Tremenza sering digunakan untuk meredakan flu. Namun, penggunaan tremenza untuk ibu hamil perlu diperhatikan. Sebab, meski bisa diperoleh dengan mudah, obat ini termasuk golongan obat keras. Perlu kehati-hatian dalam penggunaannya.
Flu yang menyerang ibu hamil mungkin kondisinya bisa lebih parah dan bisa bertahan tiga kali lebih lama. Sementara itu, kehamilan merupakan kondisi khusus yang menyebabkan obat bisa memiliki efek samping yang berbeda dengan pasien yang tidak hamil. Metabolisme dan perubahan hormonal pada ibu hamil menjadi salah satu alasan penggunaan obat ini perlu kehati-hatian. Flu memang tidak akan menyakiti bayi, tetapi kandungan obat yang dikonsumsi bisa saja memiliki efek samping terhadap bayi yang dikandungnya.
Mengenal Apa Itu Tremenza?
Sumber : Unsplash
Tremenza merupakan obat yang diproduksi oleh PT. Sanbe Farma yang tersedia dalam bentuk tablet maupun sirup. Obat ini bisa digunakan untuk anak di atas usia 6 tahun untuk tablet, sementara untuk sediaan sirup saat ini masih diuji untuk keamanannya bagi anak usia di atas dua tahun. Hal ini terkait dengan kewaspadaan penggunaan obat sirup pada kasus gagal ginjal akut yang banyak menyerang anak-anak beberapa waktu lalu.
Penggunaan obat ini hanya untuk kalangan medis. Untuk tremenza sirup biasanya ditandai dengan simbol bulatan biru, artinya tergolong sebagai obat bebas terbatas. Sementara, tremenza tablet dilabeli dengan kode lingkaran merah artinya segmentasinya termasuk obat keras. Selain itu, obat ini juga mengandung peringatan penggunaan untuk ibu hamil maupun menyusui. Artinya, perlu kehati-hatian atau konsultasi dengan dokter untuk penggunaan pada ibu hamil.
Obat ini digunakan untuk meredakan gejala flu, seperti demam, batuk, pilek, dan bersin-bersin. Di dalamnya, terkandung dua bahan aktif pseudoephedrine dan triprolidine. Menurut MedlinePlus, pseudoephedrine berfungsi sebagai dekongestan hidung yang bekerja dengan cara menyempitkan pembuluh darah di saluran hidung. Sementara itu, triprolidine bekerja sebagai antihistamin yang bekerja untuk memblokir histamin, yakni zat kimia yang muncul selama alergi.
Apa Saja Manfaatnya?
Sumber : Unsplash
Obat tremenza bermanfaat untuk meringankan gejala flu karena mengandung pseudoephedrine dan triprolidine. Melansir WebMd, kombinasi kedua zat tersebut digunakan untuk meredakan sementara gejala yang disebabkan oleh pilek, flu, alergi, atau penyakit pernapasan lainnya (seperti sinusitis, bronkitis).
Selain itu, obat ini juga berfungsi sebagai Antihistamin membantu meredakan mata berair, mata/hidung/tenggorokan gatal, pilek, dan bersin. Selain itu, fungsi dekongestan membantu meredakan gejala hidung tersumbat. Yang perlu diperhatikan penggunaan tremenza bukan untuk mengobati flu tetapi untuk meredakan gejala-gejala yang menyertainya.
Gunakan tremenza sesuai dengan petunjuk penggunaannya atau sesuai dengan arahan dokter. Perlu diingat, obat ini hanya untuk penggunaan jangka pendek sampai gejala hilang. Jangan menggunakan obat hanya untuk membuat anak mengantuk. Kematian dapat terjadi karena penyalahgunaan obat batuk atau pilek pada anak yang masih sangat kecil.
Artikel terkait : 8 Vitamin yang Bagus untuk Ibu Hamil Rekomendasi di 2022, Ini Cara Memilihnya
Amankah Penggunaan Tremenza untuk Ibu hamil?
Sumber : Unsplash
Menurut Generic Drugs, selama kehamilan pasien harus menghindari penggunaan Obat Tremenza Zentis yang berkepanjangan karena risiko kecanduan pada janin dan terjadinya penarikan pada periode neonatal (setelah kelahiran bayi). Oleh karenanya, wajib bagi ibu hamil untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini.
Obat Tremenza Zentis tidak dianjurkan untuk pengobatan obat sindrom putus obat. Selain itu, pasien perlu menghindari kombinasi dengan inhibitor MAO, yakni kelompok obat yang digunakan untuk mengobati gejala depresi, seperti sedih atau cemas. Konsumsi alkohol juga perlu dihindari selama penggunaan obat ini.
Penggunaan tremenza untuk ibu menyusui juga perlu diperhatikan. Sebuah penelitian menemukan bahwa 1000 mL ASI yang dikonsumsi selama 24 jam akan memberi bayi 0,25 hingga 0,33 mg Pseudoephedrine (Tremenza), atau 0,5% hingga 0,7% dari dosis yang dicerna oleh ibu.
Namun, tidak ada informasi yang lebih spesifik tentang ekskresi Pseudoephedrine (Tremenza)-Triprolidine (Tremenza) ke dalam ASI. Pseudoephedrine (Tremenza) diekskresikan ke dalam ASI. Namun, efek yang ditimbulkan pada bayi yang menyusu juga tidak diketahui. American Academy of Pediatrics menganggap Pseudoephedrine (Tremenza) kompatibel untuk ibu menyusui.
Artikel terkait : 9 Obat Batuk Alami yang Aman untuk Ibu Hamil, Wajib Catat nih!
Efek Samping Penggunaan Tremenza
Sumber : Unsplash
1. Efek Samping Umum Penggunaan Obat
Setiap obat memiliki efek samping tertentu meski memiliki manfaat yang besar untuk membantu meredakan gejala suatu penyakit. Begitu juga dengan tremenza yang juga memiliki sejumlah efek samping. Dilansir dari situs Drugs, efek samping yang umum dari pseudoefedrin dan triprolidine mungkin termasuk:
- pusing, mengantuk;
- mulut, hidung, atau tenggorokan kering;
- sembelit;
- penglihatan kabur; atau
- merasa gelisah atau bersemangat (terutama pada anak-anak).
Selain itu, penggunaan pseudoefedrin dan triprolidine juga bisa efek samping yang serius, seperti:
- pusing parah;
- kegugupan;
- kesulitan tidur; atau
- tekanan darah tinggi (sakit kepala parah, berdebar di leher atau telinga).
Segera hentikan obat ini apabila mengalami gejala-gejala di atas. Selain itu tanda-tanda yang menunjukkan reaksi alergi obat mungkin muncul, seperti gatal-gatal; sulit bernapas; pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan. Segera hubungi dokter untuk mendapatkan bantuan medis.
2. Efek Samping Penggunaan Tremenza untuk Ibu Hamil
Masih mengutip ulasan situs Drugs, meskipun Pseudoephedrine -Triprolidine telah digunakan secara luas, tidak ada data spesifik tentang penggunaannya selama kehamilan. Belum ada penelitian tentang penggunaan kombinasi obat tersebut.
Namun, studi pada hewan tentang pseudoefedrin hingga 50 kali dosis harian manusia tidak menunjukkan teratogenisitas, yakni perkembangan tidak normal dari sel selama kehamilan yang menyebabkan kerusakan pada embrio. Penelitian pada hewan tentang triprolidine hingga 75 kali dosis manusia juga tidak menunjukkan teratogenisitas.
AU Therapeutic Goods Administration (TGA), otoritas pengawas obat di Australia menggolongkan Pseudoephedrine-triprolidine untuk kategori kehamilan B2. Maksudnya, obat-obatan tersebut hanya dikonsumsi oleh sejumlah kecil perempuan hamil dan perempuan usia subur, tanpa peningkatan frekuensi malformasi atau efek berbahaya langsung atau tidak langsung lainnya pada janin manusia. Sementara itu, US FDA, pengawas obat dan makanan Amerika Serikat belum mencantumkan label khusus untuk kombinasi obat ini terkait penggunaannya untuk ibu hamil. Namun, FDA telah menggolongkan pseudoephedrine ke dalam kategori B, yakni telah dilakukan uji coba pada hewan yang tidak memperlihatkan risiko pada janin.
Artikel terkait : 7 Obat Batuk yang Aman untuk Ibu Hamil di 2022, Jangan Salah Pilih Bun!
Menghindari Penggunaan Tremenza untuk Ibu Hamil, Cobalah Alternatif Berikut Ini!
Sumber : Unsplash
Telah dijelaskan penggunaan jangka panjang tremenza pada ibu hamil memang tidak disarankan. Lantas, bagaimana bila terserang flu selama kehamilan? Berikut sejumlah alternatif pengobatan flu saat hamil menurut laman Healthline.
1. Minum Obat
Sebagian besar dokter kandungan menyarankan untuk menghindari semua jenis obat selama 12 minggu pertama kehamilan. Sebab, masa tersebut merupakan momen kritis bagi perkembangan organ vital janin. Sejumlah obat dianggap aman setelah kehamilan 12 minggu , antara lain:
- mentol topikal
- Nasal strip
- obat batuk atau pelega tenggorokan
- acetaminophen (Tylenol) untuk sakit, nyeri, dan demam
- penekan batuk di malam hari
- ekspektoran di siang hari
- kalsium-karbonat (Mylanta, Tums) atau obat serupa untuk sakit maag, mual, atau sakit perut
- sirup obat batuk biasa
- dekstrometorfan (Robitussin) dan dekstrometorfan-guaifenesin (Robitussin DM) sirup obat batuk
Hindari obat-obat berikut ini kecuali disarankan oleh dokter, antara lain:
- aspirin (Bayer)
- ibuprofen (Advil, Motrin)
- naproxen (Aleve, Naprosyn)
- kodein
- Baktrim, antibiotik
2. Obat Rumahan untuk Pilek dan Flu Selama Kehamilan
Bila memutuskan untuk tidak meminum obat, beberapa cara bisa dilakukan ibu hamil untuk meredakan gejala flu di rumah, antara lain:
- Beristirahatlah yang cukup untuk memulihkan kesehatan.
- Minum banyak cairan.
- Berkumurlah dengan air garam hangat jika sakit tenggorokan atau batuk.
- Bila gejala memburuk, bisa juga menggunakan tetes hidung saline dan semprotan untuk melonggarkan lendir hidung dan meredakan jaringan hidung yang meradang.
- menghirup udara hangat dan lembap untuk membantu mengurangi hidung tersumbat.
- mandi air hangat juga bisa membantu meringankan gejala flu.
- Menggunakan kompres panas dan dingin untuk mengurangi nyeri sinus.
- Memperbanyak makanan dengan vitamin C untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara alami, seperti jeruk, stroberi, melon, kiwi, mangga, tomat, paprika, pepaya, brokoli, kol merah, dan bayam.
- Mengonsumsi makanan yang mengandung zinc untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh paling tidak 11-15 miligram setiap hari. Contohnya, daging sapi, babi, tiram matang, telur, yogurt, biji gandum, dan oatmeal.
Kesimpulannya, penggunaan tremenza untuk ibu hamil dalam jangka panjang sebaiknya dihindari. Namun bila diperlukan, wajib untuk berkonsultasi dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsinya. Semoga bermanfaat!
***
Baca juga :
5 Saran Tentang Makanan Ibu Hamil
10 Pantangan Ibu Hamil yang Berbahaya
11 Cara menjaga kesehatan ibu hamil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.