Di akhir trimester kehamilan, sebagian ibu hamil pasti senang bercampur deg-degan saat menanti kontraksi sebagai tanda si buah hati akan hadir ke dunia. Namun sayangnya, tak sedikit dari mereka dengan usia kehamilan sudah lewat HPL bayi masuk panggul tapi belum kontraksi.
Sebuah penelitian mencatat bahwa sekitar 60 dari 100 ibu hamil melahirkan pada atau sebelum hari perkiraan lahir (HPL) yang ditentukan. Namun, pada 35 dari 100 ibu hamil lainnya, kontraksi mulai dengan sendirinya dalam waktu dua minggu dari tanggal jatuh tempo. Tetapi, dibutuhkan waktu lebih lama pada sekitar 5 dari 100 perempuan yang sedang mengandung lainnya.
Ada banyak penyebab dan faktor risiko yang memicu kondisi tersebut. Apa saja itu? Dan, bagaimana cara mengatasinya? Apakah membawa dampak pada janin dalam kandungan? Simak informasi berikut ini!
Artikel terkait: 9 Pemeriksaan untuk Bunda dan Janin Saat Trimester Ketiga, Jangan Sampai Terlewat!
Apa Artinya Kehamilan Sudah Lewat HPL?

Ketika kehamilan berlanjut secara normal atau sekitar 40 minggu, itu disebut kehamilan aterm atau kehamilan penuh. Jika bayi lahir sebelum 37 minggu kehamilan selesai, itu dianggap sebagai kelahiran prematur. Lahir terlalu dini dikaitkan dengan berbagai risiko bagi bayi. Kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu disebut kehamilan post-term, berkepanjangan atau terlambat.
Namun, ada pula ahli yang beranggapan jika persalinan Anda tidak dimulai pada saat Anda hamil 41 minggu, itu dianggap terlambat. Dengan kata lain, Bunda yang melahirkan lebih dari 41 minggu artinya kehamilan sudah melewati HPL.
Penyebab Sudah Lewat HPL Bayi Masuk Panggul, tapi Belum Kontraksi
Adapun kelahiran melewati HPL yang ini juga disebabkan oleh berbagai hal. Beberapa di antaranya adalah:
Genetik
Studi dari Institute for Quality and Efficiency in Health Care pada tahun 2006 menunjukkan, alasan mengapa bayi terlambat lahir biasanya tidak diketahui. Terkadang karena predisposisi genetik (keturunan). Perempuan yang sudah memiliki bayi yang datang lebih lambat dari hari perkiraan lahir mereka lebih mungkin untuk memiliki bayi yang terlambat di kehamilan berikutnya.
Kehamilan pertama
Akibat karena belum pernah melahirkan, rahim dan leher rahim (serviks) Bunda mungkin belum siap untuk menerima dorongan bayi untuk keluar dari perut. Akibatnya, tak jarang ibu hamil anak pertama yang sudah lewat HPL, bayi masuk panggul, tapi belum kontraksi.
Usia
Bunda yang hamil di atas usia 35 tahun lebih sering mengalami postmatur.
Obesitas
Beberapa ahli mencatat, ibu hamil yang kelebihan berat badan dapat gagal merespons sinyal dalam tubuh yang memicu persalinan. Hal ini menjelaskan mengapa mereka memiliki tingkat persalinan induksi yang lebih tinggi dan mengalami keterlambatan dalam persalinan.
Kesalahan menghitung HPL
Terkadang, penyebab Bunda belum mengalami kontraksi meski sudah melewati HPL dikarenakan oleh adanya kesalahan dalam perhitungan HPL.
Selain itu, beberapa kemungkinan lainnya yang menyebabkan kelahiran telat adalah:
- Bunda memiliki riwayat melahirkan melewati batas HPL sebelumnya
- Belum pernah mengalami terlambat melahirkan, tetapi ada anggota keluarga yang pernah
- Meski jarang terjadi, keterlambatan melahirkan juga bisa disebabkan oleh adanya komplikasi kehamilan atau adanya masalah pada plasenta bayi
- Bunda juga dulu lahir terlambat.
Bagaimana Cara Hitung HPL?
Hari Perkiraan Lahir atau (HPL) adalah perkiraan tanggal kelahiran yang dihitung dari HPHT atau Hari Pertama Haid Terakhir serta melalui pemeriksaan USG. Sesuai dengan istilahnya, ‘perkiraan’, tanggal ini sebenarnya hanya prediksi dan tidak bersifat mutlak. Artinya, si kecil bisa saja lahir di luar tanggal perkiraan tersebut, kok, Bun.
Sebagian besar kehamilan berlangsung sekitar 40 minggu (atau 38 minggu sejak pembuahan). Jadi biasanya, cara terbaik untuk memperkirakan HPL adalah dengan menghitung 40 minggu atau 280 hari, dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT).
Cara lain untuk menghitung HPL, yaitu Bunda juga bisa mengurangi tiga bulan dari HPHT dan menambahkan tujuh hari, kemudian menambahkan satu tahun.
Misalnya, HPHT Bunda adalah 1 Januari 2022. Jika dikurangi 3 bulan, menjadi 1 September 2021. Kemudian ditambah 7 hari, 8 September 2021. Lalu, ditambah 1 tahun, menjadi 8 September 2022.
Maka, berdasarkan hitungan tersebut, hari perkiraan lahir Bunda adalah tanggal 8 September 2022.
Dampaknya pada Janin yang Perlu Diwaspadai

Meski umumnya kelahiran lewat HPL bisa jadi karena salah perhitungan, tetapi beberapa kondisi ini juga bisa berisiko pada bayi. Terutama, apabila Bunda belum juga melahirkan ketika usia kehamilan sudah melebihi 42 minggu (postterm).
Penelitian menunjukkan, bayi mungkin berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan, termasuk:
Makrosomia janin
Kondisi ini terjadi ketika ukuran tubuh bayi menjadi jauh lebih besar dari rata-rata saat lahir. Akibatnya, dapat meningkatkan risiko persalinan pervaginam operatif, operasi caesar, atau bahu tersangkut di belakang tulang panggul Bunda selama persalinan (distosia bahu)
Sindrom pascamaturitas
Hal lain yang dikhawatirkan adalah terjadinya sindrom pascamaturitas. Kondisi ini ditandai dengan berkurangnya lemak di bawah kulit, tidak adanya lapisan berminyak (vernix caseosa), berkurangnya rambut lembut, berbulu halus (lanugo), dan pewarnaan pada cairan ketuban, kulit, dan tali pusat oleh buang air besar pertama bayi (mekonium).
Oligohidramnion
Cairan ketuban rendah (oligohidramnion), yang dapat memengaruhi detak jantung bayi dan menekan tali pusat selama kontraksi.
Detak jantung janin rendah
Detak jantung janin melambat sehingga berisiko mengalami fase gawat janin.
Bayi lahir mati
Mengalami stillbirth atau bayi meninggal dalam kandungan, pun bayi meninggal sesaat setelah melahirkan.
Pada ibu hamil sendiri, keterlambatan lahir juga bisa meningkatkan risiko terjadinya komplikasi persalinan seperti:
- Robekan vagina yang parah
- Infeksi
- Perdarahan postpartum.
Artikel terkait: 5 Cara Pintar Belanja Keperluan Bayi Agar Keuangan Tetap Aman
Hal yang Bisa Dilakukan Ketika Sudah Lewat HPL Bayi Masuk Panggul, tapi Belum Kontraksi
1. Konsultasi dengan Dokter Saat Usia Kehamilan Lewat HPL

Hal pertama yang perlu dilakukan ketika Bunda belum juga melahirkan padahal HPL sudah lewat adalah berkonsultasi dengan dokter kandungan.
Biasanya, jika kondisi kehamilan dan kesehatan Bunda tidak ada masalah sama sekali, dokter akan menyarankan untuk menunggu sampai waktu melahirkan tiba. Atau, opsi lainnya juga dengan melakukan induksi persalinan untuk memancing kelahiran bayi.
Ada pula beberapa tindakan yang disarankan ketika bayi mengalami keterlambatan lahir, yakni:
- Jika ada indikasi Oligohidramnion, melahirkan harus segera dilakukan
- Obat prostaglandin dapat diberikan untuk memancing leher rahim dan menginduksi persalinan
- Kelahiran segera juga bisa saja direkomendasikan meski kondisi serviks ibu sehat dan tidak ada komplikasi
2. Melakukan Berbagai Tes

Saat berkonsultasi, ada juga beragam tes yang biasanya bumil lakukan saat kehamilan sudah melewati HPL. Ini dilakukan untuk mengetahui kondisi janin di dalam kandungan seperti:
- Tes detak jantung bayi melalui monitor
- Melakukan tes serviks untuk melihat apakah sudah ada pembukaan atau belum
- Pemeriksaan USG
- Memeriksa cairan ketuban
3. Tetap Tenang saat Usia Kehamilan Lewat HPL

Kehamilan lewat HPL mungkin membuat bumil khawatir. Cemas akan hal tersebut memang wajar, Bun, tetapi jika kecemasan berkepanjangan apalagi berkembang menjadi stres, hal itu tentunya juga tidak baik untuk kesehatan Anda dan janin.
Cobalah untuk menghindari terlalu sering membaca media sosial atau mendengarkan omongan orang lain terkait kehamilan dan persalinan. Meski sulit, tetapi cobalah untuk tetap tenang dan berpikir positif. Nikmati waktu di detik-detik terakhir kehamilan dan ikuti instruksi dokter.
Selagi dokter berkata bahwa kondisi Bunda dan bayi baik-baik saja, maka Bunda tak perlu panik dan berusaha tenang menunggu. Jangan sampai hal ini malah menjadi beban pikiran dan akhirnya memengaruhi kesehatan, ya.
4. Lakukan Induksi Alami

Selagi menunggu persalinan tiba, tidak ada salahnya juga Bunda melakukan ikhtiar berupa mencoba induksi alami agar si kecil cepat lahir. Cobalah aktif bergerak seperti jalan-jalan di halaman untuk memancing kontraksi.
Bunda juga bisa melakukan induksi alami dengan berhubungan seks bersama pasangan. Aktivitas seksual dinilai bisa melepaskan hormon oksitosin yang juga dapat merangsang kontraksi rahim, lho, Bun.
Di trimester ketiga, berhubungan seks umumnya aman dilakukan. Meski begitu, kalau ketuban sudah pecah, maka Bunda tidak disarankan untuk berhubungan seks. Begitu pula jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter apabila ingin mencoba induksi alami ini.
Artikel terkait: 6 Keluhan Ibu Hamil Saat Usia Kandungan 9 Bulan dan Tips Mengatasinya
5. Dapatkan Pijatan
Beberapa masyarakat Asia percaya bahwa titik-titik tekanan tertentu pada tangan dan kaki dapat merangsang proses kerja alami tubuh, meskipun Sheryl A. Ross, MD, seorang dokter spesialis kandungan dan kebidanan di Santa Monica, California mengatakan ini belum terbukti. Namun, jika Bunda tidak bisa membawa tubuh yang lelah ke terapis pijat prenatal, minta pertolongan pasangan untuk memijat mungkin dapat membantu tubuh yang sakit kembali normal. Selain itu, pijatan juga dapat meningkatkan suasana hati menjadi senang dan tenang.
6. Konsumsi Makanan Berempah
Ross melaporkan bahwa beberapa pasiennya mulai merasakan gerakan dan kontraksi setelah mereka menikmati makanan berempah. Makanan tersebut termasuk dalam kategori hal yang aman dikonsumsi setelah Bunda hamil lebih dari 40 minggu tanpa tanda-tanda persalinan. Namun, tetap perhatikan porsinya. Alih-alih mempercepat kontraksi, kelebihan mengonsumsi makanan berempah dapat menyebabkan mulas dan diare.
Itulah beberapa penyebab, risiko, dan hal yang bisa Bunda lakukan apabila usia kehamilan sudah lewat HPL bayi masuk panggul tapi belum kontraksi. Senantiasa untuk jaga kesehatan Bunda selama menanti si kecil lahir, ya. Ikuti instruksi dari dokter dan tetaplah tenang agar persalinan lancar dan sehat nantinya.
Artikel telah diupdate oleh: Nikita Ferdiaz
***
Artikel ditinjau oleh:
dr. Ingrid Felicia Ocsilia Wengkang, Sp. OG
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
RSIA Bina Medika
Baca juga:
6 Manfaat Konsumsi Kacang Hijau saat Trimester Ketiga, Baik untuk Bunda dan Janin
Mengenal Mucus Plug, Sumbat Lendir yang Punya Peran Penting Selama Kehamilan
Kerap Dialami Bumil, Kenali 5 Pemicu Kontraksi Palsu di Trimester Akhir Kehamilan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.