunus di tubuh naga dan meminta si naga kembali ke kampung halamannya.
Pada ‘bukit’ bekas tubuh naga terbentuknya sebuah sungai kecil yang dipenuhi rawa-rawa dengan genangan air.
Sultan Meurah memberi nama wilayah tersebut Alue Naga.
4. Cerita Rakyat Sangkuriang, Jawa Barat

Oleh karena pertengkaran dengan sang ibu, Sangkuriang memutuskan meninggalkan rumah untuk mengembara.
Dayang Sumbing, ibu Sangkuriang, menyesal dan berdoa agar kelak bisa tetap cantik, awet muda, dan bertemu kembali dengan anaknya.
Setelah sekian lama, Sangkuriang akhirnya kembali ke kampung halamannya. Desa tersebut sudah mengalami banyak perubahan.
Ketika dalam perjalanan menemui ibunya, pemuda itu bertemu dengan seorang wanita yang sebenarnya adalah ibunya dan jatuh cinta.
Dia lalu melamar dan mengajak wanita tersebut menikah.
Suatu kali Sangkuriang meminta Dayang Sumbi mengeratkan ikatan di kepalanya.
Saat itulah ibunya melihat bekas luka yang persis seperti yang dimiliki Sangkuriang kecil.
Dayang Sumbi pun sadar bahwa pemuda itu adalah putranya dan berusaha menggagalkan pernikahan mereka.
Ketika ia menceritakan bahwa dirinya adalah ibunya, Sangkuriang tidak percaya.
Hingga kemudian ibunya meminta dua syarat untuk Sangkuriang bisa menikahinya, yakni membendung sungai Citarum dan membuat sampan sebelum tiba fajar.
Dayang Sumbi Menggagalkan Usaha Sangkuriang
Sangkuriang menuruti ibunya dan hampir berhasil menyelesaikan tantangan tersebut dengan bantuan teman-teman jinnya.
Dayang Sumbing terkejut dan mencari cara untuk menggagalkannya. Ia meminta warga menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur kota, sehingga langit seolah-olah mendekati fajar.
Melihat fajar datang, Sangkuriang merasa dirinya gagal.
Dia kesal dan menjebol bendungan yang sebelumnya sudah rampung dibuatnya hingga datanglah banjir yang menenggelamkan desa tersebut.
Dia juga menendang sampan yang dibuatnya hingga jatuh tertelungkup dan berubah menjadi gunung yang saat ini disebut Gunung Tangkuban Perahu.
Artikel terkait: Berkenalan dengan Wayang Golek, Budaya Khas Jawa Barat yang Memikat
5. Timun Emas, Jawa Tengah
Image: Quotekatabijak.blogspot.com
Sarni adalah seorang janda tua yang hidup seorang diri dan tidak memiliki anak.
Pada suatu hari, saat sedang mencari kayu ke hutan, ia bertemu raksasa yang menginginkan seorang anak untuk disantap.
Sarni menjelaskan kepada raksasa bahwa dirinya tidak memiliki anak. Kemudian si raksasa memberikannya biji timun.
Dia menjelaskan bahwa setelah 2 minggu ia akan memperoleh seorang anak dan ketika anak tersebut berusia 6 tahun Sarni harus menyerahkan anak tersebut untuk dimakannya.
Enam tahun berlalu, menagih janji Sarni. Sarni tidak mau dan dengan bantuan seorang petapa, ia dan putrinya melawan raksasa.
Ketika raksasa mengejarnya, Timun Emas melawan dengan kantung berisi biji mentimun, garam, jarum serta terasi.
Perjuangan Timun Mas Melawan Raksasa
Pertama, raksasa berhasil lepas dari lilitan tanaman timun dari benih timun yang dilemparnya. Kedua, Timun Mas melempar jarum.
Sesaat tumbuhlah pohon bambu yang tinggi serta tajam. Meski kaki raksasa berdarah, ia masih bisa mengejar Timun Mas.
Ketiga Timun Mas menabur garam dan muncullah lautan. Tapi raksasa juga masih bisa melewatinya.
Terakhir, Timun Mas menaburkan terasi dan terbentuklah lautan lumpur yang mendidih.
Kali ini raksasa tak bisa menghindar. Tubuhnya tercebur ke dalam lautan lumpur mendidih dan mati.
6. Bawang Merah dan Bawang Putih, Yogyakarta
Image: Bacaanceritadongenanak.com
Bawang putih kehilangan ibunya yang meninggal karena sakit keras. Mengetahui hal tersebut, seorang janda dan putrinya yang bernama bawang merah sering mengunjungi mereka.
Melihat janda tersebut mau mengurusi rumah dan anaknya, ayah bawang putih pun memutuskan menikahi janda itu.
Awalnya bawang merah dan ibunya sangat baik terhadap bawang putih. Tapi tanpa sepengetahuan ayahnya, bawang putih dipaksa mengerjakan seluruh pekerjaan rumah. Hingga kemudian suatu hari ayah bawang putih meninggal.
Dalam satu waktu, tanpa sengaja bawang putih menghanyutkan baju kesayangan ibu tirinya. Ibunya begitu marah dan menyuruh ia mencari baju itu sampai ketemu.
Dalam perjalanan, bawang putih bertemu seorang nenek yang menemukan baju ibunya. Si nenek mau mengembalikan baju tersebut dengan syarat bawang putih mau menemaninya selama seminggu. Bawang putih setuju.
Setelah seminggu, si nenek memberinya sebuah labu. Setelah dibuka isinya ternyata emas. Bawang merah yang mengetahui hal tersebut kemudian ingin melakukan hal serupa. Saat ingin pulang ia meminta labu dari si nenek dan memilih yang paling besar.
Setibanya di rumah, ternyata isi dari labu tersebut adalah hewan-hewan berbahaya. Hewan-hewan itu kemudian mematuknya dan ibunya hingga meninggal.
Kisah daerah lainnya dari Yogyakarta ada Roro Jongrang.
7. Keong Mas, Jawa Timur
Image: Riverspace.org
Dahulu kala, hidup seorang raja di kerajaan Daha yang bernama Kertamerta. Ia mempunyai dua orang putri, Candra Kirana dan Dewi Galuh.
Pada suatu ketika, Pangeran Inu Kertapati datang ke istana untuk melamar Candra Kirana.
Dewi Galuh yang diam-diam juga menaruh hati pada pangeran itu berusaha menyingkirkan Candra Kirana dari kerajaan dengan bantuan seorang penyihir.
Candra Kirana difitnah dan dikeluarkan dari kerajaan, dan oleh si penyihir jahat ia diubah menjadi seekor keong. Kata si penyihir, kutukannya akan hilang jika ia bertemu dengan Raden Inu Kertapati.
Si pangeran terus mencari keberadaan kekasihnya, ia yakin Candra Kirana belum meninggal.
Akhirnya keduanya bertemu. Chandra Kirana kembali ke wujud aslinya.
Mereka kembali ke istana dan menceritakan peristiwa sebenarnya kepada raja. Gantian Dewi Galuh yang melarikan diri ke hutan.
Cerita rakyat asal Jawa Timur lainnya ada Cindelaras.
8. Kisah Selat Bali, Bali
Image: Duniapendidikan.co.id
Seorang Brahmana bernama Sidi Mantra mendapatkan hadiah berupa harta dan istri yang cantik.
Pernikahan mereka dikaruniai anak laki-laki bernama Manik Angkeran yang saat besar memiliki kebiasaan buruk yakni menghabiskan harta orangtuanya untuk berjudi.
Ayahnya suatu waktu mendengar wangsit untuk melakukan pertapaan di Gunung Agung sekaligus menemui Naga Besukih.
Kepada Naga Besukih, ia menjelaskan maksud kedatangannya.
Sang naga mengakhiri pertemuan mereka dengan memberikan Sidi Mantra sisik emas.
Manik penasaran dari mana datangnya harta sang ayahnya. Setelah ia mengetahuinya, ia lalu memutuskan pergi menemui Naga Besukih.
Sidi Mantra meminta Manik Dihidupkan Kembali
Oleh karena keserakahannya, Manik memotong ekor naga. Tapi naga membalas dengan membakarnya dan ia pun mati.
Sidi Mantra memohon agar naga menghidupkan anaknya kembali.
Dia juga meminta agar anaknya memiliki kehidupan yang baru di mana ada garis pemisah antara dirinya dan sang anak.
Naga bersedia Sidi mengembalikan ekor naga tersebut. Dari peristiwa tersebut muncullah air asal mula terbentuknya selat Bali.
9. Cerita Rakyat Telaga Bidadari, Kalimantan Selatan
Image: Dongengceritarakyat.com
Ada sebuah telaga yang dihuni seorang pemuda tampan bernama Awang Sukma.
Ia pandai meniup suling dan gemar mencari burung. Tapi tidak seperti biasanya, burung-burung di hari itu sepi sekali.
Dan ketika ia memutuskan untuk tidur, ia mendengar suara orang berbincang-bincang di mana itu adalah 7 bidadari yang sedang mandi di telaga.
Sampai di telaga, ia bersembunyi dan mencuri salah satu pakaian mereka.
Tentu saja bidadari yang pakaiannya hilang merasa gelisah saat akan pulang, dan tak dapat kembali ke kayangan. Hingga kemudian ia menerima tawaran Awang Sukma untuk tinggal di rumahnya.
Tak lama keduanya menikah dan dianugerahi anak bernama Kumalasari.
Akhirnya bidadari dan putrinya tahu bahwa dulu suaminya yang menyembunyikan pakaiannya dan membuatnya menjadi tidak bisa kembali ke kayangan. Dengan kecewa ia lalu mengajak putrinya kembali ke kayangan.
Artikel terkait: 7 Lagu Batak yang Populer Sejak Dulu Hingga Kini
10. Cerita Rakyat Batu Menangis, Kalimantan Barat
Image: Liputan6.com
Ini cerita tentang seorang anak dari janda miskin yang memiliki wajah cantik tapi jahat hatinya.
Di suatu hari, sang ibu membawa putrinya berbelanja. Sepanjang perjalanan, banyak yang bertanya kepada si anak siapa perempuan yang berjalan di belakangnya.
Awalnya ia menjawab pembantunya, lalu budaknya. Lama kelamaan ibunya tidak tahan, dan berdoa agar anaknya mendapatkan hukuman.
Perlahan-lahan anaknya pun berubah menjadi sebuah batu.
Ketika tubuhnya masih utuh setengah bada, ia masih sempat meminta ampun. Tapi sudah terlambat, dan tubuhnya pun berubah menjadi batu menangis.
11. La Moelu, Sulawesi
Image: Ia4518809.blogspot.com
La Moelu hidup bersama ayahnya yang pekerjaan sehari-harinya memancing di sungai.
Suatu ketika, ayahnya mendapat seekor ikan kecil yang lucu dan aneh yang kemudian dirawatnya.
Tak di sangka, esoknya ikan tersebut tumbuh sangat besar dan terus membesar setiap kali dipindahkan ke wadah yang lebih besar.
Sang ayah kemudian memutuskan La Moelu untuk melepaskan ikan yang diberi nama Jinnade itu di laut.
La Moelu berpesan agar Jinnade harus datang setiap kali ia memanggilnya.
Namun ada tetangga La Moelu yang memanggil Jinnade lalu menangkap dan memakannya. Mengetahui hal itu, La Moleu sangat sedih.
Dia lalu mengubur duri Jinnade. Tak lama dari kuburan tersebut tumbuhlah sebuah pohon emas yang bisa dipakai La Moelu untuk kebaikan.
12. Roro Jonggrang, Yogyakarta

Cerita rakyat Roro Jonggrang berkisah tentang dua kerajaan kuno di Jawa yang saling bertetangga, Pengging dan Boko.
Pengging diperintah oleh seorang raja bernama Prabu Damar Moyo yang bijaksana. Dia memiliki seorang anak bernama Bandung Bondowoso.
Sebaliknya, Boko dipimpin oleh raksasa pemakan manusia bernama Prabu Boko dan seorang patih bernama Patih Gupolo.
Meskipun ia adalah raksasa jahat, Prabu Boko memiliki seorang putri cantik jelita bergama Roro Jonggrang.
Suatu ketika, Prabu Boko ingin memperluas kerajaannya dengan menyerang Pengging.
Namun, upaya tersebut dapat digagalkan. Prabu Damar Moyo lalu mengirim sang putra, Bandung Bondowoso untuk menyerang Boko.
Singkat cerita, Bandung Bondowoso berhasil mengalahkan pasukan Boko dan membunuh Prabu Boko.
Dia lalu jatuh cinta pada kecantikan Roro Jonggrang dan ingin mempersuntingnya.
Syarat dari Roro Jonggrang
Foto_ Youtube Dongeng Kita
Namun, Roro Jonggrang yang sedih atas kematian ayahnya tak ingin dinikahi. Ia membuat svarat kepada Bandung Bondowoso untuk membuat sebuah sumur yang disebut Jalatunda.
Dengan mudah, Bandung Bondowoso yang memiliki kesaktian dapat memenuhi permintaan tersebut. Setelah sumur jadi, Roro Jonggrang mendorong Bandung masuk dalam sumur, lalu meminta patih ayahnya, Gupolo, menimbun sumur dengan batu.
Namun, kesaktian Bandung Bondowoso menyelamatkan nyawanya. Rasa cinta yang besar membuat Bandung Bondowooso mengampuni Roro Jonggrang.
Roro Jonggrang lalu meminta Bandung Bondowoso membangun seribu candi dalam satu malam. Dengan bantuan jin, Bandung Bondowoso berhasil membangun 999 candi.
Demi menggagalkan usaha Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang dan pembantunya, menumbuk padi di malam hari untuk menipu para jin yang sedang membangun candi terakhir. Para jin terkejut mendengar suara orang menumbuk padi dan ayam berkokok. Mereka mengira hari sudah pagi dan bergegas pergi, meninggalkan candi terakhir tak terselesaikan.
Singkat cerita, Bandung Bondowoso tak mengampuni Roro Jonggrang dan mengutuknya menjadi patung hiasan di candi terakhir itu.
13. Cerita Rakyat Jaka Tarub, Jawa Barat
Foto: Youtube Dongeng Kita
Merupakan salah satu cerita rakyat pendek dari wilayah Jawa Barat. Berkisah tentang seorang pemuda bernama Jaka Tarub yang suka pergi ke hutan berburu.
Suatu hari saat sedang berburu, ia tak sengaja melihat tujuh bidadari sedang mandi di telaga. Terbersitlah di benak Jaka Tarub untuk mencuri salah satu selendang dari ketujuh bidadari tersebut.
Jaka Tarub menunggu sampai semua bidadari selesai mandi dan mengenakan selendang hingga enam bidadari kembali ke kayangan. Tinggallah satu orang bidadari yang tak bisa naik ke kayangan karena kehilangan selendangnya.
Jaka Tarub mengambil kesempatan itu untuk mendekati sang bidadari yang sedang kebingungan dan mengajaknya pulang bersama ke desa. Merekapun berkenalan dan bidadari tersebut mengatakan namanya adalah Nawang Wulan.
Nawang Wulan Menikah dengan Jaka Tarub

Lama kelamaan, Nawang Wulan dan Jaka Tarub saling jatuh cinta hingga akhirnya menikah dan memiliki anak yang diberinama Nawangsih. Jaka Tarub merasa hidupnya sangat bahagia beristrikan bidadari.
Akan tetapi, suatu hari Nawang Wulan mengetahui bahwa yang mencuri selendangnya dulu adalah Jaka Tarub. Nawang Wulan marah dan kecewa pada suaminya karena merasa ditipu, iapun memakai selendang tersebut untuk naik ke kayangan meninggalkan Jaka Tarub dan Nawangsih di Bumi.
14. Cerita Rakyat Pendek dari Garut, Situ Bagendit

Pada jaman dulu kala di sebuah desa yang subur di Jawa Barat, hidup seorang janda kaya bernama Nyi Endit. Sayangnya, kekayaan tersebut tidak didapat dengan cara yang baik.
Nyi Endit dikenal suka meminjamkan uang dengan bunga yang sangat tinggi. Saat menagih hutang ia pun suka memakai jasa tukang pukul hingga dirinya dijuluki lintah darat.
Bila musim panen tiba, rumah Nyi Endit penuh dengan hasil panen yang melimpah hasil setoran warga yang membayar hutang padanya.
Ketika masa paceklik tiba, banyak sawah gagal panen dan warga kelaparan. Lain halnya dengan Nyi Endit, bukannya berbagi makanan pada warga, ia malah pesta pora bersama keluarga dan teman-temannya.
Suatu hari, datang seorang pengemis ke rumah Nyi Endit untuk meminta sedekah. Kesal dan jijik, Nyi Endit menyuruh pengawalnya mengusir pengemis tersebut.
Namun para pengawal Nyi Endit malah terpental tak bisa menangkap si pengemis. Lalu pengemis itu mengambil ranting dan menancapkannya ke tanah.
Banjir Besar Menenggelamkan Desa
Si pengemis menantang Nyi Endit dan para pengawalnya untuk mencabut ranting tersebut. Namun tak ada yang bisa hingga pengemis itu sendiri yang mampu mencabutnya.
Saat ranting yang tertancap ke tanah dicabut, keluar air mancur yang sangat deras disertai gempa bumi dahsyat dan hujan deras yang tiba-tiba turun.
Nyi Endit dan para pengawalnya tak mampu menyelamatkan diri, mereka tenggelam karena banjir besar yang menenggelamkan desa tersebut.
Desa yang dulu menjadi tempat tinggal Nyi Endit berubah menjadi sebuah danau besar yang diberinama Situ Bagendit. Konon, Nyi Endit menjelma menjadi seekor lintah besar yang menghuni danau tersebut.
Artikel Terkait: Pesona Prambanan yang Megah, Candi Terbesar dan Kasih Tak Sampai
15. Si Pitung, Robin Hood dari DKI Jakarta

Alkisah, hidup seorang pahlawan yang gagah berani bernama Si Pitung. Sejak kecil, ia belajar mengaji di kampung kelahirannya, Rawabelong, Jakarta Barat Tak hanya mendalami ilmu agama, ia juga belajar ilmu bela diri kepada Haji Naipin.
Hal ini didasari pada keprihatinan Pitung kala itu dengan penjajah Belanda yang memperlakukan rakyat dengan tidak adil. Dengan ilmu bela diri yang tinggi, Pitung menjarah kolonial yang kaya raya, hasilnya ia bagikan kepada rakyat miskin.
Hal itu terus berlangsung dan membuat Belanda resah. Dengan segala cara, Belanda memburu Si Pitung. Namun, Pitung amatlah licin dan sulit ditangkap.
Tak kehabisan akal, Belanda menelusuri orang yang pernah ditolong si Pitung. Mereka dianiaya dan disiksa agar mau memberi tahu di mana keberadaan keluarga dan guru si Pitung, Haji Naipin.
Kelemahan Si Pitung Bocor
Akhirnya, Belanda berhasil menangkap keluarga dan Haji Naipin Mereka disiksa agar mau mengatakan titik kelemahan si Pitung.
Konon, Si Pitung baru bisa dibunuh dengan peluru emas karena si Pitung kebal terhadap peluru biasa. Tak lama, tempat persembunyian si Pitung berhasil diketahui.
Ada juga rumor yang menyebutkan dulu Si Pitung dimutilasi ke dalam tiga bagian. Si Pitung tidak akan mati secara total apabila tubuhnya tidak dipotong menjadi tiga bagian.
Sampai hari ini, ia dikenal jagoan Betawi yang melegenda. Kediamannya yang berlokasi di Marunda, Jakarta Utara kerap dikunjungi masyarakat yang ingin napak tilas jejak sejarah Robin Hood nya Betawi ini.
16. Si Parkit Raja Parakeet

Cerita rakyat Si Parkit Raja Parakeet mengisahkan seekor burung beo yang sangat cerdas dan pandai berbicara. Burung ini hidup di istana raja dan menjadi kesayangan karena kecerdasannya yang luar biasa.
Si Parkit tidak hanya bisa meniru suara manusia, tetapi juga memiliki kebijaksanaan layaknya seorang penasihat raja.
Dalam kisah ini, Si Parkit sering memberikan nasihat bijak kepada raja dan membantu memecahkan berbagai masalah kerajaan.
Kecerdasan dan kebijaksanaannya membuat ia dihormati oleh seluruh penduduk kerajaan.
Burung beo ini bahkan mampu mengungkap berbagai tipu daya musuh yang hendak merugikan kerajaan.
Legenda Si Parkit Raja Parakeet mengajarkan bahwa kecerdasan dan kebijaksanaan tidak ditentukan oleh bentuk fisik atau status sosial.
Seekor burung pun bisa memberikan kontribusi besar bagi masyarakat jika memiliki hati yang baik dan pikiran yang cerdas.
Kisah ini juga menunjukkan pentingnya menghargai setiap makhluk hidup tanpa memandang wujudnya.
17. Asal Usul Pancoran, Jakarta

Cerita rakyat Asal Usul Pancoran bermula dari kisah seorang putri cantik yang memiliki kesaktian luar biasa.
Putri ini hidup di daerah yang kini dikenal sebagai Pancoran, Jakarta Selatan.
Ia memiliki kemampuan untuk mengeluarkan air jernih dari tanah dengan kekuatan supernaturalnya, sehingga daerah tersebut tidak pernah kekurangan air bersih.
Dalam legenda ini, putri sakti tersebut sangat peduli dengan kesejahteraan rakyatnya.
Ketika musim kemarau tiba dan sumur-sumur mengering, ia menggunakan kesaktiannya untuk menciptakan sumber mata air yang tidak pernah kering.
Air yang keluar dari tanah tersebut sangat jernih dan menyegarkan, sehingga rakyat menyebutnya “pancoran” yang berarti pancuran air.
Kisah Asal Usul Pancoran mengajarkan tentang kepedulian terhadap sesama dan penggunaan kekuatan untuk kebaikan bersama.
Cerita ini juga menjelaskan mengapa daerah Pancoran hingga kini terkenal dengan sumber airnya yang melimpah.
Legenda ini menjadi bagian penting dari sejarah Jakarta dan mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya air.
18. Siamang Putih, Sumatera

Legenda Siamang Putih mengisahkan seekor siamang berwarna putih langka yang hidup di hutan lebat Sumatera.
Siamang ini berbeda dari siamang lainnya karena bulunya yang putih bersih seperti salju. Dalam kepercayaan masyarakat setempat, siamang putih dianggap sebagai makhluk suci yang membawa keberuntungan bagi siapa saja yang melihatnya.
Dalam kisah ini, siamang putih memiliki kemampuan khusus untuk menyembuhkan berbagai penyakit dengan suaranya yang merdu.
Banyak orang yang datang dari jauh untuk mendengarkan nyanyian siamang putih, berharap mendapat kesembuhan dan keberuntungan.
Namun, siamang putih hanya menampakkan diri kepada orang-orang yang memiliki hati suci dan niat baik.
Cerita Siamang Putih mengajarkan tentang kemurnian hati dan kebaikan yang sesungguhnya. Kisah ini menunjukkan bahwa keajaiban dan berkah hanya datang kepada mereka yang memiliki niat tulus dan hati yang bersih.
Legenda ini juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian hutan dan makhluk-makhluk langka yang hidup di dalamnya.
19. Asal Usul Padi, Jawa

Legenda Asal Usul Padi menceritakan bagaimana tanaman padi pertama kali hadir di bumi.
Menurut cerita rakyat, dahulu kala manusia hanya mengenal umbi-umbian sebagai makanan pokok.
Suatu hari, seorang putri cantik bernama Dewi Sri turun dari kahyangan untuk membantu manusia yang sering kelaparan karena gagal panen.
Dalam kisah ini, Dewi Sri mengorbankan dirinya demi keselamatan manusia. Dari jasadnya yang suci tumbuh tanaman baru yang belum pernah ada sebelumnya, yaitu padi. Bulir-bulir padi yang dihasilkan sangat melimpah dan dapat mengenyangkan banyak orang.
Sejak saat itu, manusia mulai bercocok tanam padi dan tidak lagi mengalami kelaparan.
Cerita Asal Usul Padi mengajarkan tentang pengorbanan dan kasih sayang yang tulus. Dewi Sri rela mengorbankan hidupnya demi kesejahteraan manusia, sehingga ia dihormati sebagai dewi padi dalam budaya Jawa.
Kisah ini juga menjelaskan mengapa padi menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia dan mengapa petani selalu menghormati Dewi Sri sebelum menanam padi.
20. Kelingking Sakti

Cerita rakyat Kelingking Sakti mengisahkan seorang pemuda bernama Jaka Kelingking yang memiliki kekuatan supernatural pada jari kelingkingnya.
Kekuatan ini ia peroleh setelah bertapa selama bertahun-tahun di puncak gunung. Dengan kekuatan kelingkingnya, Jaka bisa mengalahkan musuh yang jahat dan melindungi rakyat yang tertindas.
Dalam cerita ini, Jaka Kelingking menggunakan kesaktiannya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Ia tidak pernah menyalahgunakan kekuatannya untuk kepentingan pribadi, tetapi selalu menggunakannya untuk kebaikan bersama.
Kekuatan kelingking saktinya dapat menghancurkan batu besar, mengalahkan raksasa jahat, dan bahkan mengubah aliran sungai.
Cerita rakyat Kelingking Sakti mengajarkan bahwa kekuatan sejati datang dari hati yang bersih dan niat yang baik.
Jaka Kelingking menjadi teladan bahwa kesaktian harus digunakan untuk melindungi yang lemah dan menegakkan keadilan.
Kisah ini juga menunjukkan pentingnya bersabar dan tekun dalam mencapai tujuan mulia.
21. Sungai Jodoh

Cerita rakyat Sungai Jodoh bermula dari kisah dua sejoli yang sangat saling mencintai namun dipisahkan oleh keadaan.
Sang pemuda harus pergi merantau untuk mencari nafkah, sementara sang gadis menunggu dengan setia di kampung halaman.
Mereka berjanji akan bertemu kembali di tepi sungai tempat mereka biasa berjumpa.
Dalam cerita rakyat ini, kedua sejoli tersebut akhirnya meninggal karena terlalu lama menunggu dan merindukan satu sama lain.
Roh mereka kemudian bersatu di sungai tempat mereka dulu bertemu. Sejak saat itu, sungai tersebut dipercaya memiliki kekuatan magis untuk mempertemukan jodoh. Banyak orang yang datang berziarah ke sungai ini untuk mendoakan kelancaran jodoh mereka.
Cerita rakyat Sungai Jodoh mengajarkan tentang kesetiaan dan cinta sejati yang tak lekang oleh waktu.
Kisah ini menunjukkan bahwa cinta yang tulus akan menemukan jalannya sendiri, meski harus melalui berbagai rintangan.
Sungai ini kini menjadi tempat ziarah bagi mereka yang mencari jodoh atau ingin memohon kelancaran hubungan percintaan.
22. Banta Berensyah, Sumatera

Banta Berensyah mengisahkan seorang raja yang sangat bijaksana dan adil dalam memimpin kerajaannya di Sumatera.
Raja Banta Berensyah dikenal karena kebijaksanaannya dalam menyelesaikan berbagai permasalahan rakyat dan kemampuannya menyatukan berbagai suku yang berbeda dalam kerajaannya. Ia selalu mengutamakan kesejahteraan rakyat di atas kepentingan pribadi.
Dalam cerita ini, Banta Berensyah menghadapi berbagai tantangan dari kerajaan tetangga yang ingin menguasai wilayahnya.
Namun dengan kebijaksanaan dan diplomasinya, ia berhasil mempertahankan kedaulatan kerajaan tanpa harus berperang. Raja ini juga dikenal karena keadilannya dalam memberikan hukuman dan penghargaan kepada rakyatnya.
Banta Berensyah mengajarkan tentang kepemimpinan yang ideal dan pentingnya kebijaksanaan dalam mengambil keputusan.
Kisah ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin sejati adalah yang mengutamakan kesejahteraan rakyatnya dan mampu menyatukan perbedaan untuk mencapai kemakmuran bersama. Raja Banta Berensyah menjadi teladan pemimpin yang dicintai rakyatnya hingga kini.
23. Nyi Rambut Kasih, Asal Usul Majalengka

Nyi Rambut Kasih menceritakan seorang putri cantik berambut panjang dan indah yang menjadi cikal bakal kota Majalengka.
Putri ini memiliki rambut yang sangat panjang dan berkilau seperti sutra emas. Ia dikenal sangat baik hati dan selalu menolong rakyat yang kesusahan, sehingga mendapat julukan “Rambut Kasih” karena rambut indahnya dan sifat penyayangnya.
Dalam cerita rakyat ini, Nyi Rambut Kasih menggunakan rambutnya yang sakti untuk membantu rakyat.
Ketika terjadi bencana kekeringan, ia memotong sebagian rambutnya dan menanamnya di tanah, lalu tumbullah mata air yang jernih.
Ketika ada rakyat yang sakit, ia menggunakan air yang telah diberkahi rambutnya untuk menyembuhkan mereka.
Nyi Rambut Kasih mengajarkan tentang pengorbanan dan kasih sayang seorang pemimpin terhadap rakyatnya.
Putri ini rela mengorbankan kecantikan rambutnya demi kesejahteraan banyak orang.
Kisah ini menjadi asal muasal nama Majalengka yang berasal dari “Maja” (pohon maja) dan “Lengka” (putri cantik), menggambarkan wilayah yang subur dan dipimpin oleh putri yang bijaksana.
24. Legenda Telaga Warna, Bogor

Cerita rakyat Legenda Telaga Warna mengisahkan sebuah danau ajaib di Jawa Barat yang airnya dapat berubah warna sesuai dengan perasaan yang melihatnya.
Danau ini terbentuk dari air mata seorang putri yang sangat sedih karena kekasihnya meninggal dalam peperangan. Air mata putri yang jatuh ke tanah membentuk telaga yang indah namun misterius.
Dalam cerita ini, telaga tersebut memiliki kekuatan magis yang dapat mencerminkan perasaan siapa saja yang melihatnya. Jika orang yang datang membawa perasaan bahagia, air telaga akan berwarna biru cerah. Jika datang dengan hati sedih, air akan berubah menjadi kelabu.
Bahkan konon, telaga ini bisa menunjukkan masa depan seseorang melalui perubahan warnanya.
Cerita rakyat Legenda Telaga Warna mengajarkan tentang kekuatan emosi dan perasaan manusia. Kisah ini menunjukkan bahwa perasaan yang mendalam dapat menciptakan keajaiban di alam.
Telaga Warna kini menjadi objek wisata yang menarik, di mana pengunjung dapat menyaksikan fenomena perubahan warna air yang dipercaya masih terjadi hingga sekarang.
25. Legenda Buaya Putih Kali Bekasi

Legenda Buaya Putih Kali Bekasi mengisahkan seekor buaya raksasa berwarna putih yang menjadi penunggu sungai Bekasi.
Buaya ini bukanlah buaya biasa, melainkan jelmaan seorang raja yang dikutuk karena kesombongannya. Raja tersebut dahulu sangat angkuh dan tidak peduli dengan penderitaan rakyatnya, sehingga mendapat kutukan untuk menjadi buaya putih.
Dalam cerita rakyat ini, buaya putih memiliki kekuatan supernatural dan sangat ditakuti oleh penduduk sekitar sungai.
Namun seiring waktu, buaya ini menyadari kesalahannya dan mulai melindungi sungai dari orang-orang jahat yang hendak mencemari air.
Dia menjadi penjaga sungai yang baik, meski tetap menakutkan bagi mereka yang berniat buruk.
Cerita rakyat Legenda Buaya Putih Kali Bekasi mengajarkan tentang pertobatan dan penebusan dosa.
Kisah ini menunjukkan bahwa setiap orang, bahkan yang pernah berbuat salah, masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri.
Buaya putih menjadi simbol bahwa penjagaan lingkungan, terutama sungai, adalah tanggung jawab semua makhluk hidup.
26. Cerita Rakyat Legenda Talaga Manggung Majalengka

Talaga Manggung adalah sebuah kerajaan kuno di wilayah Majalengka yang didirikan sebelum abad ke-15, terkenal lewat kisah hilangnya keraton dan berubahnya pusat kerajaan menjadi Situ Sangiang.
Kerajaan ini dipimpin oleh Sunan Talaga Manggung, yang dikenal adil dan bijaksana. Namun, kejayaan kerajaan berakhir secara tragis ketika terjadi kudeta oleh menantunya sendiri, Palembang Gunung.
Dia berambisi menjadi raja dan menyusun rencana membinasakan orang-orang melalui bantuan teman dekat bernama Centang Barang.
Setelah Sunan Talaga Manggung meninggal, kerajaan pun secara ajaib lenyap dan keraton beserta isinya berubah menjadi danau, yang kini dikenal sebagai Situ Sangiang.
Dalam tradisi masyarakat Majalengka, legenda Talaga Manggung masih melekat erat dengan nuansa mistis, termasuk kepercayaan bahwa ikan di Situ Sangiang merupakan jelmaan prajurit kerajaan.
Bila ada ikan mati, harus dikuburkan layaknya manusia agar terhindar dari malapetaka.
Sebenarnya masih ada banyak sekali cerita rakyat pendek asli Tanah Air yang lainnya yang bisa Anda ceritakan kepada buah hati di rumah. Semoga cerita di atas bisa menjadi tambahan referensi bagi Anda.
****
Baca juga:
Ini 7 Fakta Tentang Rampak Gendang, Kesenian Khas Jawa Barat yang Energik dan Dinamis
Beraneka Ragam, Ini 25 Tarian Tradisional dari Berbagai Provinsi di Indonesia
Mengulas Sejarah dan Makna Reog Ponorogo, Jadi Warisan Takbenda UNESCO!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.