Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, dari Sabang sampai ke Merauke. Berbagai daerah memiliki kesenian tradisional khas dari wilayahnya masing-masing yang menarik untuk dipelajari. Salah satunya adalah kesenian Rampak Gendang.
Rampak Gendang adalah salah satu kesenian tradisional khas Jawa Barat. Mengutip dari Sumberpedia, kata ‘Rampak’ berasal dari bahasa Sunda yang memiliki makna ‘serempak’, sedangkan Gendang atau Kendang adalah alat musik gendang yang dimainkan dengan cara dipukul
Apa Itu Kesenian Rampak Gendang?
Sumber: Info Budaya
Rampak Gendang biasanya digelar untuk mengisi berbagai macam acara budaya hingga resepsi pernikahan adat Sunda. Biasanya pertunjukan seni ini berkisar antara 3 hingga 10 menit. Pada umumnya Rampak Gendang adalah pertunjukan musik yang terkadang dipadukan dengan Tari Jaipong atau juga Gamelan Jawa.
Kesenian ini merupakan sebuah seni pertunjukan dimana para pemainnya memainkan gendang secara serempak atau bersama-sama. Alat musik gendang yang digunakan berfungsi sebagai instrumen pengatur irama.
Tak hanya gendang, alat musik lainnya juga lazim digunakan dalam pertunjukan seni ini seperti rebana, gitar, dan gamelan.
Kesenian khas Jawa Barat ini mulai populer dari tahun 1980-an sebagai bentuk repertoar kawitan Sunda yang terinspirasi dari resital tugas akhir milik Yoyo Risyaman Wiranata dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung.
Jika pada penyajian kesenian gamelan pada umumnya hanya terdapat satu orang juru kendang, Yoyo Risyaman berinisiatif untuk menambahnya menjadi tiga orang juru kendang, yakni Kosim Purwaganda, Tatang Atung, dan Barlen Sutisna. Pertunjukkan yang digelar di aula Gedung Kesenian Sunan Ambu STSI Bandung itu kemudian dikembangkan bersama dengan Rusman Nandang Barmaya di SMKI Bandung.
5 Fakta Kesenian Rampak Gendang
1. Pemain Terdiri dari 5 Orang hingga 100 Orang Lebih
Sumber: Sumberpedia
Menariknya, pemain yang memukul gendang biasanya datang dalam jumlah banyak, mulai dari 5 orang hingga 100 orang lebih. Masing-masing pemainnya akan memainkan kendang indung yang besar dan 2 buah kendang kulanter yang kecil.
Ada pula Pangrawit, pemain geding gamelan berlaras salendro yang memainkan alat musik beragam seperti boning, rincik, saron I, saron II, peking, demung, kenong, goong, dan rebab.
2. Pakaian Khusus untuk Para Penari
Sumber: Encyclopedia DKI jakarta
Ada pakaian khusus yang digunakan dalam kesenian ini, yakni busana bermotif Sunda dengan warna yang mencolok dan seluruh pemainnya tampil berseragam.
Untuk para Pangrawit yang diposisikan di belakang atau di samping pemain kendang, biasanya mengenakan busana takwa yang dilengkapi sinjang dan udeng (ikat kepala).
3. Kesenian yang Energik
Sumber: Kabare
Rampak Gendang memiliki ciri khas bunyi tabuh gendang yang variatif, dinamis, dan energik. Para Pangrawit gamelan akan memberikan aba-aba gending kepada pemain gendang, kemudian dimainkan komposisi lagu tabuhan secara bersama-sama.
Para pemain gendang kemudian akan menggerakkan tangan, kepala, serta badan secara berbarengan atau bergantian. Mereka pun akan berteriak dengan penuh semangat dalam gerakan yang kompak.
4. Mencerminkan Nilai Moral Gotong Royong
Sumber: Indonesia Kaya
Kesenian khas Sunda ini merepresentasikan nilai moral yakni gotong royong da kebersahajaan dari suku Sunda. Seni musik yang satu ini kaya akan nilai-nilai filosofis yaitu cerminan dari masyarakat Sunda yang terkenal guyub (rukun), gotong royong, dan ceria.
5. Jenis-jenis Rampak Gendang
Sumber: Youtube
Terdapat dua jenis kesenian asal Jawa ini, yakni Rampak Gendang Diri yang dimainkan sambil berdiri menggunakan stik seperti stik drum untuk 2 buah kendang, dan Rampak Gendang Duduk yang dimainkan sambil duduk. Pada pertunjukan Rampak Gendang Duduk, biasanya digunakan 3 buah kendang sebagai alat musiknya.
6. Tak Hanya di Jawa Barat
Sumber: Sering Jalan
Kesenian ini tak hanya berkembang di Jawa Barat saja, melainkan ada pula di Jawa Tengah, tepatnya di Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap Jawa Tengah.
Bahkan seni musik pertunjukan ini pun dapat dipadukan dengan kesenian Jawa-Banyumasan yang menggunakan terompet khas Banyumas sehingga muncul nuansa unik dan berbeda dari Rampak Gendang biasa.
7. Menjadi Salah Satu Mata Kuliah di Universitas Amerika
Sumber: Adat Nusantara
Kesenian ini sudah dikenal hingga ke luar negeri. Salah satu universitas di Amerika yang mempelajari mengenai kesenian Indonesia pun membuka mata kuliah yang mempelajari Rampak Gendang dengan dosen dari Indonesia. Tak jarang mereka yang tertarik dengan kesenian ini mengunjungi Indonesia untuk belajar khusus mengenai seni musik ini di tempat asalnya.
***
Rampak Gendang merupakan salah satu dari sekian banyak budaya tradisional Indonesia yang harus dilestarikan kepada generasi penerus kita, khususnya mereka yang bermukim di tanah Sunda.
Baca Juga:
16 Alat Musik Tradisional Indonesia yang Mendunia, Ada Rebab dan Kecapi
Sejarah dan Filosofi Dua Tari Tradisional Bali, Kecak dan Legong
15 Permainan Tradisional Indonesia, Ajak Anak Main agar Tidak Bosan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.