Apakah Bunda berniat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan tahun ini meski sedang menyusui buah hati? Jika ya, Bunda perlu mengetahui tips menyusui saat puasa.
Pada dasarnya ibu menyusui boleh saja berpuasa, asalkan kondisi ibu dan bayi sehat, serta Bunda yakin kuat berpuasa hingga azan magrib berkumandang. Tak luput, dokter pun memang mengizinkan Bunda untuk berpuasa.
Akan tetapi, tidak masalah juga jika Bunda tidak bisa berpuasa di Ramadan tahun ini. Sebab, Bunda bisa mengganti puasa di waktu lain atau dengan membayar fidyah.
Dokter spesialis anak sekaligus konselor laktasi dr. Wiyarni Pambudi, Sp.A., IBCLC., mengatakan jika berpuasa memang tidak akan memengaruhi produksi ASI, bahkan komposisi-kompisi gizi di dalam ASI tersebut.
“Makanya, puasa bagi ibu menyusui sah-sah saja selama ibu dan bayi dalam kondisi sehat dan memungkinkan untuk menjalankan puasa. Asalkan perhatikan tanda-tanda yang mengharuskan Bunda untuk membatalkan puasa,” ujar dr. Wiyarni kepada theAsianparent Indonesia.
Adakah Durasi Waktu Menyusui Saat Puasa?
Terkait dengan durasi menyusui saat puasa, dr. Wiryani mengungkapkan bahwa tidak ada durasi khusus menyusui di kala Bunda berpuasa. Bunda disarankan untuk tetap menyusui seperti biasa.
“Terapkan metode supply and demand untuk tetap menjaga produksi ASI. Susui si kecil sesering mungkin, dengan begitu Bunda juga jadi tahu apakah ASI Bunda tercukupi atau tidak sebagai pengenal tanda untuk segera membatalkan puasa,” jelasnya.
Tips Menyusui Saat Puasa agar Tubuh Bunda Tetap Bugar
Pada sesi wawancara langsung bersama dr. Wiyarni, atau yang kerap disapa dokter Oei, ia pun memberikan beberapa saran untuk Bunda jika ingin menjalankan ibadah puasa, di antaranya yaitu:
1. Mengatur Ritme Aktivitas Harian dan Cukupkan Waktu Istirahat
Menyandang status ibu dan istri membuat Bunda memiliki aktivitas harian yang padat. Mengurus rumah, suami, anak, bahkan mungkin mengurus pekerjaan kantor yang menjadi tanggung jawab Bunda.
Semua kegiatan tersebut bisa menguras tenang juga pikiran Anda. Selama menyusui sambil berpuasa, Bunda disarankan untuk tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat.
Upayakan untuk mendapatkan waktu istirahat yang cukup dan berkualitas agar tubuh Bunda tetap fit dan sehat. Maksimalkan mendapatkan waktu tidur siang karena dapat membantu menghembat energi Bunda.
“Sempatkan waktu tidur siang selama 2 jam dan tidur malam 8 jam. Terpenting hindari melakukan aktivitas di luar ruangan saat cuaca sedang panas,” saran dokter Oei.
2. Cukupkan Asupan Cairan
Menjaga kebutuhan asupan cairan tubuh sangat diperlukan oleh setiap ibu menyusui yang menjalankan ibadah puasa. Hal ini tentu saja untuk menghindari terjadinya dehidrasi.
Apabila Bunda mengalami dehidrasi, tentu akan memengaruhi produksi ASI bahkan bisa memperburuk kesehatan Bunda. Menurut dr. Wiryani, asupan cairan yang harus Bunda penuhi selama berpuasa sambil menyusui adalah 12-13 gelas sehari.
3. Mengakhirkan Sahur dan Menyegerakan Berbuka
Dokter Oei pun berpesan ketika sahur makanlah menjelang waktu imsak dan segerakan berbuka saat waktunya tiba. Hal ini untuk menyeimbangkan energi Bunda agar tidak terlalu terjeda dalam waktu yang lama. Itu biasanya menyebabkan Bunda menjadi merasa kelaparan dan lemas.
Perlu diperhatikan juga asupan makanan saat sahur dan berbuka. Perbanyak mengonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, kurangi makanan yang terlalu manis, dingin, pedas dan panas.
4. Meminta Bantuan dan Kerja Sama dengan Suami
Setelah berubah status menjadi seorang ibu, tentu Bunda akan mengalami beberapa perubahan. Misalnya waktu beristirahat, kesibukan, dan aktivitas pun semakin bertambah.
Oleh karena itu, saat Bunda memutuskan ikut menjalankan ibadah puasa, komunikasikanlah dengan pasangan. Meminta bantuan dan kerja samanya agar Bunda tetap terjaga secara fisik dan psikis. Sebab, jika Bunda kelelahan dan stres tentu akan memengaruhi produksi ASI, apalagi saat menjalankan ibadah puasa.
5. Membuat Rencana Aktivitas Ringan Bersama Anak
Bagi Bunda yang memiliki anak lebih dari satu, Bunda bisa membuat rencana kegiatan dan aktivitas ringan bersama sang kakak. Misal mengaji bersama, membaca buku, atau bahkan Bunda bisa meminta bantuan kepadanya membuat kudapan buka puasa bersama. Dengan begitu, waktu Bunda bersama sang kakak tetap berkualitas.
Tanda yang Mengharuskan Ibu Menyusui Membatalkan Puasa
Menurut dr. Wiyarni, ada dua hal yang sangat penting diperhatikan sebagai tanda Bunda harus segera membatalkan puasa.
1. Mengenali Tanda Bayi Tidak Cukup Mendapatkan ASI
Jika si kecil menangis dan rewel terus-menerus, bisa jadi itu termasuk pertanda bahwa ASI yang dikonsumsinya tidak cukup. Tanda lain adalah jumlah urine tidak sebanyak biasanya, warna tinja kehijauan, dan paling parah adalah penurunan berat badan si kecil.
Ketika tanda-tanda tersebut Bunda dapati, segeralah membatalkan puasa Bunda. Ganti berpuasa di lain waktu atau membayar fidyah.
2. Mengenali Tanda Dehidrasi pada Ibu
Dehidrasi pada ibu ditandai dengan merasa sangat haus sekali, disorientasi, pusing atau sakit kepala, merasa lelah, urine berwarna pekat dan bibir kering. Apabila Bunda merasakan tanda tersebut, segera berbuka demi kesehatan Bunda dan si kecil.
Nah, itulah beberapa tips menyusui saat puasa agar Bunda tetap fit dan bugar selama menjalankan ibadah wajib di bulan Ramadan ini. Semoga bermanfaat, ya.
Baca juga:
Buah Salak untuk Ibu Menyusui: Manfaat, Kandungan Gizi, dan Efek Sampingnya
Bisa untuk ASI Booster! Ini 4 Manfaat Daun Bangun-bangun bagi Ibu Menyusui
Lagi Musim, Ini 5 Manfaat Buah Rambutan untuk Ibu Menyusui
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.