Upacara Ngaben dilakukan turun temurun sampai dengan saat ini. Upacara ini bahkan dikenal oleh orang-orang yang ada di luar Pulau Bali. Ngaben ini cukup unik karena berbeda dengan perlakuan jenazah pada umumnya. Biasanya jenazah yang sudah meninggal dunia mayatnya akan langsung dikubur. Sebaliknya, jenazah yang ada di Bali akan diantarkan ke tempat peristirahatan terakhir dengan cara yang megah dan menggunakan banyak iring-iringan.
Bahkan tidak jarang orang-orang Bali yang kurang mampu secara finansial melakukan Ngaben secara massal agar lebih menghemat biaya. Namun bagi yang berada, prosesi upacara ini dilakukan secepatnya. Tidak jarang jasadnya disimpan dulu di rumah untuk menunggu hari baik dilakukan upacara.
Apa itu Ngaben?
Foto: doripos.com
Ngaben adalah proses pembakaran mayat atau kremasi untuk penganut Hindu Bali. Ritual pembakaran mayat menjadi simbol untuk menyucikan roh orang-orang yang sudah meninggal dunia.
Ada tiga pendapat mengenai arti kata Ngaben. Ada yang meyakini bahwa Ngaben berasal dari kata beya yang artinya bekal. Lalu, ada juga yang mengartikan bahwa kata itu berasal dari kata ngabu atau menjadi abu. Ada juga yang berpendapat bahwa ngaben artinya penyucian dengan menggunakan api. Setidaknya itulah keyakinan menurut agama Hindu.
Prosesi ini termasuk ke dalam Pitra Yadnya atau upacara yang bertujuan untuk menghormati roh para leluhur. Yang unik dari upacara Ngaben ini yaitu tidak akan ada isak tangis melainkan justru dilaksanakan secara semarak. Ini karena ada keyakinan bahwa keluarga yang ditinggalkan dilarang menangisi kematian seseorang, sebab hal itu bisa menghambat sang arwah menuju alam baka.
Tujuan Upacara Ngaben
Foto: merdeka.com
Setidaknya ada tiga tujuan utama dari Upacara Ngaben khas Bali. Tujuan utamanya yaitu mensucikan roh umat Hindu yang sudah meninggal dunia dan mempercepat kembalinya jasad ke alam asalnya.
Tujuan ini berdasarkan pada kitab suci veda samhita atau isi dari yajurveda. Tersurat bahwa setiap orang Hindu yang meninggal dunia wajib dijadikan lagi sebagai abu agar atma bisa mencapai moksa/surga.
Tujuan kedua yaitu mengembalikan Panca Maha Bhuta. Panca Maha Bhuta sendiri merupakan unsur-unsur yang membentuk badan kasar manusia. Ini karena masyarakat Hindu Bali meyakini bahwa badan manusia memang terdiri dari badan kasar serta badan halus. Badan kasar hanyalah raga yang menjadi tempat persinggahan para roh yang jika sudah meninggal maka roh harus segera kembali pada sang pencipta.
Sumber: Instagram @matadewatanews
Sedangkan badan kasar itu juga terdiri dari unsur-unsur seperti unsur pertiwi/unsur yang padat semacam tulang, daging dan kuku. Ada juga unsur apah yaitu unsur yang berbentuk cair kemudian unsur bayu atau unsur udara serta unsur panas. Unsur akasa/ether merupakan segala sesuatu yang memunculkan rongga pada tubuh manusia lewat keberadaannya.
Tujuan upacara ngaben lainnya yaitu sebagai bentuk rasa ikhlas dari keluarga yang ditinggalkan oleh seseorang. Proses upacara ngaben bisa dianggap sebagai bentuk keikhlasan untuk melepaskan anggota keluarga yang sudah lebih dulu meninggalkan dunia. Dengan melakukan ritual ini, maka sudah tidak ada lagi kesedihan dan air mata yang menghiasi wajah keluarga yang ditinggalkan.
Jenis-Jenis Ngaben
Foto: Antara
Dalam pelaksanaannya, upacara Ngaben mengandung berbagai jenis tata cara tergantung pada kemampuan keluarga mendiang. Tentu juga dengan kebijakan adat secara turun menurun. Umumnya pelaksanaan ini dibagi berdasarkan kasta karena setiap upacara pasti membutuhkan biaya yang cukup besar. Jenis-Jenis Upacara Ngaben antara lain:
1. Ngaben Sawa Wedana
Foto: kesrasetda.bulelengkab.go.id
Upacara ini dilakukan dengan melibatkan jenazah yang masih utuh dalam artian jenazah tidak dikubur lebih dulu dan pelaksanaannya dilakukan antara 3 sampai dengan 7 hari setelah waktu meninggal. Dalam waktu khusus, ada juga pelaksanaan ngaben sawa wedana yang dilakukan satu bulan setelah jenazah meninggal.
Ada ramuan khusus yang untuk mencegah proses pembusukan namun saat ini lebih sering menggunakan formalin. Jenazah pun akan diperlakukan seperti manusia yang masih hidup dan dianggap sebagai orang yang sedang tidur.
2. Ngaben Asti Wedana
Ini adalah upacara yang melibatkan jenazah yang pernah dikubur. Sebelum dilakukan, ada ritual ngagah yang merupakan cara pengambilan tulang belulang sisa dari jenazah.
Sumber: Instagram @matadewatanews
3. Swasta
Tradisi yang satu ini dilakukan tanpa melibatkan jenazah. Pelaksanannya pun terjadi karena hal yang tidak memungkinkan seperti saat jenazah tak ditemukan karena kecelakaan, meninggal di luar negeri dan sebagainya. Untuk menggantikan jenazah, akan digunakan kayu cendana yang sudah dilukis dan diisi dengan aksara magis.
4. Ngelungah
Upacara ini dilakukan untuk anak yang giginya masih belum tanggal.
5. Warak Kruron
Ngaben ini dilakukan untuk jenazah bayi yang keguguran.
***
Itulah informasi mengenai upacara kematian ngaben yang dilakukan masyarakat Hindu Bali.
Baca juga:
5 Ritual atau Tradisi Kehamilan di Berbagai Daerah Indonesia
15 Permainan Tradisional Indonesia, Ajak Anak Main agar Tidak Bosan
Cerita Anak Tradisional Bawang Merah Bawang Putih, Ajarkan Anak untuk Tak Serakah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.