Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk buah hati, terutama bayi yang baru lahir hingga menginjak usia 6 bulan. Penting bagi Bunda untuk memperhatikan tingkatan produksi dan kualitas ASI.
Hal ini karena zat dan nutrisi yang ada dalam setiap tetesan ASI dapat membantu perkembangan dan tentunya menjaga kesehatan si kecil. Oleh karenanya, setiap ibu pasti ingin memberikan asupan terbaik bagi si kecil melalui ASI.
Meningkatkan Produksi dan Kualitas ASI, Apa Saja yang Perlu Diperhatikan?
Bunda, proses menyusui memang tidak mudah tetapi tidak juga susah. Pastinya setiap ibu akan selalu mendapat tantangan yang berbeda dalam proses mengASIhinya. Apalagi jika menyusui ini merupakan pengalaman pertama bagi Bunda.
ASI tidak keluar, seret, si kecil tidak tercukupi asupan ASInya kerap kali menjadi ketakutan Bunda. Ketakutan tersebut malah menjadi beban pikiran Bunda.
Ha itu justru yang akan menghambat produksi ASI. Padahal faktanya, jumlah ASI yang diproduksi memang akan menyesuaikan dengan kebutuhan anak berdasarkan usia dan kondisi kesehatannya.
Akan tetapi, tetap saja jika perkembangan si kecil tidak berjalan sesuai harapan, Bunda akan merasa khawatir. Sebab, pemenuhan gizi bayi terutama yang baru lahir hanya bergantung pada ASI. Oleh karena itu, pemenuhan ASI selalu menjadi fokus utama.
Hal ini pun menjadi pembahasan dalam program Live Facebook theAsianParent bersama dr. Ranti Astria Hannah, SpA, IBLC, dokter spesialis anak dan konselor laktasi dari RSIA Kemang Medical Care, yakni mengenai produksi ASI. Kapankah waktu efektif ASI keluar saat kehamilan? Beliau menyebutkan ada beberapa tahapan ASI itu diproduksi.
1. Tahap Laktogenesis Pertama
Menurut dr. Ranti, ada 3 tahap laktogenesis. Pada tahap laktogenesis pertama, ASI diproduksi pada trimester kedua dan ketiga. Di trimester tersebut kelenjar ASI sudah membesar dan siap bahkan sudah mengeluarkan ASI awal yang biasa disebut kolostrum.
2. Tahap Laktogenesis Kedua
Di tahap ini produksi ASI biasanya terjadi pada 2-3 hari setelah bayi dilahirkan. Hal ini disebabkan kerena adanya penurunan hormon progesterone sesaat setelah plasenta keluar.
3. Tahap Laktogenesis Ketiga
Pada tahap ketiga ini, ASI diproduksi pada 1 minggu setelah kelahiran si kecil. Untuk itu, Bunda tidak perlu khawatir jika ASI tidak keluar deras di tahapan-tahapan tersebut karena masih terbilang normal.
Itu juga yang dikatakan oleh dr. Ranti pada live Facebook bersama theAsianParents. Bahwa memang produksi ASI setelah melahirkan itu akan keluar secara bertahap. Bunda tidak perlu khawatir si kecil tak mendapatkan ASI yang cukup karena di 3 hari kehidupan awalnya si kecil masih memiliki cadangan makanan yang didapat selama di dalam kandungan.
Meskipun demikian, Bunda harus tetap menyusui si kecil sesering mungkin untuk proses adaptasinya ketika nanti ia akan menyusu secara aktif. Selain itu, seringnya Bunda menyusui si kecil, akan merangsang produksi ASI lebih banyak.
Persiapan Menyusui
Menurut dr. Ranti, persiapan menyusui ini tidak ada treatment khusus yang harus dilakukan. Sebab menyusui adalah hal alami yang terjadi. Namun karena dalam prosesnya tidak mudah, jadi Bunda sebagai orangtua perlu persiapan.
Terutama mental dan juga ilmu seputar menyusui. Ada baiknya ketika kehamilan berlangsung, Bunda mencari literasi mengenai menyusui agar kelak Bunda menyusui dengan ilmu.
Meskipun nanti ketika menjalaninya tidak sesuai harapan, Bunda tetap tenang menghadapi tantangan yang terjadi. Selain itu, asupan nutrisi pun perlu diperhatikan sebagai langkah persiapan menyusui.
Kiat Meningkatkan Produksi dan Kualitas ASI
Beberapa hal ini bisa menjadi cara untuk meningkatkan produksi dan kualitas ASI.
1. Posisi dan Perlekatan Ketika Menyusui
Menurut dr. Ranti, posisi ketika Bunda menyusui pun memengaruhi produksi ASI, terutama perlekatan. Saat posisi benar maka si kecil akan nyaman menyusui. Begitu pun dengan perlekatan, ini menjadi salah satu masalah yang sering dialami Bunda, terutama bagi ibu baru.
Perlekatan ini memang sangat mempengaruhi produksi ASI, karena jika perlekatannya baik maka payudara akan dapat dikosongkan secara baik, si kecil pun dapat menyusu secara optimal. Perlekatan yang baik ditandai dengan mulut bayi masuk ke areola dan menyusu padanya, serta pipi bayi terlihat kempot tanda mengisap.
Tak hanya itu saja, jika saat menyusui perlekatannya kurang tepat maka dapat menyebabkan nyeri pada puting bahkan lecet sehingga Bunda dan si kecil tidak nyaman ketika proses mengASIhi. Baiknya Bunda meminta bantuan tenaga ahli ataupun yang sudah berpengalaman untuk belajar perlekatan yang benar saat menyusui.
2. Memahami Konsep Supply and Demand
Produksi ASI sejatinya menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Semakin si kecil sering menyusu, maka umpan balik yang diberikan oleh tubuh ibu adalah produksi ASI tersebut lebih banyak.
Sesering apa payudara Bunda dikosongkan akan menentukan seberapa cepat dan sering pula payudara penuh kembali. Untuk itu, seringlah menyusui si kecil agar produksi ASI semakin baik.
3. Pumping
Menurut dr. Ranti, pumping ini memang diperlukan apalagi jika Bunda adalah ibu pekerja di ranah publik. Demi menjaga produksi ASI tetap baik, maka perlu dilakukannya pumping. Lakukan pumping secara rutin misalnya saja per 20 menit sekali dengan durasi waktu pumping 1 jam.
Untuk melakukan pumping, memang lebih baik menggunakan tangan atau pumping manual. Namun, jika Bunda melakukannya dengan alat bantu pompa ASI, perlu diperhatikan kualitas juga ukurannya,agar kualitas dan produksi ASI Bunda tetap terjaga.
4. Istirahat Cukup dan Hindari Stres
Memiliki waktu istirahat yang cukup dan berkualitas menjadi sebuah kemewahan bagi ibu pasca melahirkan apalagi sambil menyusui. Istirahat dan menghindari stres ini memang diperlukan untuk menjaga kesehatan fisik serta psikis ibu. Dengan begitu, produksi dan kualitas ASI pun terjaga dengan baik.
Bunda bisa meminta bantuan kepada suami atau anggota keluarga lainnya untuk membantu menjaga si kecil ketika Bunda sedang istirahat. Atau delegasikan urusan domestik sementara waktu agar Bunda tetap fokus menyusui si kecil.
5. Menjaga Mood dengan Makan Sehat dan Enak
Kunci dari ibu menyusui itu bahagia. Saat mood ibu baik dan bahagia maka bisa dipastikan produksi ASI pun akan lancar. Nah, salah satu cara menjaganya bisa dengan makan makanan enak dan favorit Bunda.
Hanya saja, tetap pastikan asupan nutrisi yang seimbang, ya, Bunda, demi menjaga kualitas ASI yang diproduksi. Bunda bisa memakan makanan seperti oats, kacang-kacangan, daun katuk, buah papaya, dan makanan lain yang baik untuk kesehatan juga kualitas ASI.
Menjaga Kualitas ASI
Kualitas ASI yang baik jika di dalamnya terkandung segala macam nutrisi yang dibutuhkan si kecil. Seperti lemak, karbohidrat, protein, mineral, vitamin, dan air.
ASI yang berkualitas akan membentuk zat kekebalan tubuh yang baik guna melindungi si kecil. Selain itu, akan membantu pencernaan mereka menyerap nutrisi. Lantas, bagaimanakah cara meningkatkan kualitas ASI?
1. Mengonsumsi Makanan Sumber Nutrisi
Ibu menyusui memang sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang bergizi dan bernutrisi. Bunda dapat memilih makanan yang mengandung lemak baik seperti alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian dan minyak zaitun.
Selain itu, Bunda pun perlu menjaga asupan protein agar menghasilkan ASI yang berkualitas. Perbanyak memakan ayam, telur, dan ikan akan menjaga asupan protein Bunda.
2. Menjaga Asupan Sayur dan Buah
Kandungan serat dalam sayur dan buah sangat baik untuk meningkatkan kualitas ASI. Pasalnya dengan menjaga asupan sayur dan buah, dapat melancarkan produksi ASI. Jadi Bunda sangat disarankan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran secara seimbang.
3. Memperbanyak Minum Air Putih
Saat menyusui, Bunda akan merasa mudah kehausan. Sebab cairan yang ada di dalam tubuh Bunda tersedot dengan si kecil ketika menyusu.
Untuk itu, minum air putih secara rutin dan cukup sangat dianjurkan. Tujuannya agar Bunda tidak kekurangan cairan, karena jika tubuh terhidrasi dengan baik, maka kualitas ASI pun akan baik.
4. Memperhatikan Kebersihan Makanan
Cara terbaik untuk menjaga kualitas ASI adalah dengan memastikan dan memperhatikan kebersihan makanan serta minuman yang dikonsumsi. Memilih makanan dengan sembarangan akan berdampak buruk pada kesehatan Bunda dan proses menyusui.
Menjaga kebersihan makanan bisa dengan cara selalu mencuci sayuran dan buah dengan bersih sebelum dikonsumsi.
5. Istirahat yang Berkualitas dan Hindari Stres
Kesehatan tubuh Bunda adalah penentu kualitas ASI yang paling utama. Oleh karena itu, usahakan memiliki waktu istirahat yang berkualitas.
Meskipun dalam keadaan menyusui waktu tidur Bunda terganggu, tetapi Bunda bisa berdayakan pasangan atau orang sekitar untuk membantu menjaga si kecil agar Bunda bisa beristirahat.
Selain itu, kelola stres dengan baik. Sebab jika Bunda stres bisa dipastikan produksi maupun kualitas ASI akan buruk.
Nah, Bunda itulah kiat serta cara menjaga produksi dan kualitas ASI tetap baik. Meskipun memang menyusui proses alami, tetapi tetap perlu didukung oleh ilmu yang mumpuni.
Jika memang ada keluhan dan masalah yang dihadapi selama proses menyusui, Bunda bisa konsultasikan kepada dokter ataupun para ahli yang berpengalaman di bidangnya, agar Bunda dan si kecil bahagia menjalani proses menyusui.
Selamat mengASIhi dengan cinta dan bahagia, ya, Bunda. Semoga informasi seputar menjaga produksi dan kualitas ASI tetap baik ini bisa membantu Bunda dalam mengASIhi buah hati tercinta.
Baca juga:
Ketahui Penyebab Ngidam Ibu Hamil Secara Medis dan Cara Menyiasatinya
7 Potret Baby Bump Louise Anastasya, Hamil Pertama di Usia 38 Tahun
Pengin Jadi Ojol hingga Makan Es Keliling, Ini 10 Ngidam Teraneh di Dunia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.