Penyakit herpes zoster atau cacar ular (cacar api) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster. Penyakit ini biasanya ditandai dengan tumbuhnya bintil berisi air di kulit. Sejauh ini, herpes zoster hanya bisa dicegah dengan vaksin herpes zoster.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan agar orang dewasa sehat berusia 50 tahun ke atas mendapatkan 2 (dua) dosis vaksin herpes zoster yang disebut Shingrix (vaksin zoster rekombinan).
Pemberian vaksin dosis pertama dan dosis kedua biasanya berjarak 2 hingga 6 bulan. Dua dosis Shingrix memiliki efektivitas lebih dari 90%.
Siapa yang Harus Mendapatkan Vaksin Herpes Zoster?
Sumber: pexels
Orang dewasa sehat yang berusia 50 tahun ke atas harus mendapatkan dua dosis vaksin herpes zoster. Mereka yang pernah mengalami herpes zoster dan cacar air sebaiknya juga mendapatkan vaksin herpes zoster.
Jika pernah mengidap herpes zoster, Anda bisa mendapatkan vaksin Shingrix untuk membantu mencegah terjadinya penyakit di masa depan.
Setelah sembuh dari penyakit itu, Anda tidak perlu menunggu dalam jangka waktu tertentu sebelum menerima vaksin Shingrix. Umumnya, Anda hanya harus memastikan ruam herpes zoster telah hilang sebelum vaksinasi.
Artikel terkait: Pentingnya Vaksin IPV untuk Anak, Cegah Kelumpuhan Akibat Virus Polio
Selain itu, Anda juga baiknya mendapatkan vaksin herpes zoster jika pernah menderita cacar air.
Studi menunjukkan bahwa lebih dari 99% orang Amerika yang berusia 40 tahun ke atas pernah menderita cacar air.
Cacar air dan herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama (virus varicella zoster). Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus tersebut tetap dorman (tidak aktif) di dalam tubuh. Seiring berjalannya waktu, virus ini bisa aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster.
Untuk itulah sangat penting bagi mereka yang pernah mengalami herpes zoster dan cacar air untuk mendapatkan vaksin herpes zoster.
Siapa yang Tidak Disarankan Mendapatkan Vaksin Shingrix?
Anda seharusnya tidak mendapatkan Shingrix jika:
- Pernah mengalami reaksi alergi parah terhadap komponen vaksin.
- Hasil uji kekebalan terhadap virus varicella zoster negatif. Jika hasil tes negatif, Anda harus mendapatkan vaksin cacar air.
- Sedang mengalami herpes zoster.
- Sedang hamil atau menyusui. Perempuan yang sedang hamil atau menyusui harus menunggu untuk mendapatkan Shingrix.
- Jika Anda mengalami penyakit akut ringan (seperti pilek) secara tiba-tiba, Anda mungkin terkena Shingrix. Namun, jika memiliki penyakit akut sedang atau berat, Anda biasanya harus menunggu sampai sembuh sebelum mendapatkan vaksin.
- Memiliki suhu tubuh 38.5 celsius atau lebih tinggi.
Seberapa Efektif Vaksin Herpes Zoster?
Sumber: pexels
Dua dosis Shingrix memberikan perlindungan yang kuat terhadap herpes zoster dan postherpetic neuralgia (komplikasi herpes zoster yang paling umum).
Dua dosis vaksin Shingrix 97% efektif untuk mencegah herpes zoster pada orang dewasa berusia 50 hingga 69 tahun. Sementara pada orang dewasa yang berusia 70 tahun ke atas, Shingrix memiliki efektivitas sebesar 91%.
Dua dosis vaksin Shingrix 97% efektif untuk mencegah postherpetic neuralgia pada orang dewasa berusia 50 hingga 69 tahun. Pada orang dewasa yang berusia 70 tahun ke atas, Shingrix memiliki efektivitas sebesar 91%.
Perlindungan Shingrix tetap tinggi (lebih dari 85%) pada orang dewasa berusia 70 tahun ke atas selama empat tahun setelah vaksinasi.
Artikel terkait: Penyintas COVID-19, Ini Aturan Terbaru Vaksinasi yang Perlu Diketahui
Apa Kemungkinan Efek Samping Shingrix?
Studi menunjukkan bahwa Shingrix aman digunakan. Vaksin ini dapat membantu tubuh Anda menciptakan pertahanan yang kuat terhadap herpes zoster.
Kebanyakan orang mengalami sakit lengan ringan atau sedang setelah mendapatkan Shingrix, dan beberapa juga mengalami kemerahan dan bengkak di tempat mereka mendapat suntikan.
Beberapa orang juga merasa lelah, nyeri otot, sakit kepala, menggigil, demam, sakit perut, atau mual. Sekitar 1 dari 6 orang yang mendapat Shingrix mengalami efek samping yang membuat mereka tidak bisa melakukan aktivitas secara teratur.
Efek samping vaksin biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu sekitar 2 sampai 3 hari.
Jika mengalami efek samping vaksin, Anda dapat mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti ibuprofen atau acetaminophen.
Artikel terkait: Vaksin Dengue untuk Cegah DBD: Aturan Pemberian, Efek Samping, Cara Mendapatkannya
Anda Harus Waspada Jika Mengalami Hal Ini Setelah Vaksin
Dalam uji klinis, Shingrix tidak memiliki efek samping yang serius. Faktanya, efek samping yang serius dari vaksin sangat jarang terjadi.
Misalnya, untuk setiap 1 juta dosis vaksin yang diberikan, hanya satu atau dua orang yang mungkin mengalami reaksi alergi parah.
Tanda-tanda reaksi alergi biasanya terjadi dalam beberapa menit atau jam setelah vaksinasi. Tanda-tanda reaksi alergi termasuk gatal-gatal, pembengkakan pada wajah dan tenggorokan, kesulitan bernapas, detak jantung yang cepat, pusing, atau kelemahan.
Jika Anda mengalami gejala di atas atau gejala yang mengancam lainnya, segera temui dokter, ya, Parents!
Itulah informasi mengenai vaksin herpes zoster. Semoga informasi ini bermanfaat!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
Jadwal Imunisasi Bayi Usia 0-24 Bulan Sesuai Arahan IDAI
Jenis Vaksin Anak, Ini Daftar Nama dan Harga Terbarunya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.