Burung kakatua mungkin tidak asing lagi di telinga Parents. Meski demikian, ternyata burung satu ini memiliki banyak jenis, salah satunya adalah kakatua putih. Kakatua jenis ini dikenal juga sebagai kakatua payung. Hewan ini memiliki warna bulu berwarna putih dan menjadi hewan endemik yang hidup di hutan hujan tropis Indonesia.
Hewan ini memiliki jambul di kepalanya yang besar dan panjang. Jambul ini pun memiliki warna yang sangat mencolok dan bentuknya setengah lingkaran, mirip dengan payung. Sementara itu, sayap dan ekornya berwarna kuning pucat atau lemon. Warna inilah yang menjadikan kakatua ini mirip dengan kakatua jambul kuning, kakatua jambul belerang, dan kakatua jambul salmon.
Artikel terkait: 12 Fakta Burung Merak, Burung Indah yang Punya Keunikan Tersendiri
Kali ini, kami akan merangkum beberapa fakta menarik mengenai burung kakatua ini. Penasaran apa saja? Berikut kami rangkum untuk Parents.
1. Dicatat Pertama Kali pada Abad ke-18
Kakatua putih pertama kali dicatat pada tahun 1776 oleh ahli zoologi asal Jerman, Philipp Ludwig Statius Müller. Burung ini memiliki nama latin Cacatua Alba dan masuk dalam subgenus Cacatua. Sering kali, burung ini dikaitkan dengan burung beo putih. Namun, ternyata secara taksonomi, mereka tidak satu kerabat.
2. Bentuk Tubuh Kakatua Putih
Kakatua putih memiliki panjang sekitar 46 cm dan berat sekitar 400 g. Namun, kakatua jantan biasanya bisa memiliki berat hingga 800 g. Kakatua putih jantan biasanya memiliki kepala yang lebih lebar dan paruh yang lebih besar dari betina. Mereka memiliki mata coklat atau hitam dan paruh abu-abu gelap.
Bulu kakatua putih sebagian besar berwarna putih. Namun, pada bagian atas dan bawah sayap biasanya memiliki warna kuning yang ditersamar oleh bulu tengah berwarna putih.
Di bagian ekor pun demikian. Mereka memiliki warna kuning, tetapi tertutupi oleh warna putih yang ada di atasnya. Sama seperti kakatua lainnya, kakatua jenis ini memiliki kaki zygodactyl dengan dua jari menghadap ke depan dan dua menghadap ke belakang, yang memungkinkannya untuk memegang benda dengan satu kaki sambil berdiri di sisi lain.
Mengenai usia hidup, para peneliti belum bisa melakukan pencatatan lebih lanjut. Meski demikian, beberapa kebun binatang melaporkan bahwa usia harapan hidup mereka di rentang 40 hingga 60 tahun.
Artikel terkait: Burung Maleo Jadi Burung Endemik Indonesia, Simak 11 Fakta Uniknya
3. Habitat
Kakatua putih hidup di hutan hujan tropis di Kepulauan Maluku, seperti Halmahera, Ternate, Tidore, Kasuruta, dan Mandioli. Burung ini biasanya hidup di hutan primer dan sekunder tua, seperti tepi hutan, hutan tebang pilih, serta lahan budidaya bekas hutan. Biasanya mereka dapat ditemui di puncak pohon karena mereka memang menghabiskan hari bertengger di sana dengan pasangan atau kelompok kecilnya.
4. Kakatua Putih Terancam Punah
Kakatua putih ditetapkan statusnya menjadi terancam punah oleh IUCN. Hal ini disebabkan, jumlah populasinya di alam liar menurun drastis karena penangkapan dan perdagangan liar. Selain itu, habitat mereka juga banyak dirusak oleh manusia. Pemerintah Indonesia pun telah melarang perdagangan burung spesies ini.
Meski demikian, sampai saat ini, perdagangan ilegal masih banyak terjadi. Survei yang dilakukan oleh LSM Indonesia Pro Fauna menunjukkan bahwa tingkat perdagangan kakatua putih masih terjadi. Pada tahun 2007, kakatua putih banyak ditangkap dan diperjualbelikan di Surabaya dan Jakarta. Selain itu, mereka menemukan adanya penyelundupan yang terjadi di Filipina.
Artikel terkait: Punya Warna Indah, Simak 7 Fakta Menarik tentang Burung Nuri!
5. Makanan
Di alam liar, kakatua putih memakan buah beri, biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan, dan akar-akaran. Beberapa jenis buah yang disukai oleh mereka adalah pepaya, durian, langsat, dan rambutan. Kemudian, untuk biji-bijian, mereka menyukai jagung yang tumbuh di ladang. Oleh karena itu, mereka sering kali menjadi hama bagi para petani karena sering melakukan pengrusakan yang cukup besar.
Uniknya, saat berada di sarang, biasanya mereka mengonsumsi serangga dan larva. Beberapa serangga yang mereka sukai adalah jangkrik dan kadal kecil.
6. Perilaku
Dilansir dari Animalia, kakatua putih biasanya hidup sendiri-sendiri, berpasangan atau berkelompok kecil. Terkadang, mereka hidup berkelompok hingga lima belas ekor. Meskipun burung ini bersifat sosial, selain pasangan kawin, mereka biasanya tidak menjalin ikatan erat satu sama lain. Mereka adalah burung diurnal dan biasanya menetap, meskipun beberapa bisa nomaden, berkeliaran mencari makanan.
Kakatua putih berkomunikasi dengan pasangannya melalui berbagai suara dan gerak tubuh. Mereka saling mencakar selama ritual kawin. Mereka juga menggunakan suara yang keras untuk komunikasi. Mereka membuat jeritan yang keras dan mereka mungkin mendesis ketika merasa terancam.
Artikel terkait: Dinyatakan Punah, Ini 5 Fakta Burung Ivory-billed yang Jadi Karakter ‘Woody Woodpacker’
7. Kebiasaan Kawin
Kakatua jenis ini merupakan hewan yang monogami. Biasanya, mereka tinggal bersama pasangannya seumur hidup. Pada musim kawin, pejantan menyangga dan mengipasi jambulnya untuk menarik perhatian betina. Musim kawin biasanya dari Desember hingga Maret. Pasangan meninggalkan kawanannya untuk mencari tempat bersarang di pohon.
Mereka biasanya membangun sarang di lubang pohon yang sangat besar dan tinggi. Kakatua betina bertelur dua hingga tiga telur. Awalnya, burung jantan akan mengerutkan bulu-bulunya, melebarkan ekor, membuka sayap, menegakkan jambulnya, atau seperti mengangguk-angguk atau memantul untuk mencari perhatian betina.
Burung betina pun akan menanggapinya dengan cuek dan jual mahal. Meski demikian, burung betina akan membiarkan burung jantan untuk terus mendekati dan mengejarnya. Ketika sudah berpasangan, keduanya pun akan saling bersolek dengan menyisir kepala dan ekor sebagai tanda kedekatan emosional.
Kemudian, keduanya pun akan melakukan ritual kawin. Proses pendekatan hingga kawin ini pun biasanya akan memakan waktu lama apabila keduanya merupakan pasangan baru. Setelah bertelur, uniknya, mereka pun mengerami bergantian, antara burung jantan dan betina. Selain itu, pasangan kakatua ini akan membesarkan anak yang pertama menetas.
Apabila anak pertama tidak sehat atau cacat, biasanya mereka akan membesarkan anak kedua. Anak kakatua akan mulai belaajr terbang pada usia 3 bulan. Meski demikian, anak mereka masih bergantung pada orang tuanya selama 2 hingga 3 minggu kemudian. Ketika anak sudah mampu merawat dirinya sendiri, orang tua pun akan kembali pada kelompoknya.
8. Fungsi Jambul Kakatua Putih
Jambul kakatua tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi bagian tubuh ini digunakan untuk komunikasi. Saat jambul diangkat, bisa menjadi tanda bahwa kakatua tersebut ingin menarik pasangan, memanggil anggota kawanannya, mempertahankan wilayahnya, atau mengekspresikan perasaan tertentu, seperti rasa ingin tahu, kegembiraan, ketakutan, kejutan, atau frustrasi.
Artikel terkait: 8 Burung Terkecil di Dunia, Tubuhnya Hanya Seukuran Lebah!
9. Cara Membedakan Kelamin Jantan dan Betina
Ada cara tertentu untuk membedakan kelamin kakatua jantan dan kakatua betina, yakni dengan memperhatikan matanya. Saat dewasa beberapa kakatua putih betina dapat memiliki iris kemerahan/coklat, sedangkan iris jantan dewasa berwarna coklat tua atau hitam. Selain itu, perbedaan kelamin juga dapat diidentifikasi dari suaranya.
Kakatua betina biasanya memiliki suara yang pendek keras, dan pekikan nasal yang melengking. Saat terbang, mereka juga akan mengeluarkan nada tinggi secara berulang.
Demikian beberapa fakta menarik mengenai burung kakatua putih. Semoga bermanfaat untuk menambah pengetahuan buah hati mengenai kekayaan faunda di Indonesia.
Baca juga:
8 Burung Paling Cantik di Dunia, Salah Satunya Ada di Indonesia!
5 Jenis Burung Jalak yang Bisa Dipelihara di Rumah
Elang Bondol Populasinya Kian Menyusut, Simak 4 Fakta Menariknya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.