Apakah si kecil sudah tahu siapa saja nama pahlawan nasional Indonesia?
Dikutip dari laman Kementrian Sosial RI, Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada Warga Negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baik yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara Indonesia, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa. Di bidang pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009.
Selain itu, dikutip juga dari laman Tempo, gelar Pahlawan Nasional juga diberikan kepada tokoh yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia.
Ada beberapa nama pahlawan Indonesia yang penting untuk diketahui bagaimana perjuangannya, di antaranya Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Soetomo, Sudirman, dan lainnya.
Inilah 30 nama pahlawan nasional Indonesia yang perlu anak-anak ketahui.
Artikel Terkait: 50 Inspirasi Ucapan 17 Agustus, Penuh Semangat di Hari Kemerdekaan!
Nama Pahlawan Nasional Indonesia
1. Soekarno
sumber: id.wikipedia.org
Soekarno adalah pahlawan proklamasi yang teguh mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sosok Soekarno sangat dikenal sebagai orang yang mencetuskan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.
Mengtuip dari laman Okezone, Soekarno bahkan memiliki ingatan fotografik dan menguasai 10 bahasa asing. Luar biasa sekali, ya, Parents?
Beliau tidak hanya gigih memperjuangkan kemerdekaan untuk Indonesia, tetapi juga sangat berjasa bagi perdamaian dunia. Namanya diabadikan di berbagai tempat di seluruh penjuru dunia.
Artikel Terkait: Mengenal Lebih Dekat Bung Karno, Proklamator Indonesia yang Disegani Dunia
2. Mohammad Hatta
sumber: id.wikipedia.org
Muhammad Hatta adalah salah satu pahlawan proklamasi yang sangat berperan dalam kemerdekaan Indonesia.
Muhammad Hatta sangat aktif berorganisasi sewaktu ia bersekolah di Belanda, salah satunya menjadi pemimpin Perhimpunan Indonesia.
Tokoh pahlawan yang satu ini sangat terkenal menyukai kegiatan membaca buku. Semasa hidupnya ia senang membaca dan mengoleksi sekitar 80.000 buku.
Beliau mengoleksi berbagai jenis macam buku, mulai dari ilmiah sampai buku fiksi. Menariknya, ia pun menguasai berbagai macam bahasa asing, karena koleksi bukunya juga terdiri dari berbagai macam bahasa.
3. Soetomo
sumber: id.wikipedia.org
Tokoh Soetomo atau lebih dikenal dengan dokter Soetpmo adalah salah satu sosok yang berperan besar dalam pertumpahan darah di Surabaya pada tanggal 10 November 1945.
Beliau adalah sosok atau tokoh pendiri organisasi Budi Utomo yang merupakan organisasi pergerakan pertama di Indonesia.
4. Tan Malaka
sumber: id.wikipedia.org
Malaka adalah pahlawan nasional yang sangat aktif memimpin berbagai organisasi dan partai. Beliau sempat mendirikan Partai Rakyat Indonesia atau Padi pada tahun 1927, Musyawarah Rakyat Indonesia atau Murba tahun 1948, dan mengajar di Cina tahun 1936.
Tan Malaka juga aktif dalam organisasi Indische Social Democratische Vereeniging yang berubah menjadi Partai Komunis Hindia.
Tokoh pahlawan nasional yang satu ini meninggal di Kediri pada 19 Februari 1949. Ditetapkan sebagai pahlawan Nasional melalui ketetapan presiden nomor 53 tanggal 23 Maret 1963.
5. Sutan Syahrir
sumber: minews.id
Sutan Syahrir merupakan menteri pertama negara Indonesia yang banyak melakukan perjuangan ‘di bawah tanah’. Saat Jepang melakukan pendudukan di NKRI, beliau melakukan penyegelan pesawat radio.
Setelah Indonesia merdeka, tokoh pahlawan nasional ini juga diangkat menjadi penasihat Soekarno dan menjadi duta besar keliling, menurut laman Voi.id.
6. Ki Hajar Dewantara
sumber: liputan6.com
Sebagai tokoh pendidikan, tentunya nama Ki Hajar Dewantara tidak boleh dilewatkan. Sosok yang satu ini merupakan pahlawan nasional yang bergerak di bidang pendidikan untuk melawan penjajah kolonial.
Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Taman Siswa untuk memberikan kesempatan pendidikan bagi pribumi yang tidak bisa sekolah di lembaga pendidikan formal.
7. Sudirman
sumber: id.wikipedia.org
Sudirman atau lebih dikenal dengan julukan Jendral Sudirman merupakan panglima besar TNI yang dihormati sepanjang sejarah di negara Indonesia.
Ia merupakan pahlawan nasional yang memiliki jasa besar dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pada zaman penjajahan Jepang, Jenderal Sudirman bergabung dengan pasukan Pembela Tanah Air atau PETA, di Bogor. Saat kemerdekaan Indonesia, Sudirman beserta pasukannya berhasil merebut senjata dari pasukan Jepang di Banyumas.
Pada tanggal 18 Desember 1945 Sudirman resmi diangkat menjadi panglima besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
8. Mohammad Natsir
sumber: hidayatullah.com
Muhammad Natsir dikenal sebagai tokoh pahlawan Indonesia yang paling sederhana. Ia diangkat menjadi perdana menteri oleh Presiden Soekarno pada tahun 1950. Tokoh ini merupakan aktivis dan pemikir Islam yang aktif di organisasi Masyumi atau Majelis Syuro Muslimin Indonesia.
9. Agus Salim
sumber: kompas.com
Agus Salim adalah tokoh pahlawan nasional yang hidup dalam kesederhanaan. Beliau sempat menjabat sebagai diplomat setelah Indonesia merdeka dan berperan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia secara de jure ke khalayak internasional.
Kecerdikan dan kecerdasan Agus Salim tidak hanya diakui tokoh dalam negeri, tetapi juga banyak pejabat Belanda dan Inggris. Tokoh pahlawan nasional ini adalah salah satu pemimpin besar organisasi Serikat Islam.
Artikel Terkait: 15 Inspirasi nama bayi perempuan dari nama pahlawan, cek di sini!
10. Mohammad Yamin
sumber: liputan6.com
Mohammad Yamin adalah pahlawan Nasional yang sangat aktif berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Beliau juga terlibat sebagai salah satu tokoh yang merumuskan Sumpah Pemuda pada tanggal 8 Oktober 1928.
Sebagai salah satu pemuda dari Sumatra, beliau aktif memimpin organisasi kepemudaan yang bernama Jong Sumatranen Bond.
Beliau mengemukakan gagasan penting tentang persatuan Indoensia. Sosok Mohammad Yamin sangat meyakini bahwasannya bahasa bisa menjadi alat pemersatu sebuah negara.
Lantaran pidato dari beliau, optimisme para pemuda Indoenesia saat Kongres Pemuda I meningkat tajam dan meyakini konsep persatuan yang akan berbuah menjadi Sumpah Pemuda saat Kongres Pemuda II.
11. Adam Malik
sumber: minews.id
Adam Malik adalah tokoh bangsa yang mendirikan kantor berita Antara tahun 1937.
Beliau terlibat dalam peristiwa bersejarah penting yakni Peristiwa Rengasdengklok.
Beliau pernah pula menjabat sebagai menteri dan wakil presiden ketiga sebelum menjadi ketua parlemen.
12. Dewi Sartika
sumebr: id.wikipedia.org
Dewi Sartika adalah salah satu nama pahlawan nasional yang bergerak dan bercita-cita untuk memajukan pendidikan di kalangan kaum perempuan.
Beliau adalah kaum bangsawan yang sangat memperhatikan kondisi perempuan yang tidak bisa mengenyam pendidikan. Beliau membangun sekolah untuk kaum perempuan yang dinamakan Sakola Isteri.
13. Hasyim Asyari
sumber: tebuireng.online
Hasyim Asy’ari adalah pahlawan nasional yang merupakan salah satu cendekiawan muslim. Beliau adalah pendiri organisasi Islam besar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama atau NU. Tahun 1898, beliau mendirikan Pesantren Tebu Ireng.
14. Abdul Haris Nasution
sumber: biografiku.com
Sebagai Jenderal Besar TNI Purnawirawan, Abdul Haris Nasution dikenal sebagai pengusung perang gerilya saat melawan penjajahan Belanda.
Beliau juga menulis buku yang membahas seputar strategi perang gerilya dengan judul Strategy of Guerrilla Warfare. Beliau mendapatkan gelar pahlawan nasional tahun 1997.
15. Pangeran Diponegoro
sumber: id.wikipedia.org
Pangeran Diponegoro adalah salah satu tokoh perjuangan yang melawan penjajahan Belanda saat Perang Jawa yang terjadi tahun 1825. Perang ini tercatat sebagai salah satu perang dengan korban terbanyak dalam sejarah.
Sosok Pangeran Dipenegoro sebenarnya adalah keturunan bangsawan yang tidak tertarik dengan kehidupan keraton yang sarat dengan kemewahan. Ia menolak tawaran untuk menjadi raja dan memilih untuk hidup dalan kesederhanaan di Tegalrejo.
Awal terjaidnya Perang Jawa ini adalah karena Belanda memasang patok-patok pembatas di sekitar tanah milik Pangeran Dipenogoro di Tegalrejo.
Hal ini diperparah dengan tingkah laku Belanda yang kerap memasang pajak tinggi terhadap penduduk dan sama sekali tidak menghargai adat istiadat masyarakat setempat.
Hal inilah yang menyulut perlawanan dari Pangeran Dipenogoro. Menurut laman Kompas, perang meluas sampai ke Pacitan dan Kedu.
Bahkan, beberapa tokoh penting juga ikut bergabung, seperti Kyai Maja, tokoh agama di Surakarta, kemudian SISKS Pakubuwono VI, dan Raden Tumenggung Prawirodigdaya.
Akhirnya, Belanda berhasil mendesak pasukan Pangeran Dipenogoro di Magelang pada tanggal 28 Maret 1830. Belanda menegosiasikan untuk segera menghentikan perang.
Akan tetapi, Pangeran Dipenogoro jelas menolak hal ini. Kemudian, beilau diasingkan ke Ungaran, Semarang, ke Gedung Karesidenan Semarang.
Artikel Terkait: Tak Banyak yang Tahu, 11 Artis Indonesia Ini Ternyata Keturunan Pahlawan Nasional
16. Raden Ajeng Kartini
sumber: demakpos.com
Sama seperti Dewi Sartika, Raden Ajeng Kartini adalah salah satu pahlawan nasional perempuan yang memperjuangkan kesetaraan hak kaum perempuan. Beliau juga membangun sekolah untuk perempuan yang bernama Yayasan Kartini, pada tahun 1912.
Salah satu yang paling dikenal dari tokoh ini adalah kumpulan surat beliau yang dijadikan buku berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Hari Kartini memang bukan hanya tentang memakai kebaya lalu melakukan parade busana, tetapi ini adalah hari untuk mengingatkan diri tentang pentingnya untuk terus berjuang di tengah keterbatasan.
Walaupun dengan segala peraturan dan pembatasan hak perempuan di saat itu, Kartini tetap memperjuangkan hak perempuan lain untuk bisa mengenyam pendidikan.
17. Cut Nyak Dien
sumber: minews.id
Cut Nyak Dien adalah pahlawan nasional perempuan yang sangat berani, bahkan turut serta berperang melawan penjajahan Belanda pada masa Perang Aceh.
Akibat kematian suaminya, beliau makin bersemangat untuk mengerahkan segala kekuatannya dan menghimpun kekuatan untuk melawan penjajahan Belanda.
Oleh karenanya, beliau adalah salah satu sosok yang cukup ditakuti oleh Belanda saat itu.
18. Abdul Muis
Abdul Muis. (Liputan6)
Dalam ejaan lama, nama Abdul Muis ditulis Abdul Moeis. Ia adalah seorang jurnalis sekaligus sastrawan yang punya jasa besar bagi perkembangan dunia sastra Indonesia.
Melalui jalur diplomasi, ia berjuang melawan penjajah Belanda. Ia menjadi jurnalis di sejumlah surat kabar yang terbit di Kota Bandung.
Tulisan-tulisannya yang vokal menentang kebijakan pemerintah Belanda membuatnya kian dikenal di dunia perpolitikan.
Novel-novel tulisannya bernafaskan lika-liku kehidupan anak muda yang patriotik. Salah satu novelnya yang paling dikenal adalah Salah Asuhan.
Atas keberaniannya, Abdul Muis diangkat sebagai Pahlawan Nasional pertama Indonesia oleh Presiden Soekarno pada tahun 30 Agustus 1959, dua bulan setelah dirinya meninggal dunia di Bandung dalam usia 76 tahun.
19. Kapitan Pattimura
Sumber: Detik
Bernama asli Thomas Matulessy atau dikenal dengan nama Pattimura yang lahir di Ambon pada 1783.
Wajah dari tokoh pahlawan ini dapat dikenali Si Kecil melalui mata uang seribu rupiah.
Pattimura kala itu berperan besar sebagai panglima perang dalam perlawanan rakyat Maluku dengan VOC Belanda.
Selama kependudukan Belanda, Pattimura berusaha membebaskan rakyat Maluku dari penindasan, kerja rodi, dan perampasan kekayaan Maluku.
Atas kewibawaan dan keberaniannya, usaha Pattimura pun berhasil menghadapi para kolonis tahun 1817 dan menyatukan kerajaan Nusantara Ternate dan Tidore.
Sebenarnya, Belanda pernah menawarkan kerja sama, akan tetapi Pattimura menolak dan sosok tersebut dihukum mati pada 16 Desember 1817.
20. Tuanku Imam Bonjol
Sumber: Kompas
Sosok pahlawan ini berasal dari Kampung Tanjung Bunga, Sumatera Barat dengan nama lahir Peto Syarif atau lebih dikenal Tuanku Imam Bonjol. Beliau merupakan seorang pimpinan masyarakat dan ulama di daerah asalnya.
Dirinya dikenal sebagai pejuang dalam pertentangan kaum Adat dan Kaum Padri (kaum agama) dari tahun 1803 hingga 1838. Karena adanya pengkhianatan Belanda, Imam Bonjol ditangkap dan diasingkan ke Cianjur, kemudian Ambon, dan terakhir ke Manado.
Pahlawan yang diabadikan oleh Bank Indonesia pada uang lima ribu rupiah ini wafat pada 1864.
21. Sultan Hasanuddin
Sumber: Tribun
Mempunyai julukan Ayam Jantan dari Timur, Sultan Hassanudin merupakan salah satu nama pahlawan nasional Indonesia dari Sulawesi Selatan yang juga merupakan putra kedua dari Sultan Malikusaid.
Hasanuddin mencatatkan namanya dalam perjuangan melawan Belanda, usaha menggabungkan beberapa kerajaan kecil di Indonesia Timur setelah diangkat sebagai Sultan Kerajaan Gowa.
Karena hal tersebut, Belanda meminta bantuan tentara ke Batavia agar menerobos benteng terkuat Gowa, yaitu Somba Opu, pada 1669. Sultan Hasanuddin akhirnya mengundurkan diri dan wafat pada 12 Juni 1670.
22. Cipto Mangunkusumo
Dok. foto: Wikipedia
Cipto Mangunkusumo merupakan salah satu tokoh pergerakan Kemerdekaan Indonesia. Jika Anda pernah mendengar tentang “Tiga Serangkai”, ia adalah salah satu anggotanya, bersama dengan Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara. Mereka banyak menyebarluaskan ide pemerintahan dan kritis terhadap pemerintahan penjajahan Hindia Belanda.
Nama pahlawan nasional yang dijadikan sebagai nama rumah sakit ini merupakan tokoh dalam Indische Partij, yaitu suatu organisasi politik yang pertama kali mencetuskan ide pemerintahan sendiri di tangan penduduk setempat, bukan oleh Belanda.
Tahun 1913, ia dan kedua rekannya diasingkan oleh pemerintah kolonial ke Belanda akibat tulisan dan kegiatan politiknya.
Berbeda dengan kedua rekannya di Tiga Serangkai yang kemudian mengambil ranah pendidikan, Cipto mangunkusumo tetap konsisten berjalan di jalur politik.
Karena sikap radikalnya, ia pun dibuang oleh pemerintahan penjajahan ke Belanda pada tahun 1927.
Ia pun wafat pada tahun 1943 dan dimakamkan di TMP Ambarawa. Pada tanggal 19 Desember 2016, atas jasa jasanya, Pemerintah Republik Indonesia, mengabadikan beliau di pecahan uang logam rupiah baru, yaitu pecahan Rp. 200,-. Selain itu, namanya juga diabadikan menjadi nama rumah sakit RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo yang merupakan pusat rujukan nasional untuk rumah sakit pemerintah.
23. K.H Fakhruddin
Dok. foto: Wikipedia
KH Fakhruddin, yang juga dikenal sebagai Muhammad Jazuli, adalah seorang ulama dan pejuang kemerdekaan Indonesia lahir di Yogyakarta pada tahun 1890 dan wafat pada 28 Februari 1929 .
Fakhruddin memainkan peran vital dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia dan memiliki kontribusi signifikan dalam organisasi Muhammadiyah.
Diakui sebagai pahlawan nasional Indonesia, Fakhruddin memberikan sumbangan besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembinaan generasi muda sebagai pemimpin di Muhammadiyah.
Ia juga pernah diutus untuk meneliti nasib para jemaah haji asal Indonesia yang pada saat itu diketahui mendapat perlakuan yang kurang baik dari petinggi Makkah. Namun, hal itu bisa ia atasi hingga ia mendirikan Badan Penolong Haji.
24. Ahmad Yani
Dok. foto: Wikipedia
Jenderal Ahmad Yani (19 Juni 1922 – 1 Oktober 1965) adalah seorang pahlawan revolusi Indonesia dan Menteri/Panglima Angkatan Darat. Dilahirkan di Purworejo, Jawa Tengah, beliau memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Ayahnya, Raden Soetarjo, adalah seorang yang sederhana. Ahmad Yani gugur sebagai korban Gerakan 30 September (G30S).
Kisah hidupnya mencakup kepemimpinan militer, dan ia diakui sebagai pahlawan nasional yang berjasa besar dalam menjaga keutuhan dan kehormatan bangsa.
25. Nyi Ageng Serang
Dok. foto: Wikipedia
Nyi Ageng Serang, atau Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edhi (1752–1838), adalah Pahlawan Nasional Indonesia. Berjuang melawan penjajahan Belanda pada abad ke-19, ia lahir di Banten, Jawa Barat. Nyi Ageng Serang dikenal sebagai pahlawan wanita yang gigih dan memiliki peran penting dalam perlawanan terhadap kolonialisme Belanda.
26. Martha Christina Tiahahu
Dok. foto: Wikipedia
Martha Christina Tiahahu (4 Januari 1800 – 2 Januari 1818) adalah Pahlawan Nasional Indonesia, lahir di Abubu Nusalaut, Maluku. Sebagai anak sulung Kapitan Paulus Tiahahu, Martha memainkan peran penting dalam perlawanan terhadap penjajahan Belanda di Maluku.
Gadis ini gugur di medan perang pada usia 17 tahun, menjadikannya pahlawan wanita pertama yang gugur dalam pertempuran melawan Belanda di Indonesia. Martha Christina Tiahahu diakui sebagai simbol keberanian dan perlawanan, memberikan inspirasi bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia.
27. Soepomo
Dok. foto: Wikipedia
Prof. Mr. Dr. Soepomo adalah pahlawan nasional Indonesia yang dikenal sebagai arsitek UUD 1945. Lahir pada 14 Januari 1903, Soepomo merupakan ahli hukum generasi pertama. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pertama pada masa jabatan 19 Agustus 1945 – 14 November 1945. Soepomo secara anumerta dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 14 Mei 1965 oleh Presiden Soekarno. Sebagai perumus UUD 1945, perannya sangat signifikan dalam pembentukan dasar negara Indonesia.
28. Tjut Meutia
Dok. foto: Wikipedia
Cut Meutia, juga dikenal sebagai Tjoet Nyak Meutia, adalah pahlawan nasional Indonesia dari daerah Aceh. Ia lahir pada 15 Februari 1870 dan wafat pada 24 Oktober 1910, karena gugur dalam pertempuran dengan Marechausée di Alue Kurieng. Cut Nyak Meutia adalah seorang pejuang wanita yang berani, mengambil bagian dalam perang melawan Belanda.
Pada tanggal 19 Desember 2016, atas jasa-jasanya, Pemerintah Republik Indonesia mengabadikannya dalam pecahan uang kertas rupiah baru Republik Indonesia, pecahan Rp1.000.
29. I Gusti Ngurah Rai
Dok. foto: Wikipedia
I Gusti Ngurah Rai (30 Januari 1917 – 20 November 1946) adalah seorang tokoh militer Indonesia dan Pahlawan Nasional yang memimpin pasukan Indonesia dalam Perang Puputan Margarana di Bali melawan pasukan Belanda. Lahir di Carangsari, Bali, ia merupakan anak dari I Gusti Ngurah Palung, seorang camat di Petang, Bali. Ngurah Rai memiliki ketertarikan pada dunia militer sejak muda dan memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
30. Sisingamangaraja XII
Dok. foto: Wikipedia
Sisingamangaraja XII, dengan nama lengkap Patuan Bosar Sinambela Ginoar Ompu Pulo Batu (18 Februari 1845 – 17 Juni 1907), adalah seorang raja di Negeri Toba. Ia lahir di Bakkara, Tapanuli, dan merupakan pahlawan nasional Indonesia.
Sisingamangaraja XII dikenal karena keteguhannya dalam mempertahankan wilayahnya dan perlawanannya terhadap penjajah Belanda. Ia meninggal dalam pertempuran melawan Belanda di Dairi pada tanggal 17 Juni 1907.
Demikianlah 30 nama pahlawan nasional yang perlu anak-anak ketahui. Yuk, pupuk rasa cinta Tanah Air dalam diri si kecil sejak dini, dengan mengenalkan nama-nama pahlawan di Indonesia beserta perjuangannya.
***
Baca Juga:
7 Cara Sederhana Mengenalkan Makna Kemerdekaan pada Anak
5 Fakta dan Sejarah Hari Pramuka, Ajarkan Maknanya pada Anak!
Makna dan Sejarah Hari Pahlawan 2020, Perjuangan Masih Terus Berlanjut
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.