X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Sejarah dan Filosofi Dua Tari Tradisional Bali, Kecak dan Legong

Bacaan 6 menit
Sejarah dan Filosofi Dua Tari Tradisional Bali, Kecak dan Legong

Ke Bali rasanya tidak lengkap kalau belum menonton pertunjukan tarian tradisional Bali seperti Kecak dan Legong. Ini makna di balik kedua tarian itu.

Pulau Dewata Bali terkenal dengan tariannya yang indah dan memukau. Ya, tarian tradisional Bali adalah budaya leluhur yang memiliki keindahan serta keunikan.

Selain dikenal dengan keindahan alamnya, Bali juga dikenal dengan budayanya. Oleh karena itu, banyak wisatawan yang datang ke Pulau Dewata untuk melihat beragam tari yang berasal dari Bali tersebut.

Tari Kecak dan Tari Legong merupakan dua jenis tarian tradisional Bali yang paling terkenal. Apa saja sejarah dan filosofi yang ada di baliknya? Berikut penjelasannya.

Tarian Tradisional Bali: Tari Kecak

Tarian Tradisional Bali

Kesenian satu ini adalah salah satu tarian tradisional yang sangat masyhur di Bali. Namanya adalah Tari Kecak. Tari kecak merupakan kesenian tradisional sejenis seni drama tari khas dari Bali. Tarian tersebut menggambarkan cerita pewayangan Ramayana yang dipertunjukan dengan seni tarian dan gerak.

Tari Kecak adalah salah satu kesenian tradisional yang sangat terkenal di Bali. Selain sebagai warisan budaya, Tari Kecak juga menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan yang datang ke pulau Bali.

Sejarah Tari Kecak

Tarian Tradisional Bali

Foto: Selasar.com

Tarian tradisional Bali yang satu ini diciptakan oleh salah satu seniman Bali yang bernama Wayan Limbak pada tahun 1930-an. Dulu, beliau memperkenalkan tarian ini dengan bantuan pelukis ternama dari Jerman bernama Walter Spies. Ini karena Walter Spies sangat tertarik dengan ritual tradisional selama dia tinggal di Bali.

Tari Kecak diangkat dari tradisi Sanghyang dan beberapa bagian dari kisah Ramayana. Asal usul nama tarian ini dari para penari yang meneriakkan “cak cak cak”. Tari Kecak dipengaruhi oleh suara gemerincing ornamen yang digunakan oleh para penari pada pergelangan kakinya.

Alunan musik yang mengiringi tari yang berasal dari Bali ini berasal dari suara gemerincing tersebut. Suara itulah yang menjadi daya tarik tersendiri. Wayan dan Walter berdiskusi untuk menciptakan tarian semenarik dan secantik itu lalu mempopulerkannya sampai kancah internasional.

Masyarakat setempat bahkan sering menampilkan tari kecak ketika ada tamu penting. Semula tarian ini hanya dipentaskan pada beberapa desa saja.

Lama-lama, pertunjukannya semakin berkembang sampai dengan senatero Bali dan selalu menjadi tampilan andalan ketika ada kegiatan besar seperti festival yang sering dilakukan oleh pihak swasta maupun pemerintah.

Artikel terkait: Kenali Fungsi dan Filosofinya, Ini 9 Jenis Rumah Adat Bali

Filosofi Tari Kecak

Sejarah dan Filosofi Dua Tari Tradisional Bali, Kecak dan Legong

Foto: JDLines.com

Tari kecak bukan hanya sekadar gerakan badan, namun ada kisah di baliknya yang sangat bermakna. Ketika penari yang berperan sebagai Rama dan Shinta masuk panggung, maka tarian ini dimulai.

Kemudian dilanjutkan dengan penculikan Shinta oleh Rahwana sampai Rahwana akhirnya harus bertarung dengan Hanoman dan Jatayu yang menyelamatkan Shinta. Dalam proses penyelamatan itu, Hanoman akhirnya memporak porandakan tempat penyekapan Shinta dan membakar tempat tersebut.

Namun, Hanoman justru dikepung oleh prajurit Rahwana dan hampir saja terbakar. Semula Rama memang mengalami kekalahan, tetapi hal tersebut tidak menyurutkan kesungguhannya untuk menyelamatkan sang istri, Shinta.

Raja Rama pun berdoa dan berusaha lagi untuk membawa kembali Shinta. Akhirnya, Rama pun berhasil membawa lagi Shinta dalam kondisi selamat. Ada makna tari kecak yang sangat mendalam yaitu kepercayaan akan Tuhan yang tercermin dalam tindakan Rama yang berdoa dan meminta tolong pada Dewata.     

Hal semacam ini memberikan pelajaran jika tari yang berasal dari Bali ini diyakini sebagai ritual mendatangkan dewi yang bisa mengusir berbagai marabahaya baik itu penyakit atau bencana yang menimpa warga.

Artikel terkait: 5 Panggilan untuk Ayah dalam Bahasa Bali, Mana yang Parents Tahu?

Tarian Tradisional Bali: Tari Legong

Tarian Tradisional Bali

Foto: Okeszone Travel

Tari Legong berasal dari kata dalam Bahasa Bali yaitu “leg” yang artinya gerakan tari yang luwes serta “gong” yang merupakan unsur gamelan. Legong bisa diartikan sebagai tarian yang gerakannya sangat terikat dengan musik dan gamelan pengiringnya. Tarian tradisional Bali ini biasanya dilakukan oleh kelompok penari wanita dalam jumlah tertentu.

Sejarah Tari Legong

Sejarah dan Filosofi Dua Tari Tradisional Bali, Kecak dan Legong

Foto: tripcanvas.com

Kemunculan tarian Legong berasal dari lingkungan keraton yang ada di Bali pada paruh kedua abad ke-18. Konon, tarian ini lahir dari mimpi seorang pangeran kerajaan. Cerita rakyat yang berkembang meyakini bahwa pangeran yang bernama Sukawati mengalami mimpi ini ketika sedang sakit.

Dalam mimpinya, sang pangeran sedang melihat 2 orang wanita yang sedang menari sangat anggun dengan iringan gamelan khas Bali. Gerakan tari yang dibawakan serta alunan musik membuat Pangeran Sukawati mengilustrasikannya dalam gerakan koreografi dipandu oleh pemimpin adat.

Cerita mitra kami
3 Cara Cepat Terlelap Agar Bunda Dapatkan Tidur Berkualitas
3 Cara Cepat Terlelap Agar Bunda Dapatkan Tidur Berkualitas
5 Alasan Mengapa Si Kecil Perlu Nonton Film Animasi Terbaru, Disney and Pixar’s Luca
5 Alasan Mengapa Si Kecil Perlu Nonton Film Animasi Terbaru, Disney and Pixar’s Luca
Cara Cepat Mengatasi Keringat Buntet pada Bayi Baru Lahir
Cara Cepat Mengatasi Keringat Buntet pada Bayi Baru Lahir
Pentingnya Meningkatkan IQ Sekaligus EQ Anak Sejak Dini
Pentingnya Meningkatkan IQ Sekaligus EQ Anak Sejak Dini

Beliau pun sembuh dan mengajarkan tarian ini kepada para wanita di kerajaan. Lahirlah tarian legong yang sakral. Tari Legong bermula dari istana dan dikenal oleh masyarakat kemudian diajarkan oleh beberapa guru tari yang berasal dari berbaga desa.

Guru ini kemudian mengajarkan kepada murid-muridnya dan menggunakan legong sebagai bagian utama dalam upacara odalan.

Artikel terkait: Kaya Budaya! 123 Jenis Tarian Tradisional dari Berbagai Daerah di Indonesia

Filosofi Tari Legong

Sejarah dan Filosofi Dua Tari Tradisional Bali, Kecak dan Legong

Foto: balihbalihan.com

Tari legong memuat unsur/tema mengenai nilai keagamaan serta sejarah dalam budaya Bali. Gerakan dalam tari yang berasal dari Bali ini menjadi wujud ungkapan rasa syukur dan ungkapan terima kasih rakyat Bali untuk nenek moyang yang sudah memberikan keberkahan yang melimpah untuk anak dan keturunannya.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, makna tari Legong tidak hanya terbatas pada hal ini, tetapi juga berubah menjadi tarian hiburan sampai dengan tarian penyambutan untuk para wisatawan.

Dalam pementasan tarian tradisional Bali legong, ada berbagai unsur yang membuatnya tampak semakin menarik seperti alat musik, busana, penari, tata rias, dekorasi panggung dan sebagainya.

Ciri khas Gerakan Tarian dari Bali

Melansir Wikipedia, Indonesia tercatat mempunyai lebih dari 3000 tarian tradisional dari berbagai daerah dengan gerak tariannya yang memiliki ciri khas tersendiri, seperti salah satunya tarian Bali. Ciri khas gerakan tarian dari Bali adalah ekspresi wajah.

tari tradisional bali

Sumber: pexels/AdityaArgarwal

Selain ekspresi wajah, menurut buku Ensiklopedi Tari Bali karya I Made Bandem (1983) yang dikutip dari Kumparan, tarian asal Bali mempunyai ciri lainnya yaitu:

  1. Ekspresif

Dalam buku tersebut tertulis bahwa ciri-ciri gerakan tarian khas Bali paling utama adalah sifat ekspresif. Hal ini terlihat jelas ketika melihat ekspresi wajah dan gerak mata para penari begitu ekspresif dengan sorot mata kuat.

Gerakan mata merupakan ciri khas gerak tarian Bali. Penari akan menggerakan kedua matanya secara cepat atau lambat, mengikuti tempo musik yang mengiringi tarian. Gerakan mata ini disebut dengan nyedet.

  1. Selaras dengan Lantunan Musik

Selama menari, para penari juga menyelaraskan gerakannya dengan musik yang mengalun, baik dari mata, tangan, kepala, kaki, bahu, sampai langkah tariannya.

Sama halnya dengan nyedet, gerakan tubuh penari bisa lambat ataupun cepat, menyesuaikan kembali dengan tempo musik yang dimainkan. Karenanya, tarian bali terkenal akan keselarasan dari segi gerakan dan iringan musiknya.

Untuk menghasilkan tarian yang kompak dibutuhkan koordinasi baik antar penari, sehingga penonton bisa merasakan energi yang sama.

  1. Sikap dan Posisi Kaki

Tarian Bali memang begitu enerjik, lincah nan bersemangat karena gerakan atau posisi kakinya berbeda-beda.  Seorang penari harus bisa menari dalam posisi kaki sang penari akan terbuka dan rendah.

Ada pula tarian lain yang ciri gerakannya harus dilakukan jongkok, serta gerakan kaki berbentuk menekuk seperti tari Pendet.

  1. Multifungsi

Tiap tarian khas Bali mempunyai makna tersendiri di baliknya, masing-masing tarian yang unik ini bukan sekadar penampilan dalam upacara adat semata, namun ada fungsi lainnya.

Sehingga dapat dikatakan bahwa ciri-ciri tarian Bali adalah multifungsi. Selain pelengkap upacara adat, penampilan tarian ini pun sebagai media memperkenalkan budaya Indonesia, khususnya Bali kepada dunia.

Itulah dua contoh tarian tradisional Bali yang melegenda dan sarat makna di baliknya, beserta ciri khas gerakan tarian Bali.

Baca juga:

Pesona Tari Gandrung Banyuwangi, Tradisi Indonesia yang Bisa Diajarkan ke Anak

16 Alat Musik Tradisional Indonesia yang Mendunia, Ada Rebab dan Kecapi

7 Hotel di Bali yang Ramah Anak Rekomendasi di 2022, Cek Sebelum Liburan!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Yuniati Rohmah

Diedit oleh:

Aulia Trisna

  • Halaman Depan
  • /
  • Warisan Budaya
  • /
  • Sejarah dan Filosofi Dua Tari Tradisional Bali, Kecak dan Legong
Bagikan:
  • Tari Pendet: Sejarah, Makna, dan Perkembangannya

    Tari Pendet: Sejarah, Makna, dan Perkembangannya

  • Pesona Tari Gandrung Banyuwangi, Tradisi Indonesia yang Bisa Diajarkan ke Anak

    Pesona Tari Gandrung Banyuwangi, Tradisi Indonesia yang Bisa Diajarkan ke Anak

  • Tari Pendet: Sejarah, Makna, dan Perkembangannya

    Tari Pendet: Sejarah, Makna, dan Perkembangannya

  • Pesona Tari Gandrung Banyuwangi, Tradisi Indonesia yang Bisa Diajarkan ke Anak

    Pesona Tari Gandrung Banyuwangi, Tradisi Indonesia yang Bisa Diajarkan ke Anak

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.